Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18868 | 21 Jun 2025
Klinis : pasien cemas gelisah dan tidak bisa tidur karna berhalusinasi ada yang ingin melukai dirinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengalami kecemasan, gelisah, dan halusinasi.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Risiko Perilaku Kekerasan" (Risk for Violence). Pasien mengalami kecemasan dan gelisah yang disebabkan oleh halusinasi, dan merasa ada ancaman yang akan melukai dirinya, sehingga memiliki risiko untuk berperilaku agresif atau melakukan tindakan kekerasan terhadap dirinya sendiri.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Perilaku: Pasien dapat mengendalikan perilaku agresif atau kekerasan yang mungkin muncul akibat halusinasi dan kecemasan.
2. Keamanan Diri: Pasien dapat menjaga keamanan dan keselamatan dirinya sendiri dari risiko perilaku kekerasan.
3. Kesejahteraan Psikologis: Pasien dapat mencapai kesejahteraan psikologis dengan mengurangi gejala kecemasan, gelisah, dan halusinasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan yang aman dan mendukung bagi pasien, seperti menghilangkan benda-benda yang dapat membahayakan, menjaga suasana yang tenang, dan membatasi interaksi dengan orang lain jika diperlukan.
2. Terapi Relaksasi: Mengajarkan dan memfasilitasi pasien untuk melakukan teknik-teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan dalam, visualisasi, atau terapi musik, untuk membantu mengurangi kecemasan dan gelisah.
3. Terapi Obat: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) untuk pemberian obat-obatan yang dapat membantu mengurangi gejala halusinasi, kecemasan, dan gelisah.
4. Terapi Kognitif: Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif terkait halusinasi, serta mengembangkan strategi koping yang adaptif.
5. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diagnosis, gejala, dan penanganan yang tepat untuk mengatasi halusinasi, kecemasan, dan risiko perilaku kekerasan.
6. Pemantauan Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien secara berkala, terutama terkait peningkatan tanda-tanda stres atau agitasi.
7. Intervensi Krisis: Siap melakukan intervensi krisis jika pasien menunjukkan tanda-tanda akan melakukan tindakan kekerasan terhadap dirinya sendiri, dengan tetap mempertahankan keamanan dan keselamatan pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu dapat mengendalikan perilaku kekerasan, menjaga keamanan diri, dan mencapai kesejahteraan psikologis. -
Article No. 18869 | 21 Jun 2025
Klinis : pasien cemas gelisah dan tidak bisa tidur karna berhalusinasi ada yang ingin melukai dirinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien mengalami kecemasan, gelisah, dan insomnia akibat halusinasi bahwa ada pihak yang ingin melukainya.
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** **00126 – Ansietas** *(Ansietas berhubungan dengan persepsi ancaman terhadap keselamatan diri sekunder dari halusinasi persekutorik.*
**Penjelasan:**
Ansietas pada pasien ini disebabkan oleh persepsi ancaman yang tidak nyata (halusinasi) sehingga menimbulkan respons fisiologis (gelisah, insomnia) dan psikologis (ketakutan). Diagnosa ini sesuai karena pasien menunjukkan gejala kecemasan berat yang mengganggu fungsi tidur dan kenyamanan.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI – Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** **L.14001 – Tingkat Ansietas Menurun**
**Kriteria Evaluasi:**
- Pasien melaporkan penurunan perasaan cemas (skala subjektif).
- Pasien menunjukkan tanda-tanda relaksasi (napas teratur, ekspresi wajah tenang).
- Pasien mampu tidur dengan durasi yang cukup.
- Pasien tidak lagi melaporkan halusinasi yang mengancam.
**Indikator:**
- Frekuensi gelisah berkurang.
- Pola tidur membaik (L.08001 – Pola Tidur Efektif).
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi koping untuk mengatasi ansietas.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** **I.14001 – Manajemen Ansietas**
**Tindakan Keperawatan:**
- **Pendekatan Terapeutik:**
- Gunakan komunikasi empatik untuk menenangkan pasien (*I.11001 – Terapi Aktivitas Kelompok*).
- Validasi perasaan pasien tanpa memperkuat halusinasi.
- **Lingkungan:**
- Modifikasi lingkungan untuk mengurangi stimulasi berlebihan (*I.25001 – Manajemen Lingkungan*).
- Ciptakan suasana tenang dan lampu redup sebelum tidur.
- **Edukasi:**
- Ajarkan teknik relaksasi (*I.18002 – Latihan Napas Dalam*).
- Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal sebagai alternatif respons terhadap halusinasi.
- **Kolaborasi:**
- Rujuk ke tim kesehatan jiwa untuk evaluasi farmakoterapi jika diperlukan (*I.29001 – Kolaborasi Psikofarmaka*).
---
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini mengacu pada **SDKI Edisi 4 (PPNI, 2019)**, dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek biopsikososial. Intervensi difokuskan pada *safety*, reduksi ansietas, dan peningkatan kualitas tidur, sesuai dengan prinsip *evidence-based practice* dalam keperawatan jiwa.
**Referensi:**
- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Jakarta: PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resep elektronik.)* -
Article No. 18870 | 21 Jun 2025
Klinis : pasien cemas gelisah dan tidak bisa tidur karna berhalusinasi ada yang ingin melukai dirinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk pasien yang mengalami kecemasan, kegelisahan, dan halusinasi yang menyebabkan masalah tidur adalah "Ansietas". Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons autonom, perasaan tegang yang disadari, dan sumber yang dapat diidentifikasi, yang merupakan keadaan internal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
a. Penurunan tingkat kecemasan, yang ditandai dengan:
- Ekspresi wajah yang lebih rileks
- Nada suara yang lebih tenang
- Berkurangnya gerakan gelisah
b. Peningkatan kemampuan untuk tidur, yang ditandai dengan:
- Pasien dapat tertidur dalam waktu 30 menit
- Pasien dapat tidur selama 6-8 jam tanpa terbangun
- Pasien merasa segar saat bangun tidur
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ansietas dan masalah tidur pada pasien ini meliputi:
a. Manajemen Ansietas
- Identifikasi penyebab dan faktor pencetus ansietas
- Bina hubungan saling percaya dengan pasien
- Berikan informasi yang akurat dan dapat dipahami oleh pasien
- Latih teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau terapi musik
- Bantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif
b. Manajemen Tidur
- Kaji pola tidur dan kebiasaan tidur pasien
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur
- Ajarkan teknik-teknik untuk memfasilitasi tidur, seperti menciptakan lingkungan yang nyaman, menghindari stimulasi berlebihan sebelum tidur, dan menjaga rutinitas tidur
- Pertimbangkan pemberian obat tidur jika diperlukan, sesuai dengan resep dokter
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (psikiater, psikolog) untuk mengevaluasi dan menangani halusinasi yang mengganggu tidur pasien
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dilakukan dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien dan meningkatkan kualitas tidurnya. Evaluasi yang dilakukan secara berkala akan membantu perawat dalam menyesuaikan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 18871 | 21 Jun 2025
Klinis : pasien berhalusinasi ada yang ingin melukai dirinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien yang mengalami halusinasi dan ingin melukai dirinya.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami halusinasi dan ingin melukai dirinya, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Rentang respon individu terhadap stresor internal atau eksternal yang ditandai dengan keinginan atau tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mengendalikan perilaku kekerasan
2. Melaporkan ide/keinginan untuk melukai diri
3. Menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi halusinasi
4. Menunjukkan perilaku kooperatif selama interaksi
5. Mendemonstrasikan aktivitas harian secara mandiri
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Observasi
- Identifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan (misalnya: peningkatan intensitas suara, ekspresi wajah marah, dll.)
- Pantau tanda-tanda vital dan perubahan perilaku
- Identifikasi faktor pencetus yang dapat memicu perilaku kekerasan
2. Manajemen Perilaku
- Ciptakan lingkungan yang aman dan terapeutik
- Berikan batasan yang jelas dan konsisten
- Kembangkan rencana manajemen perilaku yang kolaboratif
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
3. Terapi Suportif
- Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan kecemasan
- Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan pasien
4. Edukasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang diagnosis, prognosis, dan manajemen perilaku kekerasan
- Ajarkan teknik komunikasi efektif untuk mengatasi halusinasi
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Risiko Perilaku Kekerasan" dipilih karena pasien mengalami halusinasi dan memiliki keinginan untuk melukai dirinya sendiri, yang merupakan manifestasi dari perilaku kekerasan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan mencakup kemampuan pasien untuk mengendalikan perilaku kekerasan, melaporkan ide/keinginan untuk melukai diri, menggunakan strategi koping yang efektif, menunjukkan perilaku kooperatif, dan melakukan aktivitas harian secara mandiri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan meliputi observasi untuk mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan, manajemen perilaku untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terapeutik, terapi suportif untuk mengembangkan hubungan saling percaya dan mendorong ekspresi perasaan, serta edukasi bagi pasien dan keluarga tentang diagnosis, prognosis, dan manajemen perilaku kekerasan.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu pasien dalam mengendalikan perilaku kekerasan, mengatasi halusinasi, dan meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 18872 | 21 Jun 2025
Klinis : pasien berhalusinasi mendengar suara yang hanya bisa didengar oleh pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang mengalami halusinasi auditori.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengalami halusinasi auditori adalah "Halusinasi" (SDKI, 2017). Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi sensorik yang terjadi tanpa stimulus eksternal yang sesuai. Pada kasus ini, pasien mengalami halusinasi auditori, yaitu persepsi pendengaran yang tidak sesuai dengan realitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Halusinasi Terkontrol: Pasien dapat mengendalikan halusinasi yang dialami dan menunjukkan kemampuan untuk mengatasi halusinasi.
2. Perilaku Terkendali: Pasien dapat menunjukkan perilaku yang terkendali dan tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain.
3. Fungsi Sosial Membaik: Pasien dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Halusinasi:
- Identifikasi karakteristik halusinasi (frekuensi, durasi, isi, dan respons pasien).
- Ajarkan teknik kontrol halusinasi (distraksi, realitas orientasi, dan relaksasi).
- Bantu pasien untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman terkait halusinasi.
- Dorong pasien untuk menggunakan obat sesuai resep.
2. Terapi Perilaku:
- Identifikasi perilaku maladaptif yang muncul akibat halusinasi.
- Kembangkan rencana intervensi untuk mengurangi perilaku maladaptif.
- Ajarkan teknik manajemen perilaku (pemberian reward, pengalihan, dan latihan keterampilan sosial).
- Libatkan keluarga dalam memantau dan mendukung perubahan perilaku pasien.
3. Peningkatan Fungsi Sosial:
- Identifikasi kemampuan dan hambatan pasien dalam berinteraksi sosial.
- Ajarkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial yang efektif.
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang sesuai.
- Kolaborasi dengan keluarga dan lingkungan sosial untuk mendukung reintegrasi pasien.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengendalikan halusinasi, menunjukkan perilaku yang terkendali, dan meningkatkan kemampuan berinteraksi secara sosial, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 18873 | 21 Jun 2025
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi gangguan integritas kulit.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan integritas kulit adalah "Gangguan Integritas Kulit" (Impaired Skin Integrity). Diagnosis ini didefinisikan sebagai "Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis" yang ditandai dengan adanya kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit.
Luaran/Output Keperawatan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran atau output yang diharapkan adalah:
1. Integritas Kulit Membaik: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien menunjukkan perbaikan kondisi kulit, tidak ada kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit.
2. Proses Penyembuhan Luka Efektif: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien menunjukkan proses penyembuhan luka yang berjalan dengan baik, tanpa tanda-tanda infeksi atau komplikasi.
3. Kontrol Nyeri Efektif: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien melaporkan nyeri berkurang atau hilang terkait gangguan integritas kulit.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran di atas adalah:
1. Perawatan Luka:
- Menilai karakteristik luka (ukuran, kedalaman, lokasi, tipe, jumlah, dan kondisi sekitar luka)
- Membersihkan luka dengan cairan antiseptik atau saline
- Merawat luka sesuai dengan kondisi dan tahap penyembuhan
- Menerapkan balutan yang sesuai untuk melindungi luka dan mempercepat penyembuhan
- Memantau tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan yang diperlukan
2. Manajemen Nyeri:
- Menilai intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri yang dialami pasien
- Mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Memantau efektivitas penanganan nyeri dan memodifikasi intervensi jika diperlukan
3. Edukasi dan Konseling:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka, manajemen nyeri, dan pencegahan komplikasi
- Mengidentifikasi dan membahas persepsi pasien dan keluarga terkait kondisi kulit
- Mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain:
- Berkolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan menentukan pengobatan yang sesuai
- Berkoordinasi dengan tim multidisiplin (misalnya ahli gizi, fisioterapis) untuk memberikan perawatan komprehensif
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan kondisi gangguan integritas kulit pasien dapat membaik, proses penyembuhan luka berjalan efektif, dan nyeri dapat dikendalikan secara efektif. -
Article No. 18874 | 21 Jun 2025
Klinis : Pasien perempuan ada kelemahan extemitas kiri hasil ct scan acute infak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu seorang pasien perempuan dengan kelemahan ekstremitas kiri hasil CT scan acute infark, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri (D.0001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
2. Mobilitas Fisik Terganggu (D.0010)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Serebral (D.0030)
Definisi: Perubahan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi serebral.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. D.0001 Defisit Perawatan Diri
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
2. D.0010 Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
3. D.0030 Perubahan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Perubahan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi serebral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. L.0002 Kemampuan Perawatan Diri
Definisi: Kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
2. L.0007 Mobilitas
Definisi: Kemampuan pergerakan fisik yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
3. L.0034 Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Aliran darah yang adekuat ke otak untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. I.0002 Perawatan Diri
Definisi: Bantuan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar perawatan diri.
2. I.0007 Mobilisasi
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan bergerak.
3. I.0030 Manajemen Perfusi Serebral
Definisi: Upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan aliran darah ke otak. -
Article No. 18875 | 21 Jun 2025
Klinis : Anemia perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait kondisi "Anemia perfusi perifer tidak efektif":
1. Kode ICD-10:
- Kode: I96
- Deskripsi: Gangguan vaskuler perifer tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.29
- Deskripsi: Prosedur terapeutik lainnya pada pembuluh darah perifer
Penjelasan:
Kode ICD-10 I96 (Gangguan vaskuler perifer tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi "Anemia perfusi perifer tidak efektif". Kondisi ini merujuk pada gangguan pada sirkulasi darah di ekstremitas, yang menyebabkan aliran darah tidak efektif dan dapat mengarah pada anemia.
Dalam kasus ini, mungkin diperlukan prosedur terapeutik pada pembuluh darah perifer, yang dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 99.29 (Prosedur terapeutik lainnya pada pembuluh darah perifer). Prosedur ini dapat mencakup intervensi seperti peningkatan aliran darah, pembersihan plak, atau revaskularisasi untuk memperbaiki perfusi jaringan.
Catatan: Penggunaan kode yang tepat akan bergantung pada penilaian klinis yang dilakukan oleh dokter atau perekam medis yang menangani kasus tersebut. -
Article No. 18876 | 21 Jun 2025
Klinis : sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi sesak nafas:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi sesak nafas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosis ini menggambarkan ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga menyebabkan gangguan pertukaran gas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemeliharaan Jalan Napas: Individu menunjukkan jalan napas yang bersih dan terbuka.
2. Status Pernapasan: Individu menunjukkan pola pernapasan yang efektif.
3. Oksigenasi: Individu menunjukkan oksigenasi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
- Pantau tanda-tanda kegagalan pernapasan (misalnya, penggunaan otot bantu pernapasan, sianosis)
- Pantau adanya suara pernapasan abnormal (misalnya, mengi, ronki)
2. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction untuk membersihkan jalan napas
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi lebih lanjut (misalnya, nebulizer, intubasi)
3. Edukasi Kesehatan
- Ajarkan teknik pernapasan yang benar (misalnya, pernapasan diafragma)
- Ajarkan cara menggunakan alat bantu pernapasan (misalnya, inhalator)
- Ajarkan cara mengenali tanda-tanda memburuknya kondisi pernapasan
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemeliharaan jalan napas yang efektif, status pernapasan yang stabil, dan oksigenasi yang adekuat. Hal ini akan membantu pasien mengatasi kondisi sesak nafas secara optimal. -
Article No. 18877 | 21 Jun 2025
Klinis : pasien datang dari igd triage reguler keluhan : demam sejak 2 hari ini disertai batuk dan pilek, nyeri telan (negatif ), sebelumnya pasien berobat ke rsi muhammadiyah tgl 21/06/2025 dan dilakukakn swab difteri tgl 21/06/2025 di rsi muhammadiyah dan hasilnya masih 4 hari lagi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan paparan mikroorganisme patogen yang ditandai dengan demam, batuk, dan pilek.
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan demam, batuk, dan pilek yang merupakan tanda-tanda adanya infeksi. Pasien sebelumnya telah melakukan swab di RSI Muhammadiyah, menunggu hasil yang akan keluar dalam 4 hari. Sehingga, pasien memiliki risiko terjadinya infeksi yang harus diantisipasi dan ditangani dengan tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bebas Infeksi: Pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi selama perawatan.
2. Pengendalian Tanda Vital: Tanda-tanda vital pasien (suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah) dalam batas normal.
3. Manajemen Nyeri: Pasien mampu mengontrol rasa nyeri tenggorokan yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital
- Mengukur suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah pasien secara berkala.
- Memantau tanda-tanda infeksi seperti demam, batuk, dan pilek.
2. Manajemen Infeksi
- Melakukan cuci tangan sesuai prosedur sebelum dan setelah kontak dengan pasien.
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai saat merawat pasien.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan penularan infeksi.
- Memantau hasil pemeriksaan laboratorium (swab difteri) dan melaporkan hasilnya kepada dokter.
3. Manajemen Nyeri
- Mengkaji intensitas, lokasi, dan karakteristik nyeri tenggorokan yang dirasakan pasien.
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi rasa nyeri.
- Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti kompres hangat pada leher.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memantau tanda-tanda vital, mengelola risiko infeksi, dan mengatasi keluhan nyeri yang dirasakan pasien. Tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi, memulihkan kondisi pasien, dan memastikan pasien bebas dari infeksi serta dapat mengelola nyeri dengan baik.