Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7160 | 27 Nov 2024
Klinis : Ds : klien mengatakan kaki dan pundaknya pegal-pegal, ada selang dibagian perutnya yang terkadang membuat merasa tidak nyaman seperti ditusuk-tusuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, seorang perawat harus menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) sebagai panduan dalam merumuskan diagnosa, tujuan, dan intervensi keperawatan yang tepat. Berikut adalah penjelasan yang rinci untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu klien mengeluhkan rasa pegal-pegal di kaki dan pundak, serta adanya rasa tidak nyaman seperti ditusuk-tusuk di bagian perut akibat selang yang dipasang, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur medis (pemasangan selang di perut).
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Untuk diagnosa Nyeri akut:
- Klien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Klien dapat menunjukkan perilaku yang mengarah pada penurunan nyeri.
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
b. Untuk diagnosa Intoleransi aktivitas:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Klien dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Klien dapat melaporkan peningkatan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Untuk diagnosa Nyeri akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi).
- Berikan tindakan farmakologis sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi dingin/hangat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli terapi fisik) untuk mengatasi nyeri.
- Monitoring efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
b. Untuk diagnosa Intoleransi aktivitas:
- Lakukan pengkajian kemampuan fisik dan psikologis klien dalam melakukan aktivitas.
- Berikan latihan fisik secara bertahap sesuai dengan toleransi klien.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Sediakan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada klien dan keluarga.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (ahli terapi fisik, okupasi) untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
- Evaluasi kemajuan klien dan lakukan modifikasi intervensi jika diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klien secara holistik, melibatkan klien dan keluarga, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai luaran yang optimal bagi klien. -
Article No. 7161 | 27 Nov 2024
Klinis : Depresi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kondisi depresi, diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), luaran yang diharapkan sesuai Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Depresi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi depresi berdasarkan SDKI adalah "Perubahan Mood". Perubahan mood merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan perubahan suasana hati atau emosi yang terjadi pada individu, termasuk kondisi depresi. Karakteristik definisi dari diagnosa ini mencakup manifestasi seperti perasaan sedih, pesimistik, putus asa, tidak berdaya, dan gangguan tidur.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan SLKI adalah:
1. Stabilitas Mood: Pasien dapat menunjukkan stabilitas emosi dan suasana hati yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Motivasi: Pasien dapat menunjukkan peningkatan motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Koping: Pasien dapat menunjukkan kemampuan koping yang efektif dalam menghadapi situasi sulit.
4. Harga Diri: Pasien dapat menunjukkan peningkatan harga diri dan penerimaan diri yang positif.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan SIKI adalah:
1. Terapi Aktivitas: Membantu pasien terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan dan bermakna untuk meningkatkan mood dan motivasi.
2. Terapi Reminiscence: Memfasilitasi pasien untuk mengingat kenangan positif di masa lalu untuk meningkatkan harga diri dan perspektif yang lebih positif.
3. Manajemen Stress: Mengajarkan teknik-teknik manajemen stres, seperti relaksasi, untuk membantu pasien mengembangkan koping yang efektif.
4. Konseling: Memberikan dukungan emosional dan konseling untuk membantu pasien mengeksplorasi perasaan, pikiran, dan strategi penyelesaian masalah yang konstruktif.
5. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi terkait depresi, gejala, dan penanganannya untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga.
Dalam praktik keperawatan, diagnosis, luaran, dan intervensi yang telah dijelaskan di atas merupakan komponen penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. Penerapan pendekatan ini diharapkan dapat membantu pasien dengan depresi mencapai stabilitas mood, meningkatkan motivasi, koping yang efektif, dan harga diri yang positif. -
Article No. 7162 | 27 Nov 2024
Klinis : Alasan masuk RS pasien datang di bawah pasca kecelakaan lalu lintas motor menabrak motor beberapa jam sebelum masuk rumah sakit pasien sedang mengendarai motor dan menggunakan helm pasien mengaku tidak tahu jelas kejadian seperti apa pasien tidak sadarkan diri pasca kejadian dan saat sadar sudah ada di rs sari asih di sarankan ke rsud saat ini pasien mengeluh nyeri kepala, dan terdapat luka di wajah Keluhan saat pengkajian Pasien mengatakan nyeri kepala dan nyeri pada luka di wajah, pusing Tolong buatkan 3 diagnosa keperawatan nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya Perawat Profesional yang akan membantu Anda dalam menetapkan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Berdasarkan keluhan pasien saat masuk rumah sakit yaitu mengalami nyeri kepala, nyeri pada luka di wajah, dan pusing pasca kecelakaan lalu lintas, maka dapat ditetapkan 3 Diagnosa Keperawatan, sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera/trauma kepala
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut
2. Risiko Cedera Kepala berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas
- SDKI: Risiko Cedera Kepala
- SLKI: Manajemen Cedera Kepala
- SIKI: Manajemen Cedera Kepala Akut
3. Gangguan Persepsi Sensorik berhubungan dengan Cedera Kepala
- SDKI: Gangguan Persepsi Sensorik
- SLKI: Manajemen Gangguan Sensori
- SIKI: Manajemen Gangguan Persepsi Sensorik
Penjelasan singkat untuk masing-masing Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera/trauma kepala:
Pasien mengalami nyeri kepala dan nyeri pada luka di wajah akibat cedera/trauma yang dialami saat kecelakaan lalu lintas. Perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, serta memantau efektivitas intervensi.
2. Risiko Cedera Kepala berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas:
Pasien berisiko mengalami cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang dialaminya. Perawat perlu melakukan pengkajian tanda-tanda vital, pemantauan neurologis, dan kolaborasi dengan tim medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Gangguan Persepsi Sensorik berhubungan dengan Cedera Kepala:
Pasien dapat mengalami gangguan persepsi sensorik, seperti pusing, akibat cedera kepala yang dialami. Perawat perlu melakukan pengkajian persepsi sensorik, memberikan intervensi untuk mengatasi gangguan, serta memantau perkembangan kondisi pasien.
Diharapkan penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 7163 | 27 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri kepala dan luka yg ada di wajah, pusing Apa diagnosa keperawatannya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (luka di wajah) ditandai dengan keluhan nyeri kepala dan pusing.
Penjelasan:
a. SDKI: Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
b. SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat mengenali dan mengatasi nyeri, serta dapat beradaptasi terhadap nyeri.
c. SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, pemberian analgesik, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Dengan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi keluhan nyeri kepala, pusing, dan luka di wajah secara efektif. -
Article No. 7164 | 27 Nov 2024
Klinis : Gangguan Pola Tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pola tidur.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pola tidur adalah "Gangguan Pola Tidur". Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi. Indikator diagnostik dari diagnosa ini antara lain: sulit memulai tidur, sering terbangun di malam hari, sulit kembali tidur, dan tidur yang tidak restoratif.
Luaran/Output SLKI:
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan pola tidur adalah:
1. Pola Tidur Membaik
Indikator dari luaran ini adalah pasien dapat memulai tidur dalam waktu 30 menit, tidur tanpa sering terbangun, dan merasa tidur yang diperoleh cukup restoratif.
2. Manajemen Masalah Tidur
Indikator dari luaran ini adalah pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidurnya, dan mampu menerapkan strategi manajemen masalah tidur yang efektif.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran di atas adalah:
1. Asesmen Tidur
Melakukan pengkajian komprehensif mengenai pola tidur pasien, faktor-faktor yang memengaruhi, dan dampak yang ditimbulkan.
2. Manajemen Lingkungan
Mengatur lingkungan tidur pasien agar mendukung kualitas tidur, seperti mengatur pencahayaan, suhu, dan kebisingan.
3. Terapi Relaksasi
Mengajarkan teknik relaksasi kepada pasien, seperti meditasi, pernafasan dalam, atau imajinasi terpimpin, untuk memfasilitasi proses tidur.
4. Edukasi Manajemen Tidur
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai strategi manajemen masalah tidur, seperti menjaga pola tidur-bangun yang konsisten, menghindari konsumsi kafein dan alkohol, dan melakukan aktivitas fisik yang teratur.
5. Evaluasi Pola Tidur
Memantau dan mengevaluasi perkembangan pola tidur pasien secara berkala untuk menilai keefektifan intervensi yang diberikan.
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Pola Tidur" menggambarkan kondisi pasien yang mengalami perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menimbulkan ketidaknyamanan dan disfungsi. Indikator diagnostik mencakup sulit memulai tidur, sering terbangun di malam hari, sulit kembali tidur, dan tidur yang tidak restoratif.
Luaran/output SLKI "Pola Tidur Membaik" dan "Manajemen Masalah Tidur" menggambarkan hasil yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan. Pola Tidur Membaik ditandai dengan pasien dapat memulai tidur dalam waktu 30 menit, tidur tanpa sering terbangun, dan merasa tidur yang diperoleh cukup restoratif. Manajemen Masalah Tidur ditandai dengan pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidurnya dan mampu menerapkan strategi manajemen masalah tidur yang efektif.
Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan meliputi Asesmen Tidur untuk mengkaji pola tidur pasien secara komprehensif, Manajemen Lingkungan untuk mengatur kondisi lingkungan tidur, Terapi Relaksasi untuk memfasilitasi proses tidur, Edukasi Manajemen Tidur untuk memberikan edukasi strategi manajemen masalah tidur, dan Evaluasi Pola Tidur untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan pola tidur pasien.
Semoga penjelasan ini memberikan pemahaman yang lengkap mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pola tidur. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lebih lanjut. -
Article No. 7165 | 27 Nov 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan pasien sdki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut. Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin, dengan nada akademis dan menggunakan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah **Risiko Jatuh**. Diagnosa ini didasarkan pada adanya risiko pasien mengalami jatuh akibat kondisi fisik atau lingkungan yang dapat menyebabkan cedera. Risiko Jatuh didefinisikan sebagai "Rentan untuk mengalami penurunan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang aman selama melakukan pergerakan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, yang dapat menyebabkan terjatuh." Diagnosa ini penting untuk diidentifikasi dan ditangani dengan segera untuk mencegah terjadinya cedera.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah **Kemampuan Mobilitas Fisik Meningkat**. Luaran ini didefinisikan sebagai "Tingkat kemampuan individu untuk bergerak secara mandiri di lingkungan." Luaran ini menggambarkan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik dan pergerakan, yang dapat mengurangi risiko jatuh.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. **Identifikasi Risiko Jatuh**: Melakukan asesmen komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko jatuh pada pasien, seperti riwayat jatuh, kondisi medis, penggunaan obat-obatan, dan lingkungan sekitar.
2. **Pencegahan Jatuh**: Melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya jatuh, seperti menyediakan alat bantu mobilitas yang sesuai, mengatur lingkungan yang aman (menghilangkan potensi bahaya), dan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh.
3. **Peningkatan Mobilitas**: Merencanakan dan melaksanakan program latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien, seperti latihan keseimbangan, penguatan otot, dan latihan gerak fungsional, untuk meningkatkan kemampuan mobilitas pasien.
4. **Dukungan Psikososial**: Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi dalam melakukan aktivitas fisik dan mobilitas.
5. **Kolaborasi Interprofesional**: Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti fisioterapis, okupasi terapis, dan ahli gizi, untuk mengoptimalkan intervensi dan mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat mencapai luaran Kemampuan Mobilitas Fisik Meningkat, sehingga dapat mengurangi risiko jatuh pada pasien. -
Article No. 7166 | 27 Nov 2024
Klinis : Keluhan utama: Demam terus-menerus, sakit kepala terasa berat, nyeri otot, nyeri pada ulu hati, dan mual. Onset gejala: Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital: suhu tubuh 38,1°C. (frekuensi napas, denyut nadi, tekanan darah tidak disebutkan pada kasus) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Darah Rutin White Blood Cell 2.57 x 10³/µL menunjukkan leukopenia (di bawah normal, WBC normal 3,8 - 10,6 x 10³/µL) Trombosit 24.5 x 10³/µL menunjukkan trombositopenia berat Limfosit 17.6% menunjukkan limfositopenia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi klinis yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Imunitas (Leukopenia dan Limfositopenia)
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00004
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengkompromikan kesehatan.
- Faktor Berhubungan: Penurunan sistem kekebalan tubuh.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00004
- Luaran: Bebas Infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00004
- Intervensi Utama:
1. Identifikasi faktor risiko infeksi
2. Pantau tanda dan gejala infeksi
3. Berikan perawatan yang dapat menurunkan risiko infeksi
4. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik, jika diperlukan
Kondisi klinis yang Anda deskripsikan, yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri ulu hati, dan mual, disertai dengan pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan leukopenia, trombositopenia berat, dan limfositopenia, mengarah pada adanya risiko infeksi yang perlu dikelola secara komprehensif. -
Article No. 7167 | 27 Nov 2024
Klinis : Keluhan utama: Demam terus-menerus, sakit kepala terasa berat, nyeri otot, nyeri pada ulu hati, dan mual. Onset gejala: Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital: suhu tubuh 38,1°C. (frekuensi napas, denyut nadi, tekanan darah tidak disebutkan pada kasus) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Darah Rutin White Blood Cell 2.57 x 10³/µL menunjukkan leukopenia (di bawah normal, WBC normal 3,8 - 10,6 x 10³/µL) Trombosit 24.5 x 10³/µL menunjukkan trombositopenia berat Limfosit 17.6% menunjukkan limfositopenia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan pemeriksaan yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A91
- Deskripsi: Demam berdarah dengue [dengue haemorrhagic fever]
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala-gejala umum yang sering ditemukan pada infeksi virus dengue, seperti demam terus-menerus, sakit kepala, nyeri otot, dan mual.
- Pemeriksaan darah menunjukkan leukopenia, trombositopenia berat, dan limfositopenia, yang merupakan tanda-tanda khas infeksi virus dengue.
- Onset gejala yang dimulai 5 hari sebelum masuk rumah sakit juga sesuai dengan periode inkubasi virus dengue.
Tidak terdapat kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang dilakukan pada kasus ini, karena tidak disebutkan adanya tindakan medis khusus yang dilakukan. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah supportif care, seperti pemberian cairan, antipiretik, dan pemantauan tanda vital serta status laboratorium. -
Article No. 7059 | 26 Nov 2024
Klinis : Ernita
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar nurse, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ernita:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah rentan mengalami masuknya dan berkembangbiaknya mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi infeksi, ditemukan tanda-tanda infeksi minimal, dan tidak ada komplikasi infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi observasi tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta melakukan prosedur aseptik saat melakukan tindakan keperawatan. -
Article No. 7060 | 26 Nov 2024
Klinis : Ernita
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Ernita dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Otot
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Prosedur Invasif
3. Kelelahan Berhubungan dengan Penyakit Kronis
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Otot
- SDKI: Kemampuan individu untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara mandiri terbatas.
- SLKI: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri terbatas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pergerakan fisik individu secara mandiri.
2. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Prosedur Invasif
- SDKI: Kerentanan individu terhadap masuknya organisme patogen yang dapat menimbulkan penyakit.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
3. Kelelahan Berhubungan dengan Penyakit Kronis
- SDKI: Pengalaman subjektif individu terhadap kurangnya energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mempertahankan dan meningkatkan energi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan energi individu.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) digunakan secara terintegrasi untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien.