Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6979 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kepala Berhubungan Dengan Perubahan Pola Tidur
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan jaringan di kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri kepala
2. Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif
3. Pasien menunjukkan pola tidur yang memadai
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Tidur
Penjelasan:
Pasien yang datang dengan keluhan sakit kepala kemungkinan besar memiliki diagnosis keperawatan "Nyeri Kepala Berhubungan Dengan Perubahan Pola Tidur". Hal ini dikarenakan perubahan pola tidur dapat memengaruhi persepsi dan reaksi terhadap nyeri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri (misalnya pemberian analgesik), terapi relaksasi (misalnya teknik pernapasan dalam), dan terapi tidur (misalnya pengaturan lingkungan tidur yang nyaman). Luaran yang diharapkan adalah pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri kepala, mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif, dan menunjukkan pola tidur yang memadai. -
Article No. 6980 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien perempuan, usia 73 tahun, yang mengkonsumsi obat-obatan merlopam dan resperidone, sering mengalami halusinasi saat berbicara, serta kesulitan tidur, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pasien berisiko mengalami gangguan persepsi sensori berupa halusinasi, yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan seperti merlopam dan resperidone serta faktor usia lanjut.
2. Gangguan Pola Tidur
Pasien mengalami kesulitan dalam tidur, yang dapat diakibatkan oleh efek samping penggunaan obat-obatan serta kondisi usia lanjut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Untuk Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
a. Tujuan: Pasien tidak mengalami halusinasi selama perawatan.
b. Kriteria Hasil:
i. Pasien dapat mengenali realita dan lingkungan sekitar.
ii. Pasien tidak menunjukkan perilaku yang menunjukkan adanya halusinasi.
iii. Pasien dapat mempertahankan konsentrasi saat berbicara.
2. Untuk Gangguan Pola Tidur
a. Tujuan: Pasien dapat tidur dengan nyenyak selama perawatan.
b. Kriteria Hasil:
i. Pasien dapat memulai tidur dalam waktu 30 menit.
ii. Pasien dapat tidur selama 6-8 jam tanpa terbangun.
iii. Pasien merasa segar setelah bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
a. Monitoring Tanda-Tanda Vital
i. Mengukur tanda-tanda vital pasien secara teratur untuk mendeteksi adanya perubahan.
b. Terapi Lingkungan
i. Menciptakan lingkungan yang tenang dan menyenangkan untuk mengurangi kecemasan dan distraksi.
ii. Menyediakan pencahayaan yang cukup dan menghindari kebisingan.
c. Manajemen Farmakologis
i. Kolaborasi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
ii. Memantau efek samping dari penggunaan obat-obatan.
2. Untuk Gangguan Pola Tidur
a. Manajemen Lingkungan Tidur
i. Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang.
ii. Mengatur pencahayaan, suhu, dan suara untuk mendukung kualitas tidur pasien.
b. Terapi Relaksasi
i. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, imajinasi terpimpin, atau terapi musik.
ii. Membantu pasien untuk mempraktikkan teknik relaksasi sebelum tidur.
c. Edukasi Pasien dan Keluarga
i. Memberikan edukasi tentang pentingnya tidur yang cukup dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur.
ii. Melibatkan keluarga dalam mendukung pasien untuk mencapai pola tidur yang sehat.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan SDKI dipilih berdasarkan kondisi pasien yang mengalami halusinasi dan gangguan pola tidur. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi dipilih karena pasien sering mengalami halusinasi saat berbicara, yang dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dan faktor usia lanjut. Gangguan Pola Tidur dipilih karena pasien mengalami kesulitan dalam tidur, yang juga dapat dipengaruhi oleh efek samping penggunaan obat-obatan dan kondisi usia lanjut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Untuk Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi, tujuan yang diharapkan adalah pasien tidak mengalami halusinasi selama perawatan. Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali realita dan lingkungan sekitar, tidak menunjukkan perilaku yang menunjukkan adanya halusinasi, serta dapat mempertahankan konsentrasi saat berbicara.
Untuk Gangguan Pola Tidur, tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat tidur dengan nyenyak selama perawatan. Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat memulai tidur dalam waktu 30 menit, dapat tidur selama 6-8 jam tanpa terbangun, dan merasa segar setelah bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi, intervensi yang diperlukan adalah monitoring tanda-tanda vital, terapi lingkungan, dan manajemen farmakologis. Monitoring tanda-tanda vital dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan. Terapi lingkungan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan menyenangkan untuk mengurangi kecemasan dan distraksi. Manajemen farmakologis dilakukan melalui kolaborasi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat-obatan dan memantau efek sampingnya.
Untuk Gangguan Pola Tidur, intervensi yang diperlukan adalah manajemen lingkungan tidur, terapi relaksasi, serta edukasi pasien dan keluarga. Manajemen lingkungan tidur bertujuan untuk menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang. Terapi relaksasi membantu pasien untuk mempraktikkan teknik relaksasi sebelum tidur. Edukasi pasien dan keluarga dilakukan untuk meningkatan pemahaman tentang pentingnya tidur yang cukup dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur. -
Article No. 6981 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur, sering berteriak, namun pernah mengalami trauma jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir: Halusinasi
2. Gangguan Pola Tidur
3. Risiko Cedera
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Proses Pikir: Halusinasi
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Persepsi sensori yang salah (halusinasi) dengan karakteristik utama pasien melaporkan melihat, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuh sesuatu yang tidak ada.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengenali halusinasi dan menggunakan strategi untuk mengatasi halusinasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen halusinasi, terapi realitas, dan psikoedukasi.
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah, kualitas, atau pola tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari dengan karakteristik utama pasien melaporkan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Manajemen aktivitas, terapi relaksasi, dan psikoedukasi.
3. Risiko Cedera
- SDKI: Kerentanan untuk mengalami cedera fisik akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya dengan karakteristik utama riwayat jatuh.
- SLKI: Pasien bebas dari cedera.
- SIKI: Pencegahan jatuh, manajemen lingkungan, dan terapi aktivitas.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan sebagai panduan bagi perawat dalam praktik keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 6982 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur, sering berteriak, namun pernah mengalami trauma jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Halusinasi: Persepsi sensori yang muncul tanpa stimulasi eksternal yang disebabkan oleh efek samping obat (merlopam dan risperidon) dan riwayat trauma jatuh. Hal ini ditandai dengan pasien sesekali berbicara sendiri dan sering berteriak.
2. Insomnia: Kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang disebabkan oleh efek samping obat (merlopam dan risperidon) dan riwayat trauma jatuh. Hal ini ditandai dengan pasien sering mengalami kesulitan untuk tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Halusinasi:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Pasien dapat melaporkan berkurangnya atau tidak adanya halusinasi
c. Pasien dapat mengenali realitas dan membedakan antara halusinasi dan realitas
d. Pasien dapat menerapkan teknik mengatasi halusinasi secara efektif
2. Insomnia:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Pasien dapat melaporkan peningkatan kualitas dan kuantitas tidur
c. Pasien dapat menerapkan teknik relaksasi untuk membantu tidur
d. Pasien dapat mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang memperburuk insomnia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Halusinasi:
a. Evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi halusinasi (efek samping obat, riwayat trauma jatuh)
b. Pantau tanda-tanda vital, terutama tanda-tanda vital yang dapat dipengaruhi oleh efek samping obat
c. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman untuk mengurangi stimulus yang dapat memicu halusinasi
d. Ajarkan teknik manajemen halusinasi, seperti mengalihkan perhatian, menggunakan realitas orientasi, dan meningkatkan konsentrasi
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, terapis okupasi, dll.) untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan pengobatan
2. Insomnia:
a. Evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi insomnia (efek samping obat, riwayat trauma jatuh)
b. Pantau tanda-tanda vital, terutama tanda-tanda vital yang dapat dipengaruhi oleh efek samping obat
c. Ajarkan teknik relaksasi, seperti terapi musik, aromaterapi, atau teknik pernapasan
d. Berikan edukasi terkait pola tidur yang baik, seperti mempertahankan rutinitas tidur, menghindari stimulasi sebelum tidur, dan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, terapis okupasi, dll.) untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan pengobatan
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien untuk mengatasi masalah halusinasi dan insomnia yang dialami oleh pasien. -
Article No. 6983 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur, sering berteriak, namun pernah mengalami trauma jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Halusinasi perceptual
2. Gangguan pola tidur
3. Perilaku kekerasan terarah
Penjelasan Singkat:
1. Halusinasi Perceptual
- SDKI: Halusinasi adalah persepsi sensori yang terjadi tanpa stimulus eksternal yang sesuai.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi faktor predisposisi, memantau tanda dan gejala, serta memberikan terapi anti-halusinasi.
- SIKI: Tindakan perawat yang dapat dilakukan adalah asesmen, manajemen halusinasi, dan edukasi pasien dan keluarga.
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab gangguan tidur, memfasilitasi lingkungan yang nyaman untuk tidur, dan memberikan terapi non-farmakologis.
- SIKI: Tindakan perawat yang dapat dilakukan adalah asesmen, manajemen tidur, dan edukasi pasien dan keluarga.
3. Perilaku Kekerasan Terarah
- SDKI: Perilaku kekerasan terarah adalah perilaku agresif yang ditujukan kepada orang lain atau lingkungan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan yang aman, memantau tanda-tanda peningkatan agresivitas, dan melakukan manajemen perilaku.
- SIKI: Tindakan perawat yang dapat dilakukan adalah asesmen, manajemen perilaku, dan edukasi pasien dan keluarga.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 6984 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur, namun pernah mengalami trauma jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Perilaku Kekerasan
- Penjelasan: Pasien menunjukkan gejala halusinasi saat berbicara, yang dapat meningkatkan risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain.
2. Gangguan Pola Tidur
- Penjelasan: Pasien mengalami kesulitan dalam tidur, yang dapat berdampak pada kesejahteraan fisik dan mental.
3. Risiko Jatuh
- Penjelasan: Pasien pernah mengalami trauma jatuh, yang meningkatkan risiko jatuh kembali di masa depan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Resiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Karakteristik
- SLKI: Tidak Terjadi Perilaku Kekerasan, Kemampuan Mengontrol Perilaku Kekerasan
- SIKI: Manajemen Perilaku, Terapi Aktivitas Kelompok, Terapi Kognitif
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Karakteristik
- SLKI: Tidur yang Adekuat, Tingkat Kelelahan Minimal
- SIKI: Manajemen Tidur, Relaksasi, Terapi Aktivitas Kelompok
3. Risiko Jatuh
- SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Karakteristik
- SLKI: Tidak Terjadi Jatuh, Kemampuan Beraktivitas Sehari-hari Meningkat
- SIKI: Pencegahan Jatuh, Manajemen Lingkungan, Terapi Aktivitas
Sebagai perawat, saya akan menerapkan pendekatan holistik dalam menangani kondisi pasien ini, dengan mempertimbangkan aspek fisik, mental, emosional, dan lingkungan. Tujuan utama adalah meningkatkan kualitas hidup pasien, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi pemulihan yang optimal. -
Article No. 6985 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur, namun pernah mengalami trauma jatuh dan fraktur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir: Halusinasi
2. Gangguan Pola Tidur
3. Risiko Jatuh
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Proses Pikir: Halusinasi
- SDKI: Halusinasi adalah persepsi sensori palsu yang tidak sesuai dengan realita.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemberian Terapi Halusinasi, Manajemen Lingkungan, serta Terapi Kognitif.
- SIKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mengenali dan mengatasi halusinasi, serta meningkatkan kemampuan beradaptasi.
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah perubahan dalam kuantitas, kualitas, atau pola tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Tidur, Terapi Relaksasi, dan Edukasi Kesehatan.
- SIKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat dan terpenuhi.
3. Risiko Jatuh
- SDKI: Risiko Jatuh adalah kerentanan terhadap terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pencegahan Jatuh, Manajemen Lingkungan, dan Terapi Aktivitas.
- SIKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mencegah terjadinya jatuh dan cedera akibat jatuh.
Secara keseluruhan, penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk menangani kondisi pasien ini dengan lebih efektif. -
Article No. 6986 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien terintubasi dengan ventilator mode bilevel, spo2 99% suction rutin,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z99.12
- Deskripsi: Dependensi pada ventilator
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.70
- Deskripsi: Ventilasi mekanik, tidak dispesifikasi lebih lanjut
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 Z99.12 (Dependensi pada ventilator) digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang bergantung pada ventilator untuk mempertahankan fungsi pernapasannya. Ini mencakup pasien yang terintubasi dan menggunakan ventilator mode bilevel.
2. Kode ICD-9-CM 96.70 (Ventilasi mekanik, tidak dispesifikasi lebih lanjut) digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan pemberian ventilasi mekanis pada pasien, termasuk penggunaan ventilator mode bilevel. Kode ini tidak spesifik mengenai jenis ventilasi yang digunakan, hanya mencakup secara umum ventilasi mekanis.
Dalam kasus ini, pasien terintubasi dengan ventilator mode bilevel dan memiliki saturasi oksigen (SpO2) sebesar 99%, serta mendapatkan tindakan suction rutin. Kode ICD-10 Z99.12 dan kode ICD-9-CM 96.70 dapat digunakan untuk mengkodekan kondisi dan tindakan medis yang diberikan pada pasien tersebut. -
Article No. 6987 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien terintubasi dengan ventilator mode bilevel, spo2 99% suction rutin,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di tingkat alveolar-kapiler.
- Penyebab: Disfungsi pada sistem pernapasan, seperti intubasi dan ventilator.
- Tanda dan Gejala: Hipoksemia, hiperkapnea, perubahan frekuensi napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 00030
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di tingkat alveolar-kapiler.
- Karakteristik Utama: Hiperkapnea, hipoksemia, perubahan frekuensi napas.
- Faktor Terkait: Intubasi, ventilator.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 0401
- Judul Luaran: Status Pernapasan: Ventilasi
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- Indikator: Frekuensi napas, kedalaman napas, pola napas, oksigenasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 6760
- Judul Intervensi: Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan dan memfasilitasi aliran udara yang adekuat.
- Aktivitas: Memantau ventilasi, melakukan suction, mengatur mode dan parameter ventilator.
Dengan pasien terintubasi dan menggunakan ventilator mode bilevel, serta suction rutin, perawat dapat memantau status pernapasan pasien, memastikan oksigenasi yang adekuat, serta melakukan manajemen jalan napas yang sesuai untuk mempertahankan pertukaran gas yang optimal. -
Article No. 6988 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien terintubasi dengan ventilator mode bilevel, spo2 99% suction rutin, kalium natrium tidak normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan intubasi dan ventilasi mekanik.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakseimbangan antara oksigen yang diperoleh dan yang dibutuhkan oleh tubuh.
- Faktor yang berhubungan: Intubasi dan ventilasi mekanik.
- Gejala dan tanda: Saturasi oksigen (SpO2) tidak normal, adanya perubahan pada hasil gas darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pertukaran gas yang efektif, dengan parameter seperti SpO2 dalam rentang normal dan hasil gas darah yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan status oksigenasi, pengaturan ventilator, suction rutin, serta manajemen cairan dan elektrolit.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, pasien terintubasi dengan ventilator mode bilevel, SpO2 99%, dan adanya kelainan elektrolit (kalium dan natrium tidak normal), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan intubasi dan ventilasi mekanik".