Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9177 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhn sakit telinga sebelah kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit telinga sebelah kanan, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut Telinga
Penjelasan Singkat:
Nyeri akut telinga adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang dirasakan pada telinga, yang dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, atau penyakit pada struktur telinga.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan aktual atau potensial pada struktur telinga.
- Penyebab: Infeksi, trauma, penyakit pada telinga.
- Karakteristik: Keluhan sakit pada telinga, ekspresi wajah menunjukkan rasa sakit, perilaku yang menunjukkan rasa sakit.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah menunjukkan rileks, pasien dapat beristirahat.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Edukasi Kesehatan, Kolaborasi Pengobatan.
- Aktivitas Keperawatan: Melakukan pengkajian nyeri, memberikan analgesik sesuai instruksi, mengajarkan teknik distraksi, melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan. -
Article No. 9178 | 17 Dec 2024
Klinis : Time left 0:19:04 Question 2 Answer saved Marked out of 1.00 Flag question Question text Seorang perempuan dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran. Hasil pengkajian menunjukkan pasien somnolen GCS E2M4V3, Suhu 37,5°C, N 105 x/menit, RR 26 x/menit, terlihat usaha bernafas, TD 100/60 mmHg, dan SpO2 95%, urine output 100 cc/8 jam, balans cairan negatif 200. Hasil laboratorium menunjukkan kadar gula darah pasien 550 mg/dL, osmolalitas 250 mmol/kg, natrium 123 mmol/L dan BUN 19,7 mg/dL. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? Question 2Answer a. Risiko syok b. Ketidakseimbangan elektrolit c. Pola nafas tidak efektif d. Ketidakseimbangan kadar glukosa darah e. Hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama pada pasien tersebut adalah Ketidakseimbangan kadar glukosa darah (d).
Penjelasan:
1. Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E2M4V3 yang mengindikasikan adanya gangguan sistem saraf pusat.
2. Hasil laboratorium menunjukkan kadar glukosa darah yang sangat tinggi, yaitu 550 mg/dL, serta adanya peningkatan osmolalitas (250 mmol/kg) dan penurunan natrium (123 mmol/L). Temuan ini mengarah pada kondisi hiperglikemia dengan gangguan osmolar.
3. Hiperglikemia yang tidak terkendali dapat menyebabkan keadaan gawat darurat metabolik, seperti diabetik ketoasidosis atau hiperosmolar hyperglycemic state, yang dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, masalah keperawatan utama yang paling sesuai adalah Ketidakseimbangan kadar glukosa darah. Diagnosa ini mencerminkan kebutuhan utama pasien untuk segera mendapatkan stabilisasi kadar glukosa darah dan pemantauan yang ketat untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. -
Article No. 9179 | 17 Dec 2024
Klinis : Tn S laki-laki usia 55 tahun dirawat di ICU diagnosa PPOK, pneumonia bilateral terpasang ventilator hasil pemeriksaan: somnolen, napas cepat dangkal, suara ronki dikedua lapang paru, RR 32x/m, SpO2 95%, HR 112x/m, analisa gas darah= pH: 7.30, PCO2: 50, PO2 75, HCO3 21, BE 2.5, SaO2 100%, AaDO2 306. Apa diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI sesuai kasus diatas? Question 9Answer a. Bersihan jalan napas tidak efekti bd proses infeksi b. Gangguan pertukaran gas bd ketikseimbangan ventilasi dan perfusi c. Pola napas tidak efektif bd hambatan upaya napas d. Pola napas tidak efektif bd penurunan energi e. Gangguan ventilasi spontan bd kelelahan otot pernapasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. S dengan diagnosis PPOK dan pneumonia bilateral dengan ventilator, maka diagnosa keperawatan yang sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida dalam darah.
Karakteristik Mayor:
- Penurunan PaO2, SaO2 dan PaCO2
- Takipnea
- Dispnea
Faktor Berhubungan:
- Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Penjelasan: Pada kasus Tn. S, terdapat gangguan pertukaran gas ditandai dengan penurunan PaO2 (75 mmHg) dan peningkatan PaCO2 (50 mmHg), serta takipnea (RR 32x/menit) dan dispnea yang membutuhkan ventilator. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik Mayor:
- Perubahan frekuensi napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Bunyi napas tidak normal (ronki)
Faktor Berhubungan:
- Kelelahan otot pernapasan
Penjelasan: Pada kasus Tn. S, terdapat pola napas tidak efektif yang ditandai dengan napas cepat dangkal (RR 32x/menit), penggunaan otot bantu napas, serta adanya bunyi ronki di kedua lapang paru, yang menunjukkan kelelahan otot pernapasan.
Jadi, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI adalah Gangguan Pertukaran Gas dan Pola Napas Tidak Efektif. -
Article No. 9180 | 17 Dec 2024
Klinis : Time left 0:17:39 Question 10 Answer saved Marked out of 1.00 Flag question Question text Seorang perempuan Ny.O berusia 37 tahun datang ke UGD dengan keluhan lesu sudah 3 hari. Ny.O mengatakan selama kurang lebih 4 hari merasa haus dan selalu minum, selain itu Ny.O mengatakan sering BAK dari biasanya bisa 3-4 kali setiap jam. Saat di lakukan cek gula darah pasien menggunakan glucometer, hasil tidak muncul sehingga diambil sampel darah pasien. Suhu 37,1oC, N 103 x/menit, RR 28 x/menit, TD 100/60 mmHg, dan SpO2 94%. Hasil laboratorium Ny.O menunjukan kadar gula darah pasien 998 mg/dL, osmolalitas 350 mmol/kg, natrium 123 mmol/L dan BUN 19,7 mg/dL. Intervensi utama untuk masalah prioritas kasus diatas? Question 10Answer a. Manajemen energi b. Terapi Oksigen c. Pemantauan respirasi d. Pengambilan darah arteri e. Pemantauan energi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dibuktikan dengan pasien merasa lesu, frekuensi napas meningkat, dan penurunan SpO2.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan toleransi aktivitas, ditandai dengan peningkatan tingkat aktivitas, penurunan tanda-tanda takipnea, takikardia, dan hipoksemia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang perlu dilakukan adalah:
1. Pemantauan respirasi: memantau frekuensi, kedalaman, dan usaha napas pasien.
2. Terapi oksigen: memberikan oksigen tambahan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
3. Manajemen energi: mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien untuk mencegah kelelahan.
Jadi, jawaban yang paling sesuai adalah c. Pemantauan respirasi. -
Article No. 9181 | 17 Dec 2024
Klinis : Nn W usia 25 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran dan mulut berbuih. Hasil pengkajian menunjukkan GCS E2M4V2, frekuensi nadi 104 x/menit, lemah, frekuensi nafas 26 x/menit, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, air liur terus keluar dari mulut, terlihat retraksi dinding dada, TD 88/59 mmHg, SpO2 89% room air, pasien terlihat berkeringat hebat, pupil miosis +/+. Apa penyebab keracunan pasien? Question 12Answer a. Makanan b. Opioid c. Amphetamin d. Organophospat e. Sedativa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, seperti penurunan kesadaran, mulut berbuih, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, retraksi dinding dada, dan pupil miosis, penyebab keracunan pasien yang paling mungkin adalah Organofospat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan keracunan organofospat.
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan depresi sistem pernafasan akibat keracunan organofospat.
3. Risiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan refleks batuk dan muntah akibat keracunan organofospat.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan diagnosis keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan luaran keperawatan yang disusun oleh PPNI sebagai panduan dalam menetapkan luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI sebagai panduan dalam memberikan intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 9182 | 17 Dec 2024
Klinis : Nn W usia 25 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran dan mulut berbuih. Hasil pengkajian menunjukkan GCS E2M4V2, frekuensi nadi 104 x/menit, lemah, frekuensi nafas 26 x/menit, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, air liur terus keluar dari mulut, terlihat retraksi dinding dada, TD 88/59 mmHg, SpO2 89% room air, pasien terlihat berkeringat hebat, pupil miosis +/+. Apa penyebab keracunan pasien? Question 12Answer a. Makanan b. Opioid c. Amphetamin d. Organophospat e. Sedativa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, pasien Nn W kemungkinan mengalami keracunan Organofosfat. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan keracunan Organofosfat ditandai dengan frekuensi napas 26 x/menit, retraksi dinding dada, dan SpO2 89% room air.
2. Penurunan Perfusi Jaringan berhubungan dengan hipotensi (TD 88/59 mmHg) akibat keracunan Organofosfat.
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan produksi air liur dan keringat berlebih akibat keracunan Organofosfat.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas:
- SDKI: Penurunan kemampuan untuk menjaga homeostasis oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh.
- SLKI: Peningkatan frekuensi napas, retraksi dinding dada, dan penurunan saturasi oksigen.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau dan mengatur ventilasi, serta pemberian oksigen.
2. Penurunan Perfusi Jaringan:
- SDKI: Penurunan aliran darah ke jaringan perifer yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tanda-tanda hipotensi, nadi lemah, dan penurunan kesadaran.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, menjaga posisi pasien, dan pemberian cairan intravena.
3. Kelebihan Volume Cairan:
- SDKI: Akumulasi cairan di ruang interstisial, intravaskular, dan/atau rongga tubuh.
- SLKI: Tanda-tanda peningkatan produksi saliva, keringat berlebihan, dan edema.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau input dan output cairan, pemberian antikolinergik, dan perawatan kulit.
Penyebab keracunan pada pasien Nn W adalah Organofosfat, yang ditandai dengan gejala-gejala seperti penurunan kesadaran, nafas berbau menyengat seperti bawang putih, miosis, dll. -
Article No. 9183 | 17 Dec 2024
Klinis : Tn S laki-laki usia 55 tahun dirawat di ICU diagnosa PPOK, pneumonia bilateral terpasang ventilator hasil pemeriksaan: somnolen, napas cepat dangkal, suara ronki dikedua lapang paru, RR 28x/m, SpO2 95%, HR 112x/m, analisa gas darah pH: 7.30, PCO2: 50, PO2 75, HCO3 21, BE 2.5, SaO2 100%, AaDO2 306. Apa intervensi utama untuk masalah kasus diatas? Question 18Answer a. Pemantauan respirasi b. Pengambilan darah arteri c. Managemen energi d. Pemantauan energi e. Terapi inhalasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. S yang dipaparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan intervensi utama yang dapat diterapkan:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
2. Kelebihan Volume Cairan
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif (SDKI): Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memadai untuk mendukung kebutuhan metabolik.
2. Kelebihan Volume Cairan (SDKI): Akumulasi cairan intravaskular, interstisial dan/atau rongga tubuh yang melebihi kebutuhan fisiologis.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI): Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Intervensi Utama:
Intervensi utama yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan pada Tn. S adalah:
1. Terapi inhalasi
- Memberikan terapi oksigen dan nebulizer untuk membantu meningkatkan oksigenasi
- Membantu mengeluarkan sekresi dan membuka jalan napas
2. Manajemen ventilasi mekanik
- Memantau parameter ventilator dan melakukan penyesuaian sesuai kondisi pasien
- Memantau status respirasi dan oksigenasi pasien secara berkala
3. Manajemen cairan
- Memantau intake dan output cairan pasien
- Memberikan cairan sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan
Pemantauan dan evaluasi yang ketat terhadap kondisi pasien sangat penting untuk menentukan keefektifan intervensi dan mengatasi masalah keperawatan secara komprehensif. -
Article No. 9184 | 17 Dec 2024
Klinis : Time left 0:14:55 Question 20 Answer saved Marked out of 1.00 Flag question Question text Tn S laki-laki usia 55 tahun dirawat di ICU diagnosa PPOK, pneumonia bilateral terpasang ventilator hasil pemeriksaan: somnolen, napas cepat dangkal, suara ronki dikedua lapang paru, RR 28x/m, SpO2 95%, HR 112x/m, analisa gas darah= pH: 7.30, PCO2: 50, PO2 75, HCO3 21, BE 2.5, SaO2 100%, AaDO2 306. Apa luaran utama yang ditargetkan untuk kasus diatas? Question 20Answer a. Status Oksigenasi b. Pertukaran gas c. Peningkatan Energi d. Status Kesadaran e. Perfusi Jaringan Perifer
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, luaran utama yang ditargetkan adalah:
a. Status Oksigenasi
Penjelasan:
Tn S mengalami kondisi PPOK dengan pneumonia bilateral yang menyebabkan gangguan pertukaran gas. Hal ini ditandai dengan napas cepat dangkal, ronki di kedua lapang paru, serta hasil analisis gas darah yang menunjukkan peningkatan PCO2 dan penurunan PO2. Oleh karena itu, luaran utama yang harus ditargetkan adalah perbaikan status oksigenasi pasien.
Sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Diagnosis Keperawatan yang sesuai dengan kasus ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang terkait. -
Article No. 9185 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal di tungkai kaki kanan sudah 1 tahun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan keluhan gatal di tungkai kaki kanan yang sudah berlangsung selama 1 tahun, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal)
Penjelasan singkat:
1. Definisi:
Persepsi sensorik yang tidak menyenangkan yang memicu keinginan untuk menggaruk.
2. Penyebab:
- Iritasi kulit (dermatitis, eczema)
- Infeksi (jamur, bakteri)
- Penyakit sistemik (gagal ginjal, kolestasis, diabetes)
- Alergi
- Gangguan psikologis
3. Faktor Risiko:
- Paparan iritasi
- Riwayat atopik
- Stres
- Usia lanjut
4. Gejala dan Tanda:
- Sensasi gatal di kulit
- Kemerahan
- Ekskoriasi (luka akibat menggaruk)
- Edema
- Rash
5. Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Manajemen Pruritus
- Manajemen Kulit
- Edukasi Kesehatan
6. Luaran Keperawatan (SIKI):
- Kontrol Gatal
- Integritas Kulit
- Pengetahuan Kesehatan
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 9186 | 17 Dec 2024
Klinis : Ners Anto merawat pasien dengan trakeostomi terpasang ventilator di ICU, tracheostomy tube (TT) semakin menonjol keluar setiap pasien batuk, tampak akumulasi sputum pada inner cannule, kassa dan pengikatnya berwarna kekuningan terkena sputum. Apa yang perlu dilakukan Ners Anto untuk memastikan jalan napas pasien bersih sesuai kasus diatas? Question 23Answer a. Melakukan suction dan membersihkan inner cannule b. Monitor suara napas tambahan pasien c. Mengaplikasikan humidifikasi untuk mencegah penumpukan sputum d. Melakukan penggantian tracheostomy tube (TT) e. Mengganti kassa pada trakeostomi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus trakeostomi pasien dengan ventilator di ICU seperti yang dialami oleh Ners Anto, perlu dilakukan beberapa tindakan keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang bersih.
Penjelasan singkat:
- Pasien dengan trakeostomi berisiko mengalami bersihan jalan napas tidak efektif akibat penumpukan sputum pada inner cannula dan kassa yang sudah terkontaminasi.
- Hal ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas dan gangguan ventilasi.
Rencana Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Suction dan bersihkan inner cannula
2. Monitor suara napas tambahan dan status pernapasan pasien
3. Aplikasikan humidifikasi untuk mencegah penumpukan sputum
4. Ganti trakeostomy tube (TT) sesuai indikasi
5. Ganti kassa trakeostomi yang terkontaminasi sputum
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Jalan Napas Terbuka
2. Tidak Ada Sputum yang Tertimbun
3. Tidak Ada Tanda-Tanda Infeksi pada Stoma Trakeostomi
Tindakan utama yang harus dilakukan oleh Ners Anto untuk memastikan jalan napas pasien bersih adalah melakukan suction dan membersihkan inner cannula, serta mengganti kassa trakeostomi yang sudah terkontaminasi sputum. Tindakan lainnya seperti monitor suara napas, aplikasi humidifikasi, dan penggantian TT sesuai indikasi juga perlu dilakukan untuk memastikan jalan napas pasien tetap bersih dan terbuka.