Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9335 | 19 Dec 2024
Klinis : kehamilan Nyonya Jihan berusia 26 tahun dengan G1P000 UK 10-12 minggu datang ke Poli Kebidanan bersama suami karena mengeluh mual muntah sejak satu bulan terakhir dan memberat sejak seminggu yang lalu. Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap mencium aroma makanan langsung terasa mual hingga sampai muntah. Pasien juga mengatakan merasa mau pingsan setiap berdiri lama, sering kencing dan kram perut. Hasil pengkajian didapat HPHT: 25 September 2024, TD: 100/60 mmHg, Nadi: 75x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5 0C, leopold 1: teraba fundus, konjunctiva anemis, serta hasil USG: tampak kantong dan janin. Pasien rajin melakukan kontrol kehamilan. Pasien dan suami tampak cemas dengan kondisi kandungannya. Pasien tampak bertanya-tanya mengenai kondisi kehamilannya karena ini merupakan pengalaman pertama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah Berhubungan dengan Perubahan Hormonal Kehamilan (SDKI)
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Mual dan Muntah Persisten (SDKI)
3. Cemas Berhubungan dengan Pengalaman Pertama Kehamilan (SDKI)
Penjelasan Singkat:
1. Mual dan Muntah Berhubungan dengan Perubahan Hormonal Kehamilan (SDKI)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk mengeluarkan isi perut, yang berhubungan dengan perubahan hormonal selama kehamilan.
- Gejala: Mual, muntah, penurunan nafsu makan.
- Intervensi: Manajemen diet, terapi farmakologis, relaksasi.
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Mual dan Muntah Persisten (SDKI)
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan tubuh.
- Gejala: Sering kencing, kram perut, rasa mau pingsan.
- Intervensi: Pemberian cairan intravenous, pemantauan cairan dan elektrolit, terapi antiemetik.
3. Cemas Berhubungan dengan Pengalaman Pertama Kehamilan (SDKI)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berhubungan dengan pengalaman pertama kehamilan.
- Gejala: Pasien dan suami tampak cemas, pasien bertanya-tanya mengenai kondisi kehamilannya.
- Intervensi: Konseling, dukungan emosional, edukasi mengenai kehamilan.
Dalam standar SLKI dan SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa di atas meliputi:
- Manajemen Mual dan Muntah
- Manajemen Cairan
- Manajemen Kecemasan
Harapan saya, penjelasan singkat ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi pasien dan rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 9336 | 19 Dec 2024
Klinis : kehamilan Nyonya Jihan berusia 26 tahun dengan G1P000 UK 10-12 minggu datang ke Poli Kebidanan bersama suami karena mengeluh mual muntah sejak satu bulan terakhir dan memberat sejak seminggu yang lalu. Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap mencium aroma makanan langsung terasa mual hingga sampai muntah. Pasien juga mengatakan merasa mau pingsan setiap berdiri lama, sering kencing dan kram perut. Hasil pengkajian didapat HPHT: 25 September 2024, TD: 100/60 mmHg, Nadi: 75x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5 0C, leopold 1: teraba fundus, konjunctiva anemis, serta hasil USG: tampak kantong dan janin. Pasien rajin melakukan kontrol kehamilan. Pasien dan suami tampak cemas dengan kondisi kandungannya. Pasien tampak bertanya-tanya mengenai kondisi kehamilannya karena ini merupakan pengalaman pertama.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Nyonya Jihan adalah:
1. Mual muntah (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang mendorong untuk muntah, yang dapat mengganggu kemampuan untuk mempertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang disengaja, yang bersifat mandiri, terarah, dan terkoordinasi.
3. Kecemasan (00146)
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap ancaman yang hanya diketahui secara samar, atau sumber yang tidak jelas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mual Muntah Teratasi
Indikator:
a. Frekuensi mual dan muntah menurun
b. Dapat mempertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
c. Tidak terjadi dehidrasi
2. Mobilitas Fisik Meningkat
Indikator:
a. Pasien dapat berdiri dan berjalan tanpa rasa pusing atau mau pingsan
b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
3. Kecemasan Terkontrol
Indikator:
a. Pasien dapat menyatakan rasa cemas yang berkurang
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan
c. Pasien dan keluarga dapat menyatakan pemahaman yang baik tentang kondisi kehamilan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Mual Muntah Teratasi
a. Manajemen Mual dan Muntah
- Identifikasi faktor pencetus mual dan muntah
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian antiemetik
- Ajarkan teknik pernafasan dalam dan relaksasi untuk mengurangi mual
- Anjurkan asupan makanan dan cairan yang mudah dicerna
b. Manajemen Cairan
- Pantau keseimbangan cairan
- Berikan dukungan cairan intravena jika dibutuhkan
2. Mobilitas Fisik Meningkat
a. Manajemen Aktivitas
- Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai dengan toleransi
- Ajarkan pasien teknik ambulasi yang aman
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian suplemen yang dibutuhkan
b. Manajemen Rasa Pusing
- Pantau tanda-tanda vital saat pasien berdiri/bergerak
- Berikan posisi yang aman saat pasien merasa pusing
3. Kecemasan Terkontrol
a. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab kecemasan pasien
- Berikan informasi dan edukasi tentang proses kehamilan dan masalah yang mungkin timbul
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi kecemasan
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada penanganan mual muntah, peningkatan mobilitas fisik, serta manajemen kecemasan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan menjalani kehamilan dengan lebih baik. -
Article No. 9337 | 19 Dec 2024
Klinis : kehamilan Nyonya Jihan berusia 26 tahun dengan G1P000 UK 10-12 minggu datang ke Poli Kebidanan bersama suami karena mengeluh mual muntah sejak satu bulan terakhir dan memberat sejak seminggu yang lalu. Pasien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap mencium aroma makanan langsung terasa mual hingga sampai muntah. Pasien juga mengatakan merasa mau pingsan setiap berdiri lama, sering kencing dan kram perut. Hasil pengkajian didapat HPHT: 25 September 2024, TD: 100/60 mmHg, Nadi: 75x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5 0C, leopold 1: teraba fundus, konjunctiva anemis, serta hasil USG: tampak kantong dan janin. Pasien rajin melakukan kontrol kehamilan. Pasien dan suami tampak cemas dengan kondisi kandungannya. Pasien tampak bertanya-tanya mengenai kondisi kehamilannya karena ini merupakan pengalaman pertama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda jabarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Asupan Nutrisi, Berat Badan, Status Gizi
- SIKI: Manajemen Mual Muntah, Manajemen Nutrisi, Pemantauan Nutrisi
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam jumlah dan keseimbangan ion-ion tubuh.
- SLKI: Keseimbangan Cairan dan Elektrolit, Hidrasi
- SIKI: Manajemen Cairan, Manajemen Elektrolit, Pemantauan Cairan dan Elektrolit
3. Diagnosa Keperawatan: Ansietas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
- SLKI: Kontrol Ansietas, Tingkat Ansietas
- SIKI: Manajemen Ansietas, Dukungan Emosional, Edukasi
Penjelasan singkat:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pasien mengalami mual dan muntah yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak memadai.
- Risiko penurunan berat badan dan status gizi yang buruk.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen mual muntah, manajemen nutrisi, dan pemantauan status nutrisi.
2. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit:
- Pasien berisiko mengalami perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat mual, muntah, dan sering kencing.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen cairan, manajemen elektrolit, dan pemantauan cairan serta elektrolit.
3. Ansietas:
- Pasien dan suami mengalami kecemasan terkait kondisi kehamilan yang baru pertama kali dialami.
- Intervensi keperawatan fokus pada manajemen ansietas, dukungan emosional, dan edukasi.
Tujuan utama asuhan keperawatan adalah untuk memantau dan mengatasi masalah nutrisi, cairan dan elektrolit, serta menyediakan dukungan emosional bagi pasien dan suami dalam menghadapi kehamilan pertama. -
Article No. 9338 | 19 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk berdarah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang berhubungan: Hipersekresi, mukus berlebih, dan hambatan jalan napas.
2. Risiko Perdarahan
- Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit pernapasan, trauma, atau kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan perdarahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Indikator: Frekuensi batuk, produksi sputum, kemampuan membersihkan jalan napas.
- Intervensi: Fisioterapi dada, suction, terapi oksigen, dan edukasi manajemen batuk.
- Risiko Perdarahan
- Indikator: Tanda-tanda perdarahan, hemodinamik, dan faktor risiko terkait.
- Intervensi: Pemantauan tanda vital, pengelolaan obat antikoagulan, dan edukasi pencegahan perdarahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Frekuensi batuk, produksi sputum, dan kemampuan membersihkan jalan napas yang membaik.
- Risiko Perdarahan Terkontrol
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda perdarahan, hemodinamik yang stabil, dan faktor risiko terkendali.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Intervensi: Fisioterapi dada, suction, terapi oksigen, dan edukasi manajemen batuk.
- Manajemen Perdarahan
- Intervensi: Pemantauan tanda vital, pengelolaan obat antikoagulan, dan edukasi pencegahan perdarahan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi, melaksanakan tindakan, serta mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 9339 | 19 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan susah buang air besar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang mengalami susah buang air besar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan susah buang air besar adalah "Konstipasi". Konstipasi didefinisikan sebagai pengurangan frekuensi, volume, dan/atau kesulitan dalam defekasi yang berlangsung lebih dari 3 hari. Gejala yang menyertai kondisi ini antara lain rasa penuh di perut, perut kembung, nyeri abdomen, dan perasaan tidak puas setelah buang air besar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Frekuensi buang air besar kembali normal (1-3 kali per hari)
2. Konsistensi feses kembali normal (lembut dan mudah dikeluarkan)
3. Pasien dapat melakukan defekasi tanpa rasa sakit atau ketidaknyamanan
4. Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses defekasi
5. Pasien mendemonstrasikan perilaku yang mendukung proses defekasi yang normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Identifikasi pola dan kebiasaan defekasi pasien, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (diet, aktivitas, penggunaan obat-obatan, dll).
2. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan konstipasi.
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan serat dalam diet.
4. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur.
5. Berikan obat pencahar atau laksativa sesuai dengan instruksi dokter.
6. Ajarkan teknik defekasi yang benar, seperti penggunaan bangku jongkok atau peninggi toilet.
7. Beri dukungan psikologis dan motivasi kepada pasien untuk mengatasi masalah konstipasi.
8. Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan medis yang diperlukan.
9. Monitor perkembangan pasien dan lakukan evaluasi secara berkala.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah konstipasi dan mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 9340 | 19 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan susah buang air besar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Konstipasi adalah keadaan di mana pasien mengalami kesulitan untuk buang air besar secara teratur, frekuensi yang kurang dari normal, dan/atau pengeluaran tinja yang sulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengeluaran feses normal
2. Tidak ada gejala konstipasi
3. Peningkatan kenyamanan pasien
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Konstipasi
- Identifikasi penyebab konstipasi
- Anjurkan asupan cairan yang cukup
- Anjurkan konsumsi makanan berserat
- Anjurkan aktivitas fisik yang sesuai
- Berikan laksatif/suplemen serat jika diperlukan
- Evaluasi efektivitas intervensi
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Saya jelaskan diagnosa dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI secara rinci dan komprehensif sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 9341 | 19 Dec 2024
Klinis : nyeri bahu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri bahu.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Gejala Mayor:
1. Melaporkan adanya rasa nyeri
2. Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri
3. Perubahan tanda-tanda vital
Gejala Minor:
1. Perubahan aktivitas, misalnya gerakan terbatas
2. Perubahan nafsu makan
3. Kecemasan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fisik, ditandai dengan laporan pasien tentang nyeri pada bahu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol
2. Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nyeri yang terkontrol
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian nyeri komprehensif
2. Manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis
3. Edukasi tentang strategi pengelolaan nyeri
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, menerapkan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, serta melakukan edukasi kepada pasien tentang cara-cara mengelola nyeri. Selain itu, saya juga akan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, atau ahli nutrisi, untuk memastikan penanganan nyeri yang optimal bagi pasien. -
Article No. 9342 | 19 Dec 2024
Klinis : benjolan di payu darah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi benjolan di payudara:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N60.1
- Deskripsi: Fibroadenoma payudara
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.21
- Deskripsi: Eksisi atau destruksi lesi atau jaringan payudara
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N60.1 (Fibroadenoma payudara) merupakan diagnosis yang sesuai untuk kondisi benjolan di payudara. Fibroadenoma adalah jenis tumor jinak yang paling umum terjadi pada payudara wanita.
2. Kode ICD-9-CM 85.21 (Eksisi atau destruksi lesi atau jaringan payudara) adalah kode prosedur yang dapat digunakan jika diperlukan tindakan pengangkatan atau penghancuran benjolan di payudara. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mendiagnosis atau mengobati kondisi benjolan di payudara.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan menggunakan kode-kode ini untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur yang terkait dengan kondisi benjolan di payudara pada dokumen medis pasien. Penggunaan kode yang tepat sangat penting untuk memastikan dokumentasi yang akurat dan dapat digunakan untuk tujuan pelaporan, penagihan, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 9343 | 19 Dec 2024
Klinis : benjolan di payu darah, nyeri tidak membesar
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi benjolan di payudara dengan nyeri yang tidak membesar:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N63
- Deskripsi: Benjolan di payudara, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.12
- Deskripsi: Biopsi aspirasi jarum halus lesi payudara
Penjelasan:
Kode ICD-10 N63 (Benjolan di payudara, tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami benjolan di payudara tanpa disertai gejala-gejala lain yang dapat mengindikasikan kondisi yang lebih spesifik, seperti tumor ganas atau infeksi. Secara umum, kode ini digunakan untuk menandai adanya benjolan di payudara yang belum dapat ditentukan penyebabnya.
Dalam kasus ini, meskipun tidak disebutkan adanya gejala membesar, pemeriksaan lebih lanjut dengan prosedur diagnostik seperti biopsi aspirasi jarum halus (kode ICD-9-CM 85.12) dapat dilakukan untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai karakteristik benjolan tersebut dan membantu menentukan diagnosis yang tepat.
Prosedur biopsi aspirasi jarum halus lesi payudara (kode ICD-9-CM 85.12) adalah tindakan pengambilan sampel jaringan dari benjolan di payudara menggunakan jarum halus. Tindakan ini bertujuan untuk mengumpulkan sel-sel dari dalam benjolan untuk diperiksa secara mikroskopis, sehingga dapat membantu dalam menentukan apakah benjolan tersebut bersifat jinak atau ganas. -
Article No. 9344 | 19 Dec 2024
Klinis : pasien datangdengan keluhan mata merah dan seperti ada kotoran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah dan seperti ada kotoran:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Mata
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap masuknya organisme patogen ke dalam membran mukosa, kulit, atau struktur tubuh, yang dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan jaringan.
- Faktor risiko: Paparan terhadap agen infeksi, prosedur invasif, penurunan sistem imun, higiene personal yang buruk.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada komplikasi infeksi.
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda infeksi (erythema, edema, panas, nyeri, eksudat), tidak ada komplikasi infeksi (sepsis, abses).
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Perawatan mata, manajemen infeksi, edukasi terkait infeksi.
- Contoh intervensi: Membersihkan mata dengan cairan antiseptik, mengoleskan obat tetes mata, memantau tanda-tanda infeksi, memberikan edukasi kepada pasien tentang cara menjaga kebersihan mata dan mencegah infeksi.
Dengan diagnosa keperawatan Risiko Infeksi Mata, perawat dapat melakukan intervensi yang tepat untuk mencegah dan menangani infeksi pada mata pasien, serta memantau perkembangan kondisi pasien sesuai dengan luaran yang diharapkan.