Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7790 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien datang ke Igd tanggal 01/12/2024 diantar keluarga dengan keluhan nyeri dada seperti tertindih beban berat, sesak napas dan badan terasa lemah, pusing sejak satu hari lalu setelah konsumsi bisiprolol 2 tab sekali minum. Klien mengatakan sejak 3 hari lalu bila jalan beberapa langkah mudah lelah, demam dan menggigil. Di Igd dilakukan pemasangan infus NS 0, 9 % 14 tetes permenit, O2 nasal kanul 4 liter per menit. Saat pengkajian klien mengatakan sesak napas, badan menggigil, demam badan terasa lemah, rasa berdebar, nyeri dada hilang timbul, sesekali batuk, mual dan kurang nafsu makan.TTV: TD: 110/90 mmHg, HR: 120 x/m, RR; 25 x/m, S: 38℃, SpO2: 96 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keterbatasan ekspansi paru dan kelelahan otot pernapasan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
3. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi atau iskemia miokard.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keterbatasan ekspansi paru dan kelelahan otot pernapasan.
- SDKI: Karakteristik klinis: Dispnea, takipnea, penggunaan otot bantu pernapasan, dan adanya kesulitan bernapas.
- SLKI: Intervensi keperawatan: Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas, berikan oksigen sesuai kebutuhan, lakukan latihan pernapasan, dan dorong klien untuk beristirahat.
- SIKI: Luaran keperawatan: Pola napas efektif, ekspansi dada membaik, dan frekuensi napas dalam batas normal.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
- SDKI: Karakteristik klinis: Kelelahan, lemah, dan mudah lelah saat beraktivitas.
- SLKI: Intervensi keperawatan: Bantu klien beraktivitas sesuai toleransi, berikan istirahat yang cukup, dan pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas.
- SIKI: Luaran keperawatan: Toleransi aktivitas meningkat, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas, dan klien dapat beraktivitas tanpa kelelahan.
3. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi atau iskemia miokard.
- SDKI: Karakteristik klinis: Nyeri dada seperti tertindih beban berat, nyeri yang hilang timbul, dan rasa berdebar.
- SLKI: Intervensi keperawatan: Berikan analgesik sesuai instruksi, ajarkan teknik relaksasi, dan pantau tanda-tanda vital.
- SIKI: Luaran keperawatan: Nyeri dada berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan klien dapat melakukan aktivitas tanpa nyeri.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
- SDKI: Faktor risiko: Demam, menggigil, dan penurunan daya tahan tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan: Pantau tanda-tanda infeksi, berikan obat sesuai instruksi, dan tingkatkan intake nutrisi.
- SIKI: Luaran keperawatan: Tidak ada tanda-tanda infeksi, suhu tubuh normal, dan sistem imun meningkat. -
Article No. 7791 | 03 Dec 2024
Klinis : e. Resiko Infeksi d/d Ketidakadekuatan Pertahanan tubuh Sekunder Penurunan Hemoglobin (SDKI D.0142 Hal.304) f. Resiko Jatuh d/d Anemia (SDKI D. 0143 Hal.306) untuk faktor resiko diatas jelaskan Untuk dapat mengangkat diagnosis nya, Perawat harus memastikan bahwa minimal 80% dari tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu: Data subjektif:? Data Obyektif:?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan.
a. Risiko Infeksi d/d Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh Sekunder Penurunan Hemoglobin (SDKI D.0142 Hal.304)
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini berkaitan dengan kondisi pasien yang memiliki risiko meningkatnya kerentanan terhadap serangan infeksi yang disebabkan oleh penurunan hemoglobin. Penurunan hemoglobin dapat mempengaruhi fungsi sistem imun, sehingga meningkatkan risiko infeksi pada pasien.
Untuk dapat menegakkan diagnosa ini, perawat harus memastikan bahwa minimal 80% dari tanda dan gejala berikut muncul pada pasien:
Data Subjektif:
- Pasien mengeluhkan gejala-gejala infeksi seperti demam, menggigil, atau nyeri
- Pasien melaporkan adanya riwayat infeksi sebelumnya
Data Objektif:
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin di bawah normal
- Hasil pemeriksaan fisik mengindikasikan adanya tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu tubuh, perubahan warna, atau pembengkakan pada area yang terinfeksi
- Pasien tampak lelah dan pucat
b. Risiko Jatuh d/d Anemia (SDKI D.0143 Hal.306)
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini berkaitan dengan kondisi pasien yang memiliki risiko meningkat untuk mengalami jatuh akibat anemia. Anemia dapat menyebabkan penurunan oksigenasi ke otak dan otot, sehingga dapat menimbulkan rasa pusing, lemah, dan ketidakseimbangan, yang meningkatkan risiko jatuh pada pasien.
Untuk dapat menegakkan diagnosa ini, perawat harus memastikan bahwa minimal 80% dari tanda dan gejala berikut muncul pada pasien:
Data Subjektif:
- Pasien melaporkan riwayat jatuh sebelumnya
- Pasien mengeluhkan gejala-gejala anemia seperti pusing, lemah, atau mudah lelah
Data Objektif:
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin di bawah normal
- Pasien tampak pucat dan lemah saat berdiri atau berjalan
- Pasien memiliki keseimbangan yang terganggu saat berjalan -
Article No. 7792 | 03 Dec 2024
Klinis : mohon buatkan analisa data subyektif dan obyektif pada pneumonia orang dewasa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Pneumonia pada Orang Dewasa
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Ketidakefektifan Pola Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga jalan napas tetap bebas.
Ketidakefektifan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk menunjang kebutuhan oksigen.
Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan/atau energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Efektif: Kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga jalan napas tetap bebas.
Pola Napas Efektif: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk menunjang kebutuhan oksigen.
Toleransi Aktivitas Meningkat: Kemampuan untuk mentolerir aktivitas fisik akibat keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan/atau energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Bersihan Jalan Napas, Pengaturan Posisi, Terapi Oksigen, Manajemen Jalan Napas.
Pemantauan Respirasi, Manajemen Oksigenasi, Terapi Pernapasan.
Manajemen Energi, Peningkatan Mobilitas, Manajemen Aktivitas.
Analisa Data:
Data Subyektif:
- Klien mengeluh sesak napas
- Klien mengeluh batuk berdahak
- Klien mengeluh nyeri dada saat bernapas
- Klien mengeluh lemah dan mudah lelah
Data Objektif:
- Suhu tubuh 38,5°C
- Frekuensi napas 28x/menit
- Terdengar suara ronki pada kedua lapangan paru
- Saturasi oksigen 92% dengan oksigen 2 liter/menit
- Wajah tampak pucat dan lemah
Dengan demikian, berdasarkan data subyektif dan objektif yang diperoleh, klien mengalami kondisi pneumonia yang ditandai dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas, dan intoleransi aktivitas. -
Article No. 7793 | 03 Dec 2024
Klinis : mohon buatkan analisa data subyektif dan obyektif pada pneumonia orang dewasa1) Bersihan jalan nafas tidak efektif 2) Gangguan pertukaran gas 3) Pola nafas tidak efektif 4) Nyeri akut 5) Defisit nutrisi 6) Hipertermia 7) Intoleransi aktivitas 8) Resiko hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI: Intervensi - Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi
SIKI: Luaran - Jalan Napas Terbuka, Suara Napas Bersih
2. Gangguan Pertukaran Gas
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas
SDKI: Definisi - Ketidakmampuan membentuk atau mempertahankan oksigenasi atau eliminasi karbon dioksida dalam darah.
SLKI: Intervensi - Manajemen Oksigenasi, Manajemen Ventilasi
SIKI: Luaran - Kadar Oksigen Adekuat, Kadar Karbon Dioksida Adekuat
3. Pola Nafas Tidak Efektif
Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas Tidak Efektif
SDKI: Definisi - Perubahan dalam frekuensi atau kedalaman pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi.
SLKI: Intervensi - Manajemen Ventilasi, Manajemen Jalan Napas
SIKI: Luaran - Pola Napas Adekuat, Frekuensi Napas Adekuat
4. Nyeri Akut
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
SDKI: Definisi - Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI: Intervensi - Manajemen Nyeri, Edukasi Pasien
SIKI: Luaran - Kontrol Nyeri, Toleransi Nyeri
5. Defisit Nutrisi
Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
SDKI: Definisi - Asupan makanan dan cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Intervensi - Manajemen Nutrisi, Monitoring Nutrisi
SIKI: Luaran - Status Nutrisi Adekuat, Asupan Nutrisi Adekuat
6. Hipertermia
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
SDKI: Definisi - Suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI: Intervensi - Manajemen Suhu Tubuh, Manajemen Lingkungan
SIKI: Luaran - Suhu Tubuh Normal, Peningkatan Toleransi Panas
7. Intoleransi Aktivitas
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Intervensi - Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi
SIKI: Luaran - Toleransi Aktivitas Meningkat, Kelelahan Berkurang
8. Risiko Hipovolemia
Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipovolemia
SDKI: Definisi - Berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular.
SLKI: Intervensi - Manajemen Cairan, Manajemen Syok
SIKI: Luaran - Volume Cairan Adekuat, Hemodinamik Stabil
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 7794 | 03 Dec 2024
Klinis : pandangan mata buram
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pandangan mata buram.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pandangan mata buram adalah "Gangguan Penglihatan" (SDKI, 2017). Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai gangguan pada fungsi atau struktur mata yang menyebabkan penurunan kemampuan visual. Kondisi pandangan mata buram dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan refraktif, katarak, glaukoma, atau penyakit sistemik yang mempengaruhi mata.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Penglihatan: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan visual sesuai dengan kondisi yang dialami.
2. Pengetahuan Perawatan Penglihatan: Pasien menunjukkan pemahaman tentang perawatan mata yang tepat untuk mengatasi gangguan penglihatan.
3. Kepatuhan Pengobatan: Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan yang diberikan untuk mengatasi gangguan penglihatan.
4. Adaptasi Gaya Hidup: Pasien menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan gaya hidup sesuai dengan kondisi penglihatan yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemeriksaan Penglihatan: Melakukan pemeriksaan penglihatan secara komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan tingkat gangguan penglihatan.
2. Edukasi Perawatan Mata: Memberikan edukasi kepada pasien tentang cara merawat mata yang tepat, termasuk penggunaan obat-obatan, pengaturan pencahayaan, dan aktivitas sehari-hari.
3. Kolaborasi dengan Ahli Oftalmologi: Berkolaborasi dengan dokter spesialis mata (oftalmologi) untuk menentukan pengobatan yang sesuai, seperti pemberian kacamata, obat-obatan, atau tindakan bedah jika diperlukan.
4. Modifikasi Lingkungan: Melakukan modifikasi lingkungan untuk mendukung kemampuan visual pasien, seperti meningkatkan pencahayaan, mengurangi silau, dan menghilangkan hambatan visual.
5. Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis kepada pasien untuk membantu mereka beradaptasi dengan gangguan penglihatan dan meningkatkan kualitas hidup.
6. Monitoring dan Evaluasi: Memantau perkembangan pasien secara berkala dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Sebagai perawat, saya akan menerapkan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan fungsi penglihatan secara optimal. -
Article No. 7795 | 03 Dec 2024
Klinis : mohon buatkan analisa data subyektif dan obyektif pada pneumonia orang dewasa dengan diagnosa keperawatan 1) Bersihan jalan nafas tidak efektif 2) Gangguan pertukaran gas 3) Pola nafas tidak efektif 4) Nyeri akut 5) Defisit nutrisi 6) Hipertermia 7) Intoleransi aktivitas 8) Resiko hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis data subjektif dan objektif serta diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Data Subjektif: Pasien mengeluhkan rasa sesak napas, batuk dengan produksi sputum yang berlebih.
Data Objektif: Tampak napas cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, adanya ronki/wheezing saat auskultasi paru.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat alveolar-kapiler.
Data Subjektif: Pasien mengeluhkan sesak napas, batuk, dan cyanosis.
Data Objektif: Tampak napas cuping hidung, hasil oksimetri menunjukkan nilai SpO2 di bawah normal, hasil analisis gas darah menunjukkan penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2.
3. Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Data Subjektif: Pasien mengeluhkan sesak napas, napas dangkal, dan rasa tidak nyaman.
Data Objektif: Tampak napas cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, frekuensi napas di atas normal.
4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Data Subjektif: Pasien mengeluhkan nyeri dada, batuk, dan nyeri saat bernapas.
Data Objektif: Tampak ekspresi wajah meringis, posisi tubuh yang protektif, dan peningkatan tanda-tanda vital.
5. Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Data Subjektif: Pasien mengeluhkan penurunan nafsu makan, mual, dan kelelahan.
Data Objektif: Tampak penurunan berat badan, mukosa oral kering, dan adanya riwayat malnutrisi.
6. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Data Subjektif: Pasien mengeluhkan rasa panas, meriang, dan menggigil.
Data Objektif: Suhu tubuh meningkat di atas 38°C, kulit terasa panas dan kemerahan.
7. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Data Subjektif: Pasien mengeluhkan mudah lelah, napas pendek, dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Data Objektif: Tampak pasien terbatas dalam melakukan aktivitas, adanya peningkatan tanda-tanda vital saat aktivitas.
8. Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipovolemia
Definisi: Berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular.
Data Subjektif: Pasien mengeluhkan mual, muntah, dan diare.
Data Objektif: Tampak turgor kulit menurun, mukosa kering, dan peningkatan tanda-tanda vital.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, saya akan berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 7796 | 03 Dec 2024
Klinis : pasien memikili riwayat hipertensi dan CKD stage 5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang memiliki riwayat hipertensi dan CKD stage 5.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Ginjal (SDKI)
Penjelasan: Kondisi di mana aliran darah ke ginjal tidak adekuat, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal. Hal ini disebabkan oleh hipertensi dan penyakit ginjal kronis (CKD).
2. Ketidakseimbangan Elektrolit (SDKI)
Penjelasan: Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh, seperti natrium, kalium, dan lainnya, yang dapat terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Penjelasan: Kondisi di mana pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik karena adanya penurunan daya tahan dan kelemahan yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Hipertensi (SLKI)
Tujuan: Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Intervensi: Pemantauan tekanan darah, pemberian obat antihipertensi, modifikasi gaya hidup.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit (SLKI)
Tujuan: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batas normal.
Intervensi: Pemantauan cairan masuk-keluar, pemantauan elektrolit, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
3. Manajemen Aktivitas (SLKI)
Tujuan: Meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Intervensi: Mengatur aktivitas sesuai dengan kondisi, memberikan latihan fisik yang sesuai, membantu pasien dalam melakukan aktivitas.
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital (SIKI)
2. Pemberian Obat Antihipertensi (SIKI)
3. Manajemen Cairan (SIKI)
4. Edukasi Gaya Hidup Sehat (SIKI)
5. Latihan Fisik Bertahap (SIKI)
Sebagai perawat, saya akan menerapkan rencana keperawatan ini secara komprehensif untuk membantu pasien mencapai outcome yang optimal, dengan mempertimbangkan kondisi hipertensi dan penyakit ginjal kronis yang dialaminya. Saya akan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang terintegrasi dan berpusat pada pasien. -
Article No. 7797 | 03 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
Faktor yang Berhubungan: Sekresi berlebihan, kelemahan otot pernapasan, perubahan struktur saluran napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Faktor yang Berhubungan: Malnutrisi, perubahan pola napas, kelemahan otot.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko: Kondisi penyakit kronis, malnutrisi, paparan agen infeksi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Indikator:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Tidak ada sekresi yang menggumpal di saluran napas
- Tidak ada suara napas abnormal
- Pasien dapat mengeluarkan dahak dengan batuk efektif
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Indikator:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas
- Tanda-tanda vital stabil selama aktivitas
3. Bebas Infeksi
Indikator:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, peningkatan jumlah leukosit, dll.)
- Tidak ada komplikasi yang terkait infeksi
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Auskultasi suara napas dan identifikasi pola napas
- Latihan batuk efektif dan teknik pernapasan
- Pemberian mukolitik dan bronkodilator sesuai resep dokter
- Lakukan suction untuk membersihkan jalan napas jika diperlukan
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekresi
2. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas dan batasan fisik pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Berikan latihan fisik yang bertahap untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mengurangi sesak napas
3. Risiko Infeksi
- Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi secara berkala
- Pastikan kebersihan diri dan lingkungan pasien terjaga
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antibiotik yang tepat
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium terkait infeksi
Penjelasan rinci di atas didasarkan pada kondisi pasien pria usia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru. Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diberikan ditujukan untuk mengatasi masalah pernapasan, intoleransi aktivitas, dan risiko infeksi yang dialami pasien. Sebagai perawat, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi serupa. -
Article No. 7798 | 03 Dec 2024
Klinis : Ny. R, 32 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit kepala yang masih sering dirasakan, haid yang belum teratur, dan peningkatan berat badan sebanyak 4 kg dalam 4 bulan terakhir. Ny. R mengatakan bahwa sebelumnya ia menggunakan suntik KB 3 bulan sekali selama 1 tahun, tetapi memutuskan untuk berhenti KB 3 bulan yang lalu karena tidak nyaman dengan efek sampingnya. Saat ini, ia tidak menggunakan metode kontrasepsi lain karena ingin menormalkan kembali siklus haidnya. Ny. R merasa khawatir karena meskipun sudah berhenti menggunakan KB, haidnya belum teratur, sakit kepala masih sering muncul, dan ia kesulitan mengendalikan nafsu makan. Data objektif: • Berat badan: naik dari 58 kg menjadi 62 kg • Tekanan darah: 120/80 mmHg • Nadi: 76 x/menit • Pernapasan: 20 x/menitANALISA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kelebihan berat badan dibuktikan dengan kenaikan berat badan sebanyak 4 kg dalam 4 bulan terakhir.
2. Perubahan Pola Menstruasi berhubungan dengan penghentian penggunaan kontrasepsi suntik.
3. Nyeri Kepala berhubungan dengan efek samping penghentian kontrasepsi suntik.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
- Memuat definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan.
- Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada kasus Ny. R sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Memuat definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
- Luaran keperawatan yang sesuai untuk kasus Ny. R seperti penurunan berat badan, keteraturan siklus menstruasi, dan penurunan nyeri kepala.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Memuat definisi, tujuan, aktivitas, dan kriteria hasil untuk setiap intervensi keperawatan.
- Intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus Ny. R seperti manajemen berat badan, edukasi kontrasepsi, dan manajemen nyeri.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI tersebut menjadi panduan bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 7799 | 03 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh mata buram sejam setahun yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan pasien yang mengeluhkan mata buram sejak satu tahun yang lalu, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Sensori: Penglihatan". Diagnosa ini mencerminkan adanya penurunan atau perubahan dalam fungsi penglihatan yang dialami oleh pasien. Gangguan Sensori: Penglihatan didefinisikan sebagai "Pengalaman subyektif dan obyektif yang menunjukkan perubahan dalam kuantitas dan/atau kualitas respon terhadap rangsangan visual".
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
1. Peningkatan Penglihatan: Individu menunjukkan peningkatan dalam kemampuan penglihatan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Pengetahuan: Proses Penyakit - Individu menunjukkan pemahaman tentang penyebab, tanda, dan gejala gangguan penglihatan yang dialami.
3. Kontrol Gejala: Individu dapat mengontrol atau mengurangi gejala gangguan penglihatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai Luaran/Output yang diharapkan, Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Penglihatan
- Kaji fungsi penglihatan pasien, termasuk ketajaman, lapang pandang, adaptasi cahaya, dan koordinasi mata.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi fungsi penglihatan, seperti usia, riwayat kesehatan, dan penggunaan obat-obatan.
- Berikan intervensi yang sesuai untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi penglihatan, seperti penggunaan kacamata, penyesuaian pencahayaan, dan latihan mata.
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang cara merawat mata dan mencegah komplikasi.
2. Manajemen Obat
- Kaji riwayat penggunaan obat dan efek samping yang mungkin memengaruhi penglihatan.
- Koordinasikan dengan tenaga kesehatan lain untuk menyesuaikan regimen obat yang dapat membantu meningkatkan fungsi penglihatan.
- Edukasikan pasien tentang penggunaan obat-obatan yang benar dan pemantauan efek samping.
3. Dukungan Emosional
- Identifikasi respons emosional pasien terhadap gangguan penglihatan yang dialami.
- Berikan dukungan dan validasi terhadap perasaan pasien, serta bantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional bagi pasien.
Dengan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien mengatasi permasalahan gangguan penglihatan yang dialaminya.