Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7367 | 29 Nov 2024
Klinis : Pasien terlihat stress,tidak nyaman dan sering menghindari kontak mata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian yang diminta dengan nada akademis dan perspektif seorang perawat pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang terlihat stres, tidak nyaman, dan sering menghindari kontak mata adalah "Kecemasan" (Anxiety) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Penjelasan:
Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas dan spesifik, yang ditandai dengan perasaan tidak nyaman, khawatir, dan takut. Pasien yang terlihat stres, tidak nyaman, dan menghindari kontak mata menunjukkan gejala-gejala kecemasan, seperti ketegangan, kekhawatiran, dan perilaku menghindar.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa keperawatan Kecemasan (Anxiety) adalah:
a. Tingkat Kecemasan Terkendali (Anxiety Level Control)
b. Koping Efektif (Effective Coping)
c. Tidak ada Tanda-Tanda Distres (No Distress Signs)
Penjelasan:
Tingkat Kecemasan Terkendali menunjukkan pasien dapat mengelola kecemasan dan kekhawatirannya pada level yang dapat diterima. Koping Efektif mengindikasikan pasien mampu menggunakan strategi koping yang tepat untuk mengatasi kecemasan. Tidak ada Tanda-Tanda Distres berarti pasien tidak lagi menunjukkan gejala-gejala stres, ketegangan, dan perilaku menghindar.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diagnosa keperawatan Kecemasan (Anxiety) adalah:
a. Manajemen Kecemasan (Anxiety Management)
b. Dukungan Emosional (Emotional Support)
c. Terapi Relaksasi (Relaxation Therapy)
Penjelasan:
Manajemen Kecemasan bertujuan membantu pasien mengenali dan mengelola kecemasan serta meminimalkan respons fisiologis dan perilaku yang tidak adaptif. Dukungan Emosional bertujuan memberikan dukungan, empati, dan rasa aman sehingga pasien dapat mengungkapkan perasaannya. Terapi Relaksasi bertujuan membantu pasien mencapai keadaan relaksasi yang dapat menurunkan ketegangan, kecemasan, dan distres.
Kombinasi dari ketiga intervensi ini diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tingkat kecemasan yang terkendali, koping yang efektif, dan tidak adanya tanda-tanda distres. -
Article No. 7369 | 29 Nov 2024
Klinis : os datang ke igd karena muntah +- 8x/ hari sejak 1 hari smrs, keluhan disertai demam dan batuk pilek os juga mengeluh bab encer 1x / hari sejak kmarin tidak ada lendir darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan Diare dan Muntah
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi adalah kondisi di mana pasien berisiko mengalami kekurangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
a. Pantau intake dan output cairan
b. Berikan cairan intravena jika diindikasikan
c. Berikan obat antidiare dan antiemetik sesuai instruksi
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang cara mencegah dehidrasi
Persona: Sebagai perawat, saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi risiko dehidrasi pada pasien. Saya akan memantau intake dan output cairan, memberikan cairan intravena jika diperlukan, serta memberikan obat antidiare dan antiemetik sesuai instruksi dokter. Selain itu, saya juga akan mengedukasi pasien dan keluarga tentang cara mencegah dehidrasi. -
Article No. 7370 | 29 Nov 2024
Klinis : muntah +- 8x/ hari disertai demam dan batuk pilek, bab encer 1x / hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan, ditandai dengan muntah ± 8 kali per hari, disertai demam dan batuk pilek.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual dan Muntah didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan usaha untuk mengeluarkan isi perut.
- Faktor yang berhubungan dapat berupa infeksi saluran pencernaan, efek samping obat, dan kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan episode mual dan muntah, tidak terjadi dehidrasi, dan mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Mual dan Muntah
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit
3. Manajemen Diet
4. Monitoring Tanda-Tanda Vital
Dengan tone akademis, persona pakar dan nurse, penyampaian informasi dapat dilakukan dengan bahasa yang terstruktur, menggunakan istilah-istilah medis yang sesuai, serta memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai kondisi, diagnosis, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 7371 | 29 Nov 2024
Klinis : Ketoasidosis DM
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus ketoasidosis diabetes melitus.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketoasidosis diabetes melitus adalah "Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit" (Imbalance of Fluid and Electrolyte). Kondisi ini ditandai dengan adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti dehidrasi, hipovolemia, dan ketidakseimbangan elektrolit (misalnya, hipernatremia, hiperkalemia, atau hipokalemia).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan:
- Intake dan output cairan yang seimbang
- Tekanan darah, nadi, dan frekuensi napas yang dalam batas normal
- Membran mukosa yang lembab
- Turgor kulit yang baik
2. Keseimbangan Elektrolit: Pasien menunjukkan keseimbangan elektrolit yang stabil, ditandai dengan:
- Nilai laboratorium elektrolit (natrium, kalium, klorida, bikarbonat) yang berada dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit (misalnya, kejang, aritmia, perubahan tingkat kesadaran)
3. Pengendalian Glukosa Darah: Pasien menunjukkan kadar glukosa darah yang terkontrol, ditandai dengan:
- Kadar glukosa darah dalam batas normal atau mendekati target
- Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia atau hipoglikemia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan dan Elektrolit:
- Pantau intake dan output cairan secara ketat
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau hipovolemia (misalnya, tekanan darah, nadi, frekuensi napas)
- Lakukan pemeriksaan laboratorium elektrolit secara rutin
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan dan status hidrasi pasien
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan jenis dan jumlah cairan yang dibutuhkan
- Monitor respons pasien terhadap intervensi cairan dan elektrolit
3. Pengelolaan Diabetes Melitus:
- Berikan insulin sesuai dengan instruksi medis untuk mengendalikan kadar glukosa darah
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes melitus
4. Pemantauan Tanda Vital dan Gejala:
- Pantau tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu) secara rutin
- Pantau gejala ketoasidosis (misalnya, napas Kussmaul, bau aseton, penurunan kesadaran)
- Laporkan perubahan yang signifikan kepada tim medis
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan ketoasidosis diabetes melitus dapat mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, serta pengendalian glukosa darah yang optimal, sehingga dapat membantu memperbaiki kondisi klinis dan mencegah komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 7373 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien Ketoasidosis DM di ruang ICU
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien Ketoasidosis Diabetes Mellitus (DM) di ruang ICU.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan katabolisme dan kehilangan cairan/elektrolit.
Pasien dengan ketoasidosis DM mengalami penurunan volume cairan dan elektrolit yang signifikan akibat peningkatan produksi asam ketone dan glikosuria. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, hipovolemia, dan gangguan keseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, hipernatremia, dan lainnya.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot dan kelelahan.
Pasien dengan ketoasidosis DM akan mengalami penurunan toleransi aktivitas akibat komplikasi metabolik yang terjadi, seperti kelelahan, nyeri otot, dan kelemahan fisik.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah dan penurunan aliran darah.
Ketoasidosis DM dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan akibat hiperglikemia, dehidrasi, dan penurunan volume plasma, yang dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi dan hipoksia jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Membaik
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau hipovolemia
- Kadar elektrolit dalam batas normal
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan bantuan minimal
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan saat beraktivitas
3. Perfusi Jaringan Membaik
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi, seperti akral dingin, sianosis, atau penurunan tekanan darah
- Kadar glukosa darah terkontrol
Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi terkait Keseimbangan Cairan dan Elektrolit:
- Pemantauan keseimbangan cairan secara ketat (input, output, berat badan)
- Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan dan kondisi pasien
- Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl, dll) dan pemberian pengganti elektrolit jika diperlukan
- Edukasi pasien/keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Intervensi terkait Toleransi Aktivitas:
- Evaluasi tingkat energi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
- Pengaturan aktivitas sesuai toleransi pasien, dimulai dari aktivitas ringan
- Pemberian nutrisi dan cairan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan energi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai
3. Intervensi terkait Perfusi Jaringan:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda gangguan perfusi secara berkala
- Pemberian insulin sesuai protokol untuk mengendalikan kadar glukosa darah
- Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen metabolik yang optimal
- Edukasi pasien/keluarga tentang pentingnya menjaga kontrol glikemik
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan ketoasidosis DM di ruang ICU, perawat harus berfokus pada pengelolaan cairan dan elektrolit, peningkatan toleransi aktivitas, serta perbaikan perfusi jaringan. Intervensi yang tepat dan pemantauan yang ketat sangat diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien pulih dengan optimal. -
Article No. 7374 | 29 Nov 2024
Klinis : Gangguan nutrisi, vomiting dehidrasi ringan, mual.muntah, pusinb
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Mual, muntah, anoreksia, kekurangan berat badan.
2. Risiko Hipovolemia
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular.
Karakteristik Definisi: Dehidrasi, pusing, membran mukosa kering.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
Kriteria Hasil:
a. Asupan nutrisi adekuat
b. Berat badan stabil
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2. Keseimbangan Cairan
Kriteria Hasil:
a. Tanda-tanda vital normal
b. Membran mukosa lembab
c. Turgor kulit baik
d. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
a. Kaji kebutuhan nutrisi dan kalori
b. Berikan nutrisi sesuai kebutuhan, melalui oral atau enteral
c. Pantau asupan dan output nutrisi
d. Kolaborasi dengan ahli gizi jika diperlukan
2. Manajemen Hipovolemia
a. Kaji tanda-tanda dehidrasi
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
c. Pantau tanda-tanda vital dan status cairan
d. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh dan Risiko Hipovolemia. Hal ini dikarenakan adanya gangguan nutrisi, mual, muntah, dan dehidrasi ringan yang menyebabkan risiko ketidakseimbangan nutrisi dan cairan.
Luaran/output yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan nutrisi dan cairan, dengan kriteria hasil yang menunjukkan asupan nutrisi yang adekuat, berat badan stabil, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, serta tanda-tanda vital, membran mukosa, dan turgor kulit yang normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nutrisi, seperti mengkaji kebutuhan nutrisi, memberikan nutrisi sesuai kebutuhan, dan memantau asupan dan output nutrisi. Selain itu, diperlukan juga manajemen hipovolemia, seperti mengkaji tanda-tanda dehidrasi, memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan, dan memantau tanda-tanda vital serta status cairan.
Penting untuk dilakukan kolaborasi dengan ahli gizi dan dokter untuk penanganan yang komprehensif dalam mengatasi kondisi ini. -
Article No. 7375 | 29 Nov 2024
Klinis : vomiting dehidrasi ringan, mual.muntah, pusing, tidak makan minum
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (00028)
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab yang Mungkin: Vomiting, mual, penurunan asupan cairan.
- Tanda dan Gejala: Dehidrasi ringan, pusing, tidak minum.
2. Mual (00134)
- Definisi: Pengalaman yang tidak menyenangkan yang memberi dorongan untuk memuntahkan isi perut.
- Penyebab yang Mungkin: Kondisi gastrointestinal, obat-obatan.
- Tanda dan Gejala: Mual, muntah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Definisi: Keadaan di mana cairan, elektrolit, dan asam-basa dalam tubuh berada dalam keseimbangan.
- Hasil yang Diharapkan:
- Klien dapat mempertahankan volume cairan dalam rentang normal.
- Klien dapat mempertahankan konsentrasi elektrolit dalam rentang normal.
- Klien dapat mempertahankan keseimbangan asam-basa dalam rentang normal.
2. Pengendalian Mual (1450)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual.
- Hasil yang Diharapkan:
- Klien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
- Klien dapat melaporkan peningkatan kemampuan untuk mengatasi mual.
- Klien dapat mempertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan (4120)
- Definisi: Pengaturan pemberian dan pembuangan cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang optimal.
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji status cairan klien (tanda-tanda vital, berat badan, turgor kulit, mukosa, output urin).
- Hitung kebutuhan cairan dan elektrolit berdasarkan kondisi klien.
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan klien.
- Monitor asupan dan output cairan.
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya intake cairan yang adekuat.
2. Manajemen Mual (1450)
- Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual.
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji faktor penyebab mual (obat, makanan, kondisi medis).
- Berikan obat antiemetik sesuai resep.
- Bantu klien untuk melakukan teknik relaksasi dan distraksi.
- Atur lingkungan yang dapat mengurangi rangsangan yang dapat memicu mual.
- Rekomendasikan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi klien.
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen mual.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi vomiting, dehidrasi ringan, mual, pusing, dan asupan cairan/nutrisi yang tidak adekuat. Tone yang digunakan adalah akademis, dengan persona sebagai pakar dan perawat profesional. -
Article No. 7376 | 29 Nov 2024
Klinis : vomiting dehidrasi ringan, mual.muntah, pusing, tidak makan minum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Akibat Muntah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Cairan adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau peningkatan volume dan/atau komposisi cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, bebas dari tanda-tanda dehidrasi, dan dapat memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intake dan output cairan, pantau tanda-tanda dehidrasi, berikan cairan intravena jika diperlukan, anjurkan asupan cairan oral, dan edukasi pasien tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan.
2. Mual dan Muntah Berhubungan dengan Iritasi Lambung
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual dan Muntah adalah sensasi tidak nyaman pada perut yang diikuti dengan kontraksi otot-otot abdomen untuk mengeluarkan isi lambung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, bebas dari komplikasi, dan dapat mempertahankan nutrisi dan hidrasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor frekuensi dan jumlah muntah, berikan antiemetik sesuai instruksi, anjurkan diet lunak dan mudah dicerna, dan edukasi pasien tentang manajemen mual dan muntah.
3. Nyeri Kepala Berhubungan dengan Dehidrasi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala adalah sensasi tidak nyaman pada kepala atau leher yang menyebabkan rasa sakit, menyiksa, atau tidak menyenangkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri kepala, bebas dari komplikasi, dan dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intensitas nyeri, berikan analgetik sesuai instruksi, anjurkan istirahat, dan edukasi pasien tentang manajemen nyeri kepala.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 7377 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien Berat badan 60 Tekanan daran 134/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 101, Sunu ketiak574, Frekuensi Pernatasan 24 SPO2 95, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3. dirawat diruang ciu Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT 2detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett Pasien terpasang NOT No 16 Batas 55cm (17/11), tidak ada residu diit tolerit sesuai dengan advice spgk Terpasang catheter urin, produksi urine ada dan adekuat, warna kuning khas urin Tidak ada dekubitus buatkan diagnosa keperawatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan penurunan fungsi paru-paru, ditandai dengan frekuensi pernapasan 24 kali/menit, retraksi dinding dada (-), SpO2 95%.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh cenderung demam, nadi teraba kuat.
3. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik berhubungan dengan kondisi kritis, ditandai dengan tekanan darah 134/80 mmHg, denyut nadi radial 97 x/menit, denyut nadi karotis 101 x/menit, CRT 2 detik.
4. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan penyakit kritis, ditandai dengan akral hangat dan cenderung demam.
5. Risiko Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur invasif, ditandai dengan skala nyeri 3.
6. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan kondisi kritis, ditandai dengan GCS 6 (E2, V1, M3) dan Karnofsky 20.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pertukaran Gas Efektif: Pasien menunjukkan frekuensi pernapasan 12-20 kali/menit, retraksi dinding dada tidak ada, dan saturasi oksigen darah (SpO2) 97-100%.
2. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal: Pasien menunjukkan suhu tubuh 36,5-37,5°C, kulit hangat dan kering.
3. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tekanan darah 120-140/80-90 mmHg, denyut nadi 80-100 kali/menit, dan CRT <2 detik.
4. Perfusi Jaringan Perifer Adekuat: Pasien menunjukkan ekstremitas hangat, warna kulit normal, dan CRT <2 detik.
5. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan skala nyeri 1-2.
6. Integritas Kulit Terjaga: Pasien menunjukkan tidak ada kerusakan pada kulit.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Pertukaran Gas:
- Monitor frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan ventilator
2. Intervensi untuk Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik
3. Intervensi untuk Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan dukungan cairan dan terapi vasopressor jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan obat-obatan
4. Intervensi untuk Perubahan Perfusi Jaringan Perifer:
- Monitor tanda-tanda perfusi perifer
- Pertahankan posisi ekstremitas di atas jantung
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi
5. Intervensi untuk Risiko Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Gunakan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri
6. Intervensi untuk Risiko Kerusakan Integritas Kulit:
- Lakukan perawatan kulit dan pencegahan dekubitus
- Pertahankan posisi pasien sesuai prinsip pencegahan dekubitus
- Kolaborasi dengan tim medis untuk perawatan luka jika ada
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI) disusun berdasarkan data klinis yang diberikan, dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan utama, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut. Setiap poin dijelaskan secara rinci dan terperinci untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang asuhan keperawatan yang diperlukan bagi pasien dalam kondisi kritis ini. -
Article No. 7378 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien Berat badan 60 Tekanan daran 134/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 101, Sunu ketiak574, Frekuensi Pernatasan 24 SPO2 95, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3. dirawat diruang ciu Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT 2detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett Pasien terpasang NOT No 16 Batas 55cm (17/11), tidak ada residu diit tolerit sesuai dengan advice spgk Terpasang catheter urin, produksi urine ada dan adekuat, warna kuning khas urin Tidak ada dekubitus tapi mau ambil diagnosa keperawatan resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah, penurunan curah jantung, pola nafas tidak efektif, bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Penurunan curah jantung
3. Pola napas tidak efektif
4. Bersihan jalan napas tidak efektif
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah:
- Kadar glukosa darah dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi akibat hiperglikemia atau hipoglikemia
2. Penurunan curah jantung:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah, nadi, frekuensi napas)
- Perfusi jaringan adekuat (akral hangat, CRT normal, urine output adekuat)
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
3. Pola napas tidak efektif:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Irama dan kedalaman napas normal
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Saturasi oksigen dalam batas normal
4. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Jalan napas paten
- Tidak ada sputum yang mengganggu
- Tidak ada komplikasi pernapasan (atelektasis, pneumonia)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah:
- Monitor kadar glukosa darah secara berkala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi insulin jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen kadar glukosa darah
- Pemantauan tanda-tanda komplikasi akibat hiperglikemia atau hipoglikemia
2. Penurunan curah jantung:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Auskultasi suara jantung dan paru-paru
- Observasi tanda-tanda sirkulasi perifer (akral, CRT)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan medis yang tepat (obat-obatan, terapi cairan, dll.)
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen penurunan curah jantung
3. Pola napas tidak efektif:
- Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas
- Observasi adanya retraksi dinding dada
- Auskultasi suara napas
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan ventilator (mode, pengaturan TV, FiO2, dan PEEP)
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pembersihan jalan napas
4. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Suction jalan napas secara rutin
- Monitor produksi dan karakteristik sekret
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mobilisasi sekret
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pembersihan jalan napas
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien secara komprehensif. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.