Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7658 | 02 Dec 2024
Klinis : Tn. R usia 32 tahun dirawat di ruang rawat karena kanker kolon stadium 3 dan sedang melakukan program kemoterapi di RS. Saat ini klien mengeluh nyeri hebat di bagian perut dengan skala nyeri 8. Klien terlihat meringis, pucat dan sering meringkuk di tempat tidurnya. Selain itu klien mengeluh sulit tidur dan seringkali terlihat gelisah karena penyakit yang dideritanya. Selain itu klien merasakan sangat mual dan tidak ingin makan apapun ketika program kemoterapi berlangsung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Tn. R.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit kanker kolon dan efek samping kemoterapi, ditandai dengan skala nyeri 8, meringis, pucat, dan sering meringkuk di tempat tidur.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan kecemasan akibat penyakit, ditandai dengan klien sulit tidur dan sering terlihat gelisah.
3. Mual dan anoreksia berhubungan dengan efek samping kemoterapi, ditandai dengan klien tidak ingin makan apapun ketika program kemoterapi berlangsung.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- SDKI adalah panduan baku untuk penetapan diagnosa keperawatan yang disusun oleh PPNI.
- SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mengelompokkan masalah kesehatan klien secara sistematis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah panduan baku untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI.
- SLKI membantu perawat dalam menetapkan tujuan yang realistis dan terukur untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah panduan baku untuk menentukan intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI.
- SIKI membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat dan terstandar untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, memastikan kesinambungan perawatan, dan mempermudah dokumentasi dan komunikasi antar tenaga kesehatan. -
Article No. 7659 | 02 Dec 2024
Klinis : Asfiksia berhubungan dengan kekurangan kekurangan kadar oksigen ditandai dengan sianosis pada bayi yang baru lahir, buat intervensi termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai asuhan keperawatan untuk kondisi asfiksia pada bayi yang baru lahir.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi asfiksia pada bayi yang baru lahir adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan kekurangan kadar oksigen, ditandai dengan sianosis pada bayi baru lahir". Diagnosa ini menggambarkan masalah utama yang dihadapi oleh bayi, yaitu ketidakmampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif akibat kekurangan kadar oksigen, sehingga mengakibatkan sianosis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bayi dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (40-60 kali/menit)
b. Tidak terdapat sianosis
c. Saturasi oksigen dalam rentang normal (>95%)
2. Bayi dapat mempertahankan status oksigenasi yang adekuat, ditandai dengan:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Tidak terdapat tanda-tanda distres pernapasan
c. Saturasi oksigen dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Observasi:
a. Monitor tanda-tanda vital (frekuensi pernapasan, saturasi oksigen)
b. Observasi adanya sianosis
c. Observasi tanda-tanda distres pernapasan
2. Kolaborasi:
a. Berkolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian oksigen, intubasi, atau intervensi lain yang diperlukan
b. Berkolaborasi dengan tim gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
3. Edukasi:
a. Edukasi kepada orang tua tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan asfiksia pada bayi
b. Edukasi kepada orang tua tentang pentingnya pemantauan tanda-tanda vital dan pemberian oksigen
4. Mandiri:
a. Lakukan suction jalan napas untuk membantu membersihkan jalan napas
b. Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal
c. Lakukan posisi berbaring miring untuk memfasilitasi ventilasi dan drainase sekret
5. Pendidikan Kesehatan:
a. Edukasi kepada orang tua tentang cara mempertahankan jalan napas bayi yang efektif
b. Edukasi kepada orang tua tentang tanda-tanda distres pernapasan dan pentingnya segera meminta bantuan tenaga kesehatan
Penjelasan rinci:
Asfiksia pada bayi baru lahir merupakan kondisi yang mengancam nyawa, sehingga penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan. Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan masalah utama yang harus ditangani, yaitu ketidakmampuan bayi untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif akibat kekurangan kadar oksigen.
Luaran/output yang diharapkan adalah bayi dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif dan mempertahankan status oksigenasi yang adekuat. Ini dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang meliputi observasi, kolaborasi dengan tenaga medis, edukasi kepada orang tua, tindakan mandiri, serta pendidikan kesehatan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat, mencegah komplikasi, serta memberikan pemahaman kepada orang tua tentang penanganan asfiksia pada bayi. -
Article No. 7660 | 02 Dec 2024
Klinis : Tn. R usia 32 tahun dirawat di ruang rawat karena kanker kolon stadium 3 dan sedang melakukan program kemoterapi di RS. Saat ini klien mengeluh nyeri hebat di bagian perut dengan skala nyeri 8. Klien terlihat meringis, pucat dan sering meringkuk di tempat tidurnya. Selain itu klien mengeluh sulit tidur dan seringkali terlihat gelisah karena penyakit yang dideritanya. Selain itu klien merasakan sangat mual dan tidak ingin makan apapun ketika program kemoterapi berlangsung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien Tn. R dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C18.9
- Deskripsi: Kanker kolon, tidak diperiksa dengan rinci
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Kemoterapi, tidak diperiksa dengan rinci
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 C18.9 (Kanker kolon, tidak diperiksa dengan rinci) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi kanker kolon stadium 3 yang dialami oleh Tn. R. Kode ini mencakup seluruh bagian kolon, termasuk bagian yang tidak dapat ditentukan secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 99.25 (Kemoterapi, tidak diperiksa dengan rinci) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan prosedur kemoterapi yang sedang dilakukan oleh Tn. R saat ini. Kode ini mencakup pemberian obat-obatan kemoterapi tanpa merinci jenis atau dosis obat yang digunakan.
Selain itu, berdasarkan keluhan yang dialami oleh Tn. R, yaitu nyeri hebat di perut dengan skala 8, mual, sulit tidur, dan gelisah, dapat dipertimbangkan untuk mengkode diagnosis tambahan terkait dengan gejala-gejala tersebut, seperti:
- Kode ICD-10 R10.84 (Nyeri perut lainnya)
- Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah, tidak diperiksa dengan rinci)
- Kode ICD-10 G47.0 (Insomnia, tidak diperiksa dengan rinci)
- Kode ICD-10 R45.1 (Kecemasan)
Penanganan yang dapat diberikan untuk mengatasi keluhan-keluhan tersebut dapat meliputi pemberian analgesik untuk mengatasi nyeri, antiemetik untuk mengatasi mual, obat-obatan untuk membantu tidur, serta terapi pendukung untuk mengurangi kecemasan pasien. -
Article No. 7661 | 02 Dec 2024
Klinis : Tn. R usia 32 tahun dirawat di ruang rawat karena kanker kolon stadium 3 dan sedang melakukan program kemoterapi di RS. Saat ini klien mengeluh nyeri hebat di bagian perut dengan skala nyeri 8. Klien terlihat meringis, pucat dan sering meringkuk di tempat tidurnya. Selain itu klien mengeluh sulit tidur dan seringkali terlihat gelisah karena penyakit yang dideritanya. Selain itu klien merasakan sangat mual dan tidak ingin makan apapun ketika program kemoterapi berlangsung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Tn. R.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial
- SLKI: Pengendalian nyeri yang efektif
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan kualitas dan/atau kuantitas istirahat/tidur yang dialami individu
- SLKI: Pola tidur yang efektif
- SIKI: Manajemen Gangguan Tidur
3. Mual
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau tidak enak di epigastrium yang dapat disertai keinginan untuk muntah
- SLKI: Kontrol Mual yang efektif
- SIKI: Manajemen Mual
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik
- SLKI: Status Nutrisi yang Membaik
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut:
- Klien mengeluh nyeri hebat di bagian perut dengan skala nyeri 8, menunjukkan ekspresi wajah yang mengerang/meringis.
- Tujuan: Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri dan dapat beristirahat dengan nyaman.
- Intervensi: Manajemen nyeri, terapi analgesik, distraksi, relaksasi, dan kolaborasi dengan tim medis.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Klien mengeluh sulit tidur dan terlihat gelisah, kemungkinan disebabkan oleh rasa nyeri dan kecemasan terkait kondisinya.
- Tujuan: Klien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
- Intervensi: Manajemen gangguan tidur, teknik relaksasi, pengaturan lingkungan tidur, dan kolaborasi dengan tim medis.
3. Mual:
- Klien merasakan mual yang sangat dan tidak ingin makan apapun saat menjalani program kemoterapi.
- Tujuan: Klien dapat mengendalikan mual dan meningkatkan asupan nutrisi.
- Intervensi: Manajemen mual, pemberian antiemetik, teknik relaksasi, dan kolaborasi dengan tim medis.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Klien menolak makan karena rasa mual yang dirasakan, sehingga asupan nutrisi tidak adekuat.
- Tujuan: Klien dapat mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- Intervensi: Manajemen nutrisi, pemberian nutrisi enteral/parenteral, konseling gizi, dan kolaborasi dengan tim medis.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan klien dapat mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 7662 | 02 Dec 2024
Klinis : Risiko ruptur perineum berhubungan dengan ukuran bayi yang terlalu besar ditandai dengan berat badan bayi lebih dari 4.000 gram .buat intervensi termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko ruptur perineum berhubungan dengan ukuran bayi yang terlalu besar adalah "Risiko Ruptur Perineum". Kondisi ini ditandai dengan berat badan bayi lebih dari 4.000 gram, yang meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum saat proses persalinan.
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi:
- Pantau tanda-tanda vital ibu secara berkala.
- Observasi ukuran janin melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan USG.
- Pantau kontraksi uterus dan kemajuan persalinan.
2. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana penatalaksanaan yang tepat, seperti penentuan jenis persalinan (vaginal atau seksio sesarea) dan tindakan lainnya.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (bidan, fisioterapis, dll.) untuk memberikan perawatan komprehensif.
3. Edukasi:
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang risiko ruptur perineum dan pentingnya pemantauan kehamilan.
- Edukasi tentang teknik meneran yang tepat saat persalinan untuk mengurangi risiko ruptur perineum.
4. Mandiri:
- Lakukan palpasi abdomen secara teratur untuk menilai ukuran janin.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien selama proses persalinan.
- Lakukan perawatan perineum sesuai prosedur untuk mencegah infeksi.
5. Pendidikan Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara menjaga kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan.
- Edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin.
- Edukasi tentang gaya hidup sehat selama kehamilan, seperti nutrisi yang adekuat, aktivitas fisik yang teratur, dan istirahat yang cukup.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Tidak Terganggu
- Kriteria hasil: Tidak terjadi ruptur perineum selama proses persalinan.
2. Fungsi Persalinan
- Kriteria hasil: Proses persalinan berjalan lancar tanpa komplikasi.
3. Pengetahuan: Perawatan Diri
- Kriteria hasil: Pasien dan keluarga memahami pentingnya pemantauan kehamilan dan cara menjaga kesehatan ibu dan bayi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Persalinan
- Observasi kemajuan persalinan dan tanda-tanda vital ibu.
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana penatalaksanaan yang tepat.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik meneran yang aman.
2. Perawatan Perineum
- Observasi tanda-tanda infeksi pada perineum.
- Lakukan perawatan perineum sesuai prosedur untuk mencegah infeksi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang cara merawat perineum.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin.
- Edukasi tentang gaya hidup sehat selama kehamilan.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis selama proses persalinan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencegah terjadinya ruptur perineum, menjaga kesehatan ibu dan bayi, serta meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan diri selama kehamilan. -
Article No. 7663 | 02 Dec 2024
Klinis : S Susah buang air kecil sejak tadi malam. Mual dan muntah tak ada. Demam idk ada Riwayat HNP. Riwayat jatuh ada sudah lama Riwayat HT dan DM tidak ada BAB blasa BAK tik lancar KU sedang/Compos mentis VAS 5/10 TD 164/105mmhg N: 104 P: 23/1 S: 36.5C Sp02% 990n Room Air Anemis--ikterik Thorax BP vesikuler, Rhonki-wheezing- Abdomen: Supel, peristaltik kesan biasa, NT ada supra pubis. Buli2x terasa fullblast Ekstremitas: Akral hangat, edema A RETENSI URI Pasang kateter P IVFD RL 28 tpm inj, ketorolac 1A inj. Ranitidin 1A
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Retensi urin berhubungan dengan obstruksi aliran urin.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Retensi urin: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Eliminasi urin: Proses fisiologis pengeluaran urin dari tubuh.
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan pola eliminasi urin yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemasangan kateter urin: Tindakan memasukkan selang karet (kateter) ke dalam kandung kemih untuk membantu pengeluaran urin.
- Manajemen cairan: Pemberian cairan intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Pemberian analgesik: Pemberian obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat retensi urin.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pasang kateter urin untuk membantu pengeluaran urin.
2. Berikan cairan intravena (IVFD RL) untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Berikan analgesik (ketorolac) untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
4. Monitor tanda-tanda vital dan intake output cairan.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang kondisi dan rencana perawatan. -
Article No. 7664 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri melahirkan adalah "Nyeri Akut" (SDKI). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi:
- Catat lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi respons nonverbal terhadap nyeri (misal: ekspresi wajah, gerakan tubuh)
2. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Kolaborasi dengan tim medis lain (misalnya fisioterapis) untuk penanganan nyeri komprehensif
3. Edukasi:
- Jelaskan penyebab, durasi, dan karakteristik nyeri yang dialami
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi)
- Diskusikan penggunaan analgesik dan efek sampingnya
4. Mandiri:
- Berikan kenyamanan fisik (misalnya posisi yang nyaman, kompres hangat/dingin)
- Dampingi pasien dalam melakukan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
5. Pendidikan Kesehatan:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang nyeri melahirkan dan penanganannya
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan di rumah
- Dorong pasien dan keluarga untuk terlibat aktif dalam penanganan nyeri
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan penurunan skala nyeri
- Pasien menunjukkan perilaku adaptif terhadap nyeri
- Pasien dan keluarga memahami strategi manajemen nyeri
2. Indikator:
- Skala nyeri menurun
- Ekspresi wajah pasien menunjukkan kenyamanan
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan strategi manajemen nyeri
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang nyeri melahirkan dan penanganannya
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan di rumah
- Dorong pasien dan keluarga untuk terlibat aktif dalam penanganan nyeri
3. Dukungan Emosional
- Berikan empati dan pendampingan emosional selama proses persalinan
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional
- Bantu pasien mengembangkan mekanisme koping yang efektif
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan skala nyeri, perilaku adaptif terhadap nyeri, serta pemahaman pasien dan keluarga tentang strategi manajemen nyeri yang efektif. -
Article No. 7665 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan Proses Persalinan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, menunjukkan perilaku nyeri yang terkendali, dan dapat beradaptasi terhadap nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang diperlukan untuk mengatasi Nyeri Akut meliputi observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan.
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi:
- Monitor tanda-tanda vital
- Catat lokasi, karakteristik, durasi, dan intensitas nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
2. Kolaborasi:
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan terapi farmakologis yang sesuai
- Lakukan tindakan farmakologis sesuai dengan resep dokter
3. Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan proses terjadinya nyeri
- Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin
4. Mandiri:
- Lakukan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Bantu pasien untuk mencapai posisi yang nyaman
- Dorong pasien untuk menggunakan teknik relaksasi dan distraksi
5. Pendidikan Kesehatan:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya manajemen nyeri selama persalinan
- Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis yang dapat dilakukan di rumah
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam manajemen nyeri
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 7666 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menangani intervensi nyeri melahirkan, berikut adalah kode diagnosis ICD-10 dan kode prosedur ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O70.0
- Deskripsi: Robekan jalan lahir derajat 1, terjadi pada persalinan spontan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 73.59
- Deskripsi: Tindakan episiotomi dan reparasi jaringan perineum, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Kode ICD-10 O70.0 menunjukkan adanya robekan jalan lahir derajat 1 yang terjadi selama persalinan spontan. Hal ini sering terjadi dan memerlukan intervensi untuk penanganan nyeri dan penyembuhan luka.
- Kode ICD-9-CM 73.59 mengacu pada tindakan episiotomi dan perbaikan jaringan perineum, yang sering dilakukan untuk mencegah robekan yang lebih luas dan memfasilitasi proses persalinan.
- Intervensi nyeri melahirkan dapat mencakup observasi keadaan pasien, kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya bidan, dokter spesialis kebidanan, ahli anestesi), edukasi mengenai manajemen nyeri, tindakan mandiri (misalnya kompres hangat, posisi yang nyaman), serta pendidikan kesehatan untuk pencegahan dan perawatan luka perineum. -
Article No. 7667 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri melahirkan:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Etiologi/Faktor yang Berhubungan:
- Agen pencedera fisiologis: kontraksi uterus, penekanan pada jaringan lunak, peregangan serviks dan vagina
- Kecemasan
- Takut akan proses melahirkan
- Kurang pengetahuan tentang proses persalinan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Observasi:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan beratnya nyeri
- Pantau tanda-tanda vital
- Identifikasi faktor pemicu atau yang memperberat nyeri
2. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik atau intervensi nyeri lainnya
- Fasilitasi pemberian analgetik yang diresepkan
3. Edukasi:
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, teknik pernapasan, dan distraksi
- Jelaskan proses persalinan dan manajemen nyeri yang dapat diharapkan
4. Mandiri:
- Berikan dukungan emosional dan psikologis
- Fasilitasi posisi yang nyaman selama persalinan
- Kolaborasi dengan pasien untuk menentukan intervensi yang tepat untuk mengatasi nyeri
5. Pendidikan Kesehatan:
- Berikan edukasi tentang manajemen nyeri selama persalinan
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengatasi nyeri
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam manajemen nyeri
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Koping Efektif
- Pasien menunjukkan respon positif terhadap intervensi manajemen nyeri
- Pasien dapat mengidentifikasi dan menggunakan strategi koping yang efektif
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang tenang dan rileks
3. Pengetahuan tentang Manajemen Nyeri Meningkat
- Pasien dapat menjelaskan penyebab nyeri melahirkan
- Pasien dapat menjelaskan teknik manajemen nyeri yang digunakan
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya partisipasi aktif dalam manajemen nyeri
Dengan diagnosa keperawatan, intervensi, dan luaran yang diharapkan ini, diharapkan pasien dapat mengelola nyeri melahirkan secara efektif, merasa lebih nyaman, dan memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen nyeri selama persalinan.