Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9256 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal (>37,5°C) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Suhu tubuh meningkat, kulit panas, berkeringat, menggigil.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, lingkungan panas, gangguan termoregulasi.
- Risiko tinggi: Usia ekstrim (bayi, lansia), penyakit kronis, penggunaan obat-obatan tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Suhu tubuh kembali normal.
- Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam kisaran normal, tidak ada tanda-tanda hipertermia, tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Monitor suhu tubuh, berikan cairan yang cukup, gunakan kompres dingin, pertahankan lingkungan yang sejuk, identifikasi dan atasi penyebab.
Dalam tone akademis dan persona pakar, perawat dapat menjelaskan diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI secara ringkas dan jelas kepada pasien, sehingga pasien memahami kondisinya dan dapat berpartisipasi dalam perawatannya. -
Article No. 9257 | 18 Dec 2024
Klinis : Studi kasus 1 Seorang pasien berusia 30 tahun, didiagnosis mengalami gangguan kecemasan umum. Pasien sering merasa cemas yang berlebihan terhadap berbagai situasi sehari -hari, sulit tidur dan mengalami gangguan konsentrasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Selamat siang, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan (NANDA-I: 00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai respons autonom, perasaan tertekan, dan perilaku yang tidak menyenangkan yang timbul karena antisipasi bahaya.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai respons autonom, perasaan tertekan, dan perilaku yang tidak menyenangkan yang timbul karena antisipasi bahaya.
- Batasan Karakteristik: Perasaan was-was, fokus pada diri sendiri, gugup, sulit tidur, ketakutan berlebihan, sulit berkonsentrasi.
- Faktor Berhubungan: Perubahan status kesehatan, stressor, ketidakmampuan mengatasi, ancaman perubahan status.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Tingkat kecemasan menurun, klien dapat mengatasi kecemasan, klien dapat beristirahat/tidur dengan nyenyak.
- Kriteria Hasil: Cemas berkurang, dapat tidur dengan nyenyak, dapat berkonsentrasi, menunjukkan perilaku kooperatif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Kecemasan, Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif, Terapi Spiritual.
- Tindakan Keperawatan: Mengidentifikasi penyebab kecemasan, mengajarkan teknik relaksasi, mendiskusikan strategi koping, mendorong aktivitas yang menenangkan.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan diagnosa gangguan kecemasan umum memiliki perasaan cemas yang berlebihan terhadap berbagai situasi sehari-hari, sulit tidur, dan mengalami gangguan konsentrasi. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen kecemasan, terapi relaksasi, terapi kognitif, dan terapi spiritual untuk membantu pasien mengatasi kecemasan, meningkatkan kemampuan tidur, dan memulihkan konsentrasi. -
Article No. 9258 | 18 Dec 2024
Klinis : Diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi diare.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Diare:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Diare
Definisi: Pengeluaran feses cair atau encer yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, efek obat, stres, perubahan diet, penyakit sistemik.
Gejala: Feses cair atau encer, sering buang air besar, rasa tidak nyaman di perut, dehidrasi.
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan diare, diharapkan tercapai luaran/output sebagai berikut berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan status cairan
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat.
Kriteria hasil:
- Tidak terjadi tanda-tanda dehidrasi
- Intake dan output cairan seimbang
- Berat badan stabil
2. Pengendalian infeksi
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Kriteria hasil:
- Tidak terjadi demam
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada saluran pencernaan
- Tidak ada keluhan nyeri atau tidak nyaman pada perut
3. Manajemen nutrisi
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil:
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan
- Tidak ada keluhan anoreksia atau mual
- Asupan makanan dan cairan sesuai kebutuhan
Intervensi Keperawatan SIKI untuk Mencapai Luaran:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan diare, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya rehidrasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian cairan intravena jika diperlukan
2. Manajemen Infeksi
- Pantau tanda-tanda infeksi (demam, nyeri perut)
- Berikan obat antidiare sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang kebersihan tangan dan higiene personal
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan
3. Manajemen Nutrisi
- Pantau asupan makanan dan cairan pasien
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan kaya nutrisi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang diet yang tepat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani pasien dengan kondisi diare. Setiap komponen telah dijelaskan secara rinci dan terperinci dengan menggunakan bahasa akademis dan persona pakar/perawat. -
Article No. 9259 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke IGD RSJ karena menyerang orang lain, merusak dan melemparkan barang-barang disekitarnya. Saat berinteraksi dengan perawat, pasien tersebut berbicara dengan suara keras, mengumpat dengan kata-kata kasar dan mengancam akan melukai perawat. Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut? a. Risiko mencederai orang lain b. Resiko perilaku kekerasan c. Risiko bunuh diri d. Perilaku kekerasan e. Risiko mutilasi diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, masalah keperawatan yang paling sesuai adalah:
b. Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi (SDKI): Kondisi di mana individu berisiko melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
Karakteristik Definisi (SDKI):
- Perilaku yang mengganggu/agresif (seperti melempar, memukul, berteriak, mengancam)
- Ketidakmampuan mengontrol perilaku marah atau agresi
- Kecenderungan melukai diri sendiri atau orang lain
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Ciptakan lingkungan yang aman
- Kaji tanda-tanda perilaku kekerasan
- Berikan obat sesuai resep untuk mengatasi perilaku kekerasan
- Libatkan keluarga dalam manajemen perilaku
- Ajarkan teknik manajemen amarah dan cara penyelesaian konflik
- Berikan dukungan emosional dan motivasi
Luaran Keperawatan (SLKI):
- Kontrol perilaku kekerasan
- Lingkungan aman
- Keterlibatan keluarga dalam penanganan
Jadi, berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, masalah keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Perilaku Kekerasan. -
Article No. 9260 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke IGD RSJ karena menyerang orang lain, merusak dan melemparkan barang-barang disekitarnya. Saat berinteraksi dengan perawat, pasien tersebut berbicara dengan suara keras, mengumpat dengan kata-kata kasar dan mengancam akan melukai perawat. Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut? a. Risiko mencederai orang lain b. Resiko perilaku kekerasan c. Risiko bunuh diri d. Perilaku kekerasan e. Risiko mutilasi diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, masalah keperawatan yang paling sesuai untuk pasien tersebut adalah:
b. Risiko perilaku kekerasan
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan
Menurut standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), risiko perilaku kekerasan didefinisikan sebagai "Terjadinya kemungkinan bahaya fisik dan/atau mental yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan".
Hal ini sesuai dengan kondisi pasien yang menyerang orang lain, merusak dan melemparkan barang-barang di sekitarnya, serta berbicara dengan suara keras, mengumpat dengan kata-kata kasar, dan mengancam akan melukai perawat. Tanda-tanda ini menunjukkan adanya risiko perilaku kekerasan pada pasien.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur diagnosa keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan.
Ketiga standar ini merupakan bagian dari sistem standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 9261 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 38 tahun dibawa ke IGD RSJ karena gelisah dan berjalan bolak balik secara terus menerus. Pasien telah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri. Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada pasien tersebut? a. Manajemen mood b. Manajemen perilaku c. Reduksi ansietas d. Terapi relaksasi e. Manajemen pengendalian marah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis dengan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perilaku kekerasan (NANDA-I)
Penjelasan:
- Pasien menunjukkan perilaku gelisah dan berjalan bolak-balik secara terus-menerus, serta memiliki riwayat percobaan bunuh diri, yang mengindikasikan adanya risiko perilaku kekerasan.
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen perilaku (SIKI)
Penjelasan:
- Intervensi ini bertujuan untuk mengontrol dan mengarahkan perilaku pasien yang berisiko, seperti gelisah dan berjalan bolak-balik secara terus-menerus.
- Intervensi dapat meliputi pemberian lingkungan yang aman, penggunaan teknik de-eskalasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan mental lainnya.
2. Reduksi ansietas (SIKI)
Penjelasan:
- Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan yang dialami pasien.
- Intervensi dapat meliputi teknik relaksasi, terapi musik, dan pemberian obat-obatan jika diperlukan.
3. Manajemen pengendalian marah (SIKI)
Penjelasan:
- Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam mengelola dan mengendalikan perasaan marah yang mungkin muncul.
- Intervensi dapat meliputi latihan manajemen stres, teknik kognitif-perilaku, dan konseling.
Berdasarkan pertanyaan, intervensi yang paling tepat adalah:
b. Manajemen perilaku
Intervensi ini fokus pada pengelolaan perilaku pasien yang berisiko, yang merupakan inti dari permasalahan yang dialami oleh pasien ini. Intervensi lainnya, seperti reduksi ansietas dan manajemen pengendalian marah, juga dapat dilakukan sebagai bagian dari pendekatan holistik dalam perawatan pasien. -
Article No. 9262 | 18 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 47 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian didapatkan napas sesak, nyeri dada sebelah kiri, hematoma pada dada kiri, hipersonor saat di perkusi dada. Tindakan prioritas yang harus dilakukan perawat adalah: a. Memasang chest tube b. Melakukan resusitasi cairan c. Memantau saturasi oksigen d. Menempatkan pasien dalam posisi semi-Fowler e. Memberikan oksigen 10 L/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Ventilasi Paru berhubungan dengan hematoma pada dada kiri dan hipersonor saat diperkusi dada.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Gangguan Ventilasi Paru adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Ventilasi Paru Adekuat, yang ditandai dengan frekuensi pernapasan dalam rentang normal, kedalaman napas yang adekuat, dan saturasi oksigen yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, dan Manajemen Trauma.
Tindakan prioritas yang harus dilakukan perawat adalah:
d. Menempatkan pasien dalam posisi semi-Fowler
Rasional: Posisi semi-Fowler dapat membantu meningkatkan ekspansi paru dan menurunkan tekanan pada dada akibat hematoma, sehingga dapat memperbaiki ventilasi.
e. Memberikan oksigen 10 L/menit
Rasional: Pemberian oksigen dapat membantu mempertahankan saturasi oksigen dan pertukaran gas yang adekuat.
Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah:
a. Memasang chest tube
Rasional: Diperlukan jika terdapat pneumotoraks untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura dan memperbaiki ventilasi.
b. Melakukan resusitasi cairan
Rasional: Diperlukan untuk mengatasi hipovolemia akibat trauma.
c. Memantau saturasi oksigen
Rasional: Untuk memantau efektivitas pemberian oksigen dan pertukaran gas. -
Article No. 9263 | 18 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan kaki bengkak, tangan bengkak, wajah bengkak, keluhan lemas, batuk dan sesak nafas. Berikut TTV pasien saat pengkajian. Kesadaran compos mentis, keadaan umum sakit sedang.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda ajukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu kaki, tangan, dan wajah bengkak, serta keluhan lemas, batuk, dan sesak nafas, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Edema Perifer
Edema perifer ditandai dengan penumpukan cairan di dalam jaringan di bawah kulit, yang dapat menyebabkan pembengkakan pada ekstremitas, wajah, dan bagian tubuh lainnya.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Pola napas tidak efektif ditandai dengan adanya kesulitan bernapas, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk edema yang dapat mengganggu fungsi pernapasan.
3. Keletihan
Keletihan ditandai dengan perasaan lelah dan menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk edema dan gangguan pernapasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Edema Perifer
- Luaran: Edema Terkontrol
- Kriteria Hasil:
- Ekstremitas, wajah, dan bagian tubuh lainnya kembali normal
- Tidak ada penumpukan cairan di bawah kulit
- Tidak ada perubahan warna kulit
2. Pola Napas Tidak Efektif
- Luaran: Pola Napas Efektif
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada sesak napas
- Tidak ada tanda-tanda pernapasan yang terganggu
3. Keletihan
- Luaran: Pemulihan Energi
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mudah
- Pasien merasa lebih segar dan bersemangat
- Pasien tidak lagi merasakan kelelahan yang berlebihan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edema Perifer
- Intervensi:
- Identifikasi penyebab edema
- Pantau tanda-tanda vital, input-output cairan, dan berat badan harian
- Elevasi ekstremitas yang mengalami edema
- Berikan kompres dingin pada daerah yang mengalami edema
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi diuretik, jika perlu
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen edema
2. Pola Napas Tidak Efektif
- Intervensi:
- Pantau respirasi pasien, termasuk frekuensi, irama, dan kedalaman napas
- Berikan oksigen, jika diperlukan, untuk meningkatkan saturasi oksigen
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti pernapasan diafragma
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi bronkodilator, jika perlu
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen pola napas tidak efektif
3. Keletihan
- Intervensi:
- Identifikasi penyebab keletihan
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Berikan motivasi dan dukungan emosional
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi, jika perlu
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen keletihan
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat dan terfokus pada masalah yang dihadapi pasien, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 9264 | 18 Dec 2024
Klinis : Resiko perfusi serebral tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Risiko perfusi serebral tidak efektif" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
- Etiologi: Faktor risiko seperti hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, obesitas, merokok, dan stres dapat menyebabkan risiko perfusi serebral tidak efektif.
- Karakteristik Definisi: Perubahan status mental, perubahan tanda-tanda vital, perubahan fungsi saraf pusat, dan perubahan perfusi jaringan serebral.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu dapat mempertahankan perfusi serebral yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, fungsi saraf pusat normal, tidak ada perubahan status mental, dan perfusi jaringan serebral terpelihara.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian status neurologis, pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nutrisi, manajemen cairan dan elektrolit, terapi oksigen, serta edukasi dan konseling terkait gaya hidup sehat.
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan perfusi serebral yang adekuat, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup individu.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" memerlukan pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, dan pemantauan yang ketat untuk memastikan perfusi serebral tetap optimal dan mencegah terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan fungsi otak. -
Article No. 9265 | 18 Dec 2024
Klinis : nyeri luka pelipis setelah jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri luka pelipis setelah jatuh.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fisik, yaitu luka di pelipis setelah jatuh.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Karakteristik: Melaporkan rasa sakit, Perubahan ekspresi wajah, Perubahan tanda-tanda vital, Perubahan perilaku.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, Pasien menunjukkan relaksasi, Pasien menunjukkan perilaku adaptif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri:
- Intervensi: Identifikasi karakteristik nyeri, Kolaborasi pemberian analgesik, Berikan teknik nonfarmakologis, Monitor respon terhadap intervensi.
- Rasional: Untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri, Memfasilitasi istirahat dan pemulihan, Meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
Dalam konteks ini, sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien, mengidentifikasi karakteristik nyeri, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik, dan menerapkan teknik nonfarmakologis seperti kompres dingin dan relaksasi, serta memonitor respons pasien terhadap intervensi yang diberikan. Tujuannya adalah agar pasien dapat melaporkan nyeri yang terkontrol, menunjukkan relaksasi, dan memiliki perilaku adaptif dalam menghadapi kondisinya.