Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7072 | 26 Nov 2024
Klinis : DS: - Klien mengatakan payudara bengkak, kemerahan dan nyeri saat ditekan. DO: - Tampak payudara kiri ada pembengkakan, kemerahan - Hasil Pemeriksaan USG yaitu: lesi hipoechoic berdinding tebal dengan internal echo di kuadran superolateral mamae kiri sekitar 1 cm dari papilla mamae di arah pukul 1 hingga 3 ukuran sekitar 1,7x3,7x3,7 cm, DD/ abses
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan secara rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi Terkait Adanya Lesi Hipoechoic di Payudara
Penjelasan:
Klien mengeluhkan payudara bengkak, kemerahan, dan nyeri saat ditekan. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan adanya lesi hipoechoic berdinding tebal dengan internal echo di kuadran superolateral mamae kiri. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada payudara klien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bebas Infeksi
Kriteria hasil:
a. Tanda-tanda inflamasi (bengkak, kemerahan, nyeri) berkurang
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, peningkatan jumlah leukosit, dll.)
c. Hasil kultur negatif
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
a. Lakukan pengkajian tanda dan gejala infeksi secara berkala
b. Identifikasi faktor risiko infeksi, seperti adanya lesi di payudara
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau tindakan drainase abses, jika diperlukan
d. Ajarkan klien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi serta pentingnya segera melaporkan jika terjadi
e. Pantau perkembangan lesi di payudara dan tanda-tanda infeksi secara teratur
2. Manajemen Nyeri
a. Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri yang dirasakan klien
b. Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti kompres hangat
d. Evaluasi efektivitas intervensi untuk mengatasi nyeri
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat bebas dari infeksi dan mencapai status kesehatan yang optimal. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 7073 | 26 Nov 2024
Klinis : DS: - Klien mengatakan payudara bengkak, kemerahan dan nyeri saat ditekan. DO: - Tampak payudara kiri ada pembengkakan, kemerahan - Hasil Pemeriksaan USG yaitu: lesi hipoechoic berdinding tebal dengan internal echo di kuadran superolateral mamae kiri sekitar 1 cm dari papilla mamae di arah pukul 1 hingga 3 ukuran sekitar 1,7x3,7x3,7 cm, DD/ abses
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan infeksi pada payudara
Penjelasan:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, klien mengalami pembengkakan, kemerahan, dan nyeri pada payudara kirinya. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan adanya lesi hipoechoic berdinding tebal dengan internal echo, yang mengarah pada diagnosis abses payudara. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan infeksi pada payudara.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerusakan pada lapisan epidermis dan/atau dermis.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas Kulit Membaik.
- Kriteria hasil: Tidak ada lesi pada kulit, Tidak ada tanda-tanda infeksi, Tidak ada bengkak dan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Perawatan Luka, Manajemen Infeksi, Manajemen Nyeri.
- Aktivitas keperawatan: Mengobservasi tanda-tanda infeksi, Mengompres hangat, Pemberian antibiotik, Manajemen analgesik, Edukasi perawatan payudara.
Persona: Sebagai perawat, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah integritas kulit pada payudara klien, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pemulihan. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang optimal. -
Article No. 7074 | 26 Nov 2024
Klinis : depresi pasien gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya jelaskan secara rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien gagal jantung dengan depresi.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi depresi pasien gagal jantung adalah "Risiko Depresi". Kondisi ini ditandai dengan adanya faktor risiko seperti diagnosa penyakit kronis (gagal jantung), ketidakberdayaan, ketidakpastian mengenai masa depan, dan perubahan peran/fungsi. Pasien mungkin menunjukkan gejala seperti sedih, putus asa, merasa tidak berguna, dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output SLKI:
1. Tingkat Depresi Terkontrol: Pasien mampu mengelola gejala depresi sehingga tingkat depresinya berada dalam batas normal.
2. Kemampuan Koping Efektif: Pasien mampu menggunakan strategi koping yang adaptif untuk mengatasi stres dan perubahan terkait penyakitnya.
3. Integritas Diri Positif: Pasien mempertahankan konsep diri yang positif dan harga diri yang baik meskipun mengalami penyakit kronis.
4. Partisipasi dalam Perawatan Kesehatan: Pasien terlibat secara aktif dalam perawatan kesehatan dan pengobatan untuk penyakitnya.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Depresi:
- Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap depresi pasien.
- Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental untuk memberikan terapi psikologis dan/atau farmakologi yang sesuai.
- Bantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif untuk mengelola gejala depresi.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien.
2. Peningkatan Harga Diri:
- Dorong pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan potensi dirinya.
- Bantu pasien menetapkan tujuan realistis dan dapat dicapai.
- Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya.
- Berikan umpan balik positif dan penghargaan atas upaya pasien.
3. Edukasi Kesehatan:
- Berikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit gagal jantung dan depresi.
- Jelaskan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan perubahan gaya hidup.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen stres dan relaksasi.
- Dorong pasien untuk aktif berpartisipasi dalam perawatan kesehatan.
4. Dukungan Emosional:
- Berikan empati, validasi perasaan, dan komunikasi terapeutik yang efektif.
- Libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan sosial.
- Fasilitasi pasien untuk mengekspresikan perasaan dan berbagi pengalamannya.
- Bantu pasien mengidentifikasi sumber-sumber dukungan yang ada.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif ini, diharapkan pasien gagal jantung dengan depresi dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu tingkat depresi yang terkontrol, kemampuan koping yang efektif, integritas diri yang positif, dan partisipasi aktif dalam perawatan kesehatan. -
Article No. 7075 | 26 Nov 2024
Klinis : Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur mohon DS dab DO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
"Gangguan Pola Tidur"
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI Standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan jumlah dan kualitas tidur yang diinginkan. Kondisi ini berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Pola Tidur adalah Pola Tidur Membaik, yang ditandai dengan peningkatan durasi dan kualitas tidur, serta penurunan frekuensi terbangun di malam hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Tidur: Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur, mengatur jadwal tidur, dan mengajarkan teknik relaksasi.
2. Terapi Kognitif: Membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pemikiran negatif yang mengganggu tidur.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi tentang pentingnya pola tidur yang sehat dan cara memperbaikinya.
Dengan pendekatan holistik dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan kondisi Gangguan Pola Tidur dapat ditangani secara efektif. -
Article No. 7076 | 26 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, adalah tuberkulosis paru. Kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, secara bakteriologis dan histologis terkonfirmasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 32.29
- Deskripsi: Prosedur diagnostik lainnya pada paru, tidak termasuk biopsi paru atau aspirasi paru.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru yang terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis. Kode ini sesuai dengan kondisi pasien yang menunjukkan gejala-gejala tuberkulosis paru.
- Kode ICD-9-CM 32.29 merupakan kode untuk prosedur diagnostik lainnya pada paru, tidak termasuk biopsi paru atau aspirasi paru. Ini mungkin mencakup pemeriksaan radiologi atau pemeriksaan fungsi paru yang dilakukan untuk mendiagnosis kondisi pasien.
Catatan: Kode ICD-9-CM digunakan untuk klasifikasi tindakan atau prosedur medis, sedangkan kode ICD-10 digunakan untuk klasifikasi diagnosis. Pemilihan kode yang tepat berdasarkan informasi yang diberikan dan sesuai dengan praktik medis yang berlaku. -
Article No. 7077 | 26 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Karakteristik Definisi: Batuk produktif, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Karakteristik Definisi: Kelelahan, penurunan nafsu makan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator:
- Batuk efektif
- Tidak ada suara napas bronkial
- Tidak ada sesak napas
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator:
- Mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebih
- Nafsu makan kembali normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Identifikasi pola napas dan karakteristik jalan napas
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu membersihkan jalan napas
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator dan mukolitik
2. Manajemen Energi
- Tingkatkan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien
Penjelasan:
Pada kasus ini, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis tuberkulosis paru, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Berdasarkan data tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Intoleransi Aktivitas.
Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Toleransi Aktivitas Meningkat. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Jalan Napas untuk membantu membersihkan jalan napas pasien dan Manajemen Energi untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian terapi obat, juga diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Pendekatan asuhan keperawatan ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai kondisi optimal dengan mengatasi masalah pernapasan dan meningkatkan toleransi aktivitas, sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. -
Article No. 7078 | 26 Nov 2024
Klinis : resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi "risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi" dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan imobilisasi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi normal kulit dan jaringan di bawahnya.
- Faktor Risiko: Imobilisasi, penurunan aliran darah, tekanan, gesekan, dan kelembaban.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit tetap utuh.
- Indikator:
a. Tidak ada luka pada kulit.
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada kulit.
c. Turgor kulit normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan:
a. Perawatan kulit: Menjaga kebersihan dan kelembapan kulit, serta mencegah iritasi.
b. Manajemen posisi: Mengubah posisi secara berkala untuk mencegah tekanan dan gesekan.
c. Peningkatan perfusi jaringan: Mempertahankan aliran darah yang adekuat ke kulit.
d. Pencegahan komplikasi: Identifikasi dan pencegahan risiko kerusakan kulit.
Dalam penerapannya, perawat harus melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien, menerapkan intervensi yang sesuai, dan memantau respon pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu integritas kulit yang tetap utuh. -
Article No. 7079 | 26 Nov 2024
Klinis : Penurunan buang air kecil dan diagnosa penyakit gagal ginjal kronis karena penyakitnya pasien tidak dapat melakukan perannya sebagai kepala keluarga pasien mengatakan merasa rendah diri dan sedih dengan kondisinya apa intervensi keperawatan utama produksi tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Eliminasi Urin berhubungan dengan Gagal Ginjal Kronis
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah berhubungan dengan Perubahan Status Kesehatan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Eliminasi Urin: Penurunan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan urin secara efektif, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti gagal ginjal kronis.
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah: Persepsi negatif individu terhadap dirinya sendiri, yang dapat timbul akibat perubahan kondisi kesehatan yang signifikan, seperti gagal ginjal kronis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Untuk Penurunan Eliminasi Urin, luaran yang diharapkan adalah Eliminasi Urin Efektif, yang ditandai dengan peningkatan volume urin, pola eliminasi yang teratur, dan tidak ada tanda-tanda retensi urin.
2. Untuk Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah, luaran yang diharapkan adalah Harga Diri Positif, yang ditandai dengan peningkatan penerimaan diri, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk memenuhi peran sosialnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Untuk Penurunan Eliminasi Urin, intervensi utama yang dapat dilakukan adalah Manajemen Eliminasi, yang meliputi pemantauan intake-output cairan, pemberian terapi cairan, dan pengaturan diet untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Untuk Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah, intervensi utama yang dapat dilakukan adalah Peningkatan Harga Diri, yang meliputi pemberian dukungan emosional, bimbingan dalam melaksanakan peran sosial, dan penguatan konsep diri yang positif.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi penurunan eliminasi urin akibat gagal ginjal kronis dan meningkatkan harga diri serta kemampuan untuk memenuhi peran sebagai kepala keluarga. -
Article No. 7080 | 26 Nov 2024
Klinis : Perut Keras, Batuk Terasa sakit, jatuh dari motor, terbentur di bagian perut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Perut Keras:
- Kode ICD-10: R14.0
- Deskripsi: Distension of abdomen
2. Batuk Terasa Sakit:
- Kode ICD-10: R05
- Deskripsi: Cough
3. Jatuh dari Motor:
- Kode ICD-10: W17.0
- Deskripsi: Fall from motorcycle
4. Terbentur di Bagian Perut:
- Kode ICD-10: S36.8
- Deskripsi: Injury of other specified intra-abdominal organs
- Kode ICD-9-CM Procedure: 54.0
- Deskripsi: Laparotomy, exploratory
Penjelasan detail:
1. Perut Keras:
- Kode ICD-10 R14.0 (Distension of abdomen) digunakan untuk kondisi perut yang terasa keras atau bengkak, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti sembelit, kelebihan gas, atau kondisi medis lainnya.
2. Batuk Terasa Sakit:
- Kode ICD-10 R05 (Cough) digunakan untuk menggambarkan kondisi batuk, termasuk batuk yang terasa sakit atau menyakitkan.
3. Jatuh dari Motor:
- Kode ICD-10 W17.0 (Fall from motorcycle) digunakan untuk mengidentifikasi cedera yang terjadi akibat jatuh dari sepeda motor.
4. Terbentur di Bagian Perut:
- Kode ICD-10 S36.8 (Injury of other specified intra-abdominal organs) digunakan untuk menggambarkan cedera pada organ-organ di dalam rongga perut, seperti organ dalam atau pembuluh darah, akibat terbentur atau hantaman pada perut.
- Kode ICD-9-CM Prosedur 54.0 (Laparotomy, exploratory) dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan medis berupa laparotomi eksplorasi yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menangani cedera pada organ-organ dalam rongga perut.
Harap diperhatikan bahwa kode-kode ini digunakan oleh tenaga profesional kesehatan, seperti dokter dan perekam medis, untuk mengidentifikasi dan mengkodekan diagnosis dan prosedur medis secara terstandar. -
Article No. 7081 | 26 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien wanita 60 tahun mengeluh sesak nafas tidur harus dengan 5 bantal tiba-tiba tahun yang lalu hasil pemeriksaan fisik melihat anak tersebut mungkin bisa mengalami gangguan jantung di sebelah mana
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kapasitas Toleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan fisik dan/atau psikologis pada individu untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Individu mengalami penurunan kemampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat adanya keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu dapat mempertahankan atau meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas toleransi aktivitas individu.
2. Gangguan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Individu mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
- SLKI: Individu dapat mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
Berdasarkan keterangan yang diberikan, pasien wanita usia 60 tahun mengeluh sesak napas saat tidur, sehingga harus menggunakan 5 bantal. Hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan jantung yang terjadi pada pasien. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Kapasitas Toleransi Aktivitas dan Gangguan Pola Napas.
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
- Monitoring tanda-tanda vital secara rutin
- Manajemen oksigen dan bantuan alat bantu napas jika diperlukan
- Edukasi dan latihan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Konseling dan dukungan psikologis untuk meningkatkan koping pasien
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan meningkatkan kapasitas toleransi aktivitas sehari-hari.