Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7123 | 26 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki gejala yang mengarah pada diagnosis tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan sputum untuk bakteri tuberkulosis
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 "Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif" sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan radiologis.
- Kode ICD-9-CM 87.44 "Pemeriksaan sputum untuk bakteri tuberkulosis" dapat digunakan untuk prosedur pengambilan dan pemeriksaan sputum pasien, yang merupakan salah satu langkah penting dalam penegakan diagnosis tuberkulosis paru.
Dalam praktik klinis, diagnosis tuberkulosis paru juga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan radiologis, bakteriologis (pemeriksaan sputum), dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk memastikan diagnosis dan rencana tatalaksana yang tepat bagi pasien. -
Article No. 7124 | 26 Nov 2024
Klinis : Aritresia ani diagnosa keperawatan nya apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya jelaskan secara rinci dan terperinci mengenai kondisi atresia ani dari perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi atresia ani adalah Gangguan eliminasi urin dan feses. Atresia ani adalah kelainan kongenital di mana terdapat tidak adanya lubang anus atau saluran pencernaan bagian bawah tidak terbentuk dengan sempurna. Hal ini menyebabkan gangguan dalam eliminasi urin dan feses, yang perlu ditangani melalui asuhan keperawatan yang tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan, pasien dengan atresia ani diharapkan dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fungsi eliminasi: Pasien dapat mempertahankan fungsi eliminasi urin dan feses yang adekuat sesuai kebutuhan.
2. Pengendalian gejala: Pasien dapat mengendalikan gejala-gejala yang timbul akibat atresia ani, seperti konstipasi, impaksi feses, dan inkontinensia.
3. Integritas kulit perianal: Pasien dapat mempertahankan integritas kulit di area perianal.
4. Kenyamanan: Pasien dapat merasakan kenyamanan dalam proses eliminasi.
5. Kemandirian: Pasien dapat mandiri dalam melakukan aktivitas eliminasi sesuai kemampuannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen eliminasi:
a. Lakukan pemantauan eliminasi urin dan feses secara rutin.
b. Berikan edukasi tentang pentingnya eliminasi yang adekuat.
c. Ajarkan teknik latihan otot dasar panggul untuk meningkatkan fungsi eliminasi.
d. Berikan intervensi untuk mengatasi masalah eliminasi, seperti pemberian laksatif atau enema jika diperlukan.
2. Perawatan kulit perianal:
a. Lakukan perawatan kulit perianal secara rutin untuk menjaga kebersihan dan integritas kulit.
b. Berikan pelembab atau krim barrier untuk mencegah iritasi kulit.
c. Pantau tanda-tanda infeksi atau kerusakan kulit dan berikan intervensi yang tepat.
3. Manajemen kenyamanan:
a. Berikan analgesik atau obat penghilang rasa sakit jika pasien mengalami nyeri saat eliminasi.
b. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang saat proses eliminasi.
c. Berikan dukungan psikologis dan emosional untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
4. Peningkatan kemandirian:
a. Ajarkan teknik eliminasi yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
b. Berikan edukasi dan latihan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas eliminasi secara mandiri.
c. Kolaborasi dengan tim multidisiplin (misalnya fisioterapis) untuk membantu meningkatkan kemandirian pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terencana dengan baik, diharapkan pasien dengan atresia ani dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan memperoleh peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 7125 | 26 Nov 2024
Klinis : Ny. Luna, 29 tahun, G1P0A0, datang ke igd bersalin jam 08.00. Hasil pengkajian: HPL 4 September 2024. Vital sign dalam batas normal, kontraksi 4x/10 menit, lamanya 20 detik, pembukaan 6 cm, presentasi kepala, uuk kiri depan, ketuban sudah pecah jam 03.00 wib. Ibu tampak meringis kesakitan saat kontraksi timbul, terlihat sesekali mengedan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. Luna.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Persalinan (Pain related to uterine contractions as evidenced by patient's facial expressions, moaning, and bearing down efforts)
2. Risiko Perdarahan (Risk for Bleeding related to uterine atony, cervical laceration, or perineal trauma)
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Persalinan: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kontraksi uterus selama proses persalinan.
2. Risiko Perdarahan: Keadaan dimana individu rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari saluran genital selama atau setelah proses persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Persalinan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, tidak ada tanda-tanda komplikasi, dan mampu beradaptasi dengan nyeri.
2. Risiko Perdarahan: Pasien tidak mengalami perdarahan yang berlebihan, tanda-tanda vital stabil, dan tidak ada tanda-tanda komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Persalinan: Manajemen nyeri, teknik relaksasi, terapi komplementer, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Risiko Perdarahan: Pemantauan tanda-tanda vital dan perdarahan, manajemen uterus, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Diharapkan dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk membantu Ny. Luna selama proses persalinan. -
Article No. 7126 | 26 Nov 2024
Klinis : Ny. Luna, 29 tahun, G1P0A0, datang ke igd bersalin jam 08.00. Hasil pengkajian: HPL 4 September 2024. Vital sign dalam batas normal, kontraksi 4x/10 menit, lamanya 20 detik, pembukaan 6 cm, presentasi kepala, uuk kiri depan, ketuban sudah pecah jam 03.00 wib. Ibu tampak meringis kesakitan saat kontraksi timbul, terlihat sesekali mengedan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diidentifikasi diagnosis dan prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O60.1
- Deskripsi: Persalinan spontan, onset persalinan prematur
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 73.1
- Deskripsi: Pemecahan selaput ketuban
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O60.1 (Persalinan spontan, onset persalinan prematur) dipilih karena pasien (Ny. Luna) datang ke IGD bersalin pada usia kehamilan 38 minggu (HPL 4 September 2024), yang termasuk dalam kategori persalinan prematur.
2. Kode ICD-9-CM 73.1 (Pemecahan selaput ketuban) digunakan karena pasien telah mengalami pecah ketuban sebelum datang ke IGD, yaitu jam 03.00 WIB.
Perlu diperhatikan bahwa dalam kasus ini tidak ditemukan adanya prosedur/tindakan medis lain yang perlu dikodekan berdasarkan informasi yang diberikan. -
Article No. 7127 | 26 Nov 2024
Klinis : Ny. Luna, 29 tahun, G1P0A0, datang ke igd bersalin jam 08.00. Hasil pengkajian: HPL 4 September 2024. Vital sign dalam batas normal, kontraksi 4x/10 menit, lamanya 20 detik, pembukaan 6 cm, presentasi kepala, uuk kiri depan, ketuban sudah pecah jam 03.00 wib. Ibu tampak meringis kesakitan saat kontraksi timbul, terlihat sesekali mengedan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. Luna.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Persalinan (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan tekanan pada panggul selama proses persalinan.
Faktor yang Berhubungan: Kontraksi uterus, dilatasi serviks, tekanan pada panggul.
Gejala dan Tanda: Ny. Luna tampak meringis kesakitan saat kontraksi timbul.
2. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Uterus (SDKI)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke uterus yang dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke janin.
Faktor yang Berhubungan: Ketuban pecah dini (03.00 WIB), pembukaan serviks 6 cm.
Gejala dan Tanda: Kontraksi 4x/10 menit, lamanya 20 detik, presentasi kepala, uuk kiri depan.
3. Risiko Ketidakefektifan Proses Persalinan (SDKI)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan atau penghambatan kemajuan proses persalinan.
Faktor yang Berhubungan: Ketuban pecah dini (03.00 WIB), pembukaan serviks 6 cm, Ny. Luna tampak sesekali mengedan.
Gejala dan Tanda: Kontraksi 4x/10 menit, lamanya 20 detik, presentasi kepala, uuk kiri depan.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang dialami oleh pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini bertujuan untuk menjamin kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 7128 | 26 Nov 2024
Klinis : Ny. Luna, 29 tahun, G1P0A0, datang ke igd bersalin jam 08.00. Hasil pengkajian: HPL 4 September 2024. Vital sign dalam batas normal, kontraksi 4x/10 menit, lamanya 20 detik, pembukaan 6 cm, presentasi kepala, uuk kiri depan, ketuban sudah pecah jam 03.00 wib. Ibu tampak meringis kesakitan saat kontraksi timbul, terlihat sesekali mengedan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. Luna, 29 tahun, G1P0A0 yang datang ke IGD bersalin.
Berdasarkan data pengkajian yang Anda berikan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan, ditandai dengan ibu tampak meringis kesakitan saat kontraksi timbul.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri berkurang, menunjukkan tanda-tanda nyeri berkurang, dan mampu mengendalikan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nyeri, pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan dukungan emosional.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan rasa nyeri, ditandai dengan ibu tampak sesekali mengedan.
Penjelasan singkat:
SDKI: Ketidakefektifan pola napas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI: Pasien menunjukkan pola napas efektif, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan, dan mampu melakukan napas dalam.
SIKI: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, latihan pernapasan, dan kolaborasi pemberian oksigen.
Diagnosa keperawatan ini dapat menjadi dasar bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berdasarkan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 7129 | 26 Nov 2024
Klinis : Ny. Luna, 29 tahun, G1P0A0, datang ke igd bersalin jam 08.00. Hasil pengkajian: HPL 4 September 2024. Vital sign dalam batas normal, kontraksi 4x/10 menit, lamanya 20 detik, pembukaan 6 cm, presentasi kepala, uuk kiri depan, ketuban sudah pecah jam 03.00 wib. Ibu tampak meringis kesakitan saat kontraksi timbul, terlihat sesekali mengedan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Bersalin
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin selama proses persalinan.
- Penyebab: Kontraksi uterus, dilatasi serviks, penurunan janin.
- Tanda dan Gejala: Klien mengeluhkan nyeri, mengerang, meringis, gelisah, tekanan darah meningkat, nadi cepat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan individu untuk menggunakan teknik-teknik yang dapat mengurangi nyeri.
- Kriteria Hasil:
a. Mengidentifikasi faktor penyebab nyeri.
b. Menggunakan teknik farmakologi dan nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
c. Melaporkan penurunan nyeri.
d. Mengevaluasi efektivitas penanganan nyeri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu klien mengurangi nyeri yang dialami.
- Tindakan Keperawatan:
a. Kaji tipe, karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri.
b. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian analgetik sesuai indikasi.
e. Evaluasi efektivitas tindakan dalam mengurangi nyeri.
f. Dokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan kondisi Ny. Luna, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Bersalin". Ny. Luna mengeluhkan nyeri yang timbul saat kontraksi, ditandai dengan meringis kesakitan. Tujuan asuhan keperawatan adalah agar Ny. Luna dapat mengontrol nyeri yang dirasakan, sehingga intervensi yang diberikan adalah Manajemen Nyeri. Pada intervensi ini, perawat akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, mengajarkan teknik nonfarmakologi, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian analgetik jika diperlukan. Evaluasi efektivitas tindakan dalam mengurangi nyeri juga dilakukan. Dokumentasi asuhan keperawatan yang diberikan penting untuk memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 7130 | 26 Nov 2024
Klinis : 1. Masalah Ginekologi Ny.N.R mengatakan tidak pernah menderita penyakit-penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi. Ny. N.R mengatakan menstruasi pertama umur 12 tahun saat kelas 6 SD. Klien mengatakan siklus menstruasi teratur setiap 28 hari sekali dalam sebulan. Lama menstruasi klien berkisar 5-6 hari dengan warna merah gelap, tidak ada gumpalan. Klien mengganti pembalut 3-4x dalam sehari. Ny.N.R mengatakan biasanya di hari pertama menstruasi dirinya mengalami nyeri perut itu pun kadang-kadang. 2. Riwayat KB Ny. N.R mengatakan belum pernah mengikuti program KB sejak kehamilan pertama (abortus) sampai kehamilan sekarang ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan:
1. Masalah Ginekologi:
Diagnosa Keperawatan: Pola Menstruasi Tidak Efektif
Definisi (SDKI): Pola menstruasi yang tidak sesuai dengan normal.
Karakteristik Definisi (SDKI):
- Perubahan siklus menstruasi
- Perubahan durasi menstruasi
- Perubahan jumlah atau warna darah menstruasi
- Nyeri saat menstruasi
Tujuan (SLKI): Klien menunjukkan pola menstruasi yang efektif.
Intervensi (SIKI):
- Kaji pola menstruasi klien
- Identifikasi faktor risiko yang dapat menyebabkan pola menstruasi tidak efektif
- Berikan informasi tentang pola menstruasi normal
- Ajarkan teknik mengatasi nyeri menstruasi
2. Riwayat KB:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Kehamilan Tidak Diinginkan
Definisi (SDKI): Kondisi di mana individu/pasangan berisiko mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Karakteristik Definisi (SDKI):
- Belum pernah menggunakan kontrasepsi
- Tidak memiliki rencana untuk melakukan kontrasepsi
- Aktif secara seksual tanpa menggunakan kontrasepsi
Tujuan (SLKI): Klien menunjukkan perilaku pencegahan kehamilan tidak diinginkan.
Intervensi (SIKI):
- Kaji riwayat penggunaan kontrasepsi klien
- Identifikasi faktor risiko yang dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan
- Berikan informasi tentang metode kontrasepsi yang tersedia
- Dorong klien untuk memilih dan menggunakan metode kontrasepsi yang sesuai
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai, diharapkan dapat membantu Ny. N.R dalam mengatasi masalah ginekologi dan mencegah risiko kehamilan tidak diinginkan. -
Article No. 7131 | 26 Nov 2024
Klinis : Ds : Ny.E mengatakan mudah merasa lelah saat beraktivita, tenaganya berkurang dari biasanya saat sebelum hamil Ny.R juga mengatkan masih merasa lelah meskipun terkadang sudah beristirahat Do : TD : 100/80 mmHg Nadi : 92x/menit Pernafasan : 20x/menit Suhu : 36,7 ⁰C Hb : 10,1 gr/dL Konjungtiva anemis Mukosa bibir kering Klien tampak lesu dan pucat Akral teraba dingin Crt >2 dtk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (Ds) dan data objektif (Do) yang diberikan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (Fatigue) berhubungan dengan anemia
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelelahan (Fatigue) adalah sensasi subjektif yang tidak menyenangkan akan kurangnya energi dan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang diinginkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Energi
2. Manajemen Kelelahan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kelelahan
- Identifikasi faktor penyebab kelelahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk mengatasi penyebab kelelahan (misal: pemberian suplemen besi)
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengobatan anemia
2. Edukasi Kesehatan
- Edukasi mengenai gejala, penyebab, dan penanganan kelelahan
- Edukasi mengenai pentingnya asupan nutrisi yang seimbang
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat diagnosa keperawatan di atas dapat disampaikan kepada klien atau keluarga untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai kondisi klien dan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. -
Article No. 7132 | 26 Nov 2024
Klinis : Ny.N.R mengatakan tidak pernah menderita penyakit-penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi. Ny. N.R mengatakan menstruasi pertama umur 12 tahun saat kelas 6 SD. Klien mengatakan siklus menstruasi teratur setiap 28 hari sekali dalam sebulan. Lama menstruasi klien berkisar 5-6 hari dengan warna merah gelap, tidak ada gumpalan. Klien mengganti pembalut 3-4x dalam sehari. Ny.N.R mengatakan biasanya di hari pertama menstruasi dirinya mengalami nyeri perut itu pun kadang-kadang. Ny. N.R mengatakan belum pernah mengikuti program KB sejak kehamilan pertama (abortus) sampai kehamilan sekarang ini 1. HPHT : 9 Agustus 2024 2. Taksiran Partus : 19 Mei 2025 3. BB Sebelum Hamil : 77 Kg 4. TD Sebelum Hamil : 120/80 mmHg Ds : Ny.E mengatakan mudah merasa lelah saat beraktivita, tenaganya berkurang dari biasanya saat sebelum hamil Ny.R juga mengatkan masih merasa lelah meskipun terkadang sudah beristirahat Do : TD : 100/80 mmHg Nadi : 92x/menit Pernafasan : 20x/menit Suhu : 36,7 ⁰C Hb : 10,1 gr/dL Konjungtiva anemis Mukosa bibir kering Klien tampak lesu dan pucat Akral teraba dingin Crt >2 dtk Ds : Ny.E mengatakan mengalami penurunan nafsu makan, malas mengkonsumsi sayur, lauk tidak bervariasi hanya mengkonsumsi telur dan ayam. Do : A : BB sebelum hamil 40 kg, BB saat ini : 49kg, TB : 162 cm, IMT : 18,7 B : Hb : 10,1 mg/dl C : mukosa bibir kering, tampak lemah, turgor kulit sedang D : makan nasi dan lauk pauk 3x per hari, porsi makan sedang, sering tidak habis Ds : Ny.E mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit anemia dalam kehamilan dan cara penangannya, Ny.E juga mengatakan sering lupa mengkonsumsi tablet Fe Do : Ny.E tidak paham saat ditanya terkait anemia Ny.E selalu bertanya apakah hb nya dapat normal kembali
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N92.0
- Deskripsi: Menstruasi berlebihan dan tidak teratur dengan siklus 28 hari
2. Kode ICD-9-CM Procedure (tidak ada tindakan medis yang dijelaskan):
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang sesuai.
Penjelasan:
Berdasarkan anamnesis, Ny. N.R memiliki siklus menstruasi yang teratur setiap 28 hari, dengan lama menstruasi 5-6 hari dan warna merah gelap tanpa adanya gumpalan. Klien juga mengatakan bahwa terkadang mengalami nyeri perut di hari pertama menstruasi. Tidak ada informasi mengenai riwayat penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi. Hal ini sesuai dengan kode ICD-10 N92.0 untuk menstruasi berlebihan dan tidak teratur dengan siklus 28 hari.
Terkait kondisi kehamilan, berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada tindakan medis yang dijelaskan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai.