Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7243 | 28 Nov 2024
Klinis : Klien mengeluh sesak nafas dan ada riwayat asma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang efektif, yang dapat mengakibatkan ketidakadekuatan ventilasi.
- Penyebab: Adanya penyakit pernapasan seperti asma, yang menyebabkan hambatan pada saluran napas.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Untuk diagnosis "Pola Napas Tidak Efektif", SDKI mencakup definisi, faktor yang berhubungan, karakteristik definisi, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Untuk diagnosis "Pola Napas Tidak Efektif", SLKI mencakup luaran keperawatan yang diharapkan, seperti keefektifan pola napas, frekuensi napas dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Untuk diagnosis "Pola Napas Tidak Efektif", SIKI mencakup intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti memantau pola napas, mengatur posisi untuk memaksimalkan ventilasi, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
Dalam konteks klien yang mengeluh sesak napas dan memiliki riwayat asma, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam melakukan penilaian, merumuskan diagnosis keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah pernapasan pada klien. -
Article No. 7244 | 28 Nov 2024
Klinis : Klien mengeluh sesak nafas dan ada riwayat asma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien yang mengeluh sesak nafas dengan riwayat asma.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Penyebab: Reaksi bronkospasme, produksi sekret yang berlebihan, penurunan kemampuan batuk.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Klien dapat mempertahankan patensi jalan napas yang efektif.
- Intervensi:
- Monitor pola napas dan kedalaman napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Jelaskan cara penggunaan alat bantu pernapasan (nebulizer, inhaler)
- Latih teknik batuk efektif
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Aktivitas:
- Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas klien
- Atur posisi semi fowler untuk memudahkan ekspansi paru
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan klien
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penggunaan alat bantu pernapasan
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena klien mengeluhkan sesak napas, yang merupakan tanda dari tidak efektifnya bersihan jalan napas. Hal ini dapat disebabkan oleh reaksi bronkospasme akibat riwayat asma, produksi sekret yang berlebihan, atau penurunan kemampuan batuk.
Rencana keperawatan yang direkomendasikan adalah Manajemen Jalan Napas, yang bertujuan untuk mempertahankan patensi jalan napas yang efektif. Intervensi-intervensi yang dapat dilakukan mencakup pemantauan pola napas, pemberian oksigen, edukasi penggunaan alat bantu pernapasan, serta latihan teknik batuk efektif.
Implementasi keperawatan berfokus pada aktivitas-aktivitas seperti pemantauan parameter pernapasan, pengaturan posisi, pemberian oksigen, dan pelatihan teknik pernapasan dalam serta batuk efektif. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga diperlukan, terutama untuk penggunaan alat bantu pernapasan. -
Article No. 7245 | 28 Nov 2024
Klinis : Klien mengeluh sesak nafas dan asma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang mengeluh sesak nafas dan asma:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama dan kedalaman yang dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, dapat mempertahankan nilai saturasi oksigen dalam batas normal, dan tidak mengalami sesak napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitor pola napas dan saturasi oksigen
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Ajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
- Berikan bronkodilator sesuai resep
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan asma
Penjelasan Singkat:
Gangguan pola napas tidak efektif pada klien dengan keluhan sesak nafas dan asma dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyempitan saluran napas, peradangan, atau ketidakseimbangan elektrolit. Tujuan utama penanganannya adalah untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat, mengurangi gejala sesak napas, dan mencegah komplikasi. Intervensi keperawatan berfokus pada pemantauan, pemberian terapi oksigen, latihan pernapasan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan asma. -
Article No. 7246 | 28 Nov 2024
Klinis : Seorang ibu melahirkan spontan pervaginam 2 hari yang lalu. P1A0. Mengatakan kepada perawat, belum tahu bagaimana cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir. Dari hasil pengkajian didapatkan : ASI keluar dengan lancar, bayi tampak menyusu dengan sebagian areola tampak masuk kedalam mulut bayi. Frekuensi miksi bayi >8x/hari, tali pusat dibiarkan terbuka, kondisi tidak ada kemerahan, tidak berbau, tidak ada Cairan yang keluar, tali pusat tampak basah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan Keterbatasan Informasi tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kurang Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang dimiliki individu untuk melakukan sesuatu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Peningkatan Pengetahuan, yaitu bertambahnya informasi kognitif yang dimiliki individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah Edukasi Perawatan Bayi Baru Lahir, yaitu pemberian informasi dan instruksi terkait praktik perawatan bayi baru lahir yang benar, meliputi cara menyusui, perawatan tali pusat, dan hygiene bayi.
Penjelasan Singkat:
Ibu baru melahirkan dan belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir. Perawat perlu memberikan edukasi dan informasi yang tepat agar ibu dapat memahami dan melakukan perawatan bayi baru lahir dengan benar, seperti teknik menyusui yang efektif, perawatan tali pusat, dan hygiene bayi. -
Article No. 7247 | 28 Nov 2024
Klinis : Seorang Perempuan (Ny.N), usia 46 tahun dirawat di Unit Perawatan Umum RS AA dengan kondisi umum tampak lemah, pucat dan seluruh badan pasien terdapat banyak hematoma terutama daerah lipatan tubuh. Pasien 1 bulan yang lalu sempat dirawat di RS XX dengan diagnose Dengue Syok Syndrome (DSS). Akan tetapi, karena kondisi pasien tidak mengalami perbaikan lalu di rujuk ke RS AA. Saat dilakukan pemeriksaan secara mendalam pasien didiagnosa Acute Myeloid Leukemia (AML). Saat dikaji pasien mengeluh nyeri hebat pada seluruh tubuh pasien terutama pada daerah tulang. Pasien juga mengeluh sempat mimisan tanpa sebab. Pengukuran tanda-tanda vital didapatkan Tekanan darah 107/76 mmHg, nadi 79 x/mnt, nafas 20 x/mnt, suhu 37°C, CRT >2 detik. Berdasarkan tanda dan gejala ini pasien direncanakan untuk Tindakan kemoterapi. Akan tetapi, dari instruksi dokter untuk dapat memperbaiki kondisi umum pasien terlebih dahulu dengan meningkatkan kadar Hb dan eritrosit pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Darah Berhubungan Dengan Perdarahan Aktif
2. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses Penyakit Dasar (Acute Myeloid Leukemia)
3. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Penurunan Sistem Imun
Penjelasan Singkat:
1. Penurunan Volume Cairan Darah Berhubungan Dengan Perdarahan Aktif
- SDKI: Penurunan Volume Cairan Darah
- SLKI: Stabilitas Hemodinamik
- SIKI: Manajemen Hemoragik
Pasien mengalami penurunan volume cairan darah akibat perdarahan aktif, ditandai dengan hematoma di seluruh tubuh dan riwayat mimisan tanpa sebab. Perawatan yang dibutuhkan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, serta intervensi untuk menghentikan perdarahan.
2. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses Penyakit Dasar (Acute Myeloid Leukemia)
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Pasien mengalami nyeri hebat di seluruh tubuh, terutama pada daerah tulang, terkait dengan penyakit Acute Myeloid Leukemia. Intervensi keperawatan yang dibutuhkan meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgetik, serta tindakan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Penurunan Sistem Imun
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Kontrol Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Pasien memiliki risiko tinggi infeksi akibat penurunan sistem imun terkait Acute Myeloid Leukemia. Perawatan yang diperlukan adalah pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian terapi antibiotik, serta tindakan pencegahan infeksi.
Secara umum, perawatan pasien ini berfokus pada stabilisasi hemodinamik, manajemen nyeri, dan pencegahan infeksi, sebagai bagian dari persiapan untuk menjalani terapi kemoterapi selanjutnya. -
Article No. 7248 | 28 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien, Bapak S, usia 65 tahun, didiagnosis dengan kanker paru-paru stadium akhir. Pasien telah menjalani berbagai terapi tetapi kondisinya semakin memburuk. Saat ini, pasien dirawat di rumah sakit untuk perawatan paliatif karena sering mengalami nyeri hebat dan kesulitan bernapas. Pasien terlihat cemas, kurang tidur, dan menolak makanan. Pasien tampak kesulitan menerima kenyataan bahwa kematian sudah dekat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan penyakit kanker paru-paru stadium akhir ditandai dengan pasien sering mengalami nyeri hebat.
2. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan penyakit kanker paru-paru stadium akhir ditandai dengan kesulitan bernapas.
3. Cemas berhubungan dengan kematian yang semakin dekat ditandai dengan kecemasan, kurang tidur, dan penolakan makanan.
4. Perubahan Proses Pikir berhubungan dengan penerimaan kematian yang sulit ditandai dengan kesulitan menerima kenyataan bahwa kematian sudah dekat.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien kanker paru-paru stadium akhir. Hal ini akan memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami lebih dalam tentang Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7249 | 28 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk pilek dan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk, pilek, dan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, disfungsi neuromuskular.
- Gejala: Batuk tidak efektif, sputum berlebih, napas cuping hidung, hipoksia.
2. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas batas normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
- Penyebab: Infeksi, sindrom respon inflamasi sistemik.
- Gejala: Demam, kulit kemerahan, menggigil.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Terdapat dalam domain Pertukaran, kelas Ventilasi.
- Hipertermia: Terdapat dalam domain Kenyamanan, kelas Nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Luaran yang berhubungan adalah Permeabilitas Jalan Napas, Batuk Efektif, dan Pola Napas.
- Hipertermia: Luaran yang berhubungan adalah Kontrol Demam, Suhu Tubuh, dan Kenyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, Manajemen Batuk, dan Terapi Oksigen.
- Hipertermia: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Demam, Manajemen Cairan, dan Terapi Farmakologis.
Dalam praktik keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan bagi pasien. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan panduan yang digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 7250 | 28 Nov 2024
Klinis : Asupan makanan via enteral, NGT terpasang. Tenggorokan berlendir dan gangguan menelan ada, batuk berdahak ada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Aspirasi Berhubungan dengan Disfagia dan Gangguan Refleks Batuk
- Definisi: Rentan terhadap masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran pernapasan yang dapat menyebabkan komplikasi.
- Faktor Risiko: Asupan makanan via enteral, NGT terpasang, tenggorokan berlendir, gangguan menelan, dan batuk berdahak.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bebas Aspirasi
- Indikator:
a. Tidak terjadi episodeaspirasi selama perawatan.
b. Tidak ada tanda-tanda aspirasi (seperti suara napas tambahan, demam, atau infeksi pernapasan).
c. Pasien dapat menelan makanan atau minuman dengan aman.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas yang paten dan mencegah komplikasi pernapasan.
- Aktivitas:
a. Memantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda aspirasi (seperti suara napas tambahan, demam, atau infeksi pernapasan).
b. Memposisikan pasien senyaman mungkin untuk meminimalkan risiko aspirasi, misalnya dengan head-of-bed elevation.
c. Memberikan suction pada saluran napas jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
d. Melakukan fisioterapi dada jika diperlukan untuk membantu pengeluaran sekret.
2. Manajemen Nutrisi
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan mencegah komplikasi terkait nutrisi.
- Aktivitas:
a. Memantau asupan dan output nutrisi.
b. Mengatur kecepatan dan volume pemberian nutrisi enteral sesuai toleransi pasien.
c. Mempertahankan posisi pasien selama dan setelah pemberian nutrisi enteral untuk meminimalkan risiko aspirasi.
d. Mengevaluasi kemampuan menelan pasien dan menyesuaikan konsistensi makanan atau metode pemberian nutrisi jika diperlukan.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Tujuan: Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang risiko aspirasi dan tindakan pencegahan.
- Aktivitas:
a. Menjelaskan risiko aspirasi dan tanda-tandanya.
b. Mengajarkan teknik menelan yang aman dan cara mempertahankan posisi pasien selama makan.
c. Memberikan informasi tentang perawatan NGT dan pentingnya menjaga kebersihan.
d. Melibatkan keluarga dalam perawatan dan edukasi terkait pencegahan aspirasi.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Aspirasi Berhubungan dengan Disfagia dan Gangguan Refleks Batuk" dipilih karena kondisi pasien, yaitu asupan makanan via enteral dengan NGT terpasang, tenggorokan berlendir, gangguan menelan, dan batuk berdahak, meningkatkan risiko aspirasi. Luaran yang diharapkan adalah pasien bebas dari episode aspirasi, tanda-tanda aspirasi, dan dapat menelan makanan atau minuman dengan aman. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen nutrisi, dan edukasi pasien serta keluarga untuk mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 7251 | 28 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan susah menelan makanan dan pasien memakai ngt
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengatakan susah menelan makanan dan menggunakan NGT (Nasogastric Tube), diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Menelan (SDKI 2016). Gangguan Menelan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memindahkan makanan secara aman dari mulut ke lambung.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Menelan: Pasien dapat menelan makanan secara efektif dan aman.
2. Intake Nutrisi Adekuat: Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat selama proses pemulihan menelan.
3. Bebas Komplikasi: Pasien terbebas dari komplikasi terkait gangguan menelan, seperti aspirasi, malnutrisi, dehidrasi, dan lain-lain.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gangguan Menelan:
a. Kaji kondisi menelan pasien, termasuk kemampuan menelan, refleks menelan, dan konsistensi makanan yang dapat ditoleransi.
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan jenis dan konsistensi diet yang sesuai.
c. Berikan latihan menelan yang terstruktur, seperti latihan lidah, palatum, dan otot-otot menelan.
d. Pantau tanda-tanda komplikasi, seperti aspirasi, dan lakukan tindakan pencegahan.
2. Manajemen Nutrisi:
a. Kaji status nutrisi pasien, termasuk berat badan, intake nutrisi, dan tanda-tanda malnutrisi.
b. Kolaborasi dengan tim gizi untuk menetapkan kebutuhan nutrisi dan rencana pemberian nutrisi yang sesuai.
c. Berikan nutrisi melalui NGT sesuai rencana, pantau toleransi pasien, dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat dan cara pemberian nutrisi melalui NGT.
3. Manajemen Komplikasi:
a. Pantau tanda-tanda komplikasi, seperti aspirasi, infeksi saluran pernapasan, dan lain-lain.
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanganan komplikasi yang mungkin terjadi.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda komplikasi dan langkah-langkah pencegahan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat pulih dari gangguan menelan, mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, dan terbebas dari komplikasi terkait kondisinya. -
Article No. 7252 | 28 Nov 2024
Klinis : Anemia berat, pusing, hb 5,4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan penurunan Hb.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Volume Cairan adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi yang adekuat
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada edema
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan cairan
2. Manajemen cairan
3. Pemberian cairan intravena
4. Pemberian darah/produk darah
Kondisi Pasien:
Pasien mengalami anemia berat dengan Hb 5,4 g/dL, yang dapat menyebabkan defisit volume cairan. Pusing yang dialami pasien juga dapat merupakan salah satu tanda defisit volume cairan.