Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7291 | 28 Nov 2024
Klinis : Nyeri kronis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri kronis.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronik
Definisi:
Nyeri kronik adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri kronik ditandai oleh adanya keluhan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang, dengan durasi lebih dari 3 bulan, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit kronis, cedera, atau kondisi lain yang berlangsung lama.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan nyeri kronik antara lain:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
2. Pasien dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri kronik meliputi:
1. Manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (misalnya kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi).
2. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang nyeri kronik dan manajemen nyeri.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, atau ahli psikologi, untuk penanganan yang komprehensif.
Dalam penanganan nyeri kronik, perawat berperan penting dalam melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan merencanakan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat juga harus memastikan pasien dapat mengelola nyeri dengan efektif dan mencapai adaptasi yang baik terhadap kondisi nyeri kronik yang dialami. -
Article No. 7292 | 28 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh sesak napas dan nyeri saat bernapas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yang mengeluhkan sesak napas dan nyeri saat bernapas, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Faktor yang Berhubungan: Sekresi jalan napas yang berlebihan, hipersekresi, edema jalan napas, kelemahan otot pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat mengeluarkan sekret jalan napas dengan efektif.
- Pasien menunjukkan jalan napas yang paten.
- Pasien menunjukkan pergerakan dinding dada yang simetris.
- Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha napas).
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan pasien.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret jalan napas.
- Anjurkan pasien untuk melakukan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk mengevaluasi dan mengelola gangguan jalan napas.
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
- Berikan intervensi farmakologis (analgesik) sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (napas dalam, relaksasi, distraksi).
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengeluhkan sesak napas dan nyeri saat bernapas, yang menunjukkan adanya gangguan pada jalan napas. Luaran/output yang diharapkan SLKI adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, dengan indikator seperti kemampuan mengeluarkan sekret, jalan napas yang paten, pola napas yang efektif, dan pergerakan dinding dada yang simetris.
Intervensi keperawatan SIKI yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas (pemantauan status pernapasan, pemberian oksigenasi, suction, teknik batuk efektif, dan posisi yang optimal) serta manajemen nyeri (identifikasi karakteristik nyeri, intervensi farmakologis dan non-farmakologis, dan pemantauan efektivitas). Intervensi ini bertujuan untuk memperbaiki bersihan jalan napas dan mengurangi nyeri saat bernapas, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 7293 | 28 Nov 2024
Klinis : Pasien merasa pusing saat duduk maupun berdiri, terasa seperti melayang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosis Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang merasa pusing saat duduk maupun berdiri, terasa seperti melayang adalah "Ketidakstabilan Hemodinamik" (SDKI, 2017). Ketidakstabilan Hemodinamik didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan tekanan darah, denyut nadi, dan aliran darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan" (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan Luaran/Output sebagai berikut:
1. Stabilitas Hemodinamik Membaik (SLKI, 2019)
- Pasien menunjukkan tekanan darah, denyut nadi, dan aliran darah yang stabil dan adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.
- Pasien tidak lagi mengalami keluhan pusing saat duduk maupun berdiri, dan tidak lagi merasa seperti melayang.
2. Pengetahuan Tentang Manajemen Gejala Membaik (SLKI, 2019)
- Pasien dapat menjelaskan penyebab dan faktor-faktor yang memengaruhi ketidakstabilan hemodinamiknya.
- Pasien dapat menjelaskan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah dan mengatasi gejala pusing dan rasa melayang.
3. Kemampuan Melakukan Aktivitas Meningkat (SLKI, 2019)
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman tanpa mengalami pusing atau rasa melayang.
- Pasien dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan posisi tubuh (duduk, berdiri, berjalan) tanpa menimbulkan gejala.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, berikut Intervensi Keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Hemodinamik (SIKI, 2018)
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala (tekanan darah, denyut nadi, respirasi, suhu tubuh).
- Lakukan pemantauan aliran darah perifer (capillary refill time, warna, suhu, dan kelembaban kulit).
- Analisis tren perubahan hemodinamik dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
2. Manajemen Aktivitas (SIKI, 2018)
- Kaji kapasitas fungsional dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Berikan edukasi dan anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap sesuai toleransinya.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala selama aktivitas untuk menilai respons tubuh.
3. Edukasi Kesehatan (SIKI, 2018)
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab dan faktor-faktor yang memengaruhi ketidakstabilan hemodinamik.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mencegah dan mengatasi gejala pusing dan rasa melayang, seperti perubahan posisi tubuh yang bertahap, penggunaan bantuan jika diperlukan, dan modifikasi aktivitas.
- Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
Penerapan Intervensi Keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu pasien mencapai Luaran/Output yang diharapkan dan mengatasi masalah ketidakstabilan hemodinamik yang dialaminya. -
Article No. 7294 | 28 Nov 2024
Klinis : integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Kerusakan Integritas Kulit adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan keadaan ketika individu/klien berisiko mengalami kerusakan pada struktur dan fungsi kulit.
- Faktor risiko dapat mencakup imobilitas, inkontinensia, malnutrisi, dan lainnya.
- Tujuan utama asuhan keperawatan adalah mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan integritas kulit yang utuh.
- Indikator yang dapat diukur antara lain tidak terjadi kerusakan pada kulit, kondisi kulit tetap baik, dan tidak ada tanda-tanda inflamasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain perawatan kulit, manajemen nutrisi, mobilisasi, dan pencegahan inkontinensia.
- Tindakan keperawatan difokuskan pada upaya meminimalkan faktor risiko dan memelihara integritas kulit klien.
Sebagai seorang pakar perawat, saya harap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai standar asuhan keperawatan untuk kondisi integritas kulit sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang mungkin masih kurang jelas. -
Article No. 7295 | 28 Nov 2024
Klinis : integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi integritas kulit adalah "Risiko Kerusakan Integritas Kulit". Diagnosa ini menggambarkan adanya potensi gangguan pada struktur dan fungsi kulit yang dapat menyebabkan kerusakan dan mengganggu proses penyembuhan. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain imobilitas, malnutrisi, gangguan sensori, dan perubahan sirkulasi.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan adalah "Integritas Kulit Terpelihara". Luaran ini menggambarkan kemampuan klien untuk mempertahankan kondisi kulit yang utuh, sehat, dan tidak terjadi kerusakan. Beberapa kriteria hasil yang dapat diukur meliputi tidak adanya luka, perubahan warna, maupun gangguan pada struktur kulit.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran "Integritas Kulit Terpelihara", beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Kulit: Melakukan perawatan kulit secara rutin, menjaga kebersihan, dan melakukan tindakan pencegahan kerusakan kulit seperti penggunaan pelembab, perawatan luka, dan perawatan area dengan risiko tinggi.
2. Manajemen Aktivitas: Melakukan mobilisasi dan perubahan posisi secara berkala untuk mencegah penekanan dan gesekan pada kulit.
3. Manajemen Nutrisi: Memastikan asupan nutrisi yang adekuat, khususnya protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pemeliharaan integritas kulit.
4. Manajemen Sensori: Mengkaji dan mengatasi gangguan sensori yang dapat meningkatkan risiko kerusakan kulit, seperti hipoestesia atau mati rasa.
5. Manajemen Sirkulasi: Memantau dan mengoptimalkan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada kulit.
Dengan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif untuk mempertahankan integritas kulit klien. -
Article No. 7296 | 28 Nov 2024
Klinis : Pasien sadar, diaktakan sempat kaku seluruh tubuh dan tidak bisa diajak berkomunikasi pasien lemas dan berbicara kacau mual berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Perubahan Persepsi (SDKI)
- Definisi: Gangguan dalam menerima dan menginterpretasikan rangsangan sensorik secara akurat.
- Penyebab: Kondisi penurunan kesadaran, perubahan fungsi otak, atau gangguan neurologis.
- Gejala: Pasien sempat kaku seluruh tubuh, tidak bisa diajak berkomunikasi, dan berbicara kacau.
2. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI)
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Kondisi neurologis, perubahan metabolisme, atau gangguan neuromuskular.
- Gejala: Pasien terlihat lemas, yang dapat memengaruhi pola napasnya.
3. Mual (SDKI)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di epigastrium yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
- Penyebab: Kondisi medis, efek samping pengobatan, atau gangguan psikologis.
- Gejala: Pasien menyampaikan keluhan mual, meskipun berkurang.
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan panduan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan intervensi keperawatan yang tepat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengukur hasil atau luaran dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Sebagai perawat, saya akan menerapkan standar-standar ini untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 7297 | 28 Nov 2024
Klinis : klinis 1 : pasien mengatakan perut terasa begah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidaknyamanan Gastrointestinal
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidaknyamanan Gastrointestinal didefinisikan sebagai pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan fungsi saluran pencernaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Ketidaknyamanan Gastrointestinal adalah: Pasien dapat melaporkan berkurangnya rasa begah pada perut, pasien dapat mempertahankan pola makan yang adekuat, dan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidaknyamanan Gastrointestinal antara lain: Manajemen Gastrointestinal, Manajemen Nutrisi, Manajemen Rasa Nyaman, dan Edukasi Kesehatan.
Secara akademis, sebagai seorang perawat profesional, saya menyarankan untuk melakukan assessment yang komprehensif terlebih dahulu, seperti menggali riwayat kesehatan, memeriksa tanda-tanda vital, dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dapat ditentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dan intervensi yang tepat untuk mengatasi keluhan pasien. -
Article No. 7298 | 28 Nov 2024
Klinis : klinis 1 : pasien mengatakan perut terasa begah dan nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Nyeri Gastrointestinal
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri gastrointestinal adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan pada saluran pencernaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol rasa nyeri
2. Perbaikan fungsi gastrointestinal
3. Penurunan kecemasan terkait nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Terapi modalitas nyeri
3. Peningkatan kenyamanan
4. Edukasi kesehatan
5. Monitoring fungsi gastrointestinal
Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai langkah-langkah pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan yang sesuai untuk mengelola nyeri gastrointestinal pada pasien. -
Article No. 7299 | 28 Nov 2024
Klinis : bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab:
1. Sekret yang berlebihan
2. Obstruksi jalan napas
3. Kelemahan otot pernapasan
4. Kecemasan
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Sputum berlebih
2. Bunyi napas tambahan (mengi, ronki, wheezing)
3. Perubahan pola napas
4. Sianosis
5. Ortopnea
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Jalan napas terbuka
2. Bebas dari sputum berlebih
3. Pola napas normal
4. Oksigenasi adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan respirasi
2. Manajemen jalan napas
3. Suction
4. Pemberian oksigen
5. Latihan batuk efektif
Dalam konteks akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas tidak terbuka secara optimal. Intervensi keperawatan diarahkan pada pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, suction, pemberian oksigen, dan latihan batuk efektif untuk memastikan jalan napas terbuka, bebas dari sputum berlebih, dan pola napas normal, sehingga dapat tercapai oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 7300 | 28 Nov 2024
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan integritas kulit, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan pada epidermis, dermis, atau struktur kulit lainnya.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Integritas Kulit ditandai dengan adanya kerusakan pada struktur dan fungsi kulit, seperti luka, lecet, eritema, dan edema.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Integritas Kulit adalah pemulihan integritas kulit, bebas dari infeksi, dan penyembuhan luka yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Integritas Kulit meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, pencegahan infeksi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan kulit yang tepat.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, perawat dapat membantu pasien dalam pemulihan integritas kulit, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.