Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7510 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan TB aktif. Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan. Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus Tn M dengan TB aktif.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Produksi sekret berlebih, kelemahan otot pernapasan.
Tanda dan Gejala: Perubahan bunyi napas, produksi sputum berlebih, sesak napas.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, mual, kelelahan, penyakit kronis.
Tanda dan Gejala: Berat badan di bawah normal, pucat, kelemahan.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelelahan, disfungsi neuromuskular, malnutrisi.
Tanda dan Gejala: Mudah lelah, sesak saat beraktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Nafas Efektif
- Bebas dari sputum atau sekret
- Tidak ada perubahan bunyi napas
- Frekuensi napas dalam rentang normal
2. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan memenuhi rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Asupan nutrisi adekuat
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada gejala sesak saat beraktivitas
- Mampu mempertahankan aktivitas harian
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Monitor pola napas dan bunyi napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret
- Ajarkan teknik batuk efektif
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Pantau asupan dan output cairan
3. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi kemampuan fungsional pasien
- Rencanakan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik manajemen kelelahan
- Anjurkan istirahat yang cukup
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pemulihan Tn M dari TB aktif dan meningkatkan kualitas hidupnya. Saya siap untuk memberikan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 7511 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan chf. Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan, edema anasarka, asites, peningkatan bb drastis Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Saya selaku perawat akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang diperlukan untuk kondisi Tn. M, 44 tahun, dengan diagnosis medis Congestive Heart Failure (CHF).
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
a. Intoleransi Aktifitas
- Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Faktor yang berhubungan: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, penurunan kapasitas fungsional, kelelahan.
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, penurunan mekanisme batuk.
c. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan kemampuan ginjal untuk membuang kelebihan cairan, peningkatan intake cairan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Intoleransi Aktifitas
- Peningkatan Toleransi Aktifitas
- Kriteria: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau sesak napas.
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pemeliharaan Jalan Napas Terbuka
- Kriteria: Tidak ada ronki, tidak ada produksi sputum berlebih.
c. Kelebihan Volume Cairan
- Keseimbangan Cairan
- Kriteria: Berat badan kembali normal, tidak ada tanda-tanda edema, asites, atau hipertensi.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Intoleransi Aktifitas
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Energi
- Terapi Latihan
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Fisioterapi Dada
- Terapi Oksigen
c. Kelebihan Volume Cairan
- Manajemen Cairan
- Pengaturan Diet
- Pemantauan Cairan
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Intoleransi Aktifitas: Pasien mengalami kelelahan dan sesak napas saat melakukan aktivitas sehari-hari, yang merupakan tanda-tanda intoleransi aktivitas.
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien memiliki produksi sputum yang berlebih dan ronki pada paru, menunjukkan adanya masalah dalam bersihan jalan napas.
- Kelebihan Volume Cairan: Pasien mengalami edema anasarka, asites, dan peningkatan berat badan drastis, yang mengindikasikan kelebihan volume cairan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Intoleransi Aktifitas: Pasien diharapkan dapat meningkatkan toleransi aktivitas sehingga mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau sesak napas.
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien diharapkan dapat mempertahankan jalan napas terbuka, tanpa adanya ronki atau produksi sputum berlebih.
- Kelebihan Volume Cairan: Pasien diharapkan dapat mencapai keseimbangan cairan, ditandai dengan berat badan kembali normal, tidak ada tanda-tanda edema, asites, atau hipertensi.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Intoleransi Aktifitas:
- Manajemen Aktivitas: Membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan toleransi dan kemampuannya.
- Manajemen Energi: Membantu pasien mengatur pola istirahat dan aktivitas untuk mengoptimalkan penggunaan energi.
- Terapi Latihan: Memberikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan kapasitas fungsional.
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Manajemen Jalan Napas: Membantu pasien dalam pengeluaran sekret, seperti batuk, suction, dan penggunaan alat bantu pernapasan.
- Fisioterapi Dada: Melakukan teknik fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
- Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Kelebihan Volume Cairan:
- Manajemen Cairan: Memantau masukan dan pengeluaran cairan, serta memberikan intervensi untuk mengatasi kelebihan cairan.
- Pengaturan Diet: Merencanakan diet rendah natrium dan cairan sesuai kebutuhan.
- Pemantauan Cairan: Memantau tanda-tanda kelebihan cairan, seperti berat badan, edema, dan asites.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam menentukan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat untuk pasien Tn. M dengan kondisi Congestive Heart Failure (CHF). Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. -
Article No. 7512 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan chf. Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan, edema anasarka, asites, peningkatan bb drastis Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi Tn M, 44 tahun, yang dirawat dengan CHF (Congestive Heart Failure) dengan gejala pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak, indeks massa tubuh 16, pucat, sesak, kelelahan, edema anasarka, asites, dan peningkatan berat badan drastis, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan yang terakumulasi dalam ruang interstisial dan/atau rongga tubuh.
Prioritas Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi Tn M, diagnosa keperawatan prioritas adalah Kelebihan Volume Cairan. Hal ini dikarenakan tanda-tanda klinik yang dimanifestasikan, seperti edema anasarka, asites, dan peningkatan berat badan drastis, menunjukkan adanya penumpukan cairan yang berlebihan dalam tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan Tn M dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Edema anasarka dan asites berkurang
3. Berat badan kembali stabil
4. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pantau intake dan output cairan
2. Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
3. Monitor berat badan harian
4. Berikan terapi diuretik sesuai instruksi medis
5. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stress
6. Dorong pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penyesuaian terapi
Penjelasan Rinci:
Kelebihan Volume Cairan pada pasien CHF disebabkan oleh penurunan fungsi pompa jantung, sehingga terjadi retensi cairan dan garam. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi penumpukan cairan, mencapai status cairan yang seimbang, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Monitoring intake dan output cairan, pembatasan cairan, dan pemberian diuretik dapat membantu mengeluarkan cairan yang berlebih. Selain itu, edukasi dan latihan aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas. -
Article No. 7513 | 01 Dec 2024
Klinis : BENGKAK DI BELAKANG TELINGAH SEJAK PAGI (+), DEMAM (+), NYERI SAAT MENELAN (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai seorang perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses inflamasi di area belakang telinga, ditandai dengan adanya bengkak, demam, dan nyeri saat menelan.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, mendemonstrasikan relaksasi, dan menunjukkan perubahan perilaku yang positif.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi panas-dingin, dan pemberian analgetik sesuai indikasi.
Secara keseluruhan, kondisi bengkak di belakang telinga, disertai demam dan nyeri saat menelan, mengarah pada diagnosa Nyeri Akut. Perawat akan melakukan pengkajian komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, dan melakukan evaluasi terhadap respon pasien untuk mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 7514 | 01 Dec 2024
Klinis : DEMAM, BATUK, PILEK, BADAN TERASA SAKIT-SAKIT, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi DEMAM, BATUK, PILEK, BADAN TERASA SAKIT-SAKIT, dan PUSING.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia Berhubungan Dengan Proses Infeksi Akut
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Produksi Sekret Yang Berlebihan
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses Penyakit
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia Berhubungan Dengan Proses Infeksi Akut:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons terhadap stimulasi patogen atau nonpatogen.
- SLKI: Hipertermia
- SIKI: Manajemen Demam, Terapi Cairan, Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Produksi Sekret Yang Berlebihan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
- SLKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Fisioterapi Dada, Suction
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses Penyakit:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Nyeri Akut
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer, Edukasi Manajemen Nyeri
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 7515 | 01 Dec 2024
Klinis : gangguan persepsi sendori
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan persepsi sensorik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensorik
Definisi:
Gangguan persepsi sensorik adalah ketidakmampuan individu untuk menginterpretasikan secara akurat stimulus sensorik yang diterima.
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan dalam interpretasi stimulus sensorik
2. Distorsi atau halusinasi sensorik
3. Kesulitan mengintegrasikan stimulus sensorik
SDKI:
Gangguan Persepsi Sensorik
SLKI:
1. Persepsi Sensorik Terintegrasi
2. Perilaku Terarah
3. Fungsi Kognitif
SIKI:
1. Manajemen Lingkungan: Pencegahan Gangguan Persepsi
2. Terapi Sensorik
3. Orientasi Realitas
Penjelasan Singkat:
Gangguan persepsi sensorik merupakan kondisi di mana individu mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan stimulus sensorik yang diterima dengan benar. Hal ini dapat menyebabkan distorsi atau halusinasi sensorik, serta kesulitan dalam mengintegrasikan informasi sensorik. Diagnosa keperawatan ini berfokus pada identifikasi dan penanganan gangguan persepsi sensorik untuk membantu individu mencapai persepsi sensorik yang terintegrasi, perilaku yang terarah, dan fungsi kognitif yang optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen lingkungan untuk mencegah gangguan persepsi, terapi sensorik, dan orientasi realitas. -
Article No. 7516 | 01 Dec 2024
Klinis : NYERI DI BAGIAN BOKONG SAMPAI KE KAKI 2 HARI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri di bagian bokong sampai ke kaki yang berlangsung selama 2 hari.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronik Pada Ekstremitas Bawah
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronik Pada Ekstremitas Bawah merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat menetap atau berulang pada bagian bawah tubuh, termasuk panggul, paha, lutut, betis, dan kaki.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri kronik pada ekstremitas bawah adalah pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik, dan menunjukkan peningkatan kualitas hidup.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
a. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai resep, dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
b. Perawatan Ekstremitas: Menjaga kebersihan dan kenyamanan ekstremitas bawah, melakukan latihan fisik, dan memberikan alat bantu jika diperlukan.
c. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi tentang penyebab, manajemen nyeri, dan perawatan yang tepat.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi nyeri kronik pada ekstremitas bawah yang dialami pasien. -
Article No. 7517 | 01 Dec 2024
Klinis : DEMAM, MUAL, PUSING 4 HARI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi DEMAM, MUAL, dan PUSING selama 4 HARI.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Mual
3. Gangguan kenyamanan
Penjelasan:
1. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C.
- SLKI: Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen demam, termasuk pemberian antipiretik, kompres hangat, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Mual
- SDKI: Perasaan ingin muntah.
- SLKI: Mampu mengendalikan mual.
- SIKI: Manajemen mual, termasuk pemberian antiemetik, pengaturan pola makan, dan teknik relaksasi.
3. Gangguan kenyamanan
- SDKI: Persepsi ketidaknyamanan fisik atau psikologis yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Mencapai tingkat kenyamanan yang diharapkan.
- SIKI: Manajemen kenyamanan, termasuk pemberian obat-obatan, terapi relaksasi, dan modifikasi lingkungan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terukur untuk mengatasi permasalahan yang dialami pasien, yaitu demam, mual, dan gangguan kenyamanan. -
Article No. 7518 | 01 Dec 2024
Klinis : ds : - klien mengeluh lemas seperti tidk bertenaga - Klien juga mengatakan belum mencuci rambut sejak dirawat - klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan cuci rambut - Klien mengatakan nafsu makan menurun Do : - rambut klien kotor, lengket dan berminyak, berketombe - kebutuhan aktifitas sehari hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat - kesadaran umum: composmentins - td : 130/90 mmhg, - s : 36,5°c, - Rr: 20x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri (mandi dan kebersihan rambut)
Penjelasan Singkat:
Klien mengalami defisit perawatan diri, khususnya dalam hal mandi dan kebersihan rambut, karena adanya pemahaman dan keyakinan yang salah bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan cuci rambut. Kondisi ini menyebabkan rambut klien menjadi kotor, lengket, dan berminyak. Selain itu, klien juga mengalami penurunan nafsu makan dan merasa lemas, sehingga membutuhkan bantuan penuh dari anggota keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Perawatan Diri: Tingkat kemampuan individu dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Bantu Perawatan Diri: Membantu individu dalam melakukan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
2. Edukasi Perawatan Diri: Memberikan informasi dan pengajaran kepada individu tentang cara melakukan perawatan diri yang tepat.
3. Stimulasi Perawatan Diri: Merangsang individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
Catatan: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain membantu klien mandi dan mencuci rambut, memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, serta mendorong klien untuk melakukan perawatan diri secara bertahap agar dapat meningkatkan kemandiriannya. -
Article No. 7519 | 01 Dec 2024
Klinis : ds : - klien mengeluh lemas seperti tidk bertenaga - Klien juga mengatakan belum mencuci rambut sejak dirawat - klien mempunyai pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan cuci rambut - Klien mengatakan nafsu makan menurun Do : - rambut klien kotor, lengket dan berminyak, berketombe - kebutuhan aktifitas sehari hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan perawat - kesadaran umum: composmentins - td : 130/90 mmhg, - s : 36,5°c, - Rr: 20x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat pagi. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Defisit Perawatan Diri (SDKI: 2019) berhubungan dengan keterbatasan fisik dan pemahaman klien yang salah.
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
- Faktor yang berhubungan: Keterbatasan fisik, pemahaman yang salah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perawatan Diri: Kebersihan (SLKI: 2019)
- Kriteria Hasil:
a. Klien dapat menjaga kebersihan diri yang memadai.
b. Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan minimal.
c. Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Diri: Mandi (SIKI: 2019)
- Tujuan: Membantu klien dalam melakukan mandi dan perawatan diri lainnya.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji kemampuan dan kemauan klien untuk melakukan mandi dan perawatan diri.
b. Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri selama sakit.
c. Bantu klien melakukan mandi dan perawatan rambut secara bertahap sesuai dengan kemampuan klien.
d. Libatkan keluarga dalam membantu klien melakukan perawatan diri.
e. Pantau perkembangan klien dalam melakukan perawatan diri secara mandiri.
2. Manajemen Nutrisi (SIKI: 2019)
- Tujuan: Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji status nutrisi klien, termasuk nafsu makan dan pola makan.
b. Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi selama sakit.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi klien.
d. Bantu klien dalam mengonsumsi makanan dan cairan yang sesuai.
e. Pantau asupan dan output nutrisi klien secara berkala.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk klien. Jika ada pertanyaan atau hal yang perlu klarifikasi, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.