Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9415 | 19 Dec 2024
Klinis : Perubahan penglihatan dan penggunaan kacamata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Perubahan penglihatan dan penggunaan kacamata":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Gangguan Penglihatan". Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai perubahan pada fungsi penglihatan yang menimbulkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor usia, penyakit, atau cedera yang memengaruhi organ penglihatan, seperti mata, saraf, atau pusat penglihatan di otak.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi "Gangguan Penglihatan" adalah:
a. Pemulihan Penglihatan: Pasien dapat menunjukkan peningkatan dalam fungsi penglihatan dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan penglihatan.
b. Adaptasi Terhadap Keterbatasan Penglihatan: Pasien dapat menunjukkan strategi yang efektif untuk beradaptasi dengan keterbatasan penglihatan, seperti penggunaan alat bantu, penyesuaian lingkungan, dan modifikasi aktivitas.
c. Manajemen Penglihatan: Pasien dapat menunjukkan pemahaman dan kemampuan untuk mengelola kondisi penglihatan, termasuk penggunaan kacamata, perawatan mata, dan pengobatan yang diperlukan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) dalam menangani "Gangguan Penglihatan" meliputi:
a. Asesmen Penglihatan: Melakukan asesmen komprehensif terhadap fungsi penglihatan pasien, termasuk visus, lapang pandang, adaptasi terhadap cahaya, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan penglihatan.
b. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi penglihatan, pentingnya penggunaan kacamata, dan strategi adaptasi untuk mengatasi keterbatasan penglihatan.
c. Manajemen Lingkungan: Mengidentifikasi dan mengubah lingkungan fisik untuk mendukung keamanan dan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti penyediaan pencahayaan yang cukup, kontras warna, dan penanda visual yang jelas.
d. Kolaborasi dengan Profesional Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan ahli oftalmologi, optometris, atau ahli rehabilitasi visual untuk menentukan intervensi yang tepat, seperti penentuan resep kacamata, terapi okupasi, atau pelatihan penggunaan alat bantu.
e. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan monitoring terhadap perkembangan penglihatan pasien dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan, serta melakukan penyesuaian intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan untuk kondisi "Gangguan Penglihatan", perawat harus mempertimbangkan keunikan setiap pasien, membangun kolaborasi yang erat dengan pasien dan keluarga, serta memastikan bahwa intervensi yang diberikan sesuai dengan tujuan Luaran (SLKI) yang telah ditetapkan. -
Article No. 9216 | 18 Dec 2024
Klinis : Pada anamnesis didapatkan pasien mengeluh nyeri dada sejak sejam yang lalu dengan skala 8 dirasakan pada area dada kiri menjalar ke bahu dan lengan kiri, nyeri dada dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan terasa tertimpa batu berat dan terus menerus walaupun pasien sudah beristirahat. Keluhan lain Pasien sesak napas sedang, pasien riwayat merokok dua bungkus sehari, makan makanan dengan kolesterol tinggi, merasa lekas lelah dan dada berdebar-debar. Hasil pemeriksaan laboratorium satu minggu yang lalu kolesterol 125–200 mg/dL TD 100/60 MmHg, nadi 50 x/menit suhu 39 oC, nafas 26 x menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi jantung (angina pektoris)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat nyeri menurun
2. Ekspresi nyeri menurun
3. Kemampuan mengendalikan nyeri meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Terapi relaksasi
3. Terapi modalitas
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami nyeri dada yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan terasa tertimpa batu berat. Hal ini dapat disebabkan oleh inflamasi jantung atau angina pektoris. Angina pektoris adalah rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang terjadi ketika otot jantung kekurangan oksigen. Faktor risiko yang dimiliki pasien adalah merokok, pola makan tidak sehat, dan kolesterol tinggi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri (misalnya pemberian analgesik), terapi relaksasi (misalnya teknik pernapasan), dan terapi modalitas (misalnya kompres hangat). Tujuannya adalah untuk menurunkan tingkat nyeri, mengurangi ekspresi nyeri, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri. -
Article No. 9217 | 18 Dec 2024
Klinis : Pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami perubahan dalam kedalaman dan/atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pola napas tidak efektif adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif. Indikator luaran dapat meliputi: frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas dalam batas normal, dan tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi pola napas tidak efektif antara lain: memantau pola napas, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, melakukan fisioterapi dada, dan mengajarkan teknik pernapasan.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan ini dapat disajikan dalam bahasa yang lebih formal dan terperinci sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 9218 | 18 Dec 2024
Klinis : Keluhan ses keluhan sesak nafas yang terjadi lama setelah beraktivitas ringan seperti berjalan atau naik tangga sesak nafas juga semakin terasa saat berbaring terlentang penurunan nafsu makan keluhan sesak nafas yang semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir mual dan perutnya terasa penuh merasa sangat lelah dan lesu tampak gelisah tampak lelah nyeri Terasa seperti ditekan dan datang secara tiba-tiba intensitas nyeri dada meningkat setiap kali Ia melakukan aktivitas fisik dampak kesulitan dalam bernapas tanpa gelisah tampak pucat mengeluhkan pembekakan pada kedua kakinya yang semakin parah di malam hari nyeri di dada kiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat untuk kondisi yang Anda jelaskan:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
2. Penurunan Perfusi Jaringan
3. Kelelahan
4. Nyeri Akut
5. Edema Perifer
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Penyakit paru-paru, perubahan posisi, kecemasan, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Sesak napas, takipnea, irama napas tidak teratur, penggunaan otot bantu napas, dan kelelahan.
2. Penurunan Perfusi Jaringan
- Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Penyakit jantung, sirkulasi darah yang tidak adekuat, dan aktivitas fisik yang berlebihan.
- Gejala: Mual, kelelahan, nyeri dada, edema perifer, dan pucat.
3. Kelelahan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat kurangnya energi.
- Penyebab: Penyakit kronis, aktivitas berlebihan, dan pola makan tidak adekuat.
- Gejala: Lelah, lemah, dan tidak mampu mempertahankan aktivitas.
4. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Penyakit jantung, cedera, dan aktivitas fisik yang berlebihan.
- Gejala: Nyeri dada yang dirasakan seperti ditekan, meningkat saat beraktivitas, dan datang secara tiba-tiba.
5. Edema Perifer
- Definisi: Akumulasi cairan yang berlebihan di jaringan subkutan.
- Penyebab: Penyakit jantung, gangguan ginjal, dan ketidakseimbangan cairan.
- Gejala: Pembengkakan pada kaki, terutama di malam hari.
Dalam mengelola kondisi ini, perawat akan melakukan assessment yang komprehensif, intervensi keperawatan yang sesuai, serta evaluasi untuk memantau kemajuan pasien. Tujuan utamanya adalah untuk memulihkan fungsi tubuh, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 9219 | 18 Dec 2024
Klinis : Keluhan ses keluhan sesak nafas yang terjadi lama setelah beraktivitas ringan seperti berjalan atau naik tangga sesak nafas juga semakin terasa saat berbaring terlentang penurunan nafsu makan keluhan sesak nafas yang semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir mual dan perutnya terasa penuh merasa sangat lelah dan lesu tampak gelisah tampak lelah nyeri Terasa seperti ditekan dan datang secara tiba-tiba intensitas nyeri dada meningkat setiap kali Ia melakukan aktivitas fisik dampak kesulitan dalam bernapas tanpa gelisah tampak pucat mengeluhkan pembekakan pada kedua kakinya yang semakin parah di malam hari nyeri di dada kiri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.10
- Deskripsi: Pengukuran tekanan vena sentral
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, seperti sesak napas saat beraktivitas ringan, sesak saat berbaring, penurunan nafsu makan, mual, kelelahan, edema pada ekstremitas bawah, dan nyeri dada, diagnosis yang paling sesuai adalah Gagal Jantung Kongestif (ICD-10: I50.0). Kondisi ini ditandai dengan kemampuan jantung yang tidak lagi memadai untuk memompa darah dengan efektif, sehingga menyebabkan akumulasi cairan dalam paru-paru dan pembengkakan pada ekstremitas.
Tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pengukuran tekanan vena sentral (ICD-9-CM: 99.10), yang dapat membantu menilai status volume cairan pasien dan membantu dalam pengelolaan gagal jantung. Prosedur ini dapat memberikan informasi penting untuk menentukan penatalaksanaan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 9220 | 18 Dec 2024
Klinis : Keluhan ses keluhan sesak nafas yang terjadi lama setelah beraktivitas ringan seperti berjalan atau naik tangga sesak nafas juga semakin terasa saat berbaring terlentang penurunan nafsu makan keluhan sesak nafas yang semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir mual dan perutnya terasa penuh merasa sangat lelah dan lesu tampak gelisah tampak lelah nyeri Terasa seperti ditekan dan datang secara tiba-tiba intensitas nyeri dada meningkat setiap kali Ia melakukan aktivitas fisik dampak kesulitan dalam bernapas tanpa gelisah tampak pucat mengeluhkan pembekakan pada kedua kakinya yang semakin parah di malam hari nyeri di dada kiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
Penyebab: Peningkatan sekresi, kelemahan otot pernapasan, penurunan refleks batuk.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan akibat perasaan tidak sanggup.
Penyebab: Penurunan daya tahan, gangguan neuromuskular, nyeri.
3. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau rongga tubuh.
Penyebab: Penurunan fungsi ginjal, penurunan kapasitas pompa jantung, asupan cairan yang berlebihan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Klien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari sumbatan.
- Klien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Klien menunjukkan pola napas yang adekuat.
2. Toleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
- Klien tidak menunjukkan tanda-tanda intoleransi saat beraktivitas.
- Klien dapat beristirahat dan tidur dengan cukup.
3. Keseimbangan Cairan
- Klien menunjukkan tanda-tanda tidak ada kelebihan atau kekurangan cairan.
- Klien tidak menunjukkan edema atau gejala kelebihan cairan.
- Klien mempertahankan berat badan yang stabil.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitoring tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Auskultasi dan perkusi dada
- Suction/penghisapan lendir
- Terapi oksigen sesuai indikasi
- Latihan batuk efektif dan fisioterapi dada
- Edukasi mengenai manajemen bersihan jalan napas
2. Intoleransi Aktivitas
- Monitor tanda-tanda intoleransi aktivitas
- Atur aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Latihan aktivitas secara bertahap
- Berikan dukungan emosional dan motivasi
- Edukasi mengenai manajemen energi dan aktivitas
3. Kelebihan Volume Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Manajemen cairan parenteral dan oral
- Pemberian diuretik sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk mengatasi penyebab kelebihan cairan
- Edukasi mengenai pembatasan asupan cairan dan garam
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
Diagnosa keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala yang dipaparkan, seperti sesak napas, penurunan nafsu makan, pembekakan kaki, dan nyeri dada. Diagnosa yang muncul mencakup masalah utama pada sistem pernapasan, kardiovaskular, dan cairan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) mencakup tujuan yang ingin dicapai untuk setiap diagnosa, seperti mempertahankan bersihan jalan napas, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mencapai keseimbangan cairan yang adekuat.
Intervensi keperawatan (SIKI) mencakup tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti pemantauan status klinis, manajemen pernapasan, latihan aktivitas, dan manajemen cairan.
Keseluruhan rencana asuhan keperawatan ini disusun dengan pendekatan yang komprehensif dan sistematis untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami klien. -
Article No. 9221 | 18 Dec 2024
Klinis : Hepatoma
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis Hepatoma, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C22.0
- Deskripsi: Hepatocellular carcinoma (Hepatoma)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 50.22
- Deskripsi: Partial hepatectomy
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 C22.0 merupakan kode untuk diagnosis Hepatoma, yang merupakan jenis kanker hati primer yang paling umum. Hepatoma berasal dari sel-sel hati yang telah mengalami transformasi neoplastik.
2. Kode ICD-9-CM 50.22 untuk prosedur Partial hepatectomy adalah tindakan bedah pengangkatan sebagian dari hati, yang dapat dilakukan sebagai terapi untuk Hepatoma. Tindakan ini dilakukan untuk mengangkat massa tumor dan menyisakan jaringan hati yang sehat.
Dalam penatalaksanaan Hepatoma, selain partial hepatectomy, tindakan medis lain yang mungkin dilakukan antara lain:
- Liver transplantation (kode ICD-9-CM 50.51)
- Radiofrequency ablation (kode ICD-9-CM 50.23)
- Transarterial chemoembolization (TACE) (kode ICD-9-CM 99.25)
- Targeted therapy (misalnya sorafenib) (kode ICD-9-CM 99.28)
Pemilihan tindakan medis akan bergantung pada stadium penyakit, karakteristik tumor, dan kondisi klinis pasien secara keseluruhan. Evaluasi dan penentuan rencana tatalaksana harus dilakukan oleh tim multidisipliner yang berpengalaman dalam penanganan Hepatoma. -
Article No. 9222 | 18 Dec 2024
Klinis : Secondary aminothea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan mengenai kondisi "Secondary aminothea" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli, yang dapat menyebabkan gangguan pada oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Pertukaran Gas Membaik
2. Pola Napas Membaik
3. Oksigenasi Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Respirasi
2. Manajemen Jalan Napas
3. Terapi Oksigen
Kondisi "Secondary aminothea" dapat menyebabkan gangguan pada pertukaran gas di paru-paru, sehingga dapat berdampak pada pola napas, oksigenasi, dan keseimbangan gas darah. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Pertukaran Gas, dengan tujuan meningkatkan status pertukaran gas, pola napas, dan oksigenasi yang adekuat melalui intervensi pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, dan terapi oksigen. -
Article No. 9223 | 18 Dec 2024
Klinis : Secondary aminorhea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi secondary amenorrhea.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pola menstruasi berhubungan dengan disfungsi ovarium sekunder (secondary amenorrhea)
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan pola menstruasi adalah ketidaksesuaian siklus, durasi, atau jumlah perdarahan menstruasi dengan pola normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola menstruasi kembali normal
2. Tidak ada komplikasi terkait gangguan pola menstruasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen gangguan pola menstruasi
- Identifikasi penyebab gangguan pola menstruasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk evaluasi dan penatalaksanaan medis
- Edukasi pasien dan keluarga terkait gangguan pola menstruasi dan penatalaksanaannya
2. Pemantauan pola menstruasi
- Evaluasi pola menstruasi secara berkala
- Identifikasi perubahan pola menstruasi
- Dokumentasi pola menstruasi
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, menjalin kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9224 | 18 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh air susu ibu belum keluar, hanya menetes, payudara teraba keras, nyeri luka post operasi sectio caesaria, skala nyeri 4, nyeri saat mobilisasi, diagnosa utama nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Produksi ASI (00016)
Definisi: Ketidakmampuan untuk memproduksi jumlah ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Karakteristik Definisi:
- Keluhan air susu ibu belum keluar atau hanya menetes
- Payudara teraba keras
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi:
- Nyeri luka post operasi sectio caesaria, skala nyeri 4
- Nyeri saat mobilisasi
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Produksi ASI (00016)
- Peningkatan Produksi ASI
- Peningkatan Kenyamanan Payudara
- Kepuasan Ibu terhadap Produksi ASI
2. Nyeri Akut (00132)
- Kontrol Nyeri
- Peningkatan Kemampuan Mobilisasi
- Peningkatan Kenyamanan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Ketidakefektifan Produksi ASI (00016)
- Manajemen Laktasi
- Bantu ibu dalam teknik menyusui yang benar
- Anjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya, minimal 8-12 kali dalam 24 jam
- Ajarkan ibu teknik pemompaan ASI
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada ibu
- Peningkatan Produksi ASI
- Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan produksi ASI
- Ajarkan ibu teknik pemijatan payudara untuk merangsang pengeluaran ASI
- Berikan kompres hangat pada payudara sebelum menyusui
2. Nyeri Akut (00132)
- Manajemen Nyeri
- Kaji tanda dan gejala nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi medis
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti distraksi, relaksasi, dan kompres hangat/dingin
- Peningkatan Mobilisasi
- Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini sesuai dengan kemampuannya
- Berikan bantuan dalam melakukan mobilisasi
- Ajarkan latihan gerak dan latihan pernapasan untuk memfasilitasi mobilisasi
Demikian penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu diklarifikasi.