Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9315 | 19 Dec 2024
Klinis : klinis 1
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klinis 1, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko:
- Penurunan fungsi sistem imun
- Tindakan invasif
- Paparan lingkungan yang tidak higienis
Rencana Intervensi (SLKI):
- Mempertahankan hygiene personal
- Melakukan tindakan aseptik
- Meningkatkan pemantauan tanda-tanda infeksi
2. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain.
Faktor Risiko:
- Penurunan kekuatan otot
- Penurunan rentang gerak
- Nyeri
Rencana Intervensi (SLKI):
- Memfasilitasi latihan gerak aktif dan pasif
- Menyediakan alat bantu mobilitas
- Mengelola nyeri
3. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan pada kulit dan membran mukosa.
Faktor Risiko:
- Gangguan sirkulasi darah
- Tekanan pada area tubuh
- Perubahan sensasi
Rencana Intervensi (SLKI):
- Mempertahankan kebersihan kulit
- Menjaga posisi tubuh
- Memberikan perawatan luka
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosa keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar hasil keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- Standar-standar ini digunakan sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 9316 | 19 Dec 2024
Klinis : gangguan raya nyaman nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan rasa nyaman nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
Penjelasan:
1. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan seperti itu. Nyeri adalah pengalaman subyektif yang kompleks dan unik pada setiap individu.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan rasa nyaman nyeri meliputi:
a. Pasien melaporkan nyeri terkendali.
b. Pasien mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
c. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
d. Pasien melaporkan peningkatan kualitas tidur.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani gangguan rasa nyaman nyeri antara lain:
a. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab dan faktor yang memperberat nyeri.
b. Terapi Komplementer: Tindakan pemberian terapi komplementer untuk mengurangi nyeri, seperti terapi relaksasi, terapi pijat, dan lain-lain.
c. Edukasi Manajemen Nyeri: Tindakan pemberian informasi dan pelatihan kepada pasien dan keluarga untuk mengelola nyeri secara mandiri.
Secara umum, penanganan gangguan rasa nyaman nyeri memerlukan pendekatan yang komprehensif, melibatkan identifikasi penyebab, penerapan intervensi farmakologis dan non-farmakologis, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9317 | 19 Dec 2024
Klinis : gangguan raya nyaman nyeri (apendisitis )
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan rasa nyaman nyeri pada penderita apendisitis.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri (PPNI, 2017)
Definisi:
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan toleransi rasa nyaman
2. Perubahan ekspresi wajah
3. Perubahan tanda-tanda vital
4. Pernyataan verbal rasa nyeri
5. Perilaku protektif
Faktor Berhubungan:
1. Agen cedera biologis (inflamasi apendiks)
2. Agen cedera kimia (produk inflamasi)
3. Agen cedera fisik (pembengkakan apendiks)
Intervensi Keperawatan (SLKI, SIKI):
1. Manajemen Nyeri (S 0108)
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Berikan intervensi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi nyeri
2. Manajemen Aktivitas (S 0202)
- Identifikasi batasan aktivitas akibat nyeri
- Berikan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Libatkan pasien dalam perencanaan aktivitas
3. Edukasi Kesehatan (S 0305)
- Berikan informasi tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan apendisitis
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan pasien
- Diskusikan pencegahan komplikasi
Dengan penerapan intervensi keperawatan sesuai standar PPNI, diharapkan dapat membantu mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien dengan apendisitis. -
Article No. 9318 | 19 Dec 2024
Klinis : gangguan raya nyaman nyeri (apendisitis )
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi gangguan rasa nyaman nyeri (apendisitis):
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
Karakteristik Definisi: Laporan verbal atau ekspresi nonverbal tentang nyeri, perubahan tanda-tanda vital, perilaku protektif, dan/atau keterbatasan rentang gerak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengatur pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan akibat rangsangan nociceptive.
Kriteria Hasil:
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang sesuai yang diharapkan
- Menggunakan teknik penanganan nyeri yang efektif
- Mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri
- Menyatakan bahwa nyeri terkontrol
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan memfasilitasi kenyamanan pasien yang mengalami nyeri fisik.
Aktivitas:
- Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola nyeri, seperti pemberian analgetik.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin.
- Lakukan intervensi yang dapat menurunkan kecemasan dan nyeri, seperti mendengarkan musik atau memberikan dukungan emosional.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana asuhan jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang merupakan salah satu kondisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman nyeri. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut" karena pasien dengan apendisitis akan mengalami nyeri akibat kerusakan jaringan yang terjadi.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Kontrol Nyeri", dimana pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, menggunakan teknik penanganan nyeri yang efektif, dan dapat menyatakan bahwa nyeri terkontrol.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Nyeri", yang meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola nyeri, mengajarkan teknik non-farmakologis, serta melakukan intervensi untuk menurunkan kecemasan dan nyeri. Evaluasi efektivitas intervensi juga perlu dilakukan untuk modifikasi rencana asuhan jika diperlukan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan apendisitis dapat mencapai kontrol nyeri yang optimal dan memperoleh kenyamanan selama perawatan. -
Article No. 9319 | 19 Dec 2024
Klinis : gangguan rasa nyaman nyeri ( susp apendiks )
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "gangguan rasa nyaman nyeri (susp apendiks)":
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.1
- Deskripsi: Nyeri perut bagian bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 47.0
- Deskripsi: Apendektomi, terbuka
Penjelasan:
Kode ICD-10 R10.1 (Nyeri perut bagian bawah) sesuai dengan diagnosa "gangguan rasa nyaman nyeri (susp apendiks)". Hal ini dikarenakan nyeri pada perut bagian bawah dapat menjadi gejala awal dari kondisi peradangan pada apendiks (susp apendisitis).
Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan jika diagnosa apendisitis terkonfirmasi, kode ICD-9-CM 47.0 (Apendektomi, terbuka) dapat digunakan. Prosedur ini meliputi pembedahan untuk mengangkat apendiks yang mengalami inflamasi atau peradangan.
Perlu dicatat bahwa penegakan diagnosis dan pemilihan tindakan medis yang tepat harus dilakukan oleh dokter berdasarkan pemeriksaan dan evaluasi komprehensif pada pasien. -
Article No. 9320 | 19 Dec 2024
Klinis : gangguan rasa nyaman nyeri ( susp apendiks )
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (Susp. Apendisitis)
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Nyeri yang dilaporkan atau ditunjukkan oleh individu yang disebabkan oleh inflamasi dan peradangan pada apendiks.
- Penyebab: Obstruksi lumen apendiks, infeksi bakteri, perubahan aliran darah.
- Gejala Khas: Nyeri perut kanan bawah, mual, muntah, demam, nyeri tekan pada regio McBurney.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri.
- Kriteria Hasil: Skala nyeri menurun, pasien dapat beraktivitas sehari-hari, pasien dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Pengaturan Posisi, Pemberian Analgetik, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain.
- Rasional: Menurunkan persepsi nyeri, meningkatkan istirahat, mengurangi inflamasi dan spasme otot.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya penanganan yang komprehensif untuk mengatasi gangguan rasa nyaman: nyeri pada kasus susp. apendisitis. Pendekatan holistik yang melibatkan pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi keperawatan sangat penting untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 9321 | 19 Dec 2024
Klinis : gigi sakit, gusi tidak bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "gigi sakit, gusi tidak bengkak".
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Orofasial
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Orofasial adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan pada struktur orofasial, seperti gigi, mulut, rahang, dan wajah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari penanganan nyeri orofasial adalah untuk mengurangi dan mengatasi nyeri pada area orofasial, serta meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri orofasial antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Identifikasi faktor penyebab nyeri, ajarkan teknik relaksasi dan distraksi, berikan analgesik sesuai resep.
2. Perawatan Oral: Bersihkan mulut dan area orofasial, aplikasikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi.
3. Edukasi Kesehatan: Ajarkan pasien tentang perawatan gigi dan mulut yang tepat, cara menghindari faktor pencetus nyeri.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang berpedoman pada PPNI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam mengatasi masalah nyeri orofasial pada pasien. -
Article No. 9322 | 19 Dec 2024
Klinis : gigi sakit, gusi tidak bengkak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, untuk kondisi yang Anda sampaikan, yaitu "gigi sakit, gusi tidak bengkak", maka:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K08.8
- Deskripsi: Kondisi gigi dan jaringan penyokong lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 23.1
- Deskripsi: Ekstraksi gigi, satu gigi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K08.8 menggambarkan kondisi gigi dan jaringan penyokong lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Dalam kasus ini, "gigi sakit, gusi tidak bengkak" dapat diklasifikasikan ke dalam kategori ini, karena gejala menunjukkan adanya masalah pada gigi, tetapi tidak ada tanda-tanda inflamasi pada gusi.
2. Kode ICD-9-CM 23.1 menunjukkan prosedur ekstraksi gigi, satu gigi. Ini dapat menjadi tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi gigi sakit, jika diperlukan.
Perlu diperhatikan bahwa penentuan diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus dilakukan oleh dokter yang berwenang setelah melakukan pemeriksaan klinis yang komprehensif. Kode-kode yang diberikan di atas hanya sebagai referensi awal dan tidak dapat digunakan untuk menggantikan penilaian profesional. -
Article No. 9323 | 19 Dec 2024
Klinis : gigi sakit, gusi bengkak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut saya berikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi gigi sakit dan gusi bengkak:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K08.8
- Deskripsi: Kondisi gigi dan jaringan pendukung lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 23.1
- Deskripsi: Ekstraksi gigi, tidak termasuk pembedahan mulut
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi gigi sakit dan gusi bengkak dapat diklasifikasikan menggunakan kode ICD-10 K08.8. Kode ini mencakup berbagai kondisi gigi dan jaringan pendukung lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, seperti nyeri gigi, peradangan gusi, dan kelainan lainnya.
Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, kode ICD-9-CM 23.1 (Ekstraksi gigi, tidak termasuk pembedahan mulut) dapat digunakan. Prosedur ini mencakup pencabutan gigi yang dilakukan secara sederhana, tanpa memerlukan tindakan pembedahan yang lebih kompleks pada rongga mulut.
Kode-kode ini digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti dokter gigi dan perekam medis, untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan masalah gigi dan gusi. -
Article No. 9324 | 19 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 30 tahun, G2P1A0 hamil 40 minggu dengan kala 1 fase aktif dibawa keruangan bersalin oleh keluarga dengan keluhan nyeri perut sampai ke belakang dengan skala nyeri 4 dan mulas - mulas semakin sering, nyeri hilang timbul, nyeri tidak berkurang saat istirahat. Pasien tampak tidak mau ditinggalkan oleh suaminya dan tampak cemas karena tidak tau cara meredakan nyeri. TD 118/80 mmHg, frekuensi nadi 79 kali/menit, suhu 36,5oC, frekuensi napas 23 kali/menit, SpO2 98%. TFU 31 cm, DJJ 145 x/menit, his 3x10/40“ adekuat, hasil pemeriksaan dalam : pembukaan 4 cm, portio tebal lunak, ketuban ada (+), presentasi kepala hodge 2. Pengeluaran pervaginam: tidak ada perdarahan pervaginam, kontraksi uterus 3x dalam 10 menit dengan durasi 40 detik, DJJ 145 x/menit. Status janin : hidup, jumlah 1, presentasi kepala hodge 2. Pk 09.30 WIB, tanda dan gejala : klien mengatakan sering mulas, Tekanan Darah 117/79 mmHg, Nadi 78 x/menit, Suhu 36,4oC, frekuensi napas 25 x/menit. Keadaan psikososial : klien tampak cemas dan menahan nyeri, pengobatan : infus di tangan kanan dengan cairan infus RL 20 tpm. Pk 12.00 WIB. terdapat dorongan meneran, tekanan pada anus, dan perineum menonjol, upaya meneran, pasien memegang tangan suami untuk menahan nyeri, keadaan psikososial : pasien tampak cemas dan menahan nyeri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Persalinan (SDKI)
b. Kecemasan (SDKI)
2. Penjelasan singkat:
a. Nyeri Persalinan (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan peregangan jalan lahir selama proses persalinan.
- Penyebab: Kontraksi uterus, dilatasi serviks, peregangan jalan lahir.
- Gejala dan Tanda: Nyeri perut sampai ke belakang dengan skala nyeri 4, nyeri hilang timbul, nyeri tidak berkurang saat istirahat.
- Intervensi Keperawatan (SLKI): Manajemen Nyeri, Pendidikan Kesehatan, Dukungan Emosional.
b. Kecemasan (SDKI)
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
- Penyebab: Ketidakpastian status kesehatan, prosedur yang akan dilakukan.
- Gejala dan Tanda: Pasien tampak cemas dan menahan nyeri, tidak mau ditinggalkan oleh suaminya.
- Intervensi Keperawatan (SLKI): Manajemen Kecemasan, Terapi Relaksasi, Dukungan Emosional.
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI) yang dapat diberikan antara lain:
- Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri, memantau tanda-tanda vital, memberikan intervensi untuk mengurangi nyeri (misalnya teknik relaksasi).
- Manajemen Kecemasan: Mengkaji tingkat kecemasan, memberikan dukungan emosional, mengajarkan teknik relaksasi.
- Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang proses persalinan dan cara mengatasi nyeri.
- Dukungan Emosional: Mendorong keluarga untuk menemani pasien, mendengarkan keluhan pasien, dan memberikan dorongan positif.