Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7387 | 30 Nov 2024
Klinis : Retensi urine
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Retensi Urine.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urine
Definisi:
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SDKI:
- Karakteristik Utama: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap
- Faktor Terkait: Obstruksi, gangguan neurologis, efek obat-obatan
SLKI:
- Luaran Utama: Pengeluaran Urine Lancar
- Luaran Lain: Manajemen Eliminasi Urine, Integritas Kulit
SIKI:
- Intervensi Utama: Terapi Kateterisasi
- Intervensi Lain: Manajemen Eliminasi Urine, Perawatan Kulit
Penjelasan Singkat:
Retensi urine adalah kondisi di mana individu tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap. Hal ini dapat disebabkan oleh obstruksi, gangguan neurologis, atau efek samping obat-obatan. Tujuan utama perawatan adalah untuk memastikan pengeluaran urine yang lancar, mengelola eliminasi urine, dan menjaga integritas kulit. Intervensi utama yang dapat dilakukan adalah terapi kateterisasi, serta intervensi lain seperti manajemen eliminasi urine dan perawatan kulit. -
Article No. 7388 | 30 Nov 2024
Klinis : Manajemen eliminasi urine
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi manajemen eliminasi urine, dengan gaya penulisan akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Eliminasi Urine
Definisi:
Manajemen Eliminasi Urine adalah kemampuan individu untuk mengatur dan mengontrol proses pengeluaran urine dari tubuh secara efektif dan sesuai dengan kebiasaan normal.
Faktor Risiko:
1. Gangguan fisiologis (seperti penyakit ginjal, prostat, diabetes, dll.)
2. Keterbatasan fisik (seperti imobilisasi, kelemahan, dll.)
3. Faktor psikologis (seperti kecemasan, depresi, dll.)
4. Faktor lingkungan (seperti keterbatasan fasilitas, privasi, dll.)
Gejala dan Tanda:
1. Inkontinensia urine (kebocoran urine)
2. Retensi urine (sulit atau tidak dapat mengosongkan kandung kemih)
3. Perubahan frekuensi berkemih
4. Perubahan warna, bau, atau konsistensi urine
5. Ketidaknyamanan saat buang air kecil
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Manajemen Eliminasi Urine termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat dengan kelas Kontinensi. Kode diagnosa adalah 02020 dengan definisi "Kemampuan individu untuk mengatur dan mengontrol proses pengeluaran urine dari tubuh secara efektif dan sesuai dengan kebiasaan normal".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Kontinensi Urine: Kemampuan individu untuk mengontrol pengeluaran urine secara efektif.
2. Pola Berkemih: Pola individu dalam mengosongkan kandung kemih secara teratur dan efektif.
3. Integritas Kulit Perianal: Kondisi kulit di area sekitar anus dan organ genital dalam keadaan utuh dan sehat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Eliminasi Urine: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mengatur dan mengontrol proses pengeluaran urine dari tubuh secara efektif.
2. Perawatan Inkontinensia: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu dengan masalah kebocoran urine.
3. Pelatihan Berkemih: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu melatih pola berkemih yang sesuai.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah manajemen eliminasi urine pada pasien. -
Article No. 7389 | 30 Nov 2024
Klinis : pasien jatuh posisi bersandar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang jatuh dalam posisi bersandar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Jatuh
- Definisi: Rentan terhadap peningkatan kemungkinan terjadinya jatuh, yang dapat menyebabkan cidera fisik.
- Penyebab: Faktor intrinsik (seperti penurunan fungsi kognitif, keseimbangan, dan kekuatan otot) dan faktor ekstrinsik (seperti lingkungan yang tidak aman).
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Jatuh Terkendali
- Definisi: Kemampuan individu untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya jatuh.
- Indikator:
- Menggunakan alat bantu dengan benar
- Pergerakan terkontrol
- Tidak ada riwayat jatuh dalam 30 hari terakhir
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Jatuh
- Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengidentifikasi dan meminimalkan risiko jatuh.
- Tindakan Keperawatan:
- Melakukan skrining risiko jatuh
- Mengevaluasi lingkungan untuk mencegah risiko jatuh
- Menggunakan alat bantu mobilisasi yang sesuai
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh
Dalam kasus ini, pasien jatuh dalam posisi bersandar, yang mengindikasikan adanya risiko jatuh. Perawat perlu melakukan identifikasi faktor risiko, baik dari kondisi pasien maupun lingkungan, serta mengambil tindakan pencegahan yang sesuai untuk meminimalkan risiko jatuh dan mempertahankan keselamatan pasien. -
Article No. 7390 | 30 Nov 2024
Klinis : Pasien tampak tidak fokus beberapa kali saat ditanya tetapi masih bisa menjawab Pasien tidak menyangkal bahwa biasanya mengamuk ketika sedang menstruasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Fungsi Kognitif Berhubungan dengan Perubahan Hormonal
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan fungsi kognitif adalah gangguan dalam proses mental untuk memperoleh, mengolah, memahami, dan menggunakan informasi yang berdampak pada aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Fungsi kognitif membaik
2. Kemampuan konsentrasi meningkat
3. Kemampuan berpikir jernih meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan fungsi kognitif
2. Terapi orientasi realitas
3. Terapi aktivitas
4. Manajemen perubahan perilaku
Pasien tampak tidak fokus beberapa kali saat ditanya, tetapi masih bisa menjawab, dan pasien tidak menyangkal bahwa biasanya mengamuk ketika sedang menstruasi. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan hormonal yang mempengaruhi fungsi kognitif pasien, sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi gangguan fungsi kognitif terkait perubahan hormonal. -
Article No. 7391 | 30 Nov 2024
Klinis : keluarga mengatakan bayinya belum buang air besar sejak lahir. anus tidak ada. berat badan 2100 gram. sebutkan diagnosa keperawatan dan perawatannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan eliminasi fekal" (00501). Kondisi yang ditunjukkan adalah bayi belum buang air besar sejak lahir dan tidak adanya anus, yang menunjukkan adanya kelainan bawaan pada sistem pencernaan bayi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pemulihan eliminasi fekal
2. Pertumbuhan dan perkembangan yang adekuat
3. Integritas kulit yang baik
4. Keamanan dan keselamatan bayi terjaga
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Manajemen eliminasi
- Pantau eliminasi fekal bayi secara rutin
- Lakukan stimulasi pada abdomen dan rektum bayi untuk memfasilitasi defekasi
- Berikan obat atau enema sesuai instruksi medis untuk membantu eliminasi
- Implementasikan teknik terapi seperti pengurutan perut (abdominal massage) untuk merangsang defekasi
2. Perawatan luka
- Lakukan pemeriksaan fisik secara rutin pada area anus untuk memantau perkembangan
- Lakukan perawatan luka pada area anus sesuai prosedur aseptik
- Pantau tanda-tanda infeksi dan segera laporkan jika ditemukan
3. Manajemen nutrisi
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang adekuat
- Pantau intake dan output cairan, serta berat badan bayi secara berkala
4. Manajemen kenyamanan
- Lakukan teknik relaksasi dan pengalihan perhatian untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada bayi
- Berikan analgetik sesuai instruksi medis untuk mengatasi nyeri
5. Edukasi orang tua
- Edukasikan orang tua tentang kondisi bayi, rencana perawatan, dan pentingnya pemantauan yang ketat
- Ajarkan teknik perawatan yang dapat dilakukan oleh orang tua di rumah, seperti pemijatan perut dan stimulasi defekasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan eliminasi fekal" dipilih karena kondisi yang ditunjukkan oleh bayi adalah ketidakmampuan untuk buang air besar sejak lahir, yang mengindikasikan adanya kelainan bawaan pada sistem pencernaan. Luaran yang diharapkan adalah pemulihan kemampuan bayi untuk defekasi, pertumbuhan dan perkembangan yang adekuat, integritas kulit yang baik, serta keamanan dan keselamatan bayi terjaga.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen eliminasi, perawatan luka, manajemen nutrisi, manajemen kenyamanan, serta edukasi orang tua. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi eliminasi fekal, mencegah komplikasi, memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi, mengurangi rasa tidak nyaman, dan melibatkan orang tua dalam proses perawatan.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang erat dengan tim medis diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. -
Article No. 7392 | 30 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan buang air kecil menetes, berwarna merah, kandung kemih distensi, sesak napas. sebutkan diagnosa keperawatan nya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan, dengan tone yang akademis dan persona sebagai seorang perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Inkontinensia urin (00015)
b. Nyeri (00132)
c. Intoleransi aktivitas (00092)
Penjelasan:
a. Inkontinensia urin (00015): Pasien mengeluhkan buang air kecil yang menetes, yang merupakan salah satu tanda dari inkontinensia urin. Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan untuk menahan urin, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi saluran kemih, kelemahan otot dasar panggul, atau gangguan pada saraf yang mengontrol kandung kemih.
b. Nyeri (00132): Pasien mengeluhkan bahwa urin berwarna merah, yang mengindikasikan adanya nyeri atau ketidaknyamanan di area kandung kemih atau saluran kemih.
c. Intoleransi aktivitas (00092): Pasien juga mengalami sesak napas, yang dapat disebabkan oleh keterbatasan kemampuan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari, yang merupakan salah satu tanda dari intoleransi aktivitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Inkontinensia urin: Pasien dapat mempertahankan kontinensi urin.
b. Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri.
c. Intoleransi aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang meningkat.
Penjelasan:
a. Inkontinensia urin: Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan kontinensi urin, sehingga tidak lagi mengalami kebocoran urin.
b. Nyeri: Setelah penanganan yang sesuai, diharapkan pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri atau ketidaknyamanan di area kandung kemih dan saluran kemih.
c. Intoleransi aktivitas: Dengan peningkatan kemampuan fisik dan toleransi aktivitas, diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Inkontinensia urin:
- Identifikasi penyebab inkontinensia urin
- Lakukan latihan Kegel untuk memperkuat otot dasar panggul
- Atur pola buang air kecil secara teratur
- Berikan edukasi tentang manajemen inkontinensia urin
b. Nyeri:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, dan faktor yang memperberat nyeri
- Berikan intervensi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri
- Berikan edukasi tentang manajemen nyeri
c. Intoleransi aktivitas:
- Identifikasi faktor yang menyebabkan intoleransi aktivitas
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan
Penjelasan:
a. Inkontinensia urin: Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab inkontinensia urin, memperkuat otot dasar panggul, mengatur pola buang air kecil, dan memberikan edukasi kepada pasien tentang manajemen inkontinensia urin.
b. Nyeri: Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik nyeri, memberikan intervensi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi, serta memberikan edukasi kepada pasien tentang manajemen nyeri.
c. Intoleransi aktivitas: Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab intoleransi aktivitas, membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap, memberikan latihan fisik yang sesuai, serta mengajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Ibu/Bapak. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 7393 | 30 Nov 2024
Klinis : Intervensi cemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Intervensi cemas".
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan (00146)
Definisi: Respon emosional dan perilaku terhadap sumber ancaman yang tidak diketahui, tidak spesifik, atau tidak dapat dikontrol yang dirasakan individu.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Kecemasan adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan respon individu terhadap ancaman yang tidak spesifik atau tidak dapat dikontrol, yang dirasakan sebagai bahaya.
- SLKI: Luaran yang diharapkan dari penanganan kecemasan adalah pasien dapat menunjukkan penurunan respon fisiologis, kognitif, afektif, dan perilaku terkait kecemasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kecemasan meliputi pemberian informasi, teknik relaksasi, distraksi, terapi musik, dan konseling.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan peran sebagai perawat, saya dapat menjelaskan lebih rinci mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan terkait kecemasan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 7394 | 30 Nov 2024
Klinis : pasien mengalami masalah risiko ketidakseimbangan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, serta SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan risiko ketidakseimbangan cairan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi SDKI:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah keadaan di mana individu memiliki risiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, intraseluler, atau ekstravaskular.
Definisi SLKI:
Outcome yang diharapkan dari penanganan risiko ketidakseimbangan cairan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
Definisi SIKI:
Intervensi keperawatan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan meliputi:
1. Pemantauan input dan output cairan
2. Pemantauan status hidrasi
3. Pemberian cairan sesuai kebutuhan
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen cairan
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan risiko ketidakseimbangan cairan perlu dilakukan pemantauan yang ketat terhadap asupan dan pengeluaran cairan, serta status hidrasi. Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan cairan yang cukup sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya manajemen cairan yang baik juga menjadi hal yang penting untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan. -
Article No. 7395 | 30 Nov 2024
Klinis : apakah kita mengangkat diare danrisiko ketidakseimbangan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi diare dan risiko ketidakseimbangan cairan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare (00013)
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (00028)
Penjelasan Singkat:
1. Diare (00013)
- Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal dan tidak terkontrol, dengan konsistensi cair.
- SDKI: Pola Eliminasi
- SLKI: Mempertahankan Fungsi Eliminasi
- SIKI: Manajemen Diare
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (00028)
- Definisi: Peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SDKI: Pola Perfusi Jaringan
- SLKI: Mempertahankan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- SIKI: Manajemen Keseimbangan Cairan
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) merupakan sistem klasifikasi yang mencakup berbagai diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) merupakan sistem klasifikasi yang mencakup berbagai luaran (outcomes) keperawatan yang ingin dicapai. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sistem klasifikasi yang mencakup berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diinginkan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan "Diare" dan "Risiko Ketidakseimbangan Cairan" dapat diterapkan, dan perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai standar. -
Article No. 7396 | 30 Nov 2024
Klinis : :pasien mengatakan perut membesar sejak seminggu yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dari keterangan yang Anda berikan, yaitu "pasien mengatakan perut membesar sejak seminggu yang lalu", maka dapat diidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Fungsi Gastrointestinal
- Penjelasan: Diagnosa ini sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu perut yang membesar sejak seminggu yang lalu. Gangguan fungsi gastrointestinal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, obstruksi, atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem pencernaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan Fungsi Gastrointestinal
- Manajemen Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri
- Perawatan Abdomen
- Manajemen Obstruksi Gastrointestinal
Pendekatan Keperawatan:
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang lebih komprehensif untuk mengetahui penyebab dari pembesaran perut yang dialami pasien. Hal ini akan membantu dalam menentukan intervensi keperawatan yang tepat. Selain itu, saya juga akan memantau tanda-tanda vital, nyeri, dan gejala lain yang mungkin timbul. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, perawatan abdomen, dan manajemen obstruksi gastrointestinal, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk menentukan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.