Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9127 | 17 Dec 2024
Klinis : tekanan darah 158/ 96, GDS 92, Kolestrol 213, Asam urat 6,7 mengeluh sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu tekanan darah 158/96, gula darah sewaktu 92, kolesterol 213, asam urat 6,7, dan keluhan sakit kepala, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan yang tidak diharapkan pada tekanan darah, nadi, respirasi, dan/atau suhu tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, hiperurisemia.
b. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi
- Definisi: Berisiko mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, hiperurisemia.
c. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor Penyebab: Peningkatan tekanan darah.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Stabilitas Hemodinamik
- Kriteria Hasil:
1) Tekanan darah dalam rentang normal (120-140/70-90 mmHg)
2) Frekuensi nadi dalam rentang normal (60-100 x/menit)
3) Frekuensi respirasi dalam rentang normal (12-20 x/menit)
4) Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
b. Status Nutrisi
- Kriteria Hasil:
1) Kadar gula darah dalam rentang normal (70-140 mg/dL)
2) Kadar kolesterol dalam rentang normal (< 200 mg/dL)
3) Kadar asam urat dalam rentang normal (3,4-7,0 mg/dL)
c. Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil:
1) Klien melaporkan nyeri minimal atau tidak ada nyeri
2) Tanda-tanda vital stabil
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Hemodinamik
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi antihipertensi
- Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur
- Edukasi klien tentang pola hidup sehat untuk mengontrol tekanan darah
b. Manajemen Nutrisi
- Anjurkan asupan makanan seimbang, rendah lemak, gula, dan purin
- Pantau kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat secara berkala
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang sesuai
c. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan intervensi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penatalaksanaan nyeri
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga dapat memperbaiki kondisi klien secara keseluruhan. -
Article No. 9128 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan menggigil tiba-tiba, riwayat pilek, batuk, sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi saluran pernapasan atas.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal. Pada kasus pasien dengan keluhan menggigil, riwayat pilek, batuk, dan sakit tenggorokan, hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh proses infeksi saluran pernapasan atas. Infeksi tersebut dapat memicu peningkatan suhu tubuh sebagai respons imun tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia berhubungan dengan proses infeksi saluran pernapasan atas adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Tidak terjadi komplikasi, seperti dehidrasi atau kejang demam
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan suhu tubuh secara berkala
2. Pemberian obat penurun demam sesuai indikasi
3. Pemberian cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penanganan hipertermia
Secara akademis, diagnosis dan intervensi keperawatan ini didasarkan pada standar yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui SDKI, SLKI, dan SIKI. Sebagai seorang pakar di bidang keperawatan, saya menyarankan agar pasien dapat menjalani pemeriksaan dan perawatan yang sesuai dengan kondisinya. -
Article No. 9129 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan menggigil tiba-tiba, riwayat pilek, batuk, sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan suhu tubuh (Hyperthermia)
Penjelasan:
- Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan keluhan menggigil tiba-tiba.
- Penyebab dapat berupa infeksi virus, bakteri, atau faktor lainnya.
- Pasien memerlukan penatalaksanaan untuk menurunkan suhu tubuh dan mengatasi penyebabnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen demam
- Pemberian cairan dan elektrolit
- Pemantauan tanda-tanda vital
Catatan: Diagnosa dan intervensi keperawatan ini dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kondisi pasien dan hasil pengkajian keperawatan yang lebih komprehensif. -
Article No. 9130 | 17 Dec 2024
Klinis : benjolan abses di kepala atau bisulan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi benjolan abses di kepala atau bisulan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.0
- Deskripsi: Abses kulit dan jaringan subkutan pada kepala
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses subkutan atau jaringan lunak
Penjelasan:
Kode ICD-10 L02.0 digunakan untuk menggambarkan kondisi abses kulit dan jaringan subkutan yang terjadi di daerah kepala. Abses adalah kumpulan nanah yang terbentuk akibat infeksi bakteri di dalam jaringan tubuh.
Jika diperlukan tindakan medis untuk mengatasi kondisi ini, maka kode ICD-9-CM 86.04 dapat digunakan untuk mencatat prosedur insisi dan drainase abses subkutan atau jaringan lunak. Tindakan ini bertujuan untuk mengeluarkan nanah dan mencegah penyebaran infeksi.
Sebagai dokter atau perekam medis, kami harus memastikan pengkodean yang akurat untuk mendukung dokumentasi medis yang komprehensif dan memfasilitasi pelaporan serta penagihan yang sesuai. -
Article No. 9131 | 17 Dec 2024
Klinis : pasien lemas, gusi berdarah, timbul bintik merah dikulit, trombosit 5000
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Spontan berhubungan dengan Penurunan Jumlah Trombosit
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perdarahan Spontan: kondisi di mana individu rentan mengalami perdarahan yang tidak disengaja atau tidak terkontrol.
- Penurunan Jumlah Trombosit: kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah di bawah nilai normal.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Individu akan mencapai Tidak Ada Perdarahan Spontan: tidak ada perdarahan yang tidak disengaja atau tidak terkontrol.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital: mengidentifikasi dan memantau tanda-tanda vital untuk mendeteksi perubahan yang dapat mengindikasikan perdarahan.
- Manajemen Perdarahan: melakukan intervensi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
- Peningkatan Koagulasi: meningkatkan kemampuan koagulasi darah untuk mencegah perdarahan.
Dalam kasus ini, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada risiko perdarahan spontan, seperti lemas, gusi berdarah, dan timbul bintik merah di kulit, yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit yang sangat rendah. Oleh karena itu, diperlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, manajemen perdarahan, dan peningkatan koagulasi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan yang mungkin terjadi. -
Article No. 9132 | 17 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan bahwa sekarang kehamilan ke 5, pasien pernah mengalami abortus sebanyak 2 kali, pasien takut akan terjadi hal itu lagi di usia umur 39 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
a. Kecemasan Peripartum
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap masalah potensial, yang terkait dengan kehamilan dan persalinan.
Karakteristik definisi:
- Pasien mengatakan takut akan terjadinya aborsi kembali
- Pasien berusia 39 tahun, yang meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan
- Riwayat aborsi sebelumnya sebanyak 2 kali
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
a. Kontrol Kecemasan
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda kecemasan yang muncul
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas secara terbuka
- Pasien dapat menerapkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Pasien dapat menunjukkan sikap optimis terhadap kehamilan saat ini
b. Kesejahteraan Psikologis
- Pasien dapat menjelaskan strategi koping yang efektif untuk menghadapi kecemasan
- Pasien dapat menunjukkan perasaan positif terhadap kehamilan
- Pasien dapat melibatkan keluarga dalam mendukung kehamilan
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
a. Manajemen Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien menggunakan alat ukur kecemasan
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kecemasan pasien
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau meditasi
- Fasilitasi dukungan emosional dari keluarga atau significant other
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, jika diperlukan
b. Promosi Kesejahteraan Psikologis
- Kaji status psikologis pasien, termasuk kemampuan koping dan sumber daya pendukung
- Bantu pasien mengidentifikasi strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan dan meningkatkan kesejahteraan
- Berikan informasi tentang kehamilan, proses kelahiran, dan perawatan bayi untuk mengurangi kecemasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, untuk intervensi yang lebih komprehensif jika diperlukan
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi kecemasan peripartum, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan memiliki kehamilan yang lebih aman dan positif. -
Article No. 9133 | 17 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, berusia 40 tahun, dirawat di rumah dengan keluhan sering marah dan merusak barang barang-barang di sekitarnya. Saat pengkajian, tatapan mata pasien tajam kepada perawat, sering mondar-mandir, menyatakan keinginan berkelahi dengan orang yang mendekatinya. Apa masalah keperawatan pada kasus tersebut? Select one: a. Perilaku kekerasan b. Risiko bunuh diri c. Perilaku mencederai diri sendiri d. Risiko merusak lingkungan dan orang lain
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Perilaku Kekerasan
Kondisi pasien yang sering marah, merusak barang-barang di sekitarnya, memiliki tatapan mata tajam, sering mondar-mandir, dan menyatakan keinginan berkelahi dengan orang yang mendekatinya menunjukkan perilaku kekerasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perilaku Kekerasan: Pasien mampu mengontrol perilaku agresif dan marah yang ditampilkan.
2. Integritas Perilaku: Pasien mampu berinteraksi secara positif dengan lingkungan dan orang lain.
3. Keselamatan Diri: Pasien dan orang lain terhindar dari potensi bahaya akibat perilaku kekerasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk menghindari pemicu perilaku kekerasan.
2. Terapi Perilaku: Mengajarkan pasien teknik-teknik untuk mengendalikan emosi dan perilaku agresif, seperti relaksasi, distraksi, dan komunikasi terapeutik.
3. Pembatasan Fisik: Menggunakan pembatasan fisik (misalnya, isolasi atau restrain) sebagai tindakan terakhir jika pasien masih menunjukkan perilaku kekerasan yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perilaku kekerasan, faktor pemicu, dan strategi penanganannya.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan, berinteraksi secara positif dengan lingkungan, dan terhindar dari potensi bahaya bagi dirinya maupun orang lain. -
Article No. 9134 | 17 Dec 2024
Klinis : Sebuah keluarga dengan seorang suami mengalami gagal ginjal kronis, kondisi sangat lemah dan sudah 5 tahun berhenti bekerja. Istri harus merawat suami dan berjualan di rumah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Keluarga memutuskan untuk berhenti cuci darah karena tidak memiliki biaya. Istri tampak lelah dan mengeluh sering tidak bisa tidur karena memikirkan suami dan masa depan keluarganya. Apa masalah keperawatan pada keluarga tersebut? Select one: a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga b. Ketegangan peran pemberi asuhan c. Koping keluarga tidak efektif d. Ketidakefektifan performa peran e. Gangguan proses keluarga
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, masalah keperawatan yang sesuai pada keluarga tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Koping keluarga tidak efektif
Penjelasan:
Keluarga ini menghadapi stressor yang signifikan terkait kondisi kesehatan suami yang menderita gagal ginjal kronis dan tidak mampu lagi bekerja. Istri harus menanggung beban ganda sebagai pencari nafkah dan juga sebagai caregiver bagi suami. Ketidakmampuan keluarga untuk membiayai cuci darah suami menunjukkan keterbatasan sumber daya dan dukungan yang dimiliki. Selain itu, istri juga mengalami kelelahan dan masalah tidur karena memikirkan kondisi suami dan masa depan keluarga, menunjukkan coping yang tidak efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keluarga mampu mengidentifikasi sumber masalah
2. Keluarga mampu menggunakan strategi koping yang efektif
3. Keluarga mampu menggunakan sumber daya internal dan eksternal secara optimal
4. Keluarga mampu mengelola stressor secara efektif
5. Keluarga menunjukkan peningkatan kesejahteraan psikologis
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Asesmen komprehensif terhadap kemampuan koping keluarga
2. Identifikasi sumber stressor dan masalah yang dihadapi keluarga
3. Edukasi tentang strategi koping yang efektif untuk mengatasi stressor
4. Fasilitasi keluarga untuk mengaktifkan dan mengoptimalkan sumber daya internal (komunikasi, dukungan emosional) dan eksternal (dukungan sosial, layanan kesehatan)
5. Pemberian dukungan emosional dan pendampingan keluarga dalam mengelola stressor
6. Kolaborasi dengan profesi lain (psikolog, pekerja sosial) untuk memberikan intervensi yang komprehensif
7. Evaluasi efektivitas intervensi dan penyesuaian rencana asuhan keperawatan berdasarkan respon keluarga
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan keluarga dapat meningkatkan kemampuan koping, mengelola stressor secara efektif, dan meningkatkan kesejahteraan psikologis sehingga dapat beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi. -
Article No. 9135 | 17 Dec 2024
Klinis : Kunjungan rumah pada keluarga yang berduka cita, keluarga mengatakan sering kepikiran dan masih sering menangis jika mengingat almarhum, muncul gejala tidak nafsu makan dan susah tidur. Evaluasi keberhasilan intervensi keperawatan pada TUK 4 kasus diatas adalah? Select one: a. Keluarga mampu mengakses layanan konseling di fasilitas kesehatan b. Keluarga mampu mengatasi stress dan melaporkan penurunan frekuensi insomnia c. Keluarga mampu berpartisipasi dalam kelompok dukungan SHG d. Keluarga mengatakan akan menyelesaikan masalah ini Bersama perawat e. Keluarga mengatakan paham mengenai proses berduka yang adaptif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan pandangan yang komprehensif terkait kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Berduka Disfungsional (00135)
- Definisi: Respon maladaptif terhadap kehilangan yang signifikan, ditandai dengan hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas berduka.
- Karakteristik Definisi: Sering kepikiran dan menangis jika mengingat almarhum, tidak nafsu makan, dan susah tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Berduka (1304)
- Indikator:
a. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kehilangan
b. Menyelesaikan tugas-tugas berduka
c. Mengatasi gangguan tidur
d. Mempertahankan pola makan yang adekuat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Berduka (5290)
- Aktivitas:
a. Identifikasi fase dan tugas-tugas berduka
b. Fasilitasi pengungkapan emosi
c. Diskusikan strategi koping yang efektif
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi insomnia
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memperbaiki pola makan
2. Konseling (5240)
- Aktivitas:
a. Bangun hubungan terapeutik yang saling percaya
b. Identifikasi sumber stres dan hambatan dalam proses berduka
c. Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan
d. Bantu keluarga menemukan makna dan tujuan hidup baru
3. Dukungan Kelompok (5430)
- Aktivitas:
a. Fasilitasi keluarga untuk bergabung dengan kelompok dukungan (SHG)
b. Berikan informasi mengenai manfaat kelompok dukungan
c. Pantau partisipasi dan kemajuan keluarga dalam kelompok
Evaluasi keberhasilan intervensi keperawatan:
a. Keluarga mampu mengakses layanan konseling di fasilitas kesehatan
b. Keluarga mampu mengatasi stress dan melaporkan penurunan frekuensi insomnia
c. Keluarga mampu berpartisipasi dalam kelompok dukungan SHG
e. Keluarga mengatakan paham mengenai proses berduka yang adaptif
Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan fokus pada manajemen berduka, dukungan emosional, serta peningkatan strategi koping yang efektif. Kolaborasi dengan profesi lain juga diperlukan untuk memaksimalkan hasil yang diharapkan. -
Article No. 9136 | 17 Dec 2024
Klinis : saikt tengorokan pilek
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur medis yang mungkin terkait dengan kondisi sakit tenggorokan pilek.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 97.0
- Deskripsi: Pemberian obat-obatan topikal di rongga mulut dan tenggorokan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J02.9 mengacu pada kondisi faringitis akut, yang merupakan peradangan pada tenggorokan. Ini sesuai dengan gejala sakit tenggorokan pilek yang disampaikan.
- Dalam kasus sakit tenggorokan pilek, salah satu tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemberian obat-obatan topikal di rongga mulut dan tenggorokan, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 97.0.
- Tindakan ini bertujuan untuk memberikan pengobatan dan mengatasi gejala sakit tenggorokan yang dirasakan oleh pasien.