Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6969 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien perempuan, usia 73 tahun, dengan post fraktur humerus proksimal, closed di lengan atas dan nyeri pinggang post jatuh VAS nyeri 7-8 hasil rontgen di area lumbosacral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu.
- Penyebab: Cedera fisik (fraktur humerus proksimal), masalah muskuloskeletal (nyeri pinggang post jatuh).
b. Mobilitas Fisik Terganggu
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan terkontrol dari satu titik ke titik lain.
- Penyebab: Pembatasan pergerakan akibat cedera fisik (fraktur humerus proksimal).
2. Luaran Keperawatan (SLKI):
a. Pengendalian Nyeri
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol rasa nyeri.
- Indikator: Mampu menggunakan teknik manajemen nyeri, mampu mengenal tanda-tanda nyeri, mampu melaporkan nyeri dengan akurat.
b. Mobilitas
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak dengan bebas dan mudah.
- Indikator: Mampu melakukan pergerakan yang diinginkan, mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, mampu melakukan pergerakan yang efektif.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri yang dialami individu.
- Aktivitas: Melakukan pengkajian nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik pengendalian nyeri (relaksasi, distraksi, terapi dingin/panas).
b. Peningkatan Mobilitas
- Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam bergerak.
- Aktivitas: Melakukan pengkajian mobilitas, mengatur posisi tubuh yang nyaman, memfasilitasi latihan rentang gerak dan transfer.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien, termasuk usia, jenis kelamin, dan tingkat kesadaran atau kemampuan kognitif (tone = akademis, persona = pakar). Perawat juga harus melakukan pengkajian komprehensif, melibatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan asuhan, serta mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan. -
Article No. 6970 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien perempuan, usia 73 tahun, dengan post fraktur humerus proksimal, closed di lengan atas dan nyeri pinggang post jatuh VAS nyeri 7-8 hasil rontgen di area lumbosacral
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Pasien mengalami nyeri pinggang dengan intensitas 7-8 pada skala VAS akibat jatuh. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
2. Mobilitas Fisik Terganggu
Pasien mengalami fraktur humerus proksimal yang menyebabkan keterbatasan mobilitas di lengan atas. Mobilitas Fisik Terganggu adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik independen yang disengaja dan bermakna menuju suatu tujuan, yang diindikasikan dengan keterbatasan rentang gerak, koordinasi, atau kekuatan otot.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
Diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien dapat mengelola nyeri pinggang sehingga intensitas nyeri berkurang menjadi VAS 3-4.
2. Mobilitas Fisik Meningkat
Diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik di lengan atas sesuai dengan kondisi fraktur yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik yang sesuai.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri pasien.
2. Peningkatan Mobilitas
a. Lakukan pengkajian fungsi muskuloskeletal dan mobilitas pasien.
b. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
c. Ajarkan pasien dan keluarga teknik latihan range of motion dan latihan penguatan otot.
d. Motivasi pasien untuk aktif berpartisipasi dalam latihan dan aktivitas sehari-hari.
e. Evaluasi kemajuan mobilitas pasien secara berkala.
Diharapkan dengan intervensi keperawatan yang diberikan, pasien dapat mengatasi nyeri pinggang dan meningkatkan mobilitas fisik di lengan atas sesuai dengan tujuan luaran yang telah ditetapkan. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. -
Article No. 6971 | 25 Nov 2024
Klinis : Klien enggan makan dan berat badan turun 3 kilo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu klien enggan makan dan berat badan turun 3 kilo, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, maka dapat ditentukan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intake nutrisi tidak adekuat
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Penurunan asupan makanan dan/atau cairan yang mengakibatkan berat badan turun.
- SLKI: Klien menunjukkan berat badan yang sesuai dengan usia dan tinggi badan, mengonsumsi makanan dan cairan yang sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien dalam meningkatkan asupan makanan dan cairan sesuai kebutuhan.
Tujuan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Memantau status gizi klien (seperti berat badan, LILA, dll.)
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan makanan dan cairan klien
- Memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
- Membuat rencana makanan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan klien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan dan memantau intervensi nutrisi yang tepat
Dengan pendekatan yang akademis dan persona pakar/perawat, diharapkan klien dapat termotivasi untuk meningkatkan asupan nutrisinya sehingga dapat mencapai status gizi yang optimal. -
Article No. 6972 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan muncul bintik-bintik kemerahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat dengan persona pakar, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan munculnya bintik-bintik kemerahan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Faktor yang berkontribusi: Infeksi.
Gejala yang ditunjukkan: Demam, bintik-bintik kemerahan.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Faktor yang berkontribusi: Infeksi pada saluran pernapasan.
Gejala yang ditunjukkan: Batuk, pilek.
3. Risiko Infeksi (SDKI)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor yang berkontribusi: Paparan terhadap patogen.
Gejala yang ditunjukkan: Demam, bintik-bintik kemerahan, batuk, pilek.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Bersihan jalan napas efektif
3. Bebas infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Pantau suhu tubuh
- Berikan terapi antipiretik sesuai indikasi
- Berikan kompres hangat/dingin
2. Manajemen Bersihan Jalan Napas
- Auskultasi bunyi napas
- Berikan humidifier atau terapi oksigen
- Anjurkan batuk efektif dan bernapas dalam
3. Pencegahan Infeksi
- Kaji faktor risiko infeksi
- Berikan edukasi tentang pencegahan penularan infeksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi
Perawatan yang diberikan akan berfokus pada pengendalian hipertermia, mempertahankan bersihan jalan napas, serta pencegahan dan penanganan infeksi. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kondisi pasien ke status kesehatan yang optimal. -
Article No. 6973 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan muncul bintik-bintik kemerahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menyimak gejala yang Anda sampaikan, yaitu demam, batuk, pilek, dan muncul bintik-bintik kemerahan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Infeksi. Hal ini dikarenakan pasien menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti demam, batuk, pilek, dan munculnya bintik-bintik kemerahan pada kulit.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan Risiko Infeksi adalah tidak terjadi infeksi, tanda-tanda infeksi menurun, dan tidak ada komplikasi yang timbul akibat infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Infeksi adalah:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status infeksi.
2. Manajemen demam, batuk, dan pilek.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan penularan infeksi.
4. Perawatan luka atau bintik-bintik kulit.
5. Pemberian obat-obatan sesuai instruksi dokter.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola kondisi pasien dengan Risiko Infeksi secara efektif. -
Article No. 6974 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan telinga kanan bedengung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu didefinisikan sebagai gangguan dalam kemampuan untuk menerima, menginterpretasi, dan merespon stimulus auditori.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali dan melaporkan perbaikan pada fungsi pendengaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Telinga
2. Terapi Sensori Perseptual: Pendengaran
3. Edukasi Kesehatan
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan singkat di atas dapat disampaikan dengan bahasa yang informatif, rinci, dan professional untuk membantu pasien memahami kondisi dan penanganannya. -
Article No. 6975 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang terasa seperti diremas, disertai sesak napas dan keringat dingin. Pak Budi memiliki riwayat hipertensi dan pernah mengalami serangan jantung ringan 5 tahun lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, ditandai dengan keluhan nyeri dada yang terasa seperti diremas.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, ditandai dengan sesak napas.
3. Risiko hipervolemia berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, ditandai dengan keringat dingin.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman standar yang digunakan oleh perawat dalam menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang diperoleh dari pasien. Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut, Ketidakefektifan pola napas, dan Risiko hipervolemia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah pedoman standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Misalnya, untuk diagnosis Nyeri akut, outcome yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, pasien dapat mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif, dan pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan. Contoh intervensi untuk diagnosis Nyeri akut adalah pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri.
Dengan menggunakan kerangka SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 6976 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam natuk pilek dan tenggorokkan sakit sejak 3 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan termoregulasi.
Gejala: Demam, kulit hangat, menggigil.
2. Nyeri Tenggorokan
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan adanya potensi atau aktual kerusakan pada sistem integumen di daerah tenggorokan.
Penyebab: Infeksi, peradangan.
Gejala: Rasa sakit atau tidak nyaman saat menelan, nyeri saat berbicara.
3. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab: Infeksi saluran pernapasan, iritasi.
Gejala: Napas cepat, dangkal, mengi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan panduan diagnosa keperawatan yang digunakan perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah panduan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan standar ini memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasien secara komprehensif. -
Article No. 6977 | 25 Nov 2024
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermia:
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi SDKI:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Faktor Risiko SDKI:
1. Lingkungan panas
2. Aktivitas fisik berlebih
3. Dehidrasi
4. Infeksi
5. Gangguan neurologis
6. Gangguan endokrin
Gejala SDKI:
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Kulit merah dan panas
3. Sakit kepala
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Bingung
7. Nyeri otot
Luaran SLKI:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Kulit dalam kondisi normal
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi
5. Fungsi neurologis normal
6. Fungsi endokrin normal
Intervensi SIKI:
1. Monitoring suhu tubuh
2. Manajemen lingkungan
3. Manajemen aktivitas
4. Manajemen cairan
5. Manajemen infeksi
6. Manajemen neurologis
7. Manajemen endokrin
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, melakukan intervensi yang sesuai, dan memantau respon pasien secara ketat untuk memastikan kondisi hipertermia dapat diatasi dengan efektif. -
Article No. 6978 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam dan sakit tenggorokan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, disertai perubahan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal, kulit terasa hangat dan kering, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, serta pasien dapat beristirahat yang cukup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain mengobservasi tanda-tanda vital, memantau suhu tubuh, mengatur suhu lingkungan, memberikan kompres hangat/dingin, serta memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi pasien.
2. Nyeri tenggorokan berhubungan dengan proses inflamasi.
Penjelasan:
SDKI:
Nyeri tenggorokan adalah rasa tidak nyaman atau sakit di daerah tenggorokan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
SLKI:
Luaran yang diharapkan adalah pasien akan melaporkan nyeri tenggorokan berkurang, dapat menelan makanan dan minuman dengan lebih mudah, serta dapat beraktivitas sehari-hari tanpa terganggu.
SIKI:
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain menilai karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik manajemen nyeri, serta memberikan terapi penghangat pada area tenggorokan.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan keluhan demam dan sakit tenggorokan.