Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9419 | 20 Dec 2024
Klinis : • Pasien mengatakan nyeri ulu hati,mual, sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Kemungkinan adanya gangguan gastrointestinal atau masalah neurologis.
2. Mual
- Definisi: Perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh gangguan gastrointestinal atau masalah neurologis.
3. Gangguan pola tidur
- Definisi: Perubahan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh nyeri dan mual yang mengganggu istirahat.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol
2. Mual terkontrol
3. Pola tidur efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
2. Manajemen mual dan muntah
- Identifikasi penyebab dan faktor pencetus
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah non-farmakologis
3. Manajemen gangguan tidur
- Identifikasi penyebab gangguan tidur
- Berikan lingkungan yang kondusif untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
Dalam menangani kondisi ini, penting bagi perawat untuk melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga diperlukan untuk memastikan penanganan yang optimal. -
Article No. 9420 | 20 Dec 2024
Klinis : limpadenopati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi limfadenopati.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi limfadenopati:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Termoregulasi
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Penyebab: Proses patologis, seperti peradangan atau infeksi.
Karakteristik mayor: Peningkatan suhu tubuh, limfadenopati.
Limfadenopati merupakan salah satu karakteristik utama dari diagnosis keperawatan Ketidakefektifan Termoregulasi. Pasien dengan limfadenopati biasanya mengalami peningkatan suhu tubuh sebagai respons terhadap proses inflamasi atau infeksi di dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, nadi dan pernapasan stabil.
2. Kontrol Gejala
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi gejala yang dialami.
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan gejala seperti penurunan suhu tubuh dan ukuran limfonodi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam
- Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
- Aktivitas: Memberikan obat penurun demam, mengompres hangat, memantau tanda-tanda vital, dan edukasi tentang manajemen demam.
2. Manajemen Infeksi
- Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Aktivitas: Memantau tanda-tanda infeksi, melakukan perawatan luka atau limfonodi yang membengkak, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
3. Manajemen Nyeri
- Definisi: Tindakan untuk mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman.
- Aktivitas: Memberikan analgesik, mengompres dingin, dan memantau respon pasien terhadap intervensi.
Penjelasan rinci: Diagnosis keperawatan Ketidakefektifan Termoregulasi dipilih karena limfadenopati biasanya disertai dengan peningkatan suhu tubuh sebagai respons terhadap proses inflamasi atau infeksi. Tujuan dari asuhan keperawatan adalah untuk menstabilkan tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh, serta mengendalikan gejala yang dialami pasien, seperti demam, nyeri, dan pembengkakan limfonodi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen demam, manajemen infeksi, dan manajemen nyeri untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9421 | 20 Dec 2024
Klinis : limfadenopati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Limfadenopati
Definisi:
Limfadenopati adalah kondisi abnormal yang ditandai dengan pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, peradangan, atau penyakit sistemik.
Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Fungsi Imun
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Nyeri Akut
Penjelasan:
1. Gangguan Fungsi Imun
- Definisi: Perubahan kemampuan sistem imun dalam merespons rangsangan antigen.
- Penyebab: Infeksi, radang, atau penyakit sistemik yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.
- Gejala: Pembengkakan kelenjar getah bening, demam, keletihan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan, gangguan absorbsi, atau peningkatan kebutuhan nutrisi akibat limfadenopati.
- Gejala: Penurunan berat badan, keletihan, perubahan status nutrisi.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Pembengkakan dan rasa sakit pada kelenjar getah bening yang terlibat.
- Gejala: Rasa sakit, ketidaknyamanan, dan gangguan aktivitas.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen Imunitas
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Nyeri
Tujuan dari intervensi tersebut adalah untuk memulihkan fungsi imun, menjaga keseimbangan nutrisi, dan mengelola nyeri yang timbul akibat limfadenopati. -
Article No. 9422 | 20 Dec 2024
Klinis : Ernita
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ernita dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai suatu kerentanan terhadap masuknya dan berkembangnya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor yang berhubungan dengan risiko infeksi pada kasus Ernita adalah prosedur pembedahan yang dapat menjadi jalur masuknya organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko infeksi adalah klien bebas dari tanda dan gejala infeksi, tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi, dan tidak terjadi komplikasi akibat infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani risiko infeksi meliputi:
- Perawatan luka operasi
- Pemantauan tanda-tanda infeksi
- Edukasi klien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik profilaksis
Dengan penanganan yang tepat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan Ernita dapat terhindar dari risiko infeksi dan mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 9423 | 20 Dec 2024
Klinis : Hariansah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Hariansah. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Anda.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Beberapa kemungkinan penyebab adalah cedera, penyakit, atau prosedur medis.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Beberapa faktor risiko dapat mencakup penurunan sistem imun, prosedur invasif, atau lingkungan yang tidak higienis.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
- Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan, yang dapat menyebabkan kerusakan sel.
- Penyebab: Penyebab dapat mencakup gangguan kardiovaskular, hipovolemia, atau obstruksi aliran darah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI memberikan panduan standar untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang akurat dan komprehensif.
- Setiap diagnosa keperawatan dilengkapi dengan definisi, penyebab, tanda dan gejala, serta karakteristik definisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI menyediakan panduan standar untuk menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Setiap luaran keperawatan dilengkapi dengan definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI memberikan panduan standar untuk menentukan intervensi keperawatan yang efektif dan aman.
- Setiap intervensi keperawatan dilengkapi dengan definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 9424 | 20 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan fisik dan/atau psikologis dalam melakukan aktivitas.
3. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Peningkatan volume cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi peningkatan volume cairan yang adekuat.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi pasien dengan tuberkulosis paru ini secara komprehensif, sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 9425 | 20 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 10 hari, tenggorokan gatal, sesak Napas kurang lebih dua hari, mual, pusing.Hasil pemeriksaan menunjukkan TD 100/60 Mmhg, respirasi 20x/menit, nadi 117x/menit, suhu 36,3, Spo2 99%, dari hasil diagnosa Adalah Pneumonia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 10 hari, tenggorokan gatal, sesak napas kurang lebih dua hari, mual, pusing, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan diagnosis Pneumonia, maka dapat diberikan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- SLKI: Pemulihan status respirasi yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, asuhan respiratory, terapi oksigen, dan manajemen sekret.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan.
- SLKI: Penurunan sensasi nyeri yang dirasakan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi komplementer, dan kolaborasi pemberian analgesik.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen energi, mobilisasi, dan perawatan fisik.
Penjelasan singkat:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan sekresi dan mempertahankan patensi jalan napas, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk memulihkan status respirasi yang optimal.
- Nyeri Akut: Pasien mengalami pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, sehingga perlu dilakukan manajemen nyeri untuk mengurangi sensasi nyeri yang dirasakan.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat kondisi penyakit, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas. -
Article No. 9426 | 20 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan pusing saat malam hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta. Tone saya akan akademis, dan saya akan menjawab sebagai seorang perawat yang pakar dalam bidang ini.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengatakan pusing saat malam hari:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Ketidakstabilan Hemodinamik". Diagnosa ini didasarkan pada gejala yang dialami pasien, yaitu pusing yang terjadi pada malam hari.
Pusing saat malam hari dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perubahan pola tidur, stres, atau masalah kesehatan lainnya. Diagnosa "Ketidakstabilan Hemodinamik" menggambarkan adanya perubahan dalam sistem kardiovaskular yang menyebabkan pusing atau gejala lainnya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
a. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal.
b. Manajemen Gejala: Pasien melaporkan penurunan gejala pusing yang dialami saat malam hari.
c. Pengetahuan tentang Kesehatan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang faktor-faktor yang memengaruhi stabilitas hemodinamik dan strategi untuk mengurangi gejala pusing.
d. Kepatuhan terhadap Pengobatan: Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti rencana pengobatan dan intervensi yang direkomendasikan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan:
a. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan, untuk mendeteksi perubahan hemodinamik.
b. Manajemen Hidrasi: Mengatur asupan cairan dan elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
c. Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan sekitar pasien, seperti pencahayaan, suhu, dan posisi tidur, untuk meminimalkan faktor-faktor yang dapat memicu pusing.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi stabilitas hemodinamik, seperti stres, pola tidur, dan gaya hidup, serta strategi untuk mengurangi gejala pusing.
e. Evaluasi dan Monitoring: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas intervensi yang diberikan dan menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien mencapai stabilitas hemodinamik, mengurangi gejala pusing, dan meningkatkan pengetahuan serta kepatuhan terhadap pengobatan. -
Article No. 9427 | 20 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan pusing saat beraktivitas, dan malam hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu pusing saat beraktivitas dan malam hari, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas.
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh kekurangan energi, gangguan toleransi, atau kelemahan. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien, seperti pusing saat beraktivitas dan malam hari, menunjukkan bahwa pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tingkat energi yang memadai.
- Pasien tidak mengalami pusing atau gejala lain saat beraktivitas.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
2. Manajemen Energi Efektif
- Pasien dapat mengatur penggunaan energi dengan baik saat melakukan aktivitas.
- Pasien dapat mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan energi lebih banyak dan menyusun strategi untuk mengelola energi.
- Pasien dapat beristirahat cukup untuk memulihkan energi setelah beraktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Aktivitas
- Mengkaji kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas.
- Membantu pasien merencanakan dan menjadwalkan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- Mengajarkan pasien teknik manajemen energi, seperti mengatur irama aktivitas, melakukan istirahat yang cukup, dan memilih aktivitas yang sesuai.
- Memantau tanda-tanda intoleransi aktivitas, seperti pusing, kelelahan, dan peningkatan denyut nadi.
2. Peningkatan Aktivitas Fisik
- Mengembangkan program aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti latihan ringan, jalan kaki, atau latihan peregangan.
- Membantu pasien mengatur intensitas dan durasi aktivitas fisik secara bertahap untuk meningkatkan toleransi.
- Memantau respons pasien selama aktivitas fisik dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
3. Manajemen Nutrisi
- Mengkaji status nutrisi pasien dan menentukan kebutuhan kalori dan nutrisi yang sesuai.
- Memberikan edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi yang seimbang untuk meningkatkan energi.
- Membantu pasien menyusun rencana makanan yang memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi.
4. Manajemen Istirahat dan Tidur
- Mengkaji pola istirahat dan tidur pasien serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Memberikan edukasi tentang pentingnya istirahat dan tidur yang cukup untuk memulihkan energi.
- Membantu pasien mengembangkan rutinitas tidur yang baik, seperti mengatur jam tidur, menghindari stimulasi sebelum tidur, dan menciptakan lingkungan yang nyaman.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas dan manajemen energi yang efektif, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 9428 | 20 Dec 2024
Klinis : BENJOLAN DIPERUT
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menanggapi kondisi "BENJOLAN DI PERUT", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin digunakan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R19.0
- Deskripsi: Massa atau benjolan di abdomen
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 88.26
- Deskripsi: Biopsi dinding abdomen
Penjelasan:
Kode ICD-10 R19.0 "Massa atau benjolan di abdomen" digunakan untuk menggambarkan kondisi umum adanya benjolan atau massa di area perut atau abdomen pasien. Hal ini mencakup berbagai kemungkinan etiologi, dari abnormalitas struktural hingga proses patologis seperti tumor atau pembengkakan.
Jika diperlukan, prosedur diagnostik seperti biopsi dinding abdomen (kode ICD-9-CM 88.26) dapat dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut karakteristik dan penyebab dari benjolan yang terdeteksi. Prosedur ini dapat membantu dalam menentukan diagnosis yang lebih spesifik dan rencana penatalaksanaan yang tepat bagi pasien.
Perekam medis dan profesional kesehatan harus memastikan dokumentasi yang akurat dan lengkap terkait kondisi pasien, temuan klinis, dan tindakan medis yang dilakukan untuk memastikan pengodean yang tepat dan pelaporan yang sesuai.