Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7618 | 02 Dec 2024
Klinis : Sering buang air kecil Urine berbau dan berwarna berbeda dari normal Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil Nyeri di bagian bawah perut atau punggung bawah Urine tampak keruh Urine berwarna kemerahan atau coklat Bau urine tidak sedap dan menyengat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Infeksi Saluran Kemih
Penjelasan:
Kondisi yang Anda deskripsikan, seperti sering buang air kecil, urine berbau dan berwarna berbeda dari normal, rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil, nyeri di bagian bawah perut atau punggung bawah, urine tampak keruh, urine berwarna kemerahan atau coklat, serta bau urine yang tidak sedap dan menyengat, menunjukkan adanya kemungkinan infeksi pada saluran kemih (Infeksi Saluran Kemih).
Infeksi Saluran Kemih adalah kondisi di mana terjadi infeksi pada salah satu bagian dari sistem saluran kemih, seperti kandung kemih, ureter, atau ginjal, yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala-gejala yang Anda alami.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, penanganan yang dapat dilakukan untuk Infeksi Saluran Kemih meliputi:
1. Pemantauan tanda dan gejala infeksi
2. Pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi
3. Edukasi mengenai pola makan dan minum yang sehat
4. Menjaga kebersihan area genital
5. Tindakan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, seperti dokter, untuk pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan yang lebih komprehensif.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi yang Anda alami. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7619 | 02 Dec 2024
Klinis : Sering buang air kecil Urine berbau dan berwarna berbeda dari normal Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil Nyeri di bagian bawah perut atau punggung bawah Urine tampak keruh Urine berwarna kemerahan atau coklat Bau urine tidak sedap dan menyengat Beserta intervensi edukasinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI serta intervensi edukasi untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Infeksi Saluran Kemih ditandai dengan gejala seperti sering buang air kecil, sensasi terbakar saat berkemih, nyeri di bagian bawah perut atau punggung, urine tampak keruh, berwarna kemerahan atau coklat, serta bau urine yang tidak sedap dan menyengat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dari intervensi keperawatan adalah untuk mengatasi infeksi saluran kemih, mengurangi gejala, mencegah komplikasi, serta meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian terapi antibiotik sesuai resep dokter, edukasi tentang gejala ISK dan penanganannya, peningkatan asupan cairan, serta pengaturan pola makan dan aktivitas.
Intervensi Edukasi:
Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan edukasi kepada Anda terkait infeksi saluran kemih dengan tujuan untuk membantu Anda memahami kondisi ini, mengelola gejala, dan mencegah komplikasi. Edukasi yang akan saya berikan meliputi:
1. Penjelasan tentang infeksi saluran kemih, penyebab, dan gejala-gejalanya.
2. Pentingnya segera berkonsultasi dengan dokter atau perawat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Anjuran untuk mengonsumsi banyak cairan, khususnya air putih, untuk membantu membersihkan saluran kemih.
4. Informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan area genital dan menghindari iritasi pada area tersebut.
5. Cara-cara mencegah terjadinya infeksi saluran kemih di masa mendatang, seperti menjaga kebersihan, menghindari pakaian yang terlalu ketat, dan segera buang air kecil setelah berhubungan seksual.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi yang Anda alami dan mengelolanya dengan baik. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan bantuan atau informasi tambahan. -
Article No. 7620 | 02 Dec 2024
Klinis : Sering buang air kecil Urine berbau dan berwarna berbeda dari normal Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil Nyeri di bagian bawah perut atau punggung bawah Urine tampak keruh Urine berwarna kemerahan atau coklat Bau urine tidak sedap dan menyengat Katagorinya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Penjelasan:
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah kondisi dimana terjadi infeksi pada bagian saluran kemih, termasuk kandung kemih, uretra, atau ginjal. Tanda dan gejala yang Anda deskripsikan, seperti sering buang air kecil, urine berbau dan berwarna berbeda dari normal, rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil, nyeri di bagian bawah perut atau punggung bawah, urine tampak keruh, urine berwarna kemerahan atau coklat, serta bau urine tidak sedap dan menyengat, sesuai dengan kriteria diagnosis ISK.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Infeksi Saluran Kemih" dengan definisi "Respon sistemik terhadap invasi mikroorganisme pada saluran kemih, ditandai dengan disuria, polakiuria, dan/atau nyeri suprapubik."
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan antara lain: Bebas infeksi saluran kemih, Tidak ada keluhan disuria, Urine berwarna normal, dan tidak ada nyeri suprapubik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan tanda-tanda vital, Perawatan higiene genital, Pemberian terapi antibiotik, Pemberian analgetik, dan Edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan ISK.
Saya harap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI terkait kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 7621 | 02 Dec 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan infeksi saluran kemih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Infeksi Saluran Kemih
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Infeksi Saluran Kemih: Keadaan di mana terdapat invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam saluran kemih, yang dapat menyebabkan gejala dan tanda-tanda klinis.
- Karakteristik utama: Urin keruh, nyeri saat berkemih, peningkatan frekuensi berkemih, dan demam.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kontrol Infeksi: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda infeksi berkurang, tidak terjadi komplikasi, dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi lanjut.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Infeksi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan infeksi pada individu.
- Intervensi Keperawatan: Memantau tanda-tanda vital, mengambil sampel urin untuk pemeriksaan, memberikan terapi antibiotik sesuai indikasi, menjaga kebersihan area genitalia, dan edukasi terkait pencegahan infeksi.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif, merumuskan diagnosis keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI. Tujuannya adalah untuk membantu klien mengatasi infeksi saluran kemih secara efektif dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 7622 | 02 Dec 2024
Klinis : SLKI nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Karakteristik utama: Laporan pasien tentang nyeri, ekspresi wajah terkait nyeri, tingkah laku terkait nyeri, dan perubahan tanda-tanda vital.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien menunjukkan perilaku untuk mengendalikan nyeri, dan pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Manajemen nyeri, terapi komplementer, edukasi terkait nyeri, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dalam konteks ini, sebagai pakar perawat, saya dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan nyeri akut serta intervensi dan luaran yang dapat diterapkan sesuai standar PPNI. Saya akan menggunakan bahasa yang akademis dan menyampaikan informasi secara jelas dan terperinci. -
Article No. 7623 | 02 Dec 2024
Klinis : leukimia pada anak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Leukemia pada Anak:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi leukemia pada anak adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko: Penurunan sistem imun, prosedur invasif, paparan patogen.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Prosedur medis, efek samping pengobatan, perubahan fisiologis.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh kelelahan, kelemahan, atau ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Penyebab: Penurunan fungsi kardiovaskular, respirasi, dan neuromuskular.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tidak terjadi infeksi selama perawatan.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Tidak terjadi komplikasi akibat infeksi.
2. Nyeri Akut
- Klien mampu mengontrol nyeri menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- Klien melaporkan nyeri dalam skala 0-2 pada Numeric Rating Scale.
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Intoleransi Aktivitas
- Klien mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri.
- Klien menunjukkan peningkatan kapasitas fungsional.
- Klien melaporkan peningkatan energi dan tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi pada klien.
- Lakukan prosedur steril saat melakukan tindakan invasif.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara teratur.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian intervensi antibiotik.
2. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengatasi nyeri.
- Ajarkan klien teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi musik.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian analgetik yang sesuai.
- Evaluasi efektivitas intervensi nyeri secara teratur.
3. Intoleransi Aktivitas
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas klien.
- Berikan edukasi dan pendampingan dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan klien.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun rencana latihan yang sesuai.
- Pantau tanda-tanda vital dan respons klien selama aktivitas.
- Evaluasi kemajuan klien dalam melakukan aktivitas harian.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang dipilih berdasarkan kondisi leukemia pada anak, yaitu Risiko Infeksi, Nyeri Akut, dan Intoleransi Aktivitas. Anak dengan leukemia memiliki risiko tinggi terhadap infeksi akibat penurunan sistem imun, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencegah dan mengelola infeksi. Selain itu, anak dengan leukemia juga dapat mengalami nyeri akut terkait prosedur medis, efek samping pengobatan, atau perubahan fisiologis. Intervensi untuk mengelola nyeri sangat penting untuk mengurangi distres dan meningkatkan kenyamanan klien. Anak dengan leukemia juga dapat mengalami intoleransi aktivitas akibat penurunan fungsi kardiovaskular, respirasi, dan neuromuskular, sehingga perlu diberikan intervensi untuk meningkatkan kapasitas fungsional dan membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup pencegahan infeksi, pengelolaan nyeri yang efektif, dan peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi tindakan untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko, memberikan perawatan yang aman dan steril, menerapkan manajemen nyeri yang komprehensif, serta menyusun rencana aktivitas yang sesuai dengan kemampuan klien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan fisioterapis, juga diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 7624 | 02 Dec 2024
Klinis : epilepsi pada anak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi epilepsi pada anak.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi epilepsi pada anak adalah "Risiko Cedera". Pada pasien dengan epilepsi, terdapat risiko terjadinya cedera fisik selama episode kejang, seperti terjatuh, terbakar, atau terluka. Pasien anak yang mengalami epilepsi memiliki risiko cedera yang lebih tinggi karena perkembangan motorik dan koordinasi yang belum matang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama dan setelah episode kejang.
2. Bebas Cedera: Pasien akan bebas dari cedera fisik selama dan setelah episode kejang.
3. Manajemen Gejala: Pasien dan keluarga akan menunjukkan kemampuan dalam mengelola gejala epilepsi, termasuk mengenali tanda-tanda awal kejang dan melakukan tindakan yang tepat.
4. Pengetahuan tentang Epilepsi: Pasien dan keluarga akan menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang epilepsi, termasuk penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan komplikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital:
- Pantau tanda-tanda vital secara teratur, terutama selama dan setelah episode kejang.
- Dokumentasikan perubahan tanda-tanda vital.
- Laporkan segera jika terjadi perubahan yang signifikan pada tanda-tanda vital.
2. Pencegahan Cedera:
- Identifikasi faktor risiko cedera pada pasien, seperti lingkungan sekitar yang berbahaya.
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan risiko cedera, misalnya menyingkirkan benda-benda tajam atau keras.
- Berikan bantalan atau alat pelindung untuk mencegah cedera selama episode kejang.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan cedera.
3. Manajemen Gejala:
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengenali tanda-tanda awal kejang.
- Latih pasien dan keluarga dalam melakukan tindakan pertolongan pertama saat kejang.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatur pengobatan anti-epilepsi yang sesuai.
- Pantau efektivitas pengobatan dan laporkan jika terjadi efek samping.
4. Edukasi tentang Epilepsi:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang epilepsi, termasuk penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan komplikasi.
- Diskusikan tentang prognosis dan harapan untuk hidup normal dengan epilepsi.
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk mengakses sumber informasi yang kredibel tentang epilepsi.
- Kolaborasi dengan tim multidisiplin (dokter, terapis, dll.) untuk memberikan edukasi yang komprehensif.
Dengan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien anak dengan epilepsi dapat mencapai kondisi yang stabil, bebas dari cedera, dan mampu mengelola gejala serta memahami kondisinya dengan baik. -
Article No. 7625 | 02 Dec 2024
Klinis : epilepsi pada anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (R. Cedera)
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Cedera didefinisikan sebagai kerentanan individu untuk mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan sekitar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan Risiko Cedera adalah:
1. Bebas dari cedera fisik.
2. Mampu mengidentifikasi faktor risiko cedera.
3. Mampu mengatasi faktor risiko cedera.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Cedera pada pasien dengan epilepsi pada anak antara lain:
1. Manajemen lingkungan: Mengidentifikasi dan menghilangkan potensi bahaya di lingkungan sekitar pasien.
2. Pencegahan Cedera: Menyediakan alat bantu/proteksi untuk mencegah cedera saat terjadi serangan epilepsi.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen epilepsi dan pencegahan cedera.
4. Pemantauan Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien selama dan setelah serangan epilepsi.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lain untuk mengelola pengobatan dan perawatan pasien.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi faktor risiko cedera, menyediakan intervensi keperawatan yang tepat, dan memastikan pasien terhindar dari cedera selama serangan epilepsi. Tujuan utama adalah memaksimalkan keselamatan dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 7626 | 02 Dec 2024
Klinis : epilepsi pada anak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis epilepsi pada anak, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G40 - Epilepsi
- Deskripsi: Epilepsi adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan episode berulang dari aktivitas listrik abnormal di otak, yang dapat menyebabkan kejang, kehilangan kesadaran, dan gejala lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.14 - Elektroensefalografi (EEG)
- Deskripsi: Prosedur EEG digunakan untuk mendeteksi dan menganalisis aktivitas listrik otak, yang dapat membantu dalam diagnosa dan manajemen epilepsi pada anak-anak. Tindakan ini dapat dilakukan untuk membantu mengidentifikasi tipe dan lokasi kejang, serta memantau respons terhadap pengobatan.
Selain itu, beberapa prosedur atau tindakan medis lain yang mungkin dilakukan dalam tatalaksana epilepsi pada anak-anak antara lain:
- 03.91 - Pencitraan magnetik resonansi (MRI) otak, untuk mengevaluasi adanya kelainan struktural otak yang dapat menjadi penyebab epilepsi.
- 01.59 - Biopsi otak, yang dapat dilakukan jika hasil pencitraan menunjukkan adanya lesi atau kelainan struktural.
- 01.16 - Kraniotomi, prosedur pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi epilepsi fokal yang tidak responsif terhadap pengobatan.
- 99.25 - Pemberian obat anti-epilepsi, merupakan terapi farmakologis utama dalam penanganan epilepsi pada anak-anak.
Penegakan diagnosis dan tatalaksana epilepsi pada anak-anak memerlukan evaluasi komprehensif oleh dokter spesialis anak dan saraf (neurologi) untuk menentukan tipe epilepsi, penyebab, dan pengobatan yang paling sesuai. -
Article No. 7627 | 02 Dec 2024
Klinis : tindakan katerisasi jantung anak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisa yang rinci terkait dengan kondisi pasien anak yang menjalani tindakan kateterisasi jantung.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Komplikasi Kardiovaskular Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Definisi: Adanya risiko terjadinya komplikasi pada sistem kardiovaskular, seperti perdarahan, infeksi, atau kerusakan pembuluh darah, sebagai akibat dari tindakan kateterisasi jantung.
2. Ketidakstabilan Hemodinamik Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Definisi: Adanya risiko terjadinya perubahan yang tidak stabil pada parameter hemodinamik, seperti tekanan darah, denyut jantung, dan oksigenasi, sebagai akibat dari tindakan kateterisasi jantung.
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Definisi: Adanya pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang dirasakan oleh pasien sebagai dampak dari tindakan kateterisasi jantung.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Komplikasi Kardiovaskular Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Tidak Terjadi Komplikasi Kardiovaskular
- Definisi: Pasien tidak mengalami komplikasi kardiovaskular, seperti perdarahan, infeksi, atau kerusakan pembuluh darah, selama dan setelah tindakan kateterisasi jantung.
2. Ketidakstabilan Hemodinamik Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Stabilitas Hemodinamik
- Definisi: Pasien menunjukkan stabilitas parameter hemodinamik, seperti tekanan darah, denyut jantung, dan oksigenasi, selama dan setelah tindakan kateterisasi jantung.
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Kontrol Nyeri
- Definisi: Pasien dapat mengontrol rasa nyeri yang dialami selama dan setelah tindakan kateterisasi jantung.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Komplikasi Kardiovaskular Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Pemantauan Tanda-tanda Vital
- Pemantauan Perdarahan
- Pemberian Antikoagulan
- Perawatan Akses Vaskular
- Edukasi Pasien dan Keluarga
2. Ketidakstabilan Hemodinamik Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Pemantauan Hemodinamik
- Pemberian Cairan Intravena
- Pemberian Obat-obatan Kardiovaskular
- Dukungan Oksigen
- Edukasi Pasien dan Keluarga
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Tindakan Kateterisasi Jantung
- Pengkajian Nyeri
- Pemberian Analgesik
- Distraksi dan Relaksasi
- Aplikasi Terapi Dingin
- Edukasi Pasien dan Keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak yang menjalani tindakan kateterisasi jantung, perawat perlu memperhatikan kondisi pasien secara komprehensif, melakukan pemantauan yang ketat, serta memberikan intervensi yang tepat untuk mencegah komplikasi, menjaga stabilitas hemodinamik, dan mengelola nyeri yang dialami oleh pasien. Kolaborasi yang erat dengan tim medis lainnya juga sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan pasien.