Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9235 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri dibagian lambung, mual dan muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan nyeri di bagian lambung, mual, dan muntah, maka diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik mayor: Melaporkan rasa nyeri, Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, Perubahan tanda-tanda vital, Perubahan perilaku.
2. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
Karakteristik mayor: Melaporkan adanya mual, Muka pucat, Mulut berair, Pergerakan menelan yang berlebihan.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi: Berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan/atau asam-basa yang dapat mengganggu kesehatan.
Karakteristik mayor: Mual, Muntah, Turgor kulit menurun.
Selanjutnya, terkait dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), berikut adalah contoh luaran dan intervensi yang dapat diberikan:
SLKI:
1. Kontrol Nyeri: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
2. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat.
3. Manajemen Mual dan Muntah: Pasien melaporkan mual dan muntah terkontrol.
SIKI:
1. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengurangi dan mengontrol nyeri yang dirasakan pasien.
2. Manajemen Cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
3. Manajemen Mual dan Muntah: Intervensi untuk mengurangi atau mencegah mual dan muntah pada pasien.
Secara umum, manajemen keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan keluhan nyeri di bagian lambung, mual, dan muntah meliputi pengkajian yang komprehensif, pemberian terapi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengatasi nyeri dan mual-muntah, serta pemantauan tanda-tanda vital dan keseimbangan cairan. Perawat juga dapat memberikan edukasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga terkait kondisi yang dialami. -
Article No. 9236 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemas pegal pegal di badan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkatnya berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan lemas dan pegal-pegal di badan.
Diagnosa Keperawatan:
Fatigue (Kelelahan)
Definisi SDKI:
Persepsi berkurangnya kemampuan fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Faktor Risiko SDKI:
- Penurunan aktivitas
- Ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan yang didapat
- Nyeri kronis
Gejala/Tanda SDKI:
- Letih/lesu
- Pegal-pegal di badan
- Kurang motivasi
- Gangguan konsentrasi
Tujuan SLKI:
- Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan tingkat energi
- Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan kemampuan aktivitas sehari-hari
Intervensi SIKI:
- Manajemen energi
- Manajemen aktivitas
- Manajemen nyeri
- Terapi relaksasi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Fatigue (Kelelahan)" menggambarkan kondisi pasien yang merasa lemas dan pegal-pegal di badan, yang disebabkan oleh penurunan aktivitas, ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan yang didapat, serta adanya nyeri kronis. Tujuan keperawatan adalah agar pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan tingkat energi serta kemampuan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen energi, manajemen aktivitas, manajemen nyeri, dan terapi relaksasi. -
Article No. 9237 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdahak tidak kunjung sembuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Kondisi ini menunjukkan bahwa pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga mengakibatkan batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh.
Menurut SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan dari penanganan ini adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam batas normal, suara napas bersih, tidak ada sianosis, dan pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
Sementara itu, SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyarankan beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Identifikasi penyebab dan faktor risiko yang mempengaruhi bersihan jalan napas.
2. Pantau status pernapasan dan kemampuan pasien dalam mengeluarkan sekret.
3. Berikan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi pengeluaran sekret.
4. Lakukan tindakan fisioterapi dada atau batuk efektif untuk membantu pengeluaran sekret.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan terapi yang tepat.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien mengatasi permasalahan bersihan jalan napas yang tidak efektif dan mempercepat proses pemulihan. -
Article No. 9238 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan Nyeri dada yang menjalar ke rahang, punggung atas, pundak, dan lengan kiri. Dada tidak nyaman, atau terasa seperti ada yang menghimpit. Jantung berdebar-deba
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan gejala yang disampaikan oleh pasien, yaitu nyeri dada yang menjalar ke rahang, punggung atas, pundak, dan lengan kiri, serta rasa tidak nyaman atau seperti ada yang menghimpit di dada dan jantung yang berdebar-debar, maka diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I20.0
- Deskripsi: Angina pektoris tidak stabil
Angina pektoris tidak stabil adalah kondisi jantung dimana pasien mengalami nyeri dada yang terjadi saat istirahat atau dengan aktivitas minimal, yang dapat menjalar ke area sekitar dada, seperti rahang, punggung atas, pundak, dan lengan kiri. Gejala lain yang sering muncul adalah rasa tidak nyaman atau seperti ada yang menghimpit di dada, serta jantung yang berdebar-debar.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01
- Deskripsi: Elektrokardiografi [EKG, ECG]
Untuk pasien dengan gejala nyeri dada yang dicurigai sebagai angina pektoris tidak stabil, pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) akan menjadi salah satu tindakan diagnostik yang dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat. -
Article No. 9239 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan Nyeri dada yang menjalar ke rahang, punggung atas, pundak, dan lengan kiri. Dada tidak nyaman, atau terasa seperti ada yang menghimpit. Jantung berdebar-deba
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus pasien yang mengeluhkan nyeri dada yang menjalar ke rahang, punggung atas, pundak, dan lengan kiri, serta adanya rasa tidak nyaman di dada dan jantung berdebar-debar, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Skala Nyeri Menurun
Definisi: Penurunan intensitas nyeri yang dilaporkan oleh pasien.
Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Skala nyeri pasien menurun.
2. Manajemen Nyeri Efektif
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan bahwa nyeri dapat dikontrol.
- Pasien menunjukkan perilaku yang menandakan nyeri terkontrol.
- Pasien menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien.
Aktivitas:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus).
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Berikan analgesik sesuai dengan indikasi dan instruksi dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (relaksasi, distraksi, aplikasi es/panas, dan lain-lain).
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan intervensi yang tepat.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengatasi nyeri.
2. Pemantauan Tanda-tanda Vital
Definisi: Pengumpulan data tentang fungsi vital pasien untuk memantau perubahan kondisi.
Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, respirasi, suhu).
- Catat setiap perubahan tanda-tanda vital yang terjadi.
- Laporkan temuan yang abnormal kepada dokter.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu penurunan skala nyeri dan manajemen nyeri yang efektif. -
Article No. 9240 | 18 Dec 2024
Klinis : bayi demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi bayi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (D0046)
Definisi:
Peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Faktor Penyebab:
1. Infeksi
2. Dehidrasi
3. Lingkungan yang panas
4. Imunosupresi
Gejala dan Tanda:
1. Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C
2. Kulit terasa hangat
3. Nadi cepat
4. Pernafasan cepat
5. Nyeri kepala
6. Menggigil
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital (I0205)
2. Manajemen Demam (I0148)
3. Terapi Cairan (I0280)
4. Edukasi Perawatan Mandiri (I0100)
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh (L0203)
2. Tanda Vital (L0204)
3. Pengetahuan Tentang Perawatan Mandiri (L0104)
4. Kepatuhan Terhadap Regimen Pengobatan (L0110)
Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SDKI):
1. Pengkajian Tanda Vital
2. Pemantauan Suhu Tubuh
3. Pemberian Kompres Hangat/Dingin
4. Pemberian Obat Penurun Demam
5. Edukasi Perawatan Mandiri Hipertermia
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan untuk bayi dengan demam. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang mungkin ingin Anda ketahui. -
Article No. 9241 | 18 Dec 2024
Klinis : bayi demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi bayi demam, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi bayi demam:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi demam adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas. Tanda dan gejala yang muncul pada bayi dengan hipertermia antara lain, suhu tubuh meningkat, kulit terasa hangat, denyut nadi cepat, dan bayi tampak gelisah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran yang akan dicapai adalah "Suhu Tubuh Dalam Batas Normal", dengan kriteria hasil sebagai berikut:
a. Suhu tubuh berada pada rentang 36,5°C - 37,5°C.
b. Kulit terasa normal, tidak terlalu hangat atau dingin.
c. Denyut nadi dalam batas normal untuk usia bayi.
d. Bayi tampak tenang dan nyaman.
e. Orang tua dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan demam pada bayi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Pemantauan Tanda Vital
- Pantau suhu tubuh bayi secara berkala.
- Pantau denyut nadi, frekuensi napas, dan tekanan darah bayi.
- Catat temuan tanda vital dan lakukan evaluasi perubahan.
b. Manajemen Demam
- Berikan obat penurun demam sesuai resep dokter.
- Berikan kompres hangat pada dahi dan lengan bayi.
- Anjurkan orang tua untuk memberikan cairan yang cukup.
- Pertahankan lingkungan yang nyaman dan sejuk.
c. Pendidikan Kesehatan
- Ajarkan orang tua tentang tanda-tanda demam pada bayi.
- Jelaskan cara penanganan demam yang benar di rumah.
- Beri edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan higiene bayi.
- Dorong orang tua untuk segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan jika demam tidak kunjung turun.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu menurunkan suhu tubuh bayi, mengatasi gejala demam, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Selain itu, pendidikan kesehatan kepada orang tua juga penting agar mereka dapat melakukan perawatan demam pada bayi di rumah secara mandiri. -
Article No. 9242 | 18 Dec 2024
Klinis : Gcs e2m2v2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan: GCS e2m2v2, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran Berhubungan Dengan Cedera Kepala
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Penurunan tingkat kesadaran yang ditandai dengan respons yang lambat atau tidak adanya respons terhadap rangsangan.
- Cedera Kepala: Kerusakan pada otak atau jaringan lain di dalam tengkorak akibat trauma, biasanya disebabkan oleh benturan, terbuka, atau penetrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Meningkatnya Tingkat Kesadaran: Peningkatan tingkat kewaspadaan, orientasi, dan respons terhadap lingkungan.
- Pemulihan Fungsi Neurologis: Pulihnya fungsi otak dan sistem saraf sesuai dengan kondisi sebelum cedera.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda Vital: Pengukuran dan pencatatan parameter fisiologis untuk memantau perubahan kondisi klien.
- Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka.
- Terapi Orientasi Realitas: Upaya untuk membantu klien mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang. -
Article No. 9243 | 18 Dec 2024
Klinis : Gcs e2m2v2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membahas secara terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi GCS E2M2V2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi GCS E2M2V2, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00201). Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan kesadaran yang mengindikasikan penurunan aliran darah dan oksigenasi ke otak, sehingga dapat berdampak pada fungsi neurologis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Tingkat Kesadaran (0901): Pasien menunjukkan peningkatan skor GCS dari E2M2V2 ke nilai yang lebih tinggi, sebagai indikator pemulihan fungsi neurologis.
2. Integritas Jaringan Otak (0902): Pasien menunjukkan tidak ada kerusakan atau disfungsi pada jaringan otak, yang ditandai dengan pemulihan fungsi neurologis.
3. Perfusi Jaringan Serebral (0904): Pasien menunjukkan adanya peningkatan aliran darah dan oksigenasi ke otak, yang ditandai dengan peningkatan skor GCS dan pemulihan fungsi neurologis.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Neurologi (6540):
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu.
- Lakukan pemeriksaan GCS secara rutin untuk menilai tingkat kesadaran pasien.
- Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti sakit kepala, mual, muntah, atau perubahan perilaku.
- Catat semua temuan pemeriksaan dan perubahan kondisi pasien dalam catatan keperawatan.
2. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (6570):
- Posisikan pasien dengan kepala elevasi 30-45 derajat untuk memfasilitasi drainase vena dan penurunan tekanan intrakranial.
- Berikan analgesik dan sedasi sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi stimulasi sensorik dan mencegah peningkatan tekanan intrakranial.
- Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dan lakukan intervensi segera jika diperlukan.
3. Manajemen Oksigenasi (3302):
- Berikan oksigen tambahan melalui kanula nasal atau masker oksigen sesuai dengan kebutuhan oksigenasi pasien.
- Pantau saturasi oksigen dan nilai darah arteri untuk memastikan oksigenasi yang adekuat.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
4. Manajemen Cairan (4120):
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien dan instruksi medis.
- Pantau status cairan, termasuk intake, output, dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Pertahankan keseimbangan cairan yang adekuat untuk memfasilitasi perfusi jaringan yang optimal.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran, integritas jaringan otak, dan perfusi jaringan serebral yang optimal, sesuai dengan luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 9244 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan hidung tersumbat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk membersihkan saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mampu mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret/sumbatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien dalam membersihkan saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
Kondisi pasien dengan hidung tersumbat menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas. Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan saluran napas akibat adanya sumbatan pada hidung, sehingga perlu intervensi keperawatan untuk membantu pasien mempertahankan jalan napas yang efektif.