Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7414 | 30 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 67 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 3 jam yang lalu. Pasien mengatakan saat beraktifitas nyerinya meningkat dan saat digunakan untuk istirahat nyerinya tidak berkurang.Tanda-tanda vital diperoleh TD 100/ 52 mmHg, frekuensi nadi 123 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit dan terpasang O2 via nasal kanul 2 lpm.Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah seorang perawat yang akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi pasien adalah "Nyeri Akut". Pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri yang meningkat saat beraktivitas dan tidak berkurang saat istirahat. Tanda-tanda vital juga menunjukkan adanya peningkatan frekuensi nadi dan pernapasan yang dapat mengindikasikan kondisi nyeri akut.
Pemeriksaan Penunjang yang Diperlukan:
Untuk membantu mengidentifikasi penyebab nyeri dada pada pasien ini, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain:
1. Pemeriksaan Electrocardiogram (EKG) untuk melihat aktivitas listrik jantung dan mendeteksi adanya kelainan jantung, seperti infark miokard.
2. Pemeriksaan Troponin, untuk memeriksa ada tidaknya kerusakan atau nekrosis pada sel-sel jantung.
3. Pemeriksaan Ekokardiografi, untuk mengevaluasi fungsi dan struktur jantung secara lebih rinci.
4. Pemeriksaan lainnya yang dapat dipertimbangkan adalah pemeriksaan darah lengkap, rontgen dada, dan CT-Scan dada jika diperlukan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri dada.
2. Tanda-tanda vital pasien stabil, dengan tekanan darah, frekuensi nadi, dan frekuensi napas dalam batas normal.
3. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa adanya peningkatan nyeri dada.
4. Pasien dapat memahami penyebab nyeri dada dan strategi penanganan nyeri yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, kualitas, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus nyeri.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk meningkatkan suplai oksigen ke jantung.
3. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi nyeri dada.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri dada.
5. Pantau tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien.
6. Kolaborasi dengan tim medis lainnya (dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.) untuk perawatan yang komprehensif.
7. Berikan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga terkait penyebab nyeri dada, manajemen nyeri, dan gaya hidup yang sehat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Terima kasih. -
Article No. 7415 | 30 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 67 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 3 jam yang lalu. Pasien mengatakan saat beraktifitas nyerinya meningkat dan saat digunakan untuk istirahat nyerinya tidak berkurang.Tanda-tanda vital diperoleh TD 100/ 52 mmHg, frekuensi nadi 123 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit dan terpasang O2 via nasal kanul 2 lpm.Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I20.0
- Deskripsi: Angina pektoris tidak stabil
Pada kasus ini, pasien mengeluhkan nyeri dada yang terjadi saat beraktivitas dan tidak berkurang saat istirahat, yang merupakan gejala khas dari angina pektoris tidak stabil. Angina pektoris tidak stabil termasuk dalam kategori sindrom koroner akut, yang membutuhkan penatalaksanaan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan elektrokardiografi, tidak terdifinisi lebih lanjut
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menentukan tatalaksana yang sesuai adalah:
1. Elektrokardiografi (EKG): Untuk mengevaluasi adanya perubahan segmen ST-T yang dapat mengindikasikan iskemia miokard.
2. Pemeriksaan enzim jantung (troponin, CK-MB): Untuk menilai ada tidaknya kerusakan miokard.
3. Ekokardiografi: Untuk menilai fungsi ventrikel kiri dan kemungkinan adanya kelainan struktur jantung lainnya.
4. Pemeriksaan laboratorium rutin (darah lengkap, elektrolit, fungsi ginjal, dan lain-lain): Untuk menilai kondisi umum pasien.
Tatalaksana awal yang dapat diberikan adalah:
1. Pemberian oksigen
2. Pemberian nitrogliserin sublingual
3. Pemberian aspirin
4. Pemberian antiplatelet lainnya (contoh: klopidogrel)
5. Pemantauan ketat tanda-tanda vital dan status hemodinamik
Pasien dengan angina pektoris tidak stabil membutuhkan monitoring dan tatalaksana segera di unit perawatan intensif untuk mencegah komplikasi yang lebih berat, seperti infark miokard akut. -
Article No. 7416 | 30 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 67 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 3 jam yang lalu. Pasien mengatakan saat beraktifitas nyerinya meningkat dan saat digunakan untuk istirahat nyerinya tidak berkurang.Tanda-tanda vital diperoleh TD 100/ 52 mmHg, frekuensi nadi 123 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit dan terpasang O2 via nasal kanul 2 lpm.Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, pasien ini mengalami kondisi yang mengindikasikan adanya gangguan jantung. Berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut, beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara tiba-tiba atau berlahan-lahan, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berakhir dalam waktu kurang dari 3 bulan.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit yang dirasakan pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit yang dirasakan pasien.
Pemeriksaan Penunjang yang Diperlukan:
1. Elektrokardiogram (EKG)
- Untuk mendeteksi adanya gangguan pada aktivitas listrik jantung, seperti infark miokard, aritmia, dan lainnya.
2. Pemeriksaan laboratorium:
- Troponin
- Untuk mendeteksi adanya kerusakan sel-sel jantung, yang dapat mengindikasikan adanya infark miokard.
- Profil lipid
- Untuk mengetahui kadar kolesterol dan trigliserida, yang dapat membantu mengidentifikasi risiko penyakit jantung.
3. Tes stres jantung
- Untuk mengevaluasi fungsi jantung dan aliran darah ke jantung saat beraktivitas.
4. Echokardiogram
- Untuk menilai fungsi, struktur, dan ukuran jantung.
Pemeriksaan penunjang ini akan membantu menegakkan diagnosis dan menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 7417 | 30 Nov 2024
Klinis : Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 1 minggu yang lalu dengan diagnosa medis thypoid. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=130/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas seperti tidak bertenaga, pusing. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut sejak di rawat. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan cuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, berketombe. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Nafsu makan klien kurang baik dimana klien hanya mampu menghabiskan makanan 2-3 sendok makan setiap kali makan , makanan terasa pahit di lidah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Ny. E:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri) berhubungan dengan keterbatasan kemampuan/pengetahuan.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri) adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri, mencuci rambut, atau mandi secara mandiri.
- Faktor yang berhubungan: keterbatasan fisik, neurologis, psikologis, atau pengetahuan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat melakukan perawatan diri (kebersihan diri) secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Bantu perawatan diri, Bimbingan perawatan diri, Edukasi perawatan diri.
2. Penurunan Nafsu Makan berhubungan dengan gangguan rasa/persepsi rasa.
Penjelasan:
SDKI:
- Penurunan Nafsu Makan adalah penurunan keinginan untuk makan yang biasanya.
- Faktor yang berhubungan: gangguan rasa/persepsi rasa, mual, nyeri.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mempertahankan/meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Manajemen nutrisi, Monitor asupan nutrisi, Fasilitasi makan. -
Article No. 7418 | 30 Nov 2024
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk manajemen nyeri sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G89
- Deskripsi: Nyeri, tidak terklafikasi di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.35
- Deskripsi: Pemberian obat analgesik
Penjelasan rinci:
1. Kode ICD-10 G89 mencakup berbagai jenis nyeri yang tidak diklasifikasikan secara spesifik di tempat lain. Ini termasuk nyeri akut, nyeri kronis, dan nyeri yang tidak dapat diklasifikasikan. Kode ini digunakan untuk manajemen nyeri secara umum.
2. Kode ICD-9-CM 93.35 merujuk pada prosedur pemberian obat analgesik, yang merupakan salah satu intervensi penting dalam manajemen nyeri. Analgesik dapat diberikan melalui berbagai rute, seperti oral, intravena, atau intramuskular, tergantung pada kondisi pasien dan jenis nyeri yang dialami.
Manajemen nyeri yang komprehensif dapat melibatkan kombinasi pendekatan farmakologis dan non-farmakologis, seperti terapi fisik, teknik relaksasi, terapi kognitif-perilaku, dan intervensi invasif (jika diperlukan). Kode ICD-9-CM lain yang mungkin relevan untuk manajemen nyeri termasuk prosedur blokade saraf, injeksi epidural, dan teknik intervensi lainnya. -
Article No. 7419 | 30 Nov 2024
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi manajemen nyeri.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi manajemen nyeri adalah "Nyeri Akut". Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri Akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba, intensitas bervariasi, dan berlangsung dalam waktu yang singkat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri: Tingkat nyeri menurun
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari penurunan skor nyeri sesuai dengan skala pengukuran nyeri yang digunakan (misalnya skala numerik, skala wajah, atau skala visual analog).
2. Koping: Mengelola nyeri
Pasien diharapkan dapat menunjukkan kemampuan dalam mengelola nyeri yang dirasakan, seperti mengidentifikasi faktor penyebab nyeri, menggunakan strategi manajemen nyeri yang efektif, dan melaporkan adanya penurunan tingkat nyeri.
3. Pengetahuan: Manajemen nyeri
Pasien diharapkan dapat menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang manajemen nyeri, seperti memahami penyebab nyeri, mengetahui strategi pengurangan nyeri, dan memahami penggunaan obat-obatan analgesik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri
b. Identifikasi faktor-faktor penyebab atau yang mempengaruhi nyeri
c. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam mengelola nyeri
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang strategi manajemen nyeri
2. Kontrol Nyeri
a. Kaji skala nyeri secara reguler
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dan monitoring efeknya
c. Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Libatkan pasien dan keluarga dalam menentukan strategi manajemen nyeri
3. Edukasi Kesehatan
a. Berikan informasi tentang penyebab, faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
b. Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik-teknik manajemen nyeri
c. Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam manajemen nyeri
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan mengelola nyeri, serta peningkatan pengetahuan tentang manajemen nyeri. -
Article No. 7420 | 30 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan (tuberkulosis paru).
Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan (tuberkulosis paru), penurunan nafsu makan.
Gejala dan Tanda: Kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.
3. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal karena peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan (tuberkulosis paru).
Gejala dan Tanda: Demam.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Standar diagnosa keperawatan di Indonesia diatur dalam Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI menyediakan definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala serta tanda untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar luaran keperawatan di Indonesia diatur dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang diterbitkan oleh PPNI. SLKI menyediakan indikator hasil yang dapat diukur untuk setiap diagnosa keperawatan, sehingga dapat membantu dalam memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar intervensi keperawatan di Indonesia diatur dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh PPNI. SIKI menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi setiap diagnosa keperawatan, beserta definisi, aktivitas, dan rasional dari setiap intervensi. -
Article No. 7421 | 30 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI: Pola Napas Tidak Efektif)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara secara adekuat.
- Penyebab: Proses penyakit paru (seperti tuberkulosis), gangguan otot pernapasan, kelelahan.
- Gejala: Sesak napas, perubahan frekuensi napas, perubahan irama napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI: Intoleransi Aktivitas)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Kelemahan fisik, malnutrisi, perubahan fisiologis.
- Gejala: Kelelahan, sesak napas, nyeri, penurunan kekuatan dan daya tahan.
3. Risiko Infeksi (SDKI: Risiko Infeksi)
- Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Penyebab: Prosedur diagnostik/terapeutik, paparan lingkungan, status imunitas yang buruk.
- Gejala: Demam, peningkatan tanda-tanda inflamasi, perubahan hasil pemeriksaan laboratorium.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan.
- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang mengembangkan dan menetapkan standar-standar tersebut. -
Article No. 7422 | 30 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien pria, usia 45 tahun, dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi pernapasan dan kegagalan batuk efektif, yang ditandai dengan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi pada hasil rontgen paru.
b. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi dan peningkatan kebutuhan metabolik, yang ditandai dengan keluhan sesak napas dan kehilangan nafsu makan.
c. Hipertermia
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, yang ditandai dengan keluhan demam.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien mampu batuk efektif dan mengeluarkan sekret
- Suara napas bronkial di paru kanan atas berkurang
- Tidak ditemukan lesi pada hasil rontgen paru
b. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas
- Nafsu makan pasien meningkat
c. Suhu Tubuh Normal
- Suhu tubuh pasien berada dalam rentang normal
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan pengisapan lendir/suction jika diperlukan
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan humidifikasi oksigen
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator dan mukolitik
b. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas pasien
- Atur aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien
- Berikan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan energi
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian dukungan nutrisi
c. Hipertermia
- Monitor suhu tubuh pasien secara rutin
- Berikan kompres hangat/dingin untuk mengontrol suhu
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik jika diperlukan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif, toleransi aktivitas yang meningkat, dan suhu tubuh yang normal. Hal ini akan mendukung pemulihan kondisi pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 7423 | 30 Nov 2024
Klinis : Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 1 minggu yang lalu dengan diagnosa medis thypoid. Dari hasil pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=130/90mmHg, suhu 36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas seperti tidak bertenaga, pusing. Klien juga mengatakan belum mencuci rambut sejak di rawat. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan cuci rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor, lengket dan berminyak, berketombe. Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat. Nafsu makan klien kurang baik dimana klien hanya mampu menghabiskan makanan 2-3 sendok makan setiap kali makan , makanan terasa pahit di lidah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Ny. E yang dideskripsikan, berikut adalah analisis diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri (Self-Care Deficit)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
- SDKI: Defisit Perawatan Diri
- SLKI: Perawatan Diri
- SIKI: Peningkatan Perawatan Diri
2. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SDKI: Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat:
1. Defisit Perawatan Diri (Self-Care Deficit):
- Klien mengalami keterbatasan dalam melakukan perawatan diri seperti mandi dan mencuci rambut secara mandiri.
- Standar SDKI, SLKI, dan SIKI terkait dengan diagnosa ini adalah:
- SDKI: Defisit Perawatan Diri, sebagai standar diagnosis keperawatan.
- SLKI: Perawatan Diri, sebagai standar luaran keperawatan.
- SIKI: Peningkatan Perawatan Diri, sebagai standar intervensi keperawatan.
2. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Klien mengalami penurunan nafsu makan dan hanya mampu menghabiskan sedikit makanan.
- Standar SDKI, SLKI, dan SIKI terkait dengan diagnosa ini adalah:
- SDKI: Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh, sebagai standar diagnosis keperawatan.
- SLKI: Nutrisi, sebagai standar luaran keperawatan.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, sebagai standar intervensi keperawatan.
3. Nyeri Akut:
- Klien mengeluh lemas dan pusing, yang dapat dikaitkan dengan nyeri akut.
- Standar SDKI, SLKI, dan SIKI terkait dengan diagnosa ini adalah:
- SDKI: Nyeri Akut, sebagai standar diagnosis keperawatan.
- SLKI: Nyeri, sebagai standar luaran keperawatan.
- SIKI: Manajemen Nyeri, sebagai standar intervensi keperawatan.