Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7523 | 01 Dec 2024
Klinis : SAKIT PERUT, MUAL MUNTAH, BATUK, DEMAM 2 HARI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sakit perut, mual muntah, batuk, dan demam selama 2 hari.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
2. Mual dan muntah berhubungan dengan proses penyakit
3. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau potensial.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, menunjukkan ekspresi wajah yang rileks, dan mempertahankan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, yaitu pemberian analgesik, pengaturan posisi yang nyaman, dan terapi non-farmakologis.
2. Mual dan muntah berhubungan dengan proses penyakit
- SDKI: Mual dan muntah adalah rasa tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan mual dan muntah berkurang, mempertahankan hidrasi yang adekuat, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual dan muntah, yaitu pemberian antiemetik, pembatasan asupan oral, dan kompres hangat pada abdomen.
3. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan
- SDKI: Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan jalan napas yang bersih, tidak ada suara napas tambahan, dan tidak ada sianosis.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, yaitu pemberian terapi oksigen, fisioterapi dada, dan pengisapan sekret.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif, menetapkan prioritas diagnosa, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mencapai status kesehatan yang optimal. -
Article No. 7524 | 01 Dec 2024
Klinis : demam sudah 3 hari, mengeluh pusing dan tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Suhu Tubuh berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan demam yang berlangsung selama 3 hari.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan Suhu Tubuh adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan suhu tubuh melebihi atau di bawah rentang normal.
- Faktor yang berhubungan: Proses infeksi, seperti demam yang berlangsung selama 3 hari.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Indikator: Suhu tubuh pasien dalam rentang normal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam, pemberian antipiretik jika perlu, serta peningkatan asupan cairan.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, memberikan edukasi kepada pasien mengenai kondisi dan penanganannya, serta menyusun rencana perawatan yang komprehensif untuk memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 7525 | 01 Dec 2024
Klinis : demam sudah 3 hari, mengeluh pusing dan tidak nafsu makan, setiap makan pasti mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan:
Kondisi ini ditandai dengan gejala-gejala seperti demam yang berlangsung selama 3 hari, keluhan pusing, tidak nafsu makan, dan mual saat makan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00002
- Luaran: Keseimbangan Nutrisi
- Kriteria hasil: Klien menunjukkan tanda-tanda adanya peningkatan berat badan, perbaikan nafsu makan, dan tidak ada mual/muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00002
- Intervensi: Peningkatan Nutrisi
- Aktivitas: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi, memantau asupan dan output nutrisi, memberikan makanan dan cairan yang sesuai dengan kebutuhan, serta melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan nutrisi pada pasien dan meningkatkan status kesehatan secara keseluruhan. -
Article No. 7526 | 01 Dec 2024
Klinis : DHF Seorang klien laki laki usia 21 tahun, dirawat di bangsal penyakit dalam dengan keluhan utama saat ini adalah demam (38,1 0C). Klien sudah demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan terus-menerus, sakit kepala terasa berat, nyeri otot, terdapat nyeri ulu hati, dan mual.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jabarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Faktor yang berhubungan: proses infeksi virus dengue.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Suhu tubuh dalam rentang normal.
- Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen demam: mengidentifikasi penyebab, mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, mencegah komplikasi.
- Manajemen nyeri: mengkaji intensitas nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengevaluasi efektivitas intervensi.
- Manajemen mual dan muntah: mengkaji frekuensi dan durasi, memberikan antiemetik sesuai indikasi, mengevaluasi efektivitas intervensi.
Secara keseluruhan, klien dengan DBD membutuhkan perawatan yang komprehensif untuk mengelola gejala-gejala yang timbul, mencegah komplikasi, serta memantau perkembangan kondisi klien selama perawatan di rumah sakit. -
Article No. 7527 | 01 Dec 2024
Klinis : demam sudah 3 hari, mengeluh pusing dan tidak nafsu makan, setiap makan pasti mual dan mempunyai riwayat darah tinggi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Pasien mengalami penurunan nafsu makan, mual saat makan, dan riwayat hipertensi yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
2. Hipertermia
Pasien mengalami demam yang berlangsung selama 3 hari, yang dapat disebabkan oleh proses infeksi atau penyakit lainnya.
3. Nyeri Kepala
Pasien mengeluhkan pusing, yang dapat menjadi tanda adanya nyeri kepala.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, karakteristik definitif, faktor berhubungan/risiko untuk masing-masing diagnosis keperawatan.
- Berfungsi sebagai panduan dalam menentukan diagnosis keperawatan yang akurat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam menetapkan tujuan dan evaluasi asuhan keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran/hasil yang diharapkan.
- Berfungsi sebagai panduan dalam menentukan rencana tindakan keperawatan yang tepat.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berfokus pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 7528 | 01 Dec 2024
Klinis : dalam tabel, pisahkan data objektif dan subjektif pada kasus Ny. A datang ke RS mengeluhkan perutnya kenceng - kenceng yang makin lama makin kuat dan sering, serta mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Menurut Ny A,, harusnya Taksiran Persalinan masih 2 minggu lagi. Ny A kelihatan cemas dan menanyakan apakah dia akan melahirkan? Kemudian dilakukan pemeriksaan vaginal touche, untuk mengetahui pembukaan serviks dan penurunan kepala bayi. Tanda-tanda vital TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S:36,5c, RR: 20x/mnt . Abdomen: bentuk bulat memanjang dari pemeriksaan didapatkan kepala berada di Hodge 3, Bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0, jalan lahir tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan serviks 3-4 cm dan ketuban masih utuh. 4 Jam kemudian ibu mules semakin kencang , ibu ada keinginan mengejan ,pembukaan lengkap, denyut jantung janin 138 kali permenit, his reguler, dari hasil pemeriksaan diputuskan untuk menyiapkan persalinan. kemudian bayi lahir, dengan jenis kelamin perempuan dengan APGAR score 8 – 9. Dilakukan inisiasi menyusui dini.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis kasus Ny. A berdasarkan format yang Anda minta:
Data Subjektif:
- Ny. A mengeluhkan perut kenceng-kenceng yang makin lama makin kuat dan sering
- Ny. A mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir
- Menurut Ny. A, taksiran persalinan masih 2 minggu lagi
- Ny. A kelihatan cemas dan menanyakan apakah dia akan melahirkan
Data Objektif:
- Tanda-tanda vital: TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S:36,5°C, RR: 20x/mnt
- Abdomen: bentuk bulat memanjang, kepala berada di Hodge 3, Bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0
- Jalan lahir: tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan serviks 3-4 cm, ketuban masih utuh
- 4 jam kemudian: ibu mules semakin kencang, ibu ada keinginan mengejan, pembukaan lengkap, denyut jantung janin 138 kali permenit, his reguler
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ancaman Persalinan Prematur (00800)
- Definisi: Resiko melahirkan bayi sebelum usia gestasi 37 minggu
- Faktor risiko: Kontraksi uterus yang semakin kuat dan sering
2. Cemas (00146)
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap persepsi sumber ancaman yang diidentifikasi secara sadar atau tidak sadar
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Ancaman Persalinan Prematur (00800)
- Tujuan: Ibu akan melahirkan bayi pada usia gestasi 37 minggu atau lebih
- Kriteria hasil:
- Tidak ada kontraksi uterus yang teratur dan semakin kuat
- Pembukaan serviks tidak progresif
- Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
2. Cemas (00146)
- Tujuan: Ibu akan menunjukkan tingkat kecemasan yang terkendali
- Kriteria hasil:
- Ekspresi wajah dan nada suara menunjukkan relaksasi
- Melaporkan perasaan tenang
- Mampu mengungkapkan kekhawatiran secara terbuka
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Ancaman Persalinan Prematur (00800)
- Pantau kontraksi uterus, pembukaan serviks, dan tanda-tanda persalinan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi tocolytic (jika diperlukan)
- Edukasi ibu dan keluarga tentang tanda-tanda persalinan prematur dan upaya mencegahnya
2. Cemas (00146)
- Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
- Berikan dukungan emosional, dorong ibu untuk mengungkapkan perasaannya
- Latih teknik relaksasi (napas dalam, distraksi, dll.)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi farmakologis (jika diperlukan)
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diperoleh, Ny. A mengalami ancaman persalinan prematur karena adanya kontraksi uterus yang semakin kuat dan sering, serta pembukaan serviks yang progresif. Selain itu, Ny. A juga mengalami kecemasan terkait kondisi kehamilannya. Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang diberikan harus berfokus pada pencegahan persalinan prematur dan manajemen kecemasan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memastikan persalinan terjadi pada usia gestasi yang tepat dan membantu ibu mengelola kecemasan secara efektif. -
Article No. 7529 | 01 Dec 2024
Klinis : dalam tabel, pisahkan data objektif dan subjektif pada kasus Ny. A datang ke RS mengeluhkan perutnya kenceng - kenceng yang makin lama makin kuat dan sering, serta mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Menurut Ny A,, harusnya Taksiran Persalinan masih 2 minggu lagi. Ny A kelihatan cemas dan menanyakan apakah dia akan melahirkan? Kemudian dilakukan pemeriksaan vaginal touche, untuk mengetahui pembukaan serviks dan penurunan kepala bayi. Tanda-tanda vital TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S:36,5c, RR: 20x/mnt . Abdomen: bentuk bulat memanjang dari pemeriksaan didapatkan kepala berada di Hodge 3, Bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0, jalan lahir tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan serviks 3-4 cm dan ketuban masih utuh. 4 Jam kemudian ibu mules semakin kencang , ibu ada keinginan mengejan ,pembukaan lengkap, denyut jantung janin 138 kali permenit, his reguler, dari hasil pemeriksaan diputuskan untuk menyiapkan persalinan. kemudian bayi lahir, dengan jenis kelamin perempuan dengan APGAR score 8 – 9. Dilakukan inisiasi menyusui dini.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Terjadinya Persalinan Prematur
Data Subjektif:
- Ny. A mengeluhkan perut kenceng-kenceng yang makin lama makin kuat dan sering.
- Ny. A mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir.
- Ny. A mengatakan Taksiran Persalinan masih 2 minggu lagi.
Data Objektif:
- Tanda-tanda vital: TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S:36,5°C, RR: 20x/mnt.
- Abdomen: bentuk bulat memanjang, kepala berada di Hodge 3, Bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0.
- Pemeriksaan vaginal touche: pembukaan serviks 3-4 cm dan ketuban masih utuh.
- 4 jam kemudian: ibu mules semakin kencang, ibu ada keinginan mengejan, pembukaan lengkap, denyut jantung janin 138 kali per menit, his reguler.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Terjadinya Persalinan Prematur merupakan diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah ibu dapat mencegah terjadinya persalinan prematur.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda persalinan, memantau kesejahteraan janin, serta memberikan dukungan emosional dan informasi terkait persalinan. -
Article No. 7530 | 01 Dec 2024
Klinis : dalam tabel, pisahkan data objektif dan subjektif pada kasus Ny. A datang ke RS mengeluhkan perutnya kenceng - kenceng yang makin lama makin kuat dan sering, serta mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Menurut Ny A,, harusnya Taksiran Persalinan masih 2 minggu lagi. Ny A kelihatan cemas dan menanyakan apakah dia akan melahirkan? Kemudian dilakukan pemeriksaan vaginal touche, untuk mengetahui pembukaan serviks dan penurunan kepala bayi. Tanda-tanda vital TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S:36,5c, RR: 20x/mnt . Abdomen: bentuk bulat memanjang dari pemeriksaan didapatkan kepala berada di Hodge 3, Bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0, jalan lahir tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan serviks 3-4 cm dan ketuban masih utuh. 4 Jam kemudian ibu mules semakin kencang , ibu ada keinginan mengejan ,pembukaan lengkap, denyut jantung janin 138 kali permenit, his reguler, dari hasil pemeriksaan diputuskan untuk menyiapkan persalinan. kemudian bayi lahir, dengan jenis kelamin perempuan dengan APGAR score 8 – 9. Dilakukan inisiasi menyusui dini.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Ny. A:
Data Subjektif:
- Nyeri perut kenceng-kenceng yang semakin lama semakin kuat dan sering
- Mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir
- Menyatakan bahwa seharusnya Taksiran Persalinan masih 2 minggu lagi
- Merasa cemas dan menanyakan apakah akan melahirkan
Data Objektif:
- Tanda-tanda vital: TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S: 36,5°C, RR: 20x/mnt
- Abdomen: bentuk bulat memanjang, kepala berada di Hodge 3, bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0
- Jalan lahir: tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan serviks 3-4 cm, ketuban masih utuh
- Setelah 4 jam, ibu mules semakin kencang, ada keinginan mengejan, pembukaan lengkap, DJJ 138x/mnt, his reguler
Berdasarkan data di atas, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Persalinan Prematur
2. Kecemasan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Persalinan Prematur:
- Outcome: Bayi lahir tepat waktu
- Indikator:
- Tidak terjadi persalinan prematur
- Bayi lahir dengan APGAR score normal
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berhasil dilakukan
2. Kecemasan:
- Outcome: Kecemasan menurun
- Indikator:
- Ibu mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Ibu mampu menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Ibu menunjukkan tanda-tanda penurunan kecemasan (nadi, napas, dan ekspresi wajah)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Persalinan Prematur:
- Monitoring tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan secara berkala
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan persalinan yang sesuai
- Edukasi kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda persalinan prematur dan pentingnya pemantauan
- Fasilitasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) setelah bayi lahir
2. Kecemasan:
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan ibu
- Berikan informasi yang jelas dan lengkap tentang kondisi ibu dan proses persalinan
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, relaksasi otot, visualisasi) untuk mengurangi kecemasan
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional kepada ibu
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Dalam kasus Ny. A, terdapat data subjektif dan objektif yang menunjukkan adanya risiko persalinan prematur dan kecemasan yang harus ditangani oleh perawat. Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Risiko Persalinan Prematur" dan "Kecemasan".
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah:
1. Risiko Persalinan Prematur: Diharapkan bayi lahir tepat waktu, tidak terjadi persalinan prematur, bayi lahir dengan APGAR score normal, dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berhasil dilakukan.
2. Kecemasan: Diharapkan kecemasan ibu menurun, ibu mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan, ibu mampu menggunakan teknik relaksasi, dan ibu menunjukkan tanda-tanda penurunan kecemasan (nadi, napas, dan ekspresi wajah).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi:
1. Risiko Persalinan Prematur:
- Monitoring tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan secara berkala untuk memastikan tidak ada tanda-tanda persalinan prematur.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan (dokter, bidan, dll.) untuk penanganan persalinan yang sesuai dengan kondisi ibu dan bayi.
- Edukasi kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda persalinan prematur dan pentingnya pemantauan agar mereka dapat segera mengenali dan melaporkan jika terjadi perubahan kondisi.
- Fasilitasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) setelah bayi lahir untuk membantu proses adaptasi bayi dan memfasilitasi bonding antara ibu dan bayi.
2. Kecemasan:
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan ibu untuk memahami akar permasalahan.
- Berikan informasi yang jelas dan lengkap kepada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan proses persalinan agar mereka memahami situasi yang sedang dihadapi.
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, relaksasi otot, visualisasi) kepada ibu untuk membantu mengurangi kecemasan.
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu merasa tenang dan nyaman selama proses persalinan.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk memastikan kecemasan ibu benar-benar menurun.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Ny. A dapat menjalani proses persalinan dengan lancar dan tanpa komplikasi, serta dapat mengatasi kecemasan yang dirasakan. -
Article No. 7531 | 01 Dec 2024
Klinis : dalam tabel, pisahkan data objektif dan subjektif pada kasus Ny. A datang ke RS mengeluhkan perutnya kenceng - kenceng yang makin lama makin kuat dan sering, serta mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Menurut Ny A,, harusnya Taksiran Persalinan masih 2 minggu lagi. Ny A kelihatan cemas dan menanyakan apakah dia akan melahirkan? Kemudian dilakukan pemeriksaan vaginal touche, untuk mengetahui pembukaan serviks dan penurunan kepala bayi. Tanda-tanda vital TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S:36,5c, RR: 20x/mnt . Abdomen: bentuk bulat memanjang dari pemeriksaan didapatkan kepala berada di Hodge 3, Bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0, jalan lahir tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan serviks 3-4 cm dan ketuban masih utuh. 4 Jam kemudian ibu mules semakin kencang , ibu ada keinginan mengejan ,pembukaan lengkap, denyut jantung janin 138 kali permenit, his reguler, dari hasil pemeriksaan diputuskan untuk menyiapkan persalinan. kemudian bayi lahir, dengan jenis kelamin perempuan dengan APGAR score 8 – 9. Dilakukan inisiasi menyusui dini.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: O60.0
- Deskripsi: Persalinan preterm, dengan kontraksi uterus spontan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.1
- Deskripsi: Pemeriksaan vaginal touche untuk mengetahui pembukaan serviks dan penurunan kepala bayi.
Berdasarkan informasi yang diberikan, Ny. A datang ke rumah sakit dengan keluhan perut kenceng-kenceng yang makin lama makin kuat dan sering, serta mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Menurut Ny. A, taksiran persalinannya masih 2 minggu lagi. Pada pemeriksaan, didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal dan hasil pemeriksaan vaginal touche menunjukkan pembukaan serviks 3-4 cm dengan kepala bayi berada di Hodge 3 dan bagian terbawah sudah masuk 3/5. Empat jam kemudian, kondisi Ny. A semakin memburuk dengan adanya keinginan untuk mengejan dan pembukaan lengkap, sehingga diputuskan untuk menyiapkan persalinan. Bayi kemudian lahir dengan jenis kelamin perempuan dan skor APGAR 8-9.
Berdasarkan data objektif dan subjektif, diagnosis yang sesuai adalah O60.0 (Persalinan preterm, dengan kontraksi uterus spontan). Untuk tindakan medis, dilakukan pemeriksaan vaginal touche yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 72.1. -
Article No. 7532 | 01 Dec 2024
Klinis : dalam tabel, pisahkan data objektif dan subjektif pada kasus Ny. A datang ke RS mengeluhkan perutnya kenceng - kenceng yang makin lama makin kuat dan sering, serta mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Menurut Ny A,, harusnya Taksiran Persalinan masih 2 minggu lagi. Ny A kelihatan cemas dan menanyakan apakah dia akan melahirkan? Kemudian dilakukan pemeriksaan vaginal touche, untuk mengetahui pembukaan serviks dan penurunan kepala bayi. Tanda-tanda vital TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S:36,5c, RR: 20x/mnt . Abdomen: bentuk bulat memanjang dari pemeriksaan didapatkan kepala berada di Hodge 3, Bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0, jalan lahir tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan serviks 3-4 cm dan ketuban masih utuh. 4 Jam kemudian ibu mules semakin kencang , ibu ada keinginan mengejan ,pembukaan lengkap, denyut jantung janin 138 kali permenit, his reguler, dari hasil pemeriksaan diputuskan untuk menyiapkan persalinan. kemudian bayi lahir, dengan jenis kelamin perempuan dengan APGAR score 8 – 9. Dilakukan inisiasi menyusui dini.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Data Objektif dan Subjektif, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kontraksi uterus yang meningkat.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan kontraksi uterus yang meningkat.
3. Kecemasan berhubungan dengan proses persalinan yang terjadi lebih cepat dari perkiraan.
Data Objektif dan Subjektif:
Data Objektif:
- Perut Ny. A kenceng-kenceng yang makin lama makin kuat dan sering
- Mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir
- Tanda-tanda vital: TD 130/80 mmHg, Nadi: 84x/mnt, S:36,5°C, RR: 20x/mnt
- Hasil pemeriksaan vaginal touche:
- Kepala berada di Hodge 3, Bagian terbawah sudah masuk 3/5, station 0
- Jalan lahir tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan serviks 3-4 cm, ketuban masih utuh
- 4 jam kemudian: pembukaan lengkap, denyut jantung janin 138 kali/menit, his reguler
Data Subjektif:
- Ny. A mengeluhkan perut kenceng-kenceng yang makin lama makin kuat dan sering
- Menurut Ny. A, Taksiran Persalinan masih 2 minggu lagi
- Ny. A kelihatan cemas dan menanyakan apakah dia akan melahirkan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kontraksi uterus yang meningkat:
- Pasien menunjukkan pola napas efektif.
- Pasien melaporkan tidak ada kesulitan bernapas.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan kontraksi uterus yang meningkat:
- Pasien melaporkan tingkat ketidaknyamanan menurun.
- Pasien mampu menggunakan teknik-teknik relaksasi untuk mengatasi ketidaknyamanan.
3. Kecemasan berhubungan dengan proses persalinan yang terjadi lebih cepat dari perkiraan:
- Pasien melaporkan tingkat kecemasan menurun.
- Pasien dapat mengidentifikasi dan menggunakan strategi koping yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kontraksi uterus yang meningkat:
- Pantau tanda-tanda vital dan pola napas pasien secara berkala.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam untuk membantu relaksasi.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk melakukan teknik pernapasan yang efektif.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan kontraksi uterus yang meningkat:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan intervensi non-farmakologis, seperti kompres hangat, massage, dan teknik relaksasi.
- Berikan obat analgesik sesuai dengan instruksi dokter, jika diperlukan.
- Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait manajemen nyeri.
3. Kecemasan berhubungan dengan proses persalinan yang terjadi lebih cepat dari perkiraan:
- Lakukan pengkajian kecemasan secara komprehensif.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien terkait proses persalinan.
- Ajarkan teknik manajemen kecemasan, seperti relaksasi, visualisasi, dan afirmasi positif.
- Libatkan keluarga atau significant other dalam memberikan dukungan kepada pasien.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI dipilih berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh Ny. A, yaitu perutnya kenceng-kenceng yang makin lama makin kuat dan sering, serta mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Hal ini menunjukkan adanya kontraksi uterus yang meningkat, yang dapat menyebabkan risiko ketidakefektifan pola napas dan ketidaknyamanan. Selain itu, Ny. A juga terlihat cemas karena proses persalinan terjadi lebih cepat dari perkiraannya, sehingga diagnosa kecemasan juga perlu dipertimbangkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup target yang ingin dicapai untuk setiap diagnosa keperawatan, yaitu pasien menunjukkan pola napas efektif, melaporkan tingkat ketidaknyamanan dan kecemasan yang menurun, serta mampu menggunakan teknik-teknik relaksasi dan strategi koping yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi tindakan-tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pengajaran teknik pernapasan, pemberian intervensi non-farmakologis untuk mengatasi ketidaknyamanan, serta pemberian dukungan emosional dan pelatihan teknik manajemen kecemasan.