Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9583 | 21 Dec 2024
Klinis : Ny. B (30 tahun), status obsteri P2 Al nifas hari pertama, saat ini dirawat di ruang nifas. Pasien mengatakan ASI keluar sedikit dan bayi terlihat belum dapat menyusu. Riwayat menyusui pada anak pertama hanya diberikan 4 bulan dan sudah diberikan makanan tambahan sejak bayi berumur 3 hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ny. B.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Menyusui (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan ibu dan/atau bayi untuk mempertahankan pola menyusui yang efektif.
Faktor yang Berhubungan: Kurangnya pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar, riwayat pemberian makanan tambahan dini pada bayi sebelumnya.
2. Risiko Gangguan Produksi ASI (SDKI)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan atau peningkatan produksi ASI yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi.
Faktor yang Berhubungan: Riwayat pemberian makanan tambahan dini pada bayi sebelumnya.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Menyusui (SDKI)
- Kaji teknik menyusui yang dilakukan oleh ibu dan bayi (SLKI)
- Berikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui yang benar (SIKI)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli laktasi) untuk mendukung proses menyusui (SIKI)
2. Risiko Gangguan Produksi ASI (SDKI)
- Kaji faktor-faktor yang dapat memengaruhi produksi ASI (SLKI)
- Berikan edukasi tentang pentingnya menyusui eksklusif dan teknik untuk meningkatkan produksi ASI (SIKI)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli laktasi) untuk mendukung peningkatan produksi ASI (SIKI)
Penjelasan Singkat:
Standar dokumentasi asuhan keperawatan di Indonesia mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh PPNI. Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. B adalah Ketidakefektifan Menyusui dan Risiko Gangguan Produksi ASI. Rencana asuhan keperawatan berfokus pada pengkajian, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendukung proses menyusui dan meningkatkan produksi ASI. -
Article No. 9584 | 21 Dec 2024
Klinis : FOKUS INTERVENSI DARI BUKU SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) DARI KASUS BERIKUT : Ny. B (30 tahun), status obsteri P2 Al nifas hari pertama, saat ini dirawat di ruang nifas. Pasien mengatakan ASI keluar sedikit dan bayi terlihat belum dapat menyusu. Riwayat menyusui pada anak pertama hanya diberikan 4 bulan dan sudah diberikan makanan tambahan sejak bayi berumur 3 hari.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O92.3
- Deskripsi: Tidak cukup produksi ASI
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Konseling menyusui
Penjelasan:
Kondisi Ny. B dengan status obsteri P2 A1 pada hari pertama nifas, mengeluhkan produksi ASI yang kurang dan bayi belum dapat menyusu dengan baik. Riwayat menyusui pada anak pertama hanya diberikan selama 4 bulan dan sudah diberikan makanan tambahan sejak bayi berumur 3 hari. Hal ini menunjukkan adanya masalah dalam proses menyusui.
Kode ICD-10 O92.3 (Tidak cukup produksi ASI) sesuai dengan kondisi Ny. B yang mengalami produksi ASI yang sedikit. Kode ICD-9-CM 99.15 (Konseling menyusui) dapat dipertimbangkan sebagai salah satu tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk mendukung proses menyusui pada Ny. B, seperti memberikan edukasi dan konseling terkait teknik menyusui yang benar, manajemen laktasi, serta dukungan untuk meningkatkan produksi ASI. -
Article No. 9585 | 21 Dec 2024
Klinis : FOKUS INTERVENSI DARI BUKU SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) DARI KASUS BERIKUT : Ny. B (30 tahun), status obsteri P2 Al nifas hari pertama, saat ini dirawat di ruang nifas. Pasien mengatakan ASI keluar sedikit dan bayi terlihat belum dapat menyusu. Riwayat menyusui pada anak pertama hanya diberikan 4 bulan dan sudah diberikan makanan tambahan sejak bayi berumur 3 hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Menyusui (SDKI 2017)
Definisi: Keadaan di mana bayi gagal untuk mendapatkan cukup ASI selama menyusui.
2. Risiko Keterlambatan Perkembangan (SDKI 2017)
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kemampuan untuk mencapai keterampilan, fungsi, atau kemandirian yang diharapkan sesuai dengan usia.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien. Dalam kasus ini, ditemukan dua diagnosa keperawatan, yaitu Ketidakefektifan Menyusui dan Risiko Keterlambatan Perkembangan.
SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan menyusui dan perkembangan bayi yang sesuai dengan usia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengidentifikasi tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dari buku SIKI, fokus intervensi yang dapat dilakukan untuk kasus ini antara lain:
1. Manajemen Laktasi
- Mengkaji kemampuan menyusui ibu
- Mengajarkan teknik menyusui yang benar
- Membantu ibu mencegah dan mengatasi masalah menyusui
2. Stimulasi Perkembangan Bayi
- Mengkaji perkembangan bayi
- Memberikan stimulasi perkembangan sesuai usia bayi
- Mengajarkan orang tua teknik stimulasi perkembangan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan ibu dapat menyusui dengan efektif dan perkembangan bayi dapat berlangsung sesuai usia. -
Article No. 9586 | 21 Dec 2024
Klinis : FOKUS INTERVENSI DARI BUKU SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) DARI KASUS BERIKUT : Ny. B (30 tahun), status obsteri P2 Al nifas hari pertama, saat ini dirawat di ruang nifas. Pasien mengatakan ASI keluar sedikit dan bayi terlihat belum dapat menyusu. Riwayat menyusui pada anak pertama hanya diberikan 4 bulan dan sudah diberikan makanan tambahan sejak bayi berumur 3 hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Ny. B dengan fokus intervensi dari buku SIKI.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Menyusu
2. Ketidakcukupan Produksi ASI
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Menyusu
- SDKI: Ketidakmampuan bayi untuk mengkoordinasikan proses menghisap, menelan, dan bernapas yang efektif selama menyusu.
- SLKI: Meningkatkan kemampuan bayi untuk menyusu secara efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Edukasi Teknik Menyusui, Fasilitasi Kontak Dini Kulit ke Kulit, dan Pendampingan Menyusui.
2. Ketidakcukupan Produksi ASI
- SDKI: Produksi ASI yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
- SLKI: Meningkatkan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Edukasi Manajemen Laktasi, Terapi Rangsang Isap, dan Pendampingan Menyusui.
Fokus Intervensi dari Buku SIKI:
1. Edukasi Teknik Menyusui
- Tujuan: Memastikan bayi dapat menyusu dengan efektif.
- Kegiatan: Menjelaskan posisi dan perlekatan yang benar, mendemonstrasikan teknik menyusu, dan memberikan kesempatan praktik.
2. Pendampingan Menyusui
- Tujuan: Memastikan proses menyusu berjalan lancar.
- Kegiatan: Memantau dan mendampingi ibu saat menyusui, serta memberikan umpan balik dan dukungan.
3. Edukasi Manajemen Laktasi
- Tujuan: Meningkatkan produksi ASI yang adekuat.
- Kegiatan: Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI, teknik memompa ASI, dan manajemen pemberian ASI.
Dengan intervensi yang fokus pada edukasi, pendampingan, dan manajemen laktasi, diharapkan Ny. B dapat meningkatkan produksi ASI dan memastikan bayi dapat menyusu secara efektif. -
Article No. 9587 | 21 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan tidak nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengatakan tidak nyaman.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut merupakan kondisi di mana pasien mengalami pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Diagnosis ini dicirikan oleh ekspresi verbal atau nonverbal dari rasa tidak nyaman, perubahan tekanan darah, pernapasan, dan nadi, serta perubahan ekspresi wajah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri, mendemonstrasikan teknik meredakan nyeri, dan menunjukkan perilaku yang sesuai dalam mengatasi nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi manajemen nyeri, pemberian analgetik, terapi komplementer (seperti relaksasi, distraksi, atau terapi musik), serta edukasi dan konseling terkait nyeri.
Dalam penanganan pasien yang mengatakan tidak nyaman, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan karakteristik nyeri yang dirasakan, serta menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai kondisi yang lebih nyaman. -
Article No. 9589 | 21 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal adalah tuberkulosis paru, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi diagnostik, termasuk pengambilan biopsi terbuka
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk mengkodekan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan gejala dan temuan pemeriksaan pasien.
- Kode ICD-9-CM 87.44 (Bronkoskopi diagnostik, termasuk pengambilan biopsi terbuka) dapat digunakan jika tindakan bronkoskopi dan pengambilan biopsi paru dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru.
Sebagai catatan, dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan untuk tujuan dokumentasi, pelaporan, dan penagihan pembayaran atas jasa pelayanan kesehatan yang diberikan. -
Article No. 9590 | 21 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, adanya lesi di paru.
- Karakteristik: Batuk tidak efektif, sesak napas, suara napas bronkial.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan.
- Karakteristik: Penurunan berat badan.
3. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas nilai normal.
- Faktor yang Berhubungan: Proses penyakit (tuberkulosis paru).
- Karakteristik: Demam.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan standar dalam menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan karakteristik dan faktor yang berhubungan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan standar dalam menentukan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan standar dalam menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan adanya panduan ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan profesional di Indonesia.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 9591 | 21 Dec 2024
Klinis : Data subjektif - Pasien mengatakan terasa sesak nafas dan lemas - Pasien mengatakan aktivitas masih bisa dilakukan sendiri namun terkadang perlu bantuan - Pasien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak - Klien perokok Data objektif - Frekuensi napas 28x/menit, SpO₂ : 96%, TD 150/98 MmHg, CRT <3 detik Suara napas vesikular - Nadi meningkat (129x/menit) - Pasien memerlukan bantuan aktivitas - Pasien terlihat lelah dan gelisah - Hasil laboratorium : Bilirubin total 0.2-1.3 mg/dl Bilirubin direk 0-0.4 mg/dl Bilirubin indirek 0-0.09 mg/dl asam urat 3.5-8.5 mg/dl Kolesterol HDL project 40-60 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan pola napas, pengisapan jalan napas, pemberian posisi semi-fowler, dan latihan batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian toleransi aktivitas, manajemen energi, dan perencanaan aktivitas.
3. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai jumlah dan kualitas tidur yang diinginkan.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian pola tidur, manajemen lingkungan untuk promosi tidur, dan teknik relaksasi.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami sesak napas, penurunan aktivitas, dan gangguan tidur. Hal ini menunjukkan adanya bersihan jalan napas yang tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan gangguan pola tidur. Perawat harus melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu pasien dalam mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 9592 | 21 Dec 2024
Klinis : Data subjektif - Pasien mengatakan terasa sesak nafas dan lemas - Pasien mengatakan aktivitas masih bisa dilakukan sendiri namun terkadang perlu bantuan - Pasien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak - Klien perokok Data objektif - Frekuensi napas 28x/menit, SpO₂ : 96%, TD 150/98 MmHg, CRT <3 detik Suara napas vesikular - Nadi meningkat (129x/menit) - Pasien memerlukan bantuan aktivitas - Pasien terlihat lelah dan gelisah - Hasil laboratorium : Bilirubin total 0.2-1.3 mg/dl Bilirubin direk 0-0.4 mg/dl Bilirubin indirek 0-0.09 mg/dl asam urat 3.5-8.5 mg/dl Kolesterol HDL project 40-60 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau yang diperlukan secara mandiri.
Penyebab: Faktor biologis (sesak napas, lelah), faktor psikologis (kecemasan), faktor lingkungan (kurangnya dukungan).
2. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penyebab: Faktor fisiologis (sesak napas), faktor psikologis (cemas), faktor lingkungan (tempat tidur yang tidak nyaman).
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan perifer.
Penyebab: Faktor biologis (peningkatan frekuensi napas, penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan darah).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Klien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Vital sign (frekuensi napas, nadi, tekanan darah) stabil saat melakukan aktivitas.
2. Gangguan Pola Tidur
- Klien melaporkan dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam.
- Klien melaporkan perasaan segar saat bangun tidur.
- Klien menunjukkan penurunan tanda-tanda kelelahan.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Klien menunjukkan peningkatan nilai saturasi oksigen.
- Klien menunjukkan penurunan frekuensi napas.
- Klien menunjukkan penurunan tekanan darah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Atur aktivitas dan istirahat sesuai kemampuan klien.
- Ajarkan teknik pernapasan untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
- Berikan bantuan sebagian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk meningkatkan kemampuan fungsional.
2. Gangguan Pola Tidur
- Lakukan tindakan keperawatan untuk menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi waktu tidur.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyelidiki penyebab gangguan tidur.
- Anjurkan pengurangan asupan kafein dan merokok sebelum tidur.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.
- Anjurkan posisi yang meningkatkan perfusi jaringan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyelidiki penyebab penurunan perfusi.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, klien mengalami sesak napas, penurunan toleransi aktivitas, gangguan pola tidur, dan peningkatan tekanan darah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas, Gangguan Pola Tidur, dan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer.
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dapat tidur dengan nyenyak, dan menunjukkan peningkatan perfusi jaringan perifer. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengaturan aktivitas dan istirahat, teknik pernapasan, bantuan dalam aktivitas sehari-hari, tindakan untuk menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, relaksasi, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian oksigenasi sesuai kebutuhan.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti fisioterapis dan tenaga kesehatan lainnya, juga diperlukan untuk menyelidiki penyebab dari kondisi klien dan memberikan intervensi yang komprehensif. -
Article No. 9593 | 21 Dec 2024
Klinis : Data objektif - Frekuensi napas 28x/menit, SpO₂ : 96%, TD 150/98 MmHg, CRT <3 detik Suara napas vesikular - Nadi meningkat (129x/menit) - Pasien memerlukan bantuan aktivitas - Pasien terlihat lelah dan gelisah - Hasil laboratorium : Bilirubin total 0.2-1.3 mg/dl Bilirubin direk 0-0.4 mg/dl Bilirubin indirek 0-0.09 mg/dl asam urat 3.5-8.5 mg/dl Kolesterol HDL project 40-60 mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan fungsi pernafasan berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung dan paru.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan fungsi pernafasan, yang ditandai dengan frekuensi napas yang meningkat, SpO2 yang menurun, dan suara napas yang abnormal.
- Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan beban kerja jantung dan paru, yang ditandai dengan peningkatan denyut nadi dan tanda-tanda takikardi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan fungsi pernafasan yang optimal, dengan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak ada tanda-tanda distress pernafasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, oksigenasi, dan status hemodinamik, serta pemberian terapi oksigen jika diperlukan.
2. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung dan paru.
Penjelasan singkat:
SDKI:
- Kelelahan, yang ditandai dengan pasien terlihat lelah dan gelisah, serta memerlukan bantuan dalam beraktivitas.
- Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan beban kerja jantung dan paru.
SLKI:
- Hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang optimal, dengan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak ada tanda-tanda kelelahan.
SIKI:
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian istirahat yang cukup, dan pemberian dukungan emosional.
Berdasarkan data laboratorium yang diberikan, tidak terlihat adanya kelainan pada parameter darah yang signifikan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang diberikan berfokus pada penurunan fungsi pernafasan dan kelelahan yang terkait dengan peningkatan beban kerja jantung dan paru.