Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7492 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn. A usia 20 tahun, klien mengatakan gatal-gatal sejak 2 tahun yang lalu terasa panas dan kemerahan didaerah wajah, leher dan punggung akibat rasa gatal tersebut. Klien menggaruknya sehingga timbul rasa panas dan merah pada kulitnya. Intensitas gatalnya akan meningkat saat klien terkena sinar matahari langsung dan berkeringat, klien mengatakan rasa gatal itu akan berkurang jika klien mandy. Klien mengatakan kalau gatalnya tersebut muncul karena alergi udang dan kerang. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD: 100/70 mmhg, N: 70x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,8°C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan intoleransi terhadap sinar matahari dan berkeringat sebagaimana ditandai dengan keluhan gatal-gatal, rasa panas dan kemerahan pada kulit.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat kendala fisik atau psikologis.
- Faktor yang berhubungan: Intoleransi terhadap sinar matahari dan berkeringat, yang menyebabkan peningkatan gejala gatal-gatal, rasa panas, dan kemerahan pada kulit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan tanpa kendala fisik atau psikologis.
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa adanya kendala gatal-gatal, rasa panas, dan kemerahan pada kulit.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen alergi: Tindakan untuk mengendalikan dan mengelola respons hipersensitif terhadap suatu zat atau rangsangan.
- Intervensi keperawatan: Identifikasi faktor pemicu alergi (sinar matahari, berkeringat), hindari faktor pemicu, berikan obat anti-alergi sesuai rekomendasi, dan ajarkan teknik manajemen gejala alergi.
Dalam kasus ini, fokus utama keperawatan adalah membantu klien mengatasi intoleransi aktivitas akibat gejala alergi yang dialaminya, sehingga klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. -
Article No. 7493 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn. A usia 20 tahun, klien mengatakan gatal-gatal sejak 2 tahun yang lalu terasa panas dan kemerahan didaerah wajah, leher dan punggung akibat rasa gatal tersebut. Klien menggaruknya sehingga timbul rasa panas dan merah pada kulitnya. Intensitas gatalnya akan meningkat saat klien terkena sinar matahari langsung dan berkeringat, klien mengatakan rasa gatal itu akan berkurang jika klien mandy. Klien mengatakan kalau gatalnya tersebut muncul karena alergi udang dan kerang. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD: 100/70 mmhg, N: 70x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,8°C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pruritus (gatal-gatal) yang mengakibatkan peningkatan enersi yang dibutuhkan.
Klien mengalami gatal-gatal yang memicu rasa tidak nyaman dan dorongan untuk menggaruk sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi aktivitas meningkat
- Klien dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa mengalami peningkatan gejala pruritus (gatal-gatal).
2. Kontrol gejala membaik
- Klien dapat mengendalikan gejala pruritus (gatal-gatal) dengan baik.
3. Manajemen pruritus efektif
- Klien dapat mengelola pruritus (gatal-gatal) dengan tepat sehingga tidak menimbulkan kerusakan kulit lebih lanjut.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pruritus
- Identifikasi penyebab dan faktor pemicu pruritus (gatal-gatal)
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi gatal, seperti teknik relaksasi, kompres dingin, dan hindari iritan kulit
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis yang sesuai
2. Manajemen Aktivitas
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas
- Bantu klien merencanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan
- Ajarkan teknik energi konservasi
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi terkait penyebab, pencetus, dan manajemen pruritus (gatal-gatal)
- Ajarkan cara mencegah dan mengatasi kekambuhan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pruritus (gatal-gatal) yang mengakibatkan peningkatan enersi yang dibutuhkan" didasarkan pada keluhan utama klien yaitu gatal-gatal yang timbul sejak 2 tahun lalu, serta tanda dan gejala yang dialami seperti rasa panas, kemerahan, dan dorongan untuk menggaruk kulit. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari klien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan yaitu toleransi aktivitas meningkat, kontrol gejala membaik, dan manajemen pruritus efektif. Hal ini bertujuan agar klien dapat beraktivitas dengan baik tanpa terganggu oleh gejala pruritus, dapat mengendalikan gejala pruritus dengan tepat, serta dapat mengelola pruritus secara efektif sehingga tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen pruritus, manajemen aktivitas, dan edukasi kesehatan. Manajemen pruritus bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor pemicu pruritus serta mengajarkan teknik non-farmakologis dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan farmakologis. Manajemen aktivitas bertujuan untuk mengkaji toleransi aktivitas klien, membantu merencanakan aktivitas yang sesuai, dan mengajarkan teknik energi konservasi. Edukasi kesehatan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada klien terkait penyebab, pencetus, dan manajemen pruritus, serta cara mencegah dan mengatasi kekambuhan.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu klien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu meningkatnya toleransi aktivitas, membaikknya kontrol gejala, dan efektifnya manajemen pruritus. -
Article No. 7494 | 01 Dec 2024
Klinis : Klien (Ny. D) Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit . BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual/muntah, ditandai dengan penurunan BB sebanyak 10 kg dalam 3 bulan terakhir.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Asupan Nutrisi
- Klien dapat mengonsumsi makanan dan cairan sesuai kebutuhan tubuh.
- Klien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji asupan nutrisi dan cairan klien saat ini.
- Kolaborasi dengan tenaga gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi klien.
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan dan cairan sesuai diet yang direkomendasikan.
- Pantau BB klien secara berkala.
- Berikan dukungan dan edukasi kepada klien dan keluarga terkait pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
2. Manajemen Mual dan Muntah
- Kaji frekuensi, durasi, dan penyebab mual dan muntah.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetik sesuai resep.
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan dan cairan dalam porsi kecil tapi sering.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan upayakan pencegahannya.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh" dipilih karena klien mengalami penurunan berat badan yang signifikan (10 kg dalam 3 bulan) akibat penurunan nafsu makan dan mual/muntah. Luaran yang diharapkan adalah klien dapat meningkatkan asupan nutrisi dan mempertahankan berat badan dalam rentang normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nutrisi dan manajemen mual/muntah untuk membantu klien memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan. -
Article No. 7496 | 01 Dec 2024
Klinis : Data Subjektif: Keluarga mengatakan tidak mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami Ny. D Ny. D mengatakan tidak tahu penyebab sering sakit kepala disertai kram pada kaki, terkadang nyeri Data Objektif: Ny. D terlihat lebih banyak berbaring Hasil GDS Ny. D 73 gr/Di Asam Urat 6.7 mg/dl Tekanan Darah Ny. D selama 3 hari pengkajian rutin mengkonsumsi obat amlodipin: tgl 6/5/2024:135/98 mmHg tgl 7/5/2024: 138/95 mmhg tgl 8/5/2024: 138/98 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas data yang Anda berikan. Berdasarkan informasi tersebut, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkatnya sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat:
- SDKI: Keadaan individu dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau dan memenuhi kebutuhan nutrisi individu.
Diagnosis Keperawatan:
2. Nyeri Kronis
Penjelasan singkat:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami individu.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengevaluasi, mengontrol, dan mengatasi nyeri.
Diagnosis Keperawatan:
3. Hipertensi
Penjelasan singkat:
- SDKI: Keadaan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau dan mengendalikan tekanan darah.
Dalam kasus ini, Ny. D menunjukkan gejala sering sakit kepala, kram pada kaki, dan tekanan darah yang cenderung meningkat. Hal ini dapat mengarah pada diagnosis keperawatan seperti yang telah dijelaskan. Penanganan yang komprehensif, termasuk pemantauan nutrisi, pengontrolan nyeri, dan pengendalian tekanan darah, akan sangat membantu dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami oleh Ny. D. -
Article No. 7497 | 01 Dec 2024
Klinis : Data Subjektif: Keluarga mengatakan tidak mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami Ny. D Ny. D mengatakan tidak tahu penyebab sering sakit kepala disertai kram pada kaki, terkadang nyeri Data Objektif: Ny. D terlihat lebih banyak berbaring Hasil GDS Ny. D 73 gr/Di Asam Urat 6.7 mg/dl Tekanan Darah Ny. D selama 3 hari pengkajian rutin mengkonsumsi obat amlodipin: tgl 6/5/2024:135/98 mmHg tgl 7/5/2024: 138/95 mmhg tgl 8/5/2024: 138/98 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Gula Darah berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah (GDS 73 gr/dL).
Penjelasan singkat:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, Ny. D memiliki risiko ketidakstabilan gula darah. Hal ini ditunjukkan dengan kadar gula darah sewaktu yang tinggi (GDS 73 gr/dL). Kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes jika tidak segera ditangani.
2. Nyeri Kronis berhubungan dengan masalah kesehatan yang belum teridentifikasi.
Penjelasan singkat:
Ny. D mengeluhkan sering sakit kepala disertai kram pada kaki dan terkadang nyeri. Namun, penyebab masalah kesehatan yang dialami belum teridentifikasi. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri kronis yang mempengaruhi aktivitas dan kualitas hidup Ny. D.
SDKI, SLKI, SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjamin praktik keperawatan yang berkualitas. Panduan ini memberikan keseragaman dalam proses asuhan keperawatan, termasuk dalam menentukan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 7498 | 01 Dec 2024
Klinis : Nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan karakteristik: adanya keluhan rasa tidak nyaman, terdapat perubahan ekspresi wajah, perilaku protektif, dan/atau pernyataan verbal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien menunjukkan tanda-tanda nyeri terkontrol, seperti: mampu menggunakan teknik manajemen nyeri, melaporkan penurunan tingkat nyeri, dan menunjukkan perilaku yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri antara lain: pengkajian nyeri, manajemen nyeri farmakologis, manajemen nyeri non-farmakologis, dan pendidikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, menentukan penyebab nyeri, dan mengembangkan rencana perawatan yang sesuai untuk mengatasi nyeri pasien dengan mempertimbangkan intervensi farmakologis dan non-farmakologis. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai kontrol nyeri yang optimal. -
Article No. 7499 | 01 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien mengarah pada diagnosis tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis dan histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan sputum untuk tuberkulosis
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis dan histologis yang positif. Hal ini sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 adalah kode untuk pemeriksaan sputum untuk tuberkulosis, yang mungkin dilakukan sebagai bagian dari proses diagnosis dan konfirmasi tuberkulosis paru pada pasien ini.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis final dan rencana tatalaksana harus ditentukan oleh dokter yang menangani pasien setelah melakukan evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut. -
Article No. 7500 | 01 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas
3. Risiko infeksi
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Meningkatkan bersihan jalan napas, Mempertahankan bersihan jalan napas, Memfasilitasi batuk efektif.
- SIKI: Fisioterapi dada, Manajemen jalan napas, Terapi oksigen.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas, Mempertahankan toleransi aktivitas, Memfasilitasi mobilitas.
- SIKI: Manajemen energi, Manajemen aktivitas, Terapi aktivitas.
3. Risiko infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Mencegah infeksi, Mengendalikan infeksi, Memulihkan dari infeksi.
- SIKI: Manajemen infeksi, Manajemen tindakan pencegahan, Perawatan luka.
Dalam kasus pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan lesi di paru dan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan risiko infeksi. Perawat akan melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan SLKI dan SIKI untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7501 | 01 Dec 2024
Klinis : NYERI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi "NYERI" sesuai dengan format yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 R52 digunakan untuk mendiagnosis kondisi "Nyeri, tidak terspesifikasi". Kode ini digunakan ketika nyeri dialami oleh pasien, tetapi penyebab atau lokasi spesifiknya tidak dapat ditentukan atau tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk "Nyeri"
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang terkait secara langsung dengan kode ICD-10 R52 "Nyeri, tidak terspesifikasi". Penanganan nyeri akan tergantung pada penyebab dan lokasi nyeri yang dialami oleh pasien.
Penjelasan:
Dalam ICD-9-CM, tidak terdapat kode prosedur atau tindakan medis yang spesifik untuk "Nyeri, tidak terspesifikasi". Penanganan nyeri biasanya dilakukan dengan pemberian analgesik, terapi fisik, atau intervensi lain yang sesuai dengan penyebab dan lokasi nyeri yang dialami oleh pasien. -
Article No. 7502 | 01 Dec 2024
Klinis : NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi NYERI.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri [00132] - Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain). Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, cedera, prosedur medis, atau kondisi kronis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri adalah pasien mampu mengenali faktor penyebab nyeri, melaporkan penurunan intensitas nyeri, dan mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri yang efektif. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, seperti pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan edukasi pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani nyeri mencakup:
1. Pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, durasi, kualitas, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi.
2. Pemberian analgesik sesuai indikasi dan pemantauan efektivitasnya.
3. Penggunaan teknik nonfarmakologis, seperti terapi panas-dingin, akupresur, dan relaksasi.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
Secara keseluruhan, penanganan nyeri harus dilakukan secara holistik dan berpusat pada pasien, dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan.