Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9599 | 21 Dec 2024
Klinis : Data subjektif - Pasien mengatakan terasa sesak nafas dan lemas - Pasien mengatakan aktivitas masih bisa dilakukan sendiri namun terkadang perlu bantuan - Pasien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak - Klien perokok Data objektif - Frekuensi napas 28x/menit, SpO₂ : 96%, TD 150/98 MmHg, CRT <3 detik Suara napas vesikular - Nadi meningkat (129x/menit) - Pasien memerlukan bantuan aktivitas - Pasien terlihat lelah dan gelisah - Hasil laboratorium : Bilirubin total 2.64 mg/dl Bilirubin direk 1.65 mg/dl Bilirubin indirek 0.99 mg/dl asam urat 13.7 mg/dl Kolesterol HDL project 12mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Faktor Terkait: Imobilisasi, penyakit jantung, stress, rokok.
- Gejala dan Tanda: Frekuensi napas meningkat, sesak napas, perubahan pola napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
- Faktor Terkait: Kelemahan, gejala penyakit, kurang latihan.
- Gejala dan Tanda: Pasien memerlukan bantuan dalam aktivitas, kelelahan, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
3. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Faktor Terkait: Ketidaknyamanan fisik, stres, gaya hidup.
- Gejala dan Tanda: Pasien mengeluh kesulitan tidur, perubahan pola tidur.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terintegrasi membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 9600 | 21 Dec 2024
Klinis : Data subjektif - Pasien mengatakan terasa sesak nafas dan lemas - Pasien mengatakan aktivitas masih bisa dilakukan sendiri namun terkadang perlu bantuan - Pasien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak - Klien perokok Data objektif - Frekuensi napas 28x/menit, SpO₂ : 96%, TD 150/98 MmHg, CRT <3 detik Suara napas vesikular - Nadi meningkat (129x/menit) - Pasien memerlukan bantuan aktivitas - Pasien terlihat lelah dan gelisah - Hasil laboratorium : Bilirubin total 2.64 mg/dl Bilirubin direk 1.65 mg/dl Bilirubin indirek 0.99 mg/dl asam urat 13.7 mg/dl Kolesterol HDL project 12mg/dl
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah analisis diagnostik keperawatan, luaran (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Ditandai dengan data subjektif: sesak napas, mengatakan sulit tidur nyenyak, dan data objektif: frekuensi napas meningkat, suara napas vesikular, dan SpO2 96%.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Ditandai dengan data subjektif: pasien mengatakan aktivitas masih dapat dilakukan sendiri namun terkadang perlu bantuan, data objektif: pasien memerlukan bantuan aktivitas dan terlihat lelah.
3. Kelelahan
Definisi: Pengalaman subjektif dari keletihan atau ketidakmampuan untuk berfungsi pada tingkat normal.
Ditandai dengan data subjektif: pasien mengatakan lemas dan data objektif: pasien terlihat lelah dan gelisah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- SpO2 dalam rentang normal
- Tidak ada suara napas tambahan
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan
- Pasien tidak mengeluh lelah setelah beraktivitas
3. Istirahat Terpenuhi
- Pasien dapat tidur nyenyak
- Pasien tidak mengeluh kelelahan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemantauan status pernafasan
- Manajemen jalan napas
- Terapi oksigen
- Edukasi manajemen pernapasan
2. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen energi
- Latihan aktivitas
- Bantuan perawatan diri
- Edukasi manajemen aktivitas
3. Kelelahan
- Manajemen aktivitas dan istirahat
- Terapi relaksasi
- Terapi nutrisi
- Edukasi manajemen kelelahan
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Berdasarkan data subjektif (sesak napas) dan data objektif (frekuensi napas tinggi, SpO2 96%), pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas.
- Intoleransi Aktivitas: Berdasarkan data subjektif (pasien mengatakan aktivitas masih dapat dilakukan sendiri namun terkadang perlu bantuan) dan data objektif (pasien memerlukan bantuan aktivitas), pasien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Kelelahan: Berdasarkan data subjektif (pasien mengatakan lemas) dan data objektif (pasien terlihat lelah dan gelisah), pasien mengalami pengalaman subjektif dari keletihan atau ketidakmampuan untuk berfungsi pada tingkat normal.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Frekuensi napas dalam rentang normal, SpO2 dalam rentang normal, dan tidak ada suara napas tambahan, menunjukkan jalan napas pasien terbebas dari obstruksi.
- Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan dan tidak mengeluh lelah setelah beraktivitas, menunjukkan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
- Istirahat Terpenuhi: Pasien dapat tidur nyenyak dan tidak mengeluh kelelahan, menunjukkan terpenuhinya kebutuhan istirahat pasien.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan status pernapasan, manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan edukasi manajemen pernapasan untuk membantu membersihkan jalan napas pasien.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen energi, latihan aktivitas, bantuan perawatan diri, dan edukasi manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
- Kelelahan: Manajemen aktivitas dan istirahat, terapi relaksasi, terapi nutrisi, dan edukasi manajemen kelelahan untuk membantu mengatasi kelelahan yang dialami pasien. -
Article No. 9601 | 21 Dec 2024
Klinis : bayi tampak kuning
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan analisis komprehensif mengenai kondisi bayi yang tampak kuning, sesuai dengan standar diagnosa dan intervensi keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi bayi yang tampak kuning adalah Hiperbilirubinemia Neonatorum (SDKI, 2016). Hiperbilirubinemia Neonatorum adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah bayi baru lahir yang dapat menyebabkan kondisi kuning pada kulit dan sklera.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan kadar bilirubin dalam darah bayi
2. Penurunan tanda-tanda klinis hiperbilirubinemia (kuning pada kulit dan sklera)
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hiperbilirubinemia, seperti kernikterus
4. Peningkatan rasa nyaman dan kesejahteraan bayi
5. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam merawat bayi dengan hiperbilirubinemia
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Observasi dan Pemantauan:
- Pantau tanda-tanda klinis hiperbilirubinemia (kuning pada kulit dan sklera)
- Lakukan pemeriksaan kadar bilirubin darah secara berkala
- Pantau tanda-tanda vital dan tumbuh kembang bayi
2. Terapi Fototerapi:
- Berikan terapi fototerapi sesuai indikasi dan pedoman penatalaksanaan hiperbilirubinemia
- Pantau respon bayi terhadap terapi fototerapi
- Ajarkan orang tua cara perawatan bayi selama fototerapi
3. Edukasi dan Dukungan:
- Berikan edukasi kepada orang tua mengenai hiperbilirubinemia, penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaannya
- Dorong partisipasi aktif orang tua dalam perawatan bayi
- Berikan dukungan psikologis dan emosional kepada orang tua
4. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter dalam penentuan diagnosis dan rencana terapi
- Koordinasi dengan unit lain (misalnya, laboratorium) untuk pemeriksaan kadar bilirubin
- Konsultasi dengan ahli gizi atau laktasi untuk memastikan cukup asupan nutrisi bayi
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan kadar bilirubin, perbaikan tanda-tanda klinis, pencegahan komplikasi, dan peningkatan kesejahteraan serta kemampuan orang tua dalam merawat bayi dengan hiperbilirubinemia. -
Article No. 9469 | 21 Dec 2024
Klinis : vagina keluar cairan putih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap penyebaran organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Asimptomatik: Individu bebas dari tanda dan gejala infeksi.
2. Bebas Infeksi: Individu bebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak adanya manifestasi klinis.
3. Pengetahuan Manajemen Infeksi: Individu mengetahui cara mencegah dan mengenali tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
2. Edukasi Manajemen Infeksi: Memberikan informasi kepada individu tentang cara mencegah dan mengenali tanda-tanda infeksi.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi: Observasi secara berkala terhadap tanda-tanda infeksi yang mungkin terjadi.
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu vagina keluar cairan putih, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab dan mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen infeksi, edukasi manajemen infeksi, dan pemantauan tanda-tanda infeksi. -
Article No. 9470 | 21 Dec 2024
Klinis : Bayi baru lahir merintih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi bayi baru lahir yang merintih, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas, mempertahankan jalan napas yang paten, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
Bayi baru lahir yang merintih dapat menunjukkan adanya pola napas tidak efektif, sehingga perawat perlu segera mengevaluasi kondisi bayi dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal. -
Article No. 9471 | 21 Dec 2024
Klinis : Bayi baru lahir kedinginan dan pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bayi baru lahir yang kedinginan dan pucat:
Diagnosa Keperawatan:
Hypotermi (risiko) Berhubungan dengan Pemaparan Suhu Dingin
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hypotermi (risiko) adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah normal yang disebabkan oleh paparan suhu dingin. Hal ini dapat terjadi pada bayi baru lahir yang tidak mendapatkan cukup perlindungan terhadap suhu dingin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan antara lain Suhu Tubuh dalam Rentang Normal, Perfusi Jaringan yang Memadai, dan Tidak Terjadi Komplikasi Hipotermi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Suhu, Perawatan Kulit, Pemberian Nutrisi, serta Pemantauan Tanda Vital dan Tanda Klinis Lainnya. Tujuannya adalah untuk menjaga agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dan mencegah komplikasi hipotermi.
Sebagai perawat, penting untuk segera mengenali tanda-tanda hipotermi pada bayi baru lahir dan melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah kondisi yang semakin memburuk. Pemantauan ketat serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga dibutuhkan untuk memastikan pemulihan bayi. -
Article No. 9418 | 20 Dec 2024
Klinis : • Pasien mengatakan nyeri ulu hati,mual, sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri ulu hati, mual, dan sakit kepala adalah "Nyeri akut". Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
3. Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
4. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beristirahat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
d. Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan mual dan muntah.
b. Berikan antiemetik sesuai dengan resep dokter.
c. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna.
d. Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah, seperti makan sedikit tapi sering, menghindari makanan yang memicu mual, dan melakukan relaksasi.
3. Manajemen Sakit Kepala:
a. Kaji penyebab dan karakteristik sakit kepala.
b. Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi sakit kepala, seperti kompres dingin, relaksasi, dan distraksi.
d. Identifikasi dan minimalkan faktor-faktor yang dapat memicu atau memperburuk sakit kepala.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri akut" dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri ulu hati, yang merupakan gejala utama. Mual dan sakit kepala juga dapat terkait dengan nyeri akut. Luaran yang diharapkan mencakup pengurangan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan kemampuan untuk beristirahat, yang merupakan tujuan utama dalam penanganan nyeri akut.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, manajemen mual dan muntah, serta manajemen sakit kepala. Setiap intervensi mencakup langkah-langkah pengkajian, pemberian pengobatan, pengajaran teknik nonfarmakologis, dan pemantauan efektivitas intervensi. Penjelasan rinci untuk setiap intervensi disajikan agar dapat memberikan panduan komprehensif bagi perawat dalam mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 9419 | 20 Dec 2024
Klinis : • Pasien mengatakan nyeri ulu hati,mual, sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Kemungkinan adanya gangguan gastrointestinal atau masalah neurologis.
2. Mual
- Definisi: Perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh gangguan gastrointestinal atau masalah neurologis.
3. Gangguan pola tidur
- Definisi: Perubahan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh nyeri dan mual yang mengganggu istirahat.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol
2. Mual terkontrol
3. Pola tidur efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
2. Manajemen mual dan muntah
- Identifikasi penyebab dan faktor pencetus
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah non-farmakologis
3. Manajemen gangguan tidur
- Identifikasi penyebab gangguan tidur
- Berikan lingkungan yang kondusif untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
Dalam menangani kondisi ini, penting bagi perawat untuk melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga diperlukan untuk memastikan penanganan yang optimal. -
Article No. 9420 | 20 Dec 2024
Klinis : limpadenopati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi limfadenopati.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi limfadenopati:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Termoregulasi
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Penyebab: Proses patologis, seperti peradangan atau infeksi.
Karakteristik mayor: Peningkatan suhu tubuh, limfadenopati.
Limfadenopati merupakan salah satu karakteristik utama dari diagnosis keperawatan Ketidakefektifan Termoregulasi. Pasien dengan limfadenopati biasanya mengalami peningkatan suhu tubuh sebagai respons terhadap proses inflamasi atau infeksi di dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, nadi dan pernapasan stabil.
2. Kontrol Gejala
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi gejala yang dialami.
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan gejala seperti penurunan suhu tubuh dan ukuran limfonodi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam
- Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
- Aktivitas: Memberikan obat penurun demam, mengompres hangat, memantau tanda-tanda vital, dan edukasi tentang manajemen demam.
2. Manajemen Infeksi
- Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Aktivitas: Memantau tanda-tanda infeksi, melakukan perawatan luka atau limfonodi yang membengkak, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
3. Manajemen Nyeri
- Definisi: Tindakan untuk mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman.
- Aktivitas: Memberikan analgesik, mengompres dingin, dan memantau respon pasien terhadap intervensi.
Penjelasan rinci: Diagnosis keperawatan Ketidakefektifan Termoregulasi dipilih karena limfadenopati biasanya disertai dengan peningkatan suhu tubuh sebagai respons terhadap proses inflamasi atau infeksi. Tujuan dari asuhan keperawatan adalah untuk menstabilkan tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh, serta mengendalikan gejala yang dialami pasien, seperti demam, nyeri, dan pembengkakan limfonodi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen demam, manajemen infeksi, dan manajemen nyeri untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9421 | 20 Dec 2024
Klinis : limfadenopati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Limfadenopati
Definisi:
Limfadenopati adalah kondisi abnormal yang ditandai dengan pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, peradangan, atau penyakit sistemik.
Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Fungsi Imun
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Nyeri Akut
Penjelasan:
1. Gangguan Fungsi Imun
- Definisi: Perubahan kemampuan sistem imun dalam merespons rangsangan antigen.
- Penyebab: Infeksi, radang, atau penyakit sistemik yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.
- Gejala: Pembengkakan kelenjar getah bening, demam, keletihan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan, gangguan absorbsi, atau peningkatan kebutuhan nutrisi akibat limfadenopati.
- Gejala: Penurunan berat badan, keletihan, perubahan status nutrisi.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Pembengkakan dan rasa sakit pada kelenjar getah bening yang terlibat.
- Gejala: Rasa sakit, ketidaknyamanan, dan gangguan aktivitas.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen Imunitas
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Nyeri
Tujuan dari intervensi tersebut adalah untuk memulihkan fungsi imun, menjaga keseimbangan nutrisi, dan mengelola nyeri yang timbul akibat limfadenopati.