Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20869 | 19 Aug 2025
Klinis : sadar datang dengan keluhan lemas (+) +- 1 minggu, nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (-). dari keterangan pasien terdapat BAB kehitaman sebanyak 3 kali. demam (-), sesak (-), BAK normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah yang berasal dari saluran pencernaan, yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi:
- Keluhan lemas (+)
- Nyeri ulu hati (+)
- Mual (+)
- BAB kehitaman 3 kali
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan.
Karakteristik Definisi:
- Keluhan lemas (+)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal:
- Tidak terjadi perdarahan gastrointestinal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Keluhan gastrointestinal berkurang (nyeri ulu hati, mual)
- BAB kembali normal
2. Intoleransi Aktivitas:
- Toleransi aktivitas meningkat
- Kelelahan berkurang
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal:
- Monitor tanda-tanda vital, perdarahan, dan keluhan gastrointestinal
- Berikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan perdarahan gastrointestinal
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan diagnostik dan pemberian terapi sesuai indikasi (misalnya obat antasida, proton pump inhibitor)
- Anjurkan istirahat yang cukup dan diet sesuai kondisi
- Pantau asupan nutrisi dan hidrasi
2. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian tingkat aktivitas dan toleransi
- Berikan latihan fisik secara bertahap sesuai toleransi
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memaksimalkan pemulihan
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 20870 | 19 Aug 2025
Klinis : pasien post kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi pasien post kejang, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko cedera fisik berhubungan dengan perubahan status neurologis pasca kejang
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00035
Definisi: Risiko mengalami cedera fisik yang dapat mengancam jiwa atau membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS - 0035
Definisi: Tingkat risiko terjadinya cedera fisik yang dapat mengancam jiwa atau membahayakan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP - 0035
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya cedera fisik yang dapat mengancam jiwa atau membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
Pasien pasca kejang berisiko mengalami cedera fisik, terutama akibat perubahan status neurologis yang terjadi. Diperlukan pengkajian dan pemantauan yang ketat untuk mendeteksi tanda-tanda cedera dan segera melakukan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain menjaga keamanan lingkungan, memberikan pengawasan yang intensif, serta melakukan stabilisasi kondisi pasien. -
Article No. 20871 | 19 Aug 2025
Klinis : pasie mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu dan penurunan nafsu makan karna disfagia, kesulitan tidur dan gelisah akibat masalah yang diderita
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengeluhkan gejala-gejala berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea (sesak nafas)
Penjelasan:
- Kode R06.0 dalam ICD-10 mewakili diagnosa "Dispnea (sesak nafas)". Hal ini sesuai dengan keluhan utama pasien yang mengeluhkan sesak nafas sejak 3 hari terakhir.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 786.50
- Deskripsi: Disfagia (kesulitan menelan)
Penjelasan:
- Kode 786.50 dalam ICD-9-CM mewakili diagnosa "Disfagia (kesulitan menelan)". Hal ini sesuai dengan keluhan pasien mengenai penurunan nafsu makan akibat disfagia.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan kesulitan tidur dan perasaan gelisah akibat masalah yang diderita. Kondisi ini dapat diklasifikasikan sebagai:
3. Kode ICD-10:
- Kode: R45.3
- Deskripsi: Irritability and anger
Penjelasan:
- Kode R45.3 dalam ICD-10 mewakili diagnosa "Irritability and anger", yang sesuai dengan keluhan pasien mengenai perasaan gelisah akibat masalah yang diderita.
Dengan demikian, kode-kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai dengan kondisi pasien adalah:
1. Kode ICD-10: R06.0 (Dispnea)
2. Kode ICD-9-CM: 786.50 (Disfagia)
3. Kode ICD-10: R45.3 (Irritability and anger) -
Article No. 20872 | 19 Aug 2025
Klinis : pasie mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu dan penurunan nafsu makan karna disfagia, kesulitan tidur dan gelisah akibat masalah yang diderita
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
2. Gangguan Makan (00002)
Definisi: Pola makan yang tidak memadai yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Nafas Tidak Efektif (00032)
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar yang dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau lingkungan.
2. Gangguan Makan (00002)
Kode: 00002
Definisi: Pola makan yang tidak memadai yang dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti penurunan berat badan, kekurangan nutrisi, atau masalah kesehatan lainnya.
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
Kode: 00198
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari, dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
2. Keseimbangan Nutrisi
3. Pola Tidur Terjaga
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Tidur
Dengan demikian, sebagai perawat profesional, saya akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien, seperti memantau dan mengelola jalan napas, memberikan edukasi dan dukungan nutrisi, serta memfasilitasi pola tidur yang baik. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai status kesehatan yang optimal. -
Article No. 20873 | 19 Aug 2025
Klinis : pasie mengeluh sesak nafas sejak 3 hari yang lalu dan penurunan nafsu makan karna disfagia, kesulitan tidur dan gelisah akibat masalah yang diderita
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan disfagia dan rasa sesak napas, ditandai dengan keluhan sesak napas, penurunan nafsu makan, dan kesulitan tidur.
Penjelasan: Pasien mengeluh sesak napas sejak 3 hari lalu, yang dapat disebabkan oleh disfagia atau kesulitan menelan. Disfagia dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi dan cairan, sehingga mempengaruhi pola napas. Selain itu, pasien juga mengalami kesulitan tidur dan perasaan gelisah akibat masalah yang diderita, yang dapat berdampak pada pola napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Penjelasan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas yang adekuat, dan tidak ada keluhan sesak napas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Mengkaji pola napas, frekuensi, kedalaman, dan usaha napas pasien
- Memposisikan pasien dalam posisi fowler atau semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan dan teknik relaksasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengatasi masalah disfagia
2. Manajemen Nutrisi
- Mengkaji asupan nutrisi dan cairan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Memberikan dukungan nutrisi enteral atau parenteral jika diperlukan
- Memantau berat badan dan status nutrisi pasien
3. Manajemen Kenyamanan
- Mengkaji tingkat kecemasan dan gangguan tidur pasien
- Memberikan intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan, seperti terapi relaksasi dan terapi distraksi
- Memfasilitasi lingkungan yang nyaman dan tenang untuk mendukung istirahat pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, psikiater) jika diperlukan
Penjelasan secara rinci: Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah manajemen jalan napas, manajemen nutrisi, dan manajemen kenyamanan. Manajemen jalan napas bertujuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif, dengan cara mengkaji pola napas pasien, memposisikan pasien dengan posisi yang memfasilitasi ekspansi dada, serta menganjurkan latihan pernapasan dan teknik relaksasi. Manajemen nutrisi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan pasien, yang dapat terganggu akibat disfagia. Kolaborasi dengan ahli gizi, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, serta pemantauan status nutrisi menjadi bagian dari intervensi ini. Manajemen kenyamanan bertujuan untuk mengatasi masalah kecemasan dan gangguan tidur yang dialami pasien, dengan memberikan intervensi keperawatan seperti terapi relaksasi dan distraksi, serta memfasilitasi lingkungan yang nyaman. -
Article No. 20874 | 19 Aug 2025
Klinis : pasien mengeluh nyeri dan tampak gelisah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang mengeluh nyeri dan tampak gelisah.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi SDKI:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Definisi SLKI:
Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
Definisi SIKI:
1. Pengkajian Nyeri (06101)
2. Manajemen Nyeri (06102)
3. Pemberian Analgetik (06103)
Penjelasan Singkat:
Pasien mengeluh nyeri dan tampak gelisah, yang merupakan gejala dari nyeri akut. Diagnosa keperawatan ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dengan kode 00132. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah manajemen nyeri untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien. Adapun tindakan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) meliputi pengkajian nyeri, manajemen nyeri, dan pemberian analgetik. -
Article No. 20875 | 19 Aug 2025
Klinis : oral mucositis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi oral mucositis berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Jaringan Rusak (D.0062)
Definisi: Kerusakan atau gangguan pada membran mukosa, kulit, atau jaringan lain.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0062
Definisi: Kerusakan atau gangguan pada membran mukosa, kulit, atau jaringan lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.0123 Pemulihan Integritas Jaringan
Definisi: Tercapainya pemulihan integritas jaringan yang rusak atau terganggu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.0183 Perawatan Luka
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit dan membran mukosa.
Penjelasan Singkat:
Oral mucositis merupakan suatu kondisi dimana terjadi kerusakan atau gangguan pada membran mukosa di rongga mulut, yang dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi, dan kesulitan menelan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Integritas Jaringan Rusak", yang didefinisikan sebagai kerusakan atau gangguan pada membran mukosa, kulit, atau jaringan lain.
Dalam SDKI, kode untuk diagnosa ini adalah D.0062, dengan definisi yang sama. Adapun dalam SLKI, luaran yang diharapkan adalah "Pemulihan Integritas Jaringan" (L.0123), yang didefinisikan sebagai tercapainya pemulihan integritas jaringan yang rusak atau terganggu. Sementara itu, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah "Perawatan Luka" (I.0183), yang didefinisikan sebagai serangkaian tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit dan membran mukosa. -
Article No. 20876 | 19 Aug 2025
Klinis : oral mucositis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi oral mucositis.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi oral mucositis adalah "Integritas Jaringan Oral Terganggu". Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana terdapat kerusakan atau perubahan pada mukosa mulut, yang dapat menyebabkan rasa nyeri, perdarahan, atau infeksi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Integritas Jaringan Oral Membaik: Pasien menunjukkan perbaikan pada kondisi jaringan mukosa mulut, seperti berkurangnya lesi, perdarahan, dan rasa nyeri.
2. Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengendalikan rasa nyeri yang dirasakan akibat oral mucositis.
3. Fungsi Oral Membaik: Pasien dapat melakukan aktivitas oral, seperti makan, minum, dan berbicara, dengan lebih baik.
4. Risiko Infeksi Menurun: Pasien menunjukkan penurunan risiko infeksi pada rongga mulut.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri, seperti lokasi, intensitas, durasi, dan faktor pemicu.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti distraksi, relaksasi, dan kompres hangat.
2. Perawatan Mulut:
- Bersihkan rongga mulut secara lembut dengan menggunakan sikat gigi lembut dan obat kumur.
- Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan mulut secara rutin.
- Berikan pelembab untuk bibir dan mukosa mulut.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat topikal, jika diperlukan.
3. Manajemen Infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi, seperti erythema, edema, dan eksudat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antibiotik atau antifungal, jika diperlukan.
- Ajarkan pasien teknik pencegahan infeksi, seperti mencuci tangan dan menjaga kebersihan mulut.
4. Dukungan Nutrisi:
- Kaji kebutuhan nutrisi pasien dan batasi makanan yang dapat menimbulkan iritasi.
- Berikan diet yang lunak dan mudah ditelan, jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyusunan rencana diet yang sesuai.
Dengan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang telah dijelaskan, diharapkan pasien dengan kondisi oral mucositis dapat memperoleh asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 20824 | 18 Aug 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta berdasarkan kondisi nyeri.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri adalah "Nyeri Akut" (00132). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain). Nyeri akut memiliki karakteristik onset yang tiba-tiba atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi nyeri akut adalah:
a. Tingkat Nyeri Terkontrol (0213): Individu melaporkan penurunan tingkat nyeri hingga berada pada tingkat yang dapat diterima.
b. Toleransi Nyeri (0942): Individu menunjukkan kemampuan untuk mentolerir nyeri.
c. Manajemen Nyeri (1605): Individu menunjukkan perilaku yang efektif untuk mengurangi nyeri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) pada kondisi nyeri akut meliputi:
a. Manajemen Nyeri (1400):
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, frekuensi, kualitas)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (distraksi, relaksasi, terapi es/panas)
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
b. Pengurangan Nyeri (1400):
- Identifikasi faktor-faktor yang memperberat atau memperbaiki nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (distraksi, relaksasi, terapi es/panas)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
c. Manajemen Lingkungan: Kenyamanan (6482):
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk mengurangi nyeri
- Atur posisi dan postur tubuh pasien untuk mengurangi nyeri
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk mengurangi nyeri
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) dalam konteks kondisi nyeri. Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai penanganan keperawatan pada pasien dengan kondisi nyeri. -
Article No. 20825 | 18 Aug 2025
Klinis : pasien anak perempuan 13 tahun, datang ke igd dengan keluhan menstruasi terlalu lama bisa mencapai 4 minggu, keluhan saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri abdomen bawah, merasa lemas merasa pusing, nafsu makan menurun, kebiasaan jarang sarapan, pola tidur terganggu kadang karena merasa nyeri di bagian tangan yang di infus, sebutkan diagnosa sdki edisi 1 cetakan III (revisi) , siki edisi 1 cetakan II, slki edisi 1 cetakan III
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan Berdasarkan SDKI – SLKI – SIKI (PPNI)**
**1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI: B.3.1)**
**Penjelasan:** Pasien mengalami menstruasi berkepanjangan (4 minggu) disertai lemas dan pusing, mengindikasikan risiko kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya anemia defisiensi besi).
- **SLKI:**
- **B.3.1.1:** Keseimbangan cairan dan elektrolit terpertahankan (Kode: L.15001).
- **Intervensi (SIKI):**
- **B.3.1.1.1:** Memantau tanda vital dan tanda dehidrasi (Kode: I.15001).
- **B.3.1.1.3:** Memberikan terapi cairan sesuai indikasi (Kode: I.15003).
---
**2. Nyeri Akut (SDKI: B.1.1)**
**Penjelasan:** Pasien mengeluh nyeri abdomen bawah dan nyeri di area infus, mengganggu pola tidur.
- **SLKI:**
- **B.1.1.1:** Nyeri terkontrol (Kode: L.01001).
- **Intervensi (SIKI):**
- **B.1.1.1.1:** Mengkaji karakteristik nyeri (Kode: I.01001).
- **B.1.1.1.4:** Memberikan terapi non-farmakologis (relaksasi/distraksi) (Kode: I.01004).
---
**3. Intoleransi Aktivitas (SDKI: B.4.1)**
**Penjelasan:** Lemas dan pusing menyebabkan keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari.
- **SLKI:**
- **B.4.1.1:** Toleransi aktivitas membaik (Kode: L.16001).
- **Intervensi (SIKI):**
- **B.4.1.1.1:** Memantau respons fisiologis terhadap aktivitas (Kode: I.16001).
- **B.4.1.1.3:** Menjadwalkan istirahat adekuat (Kode: I.16003).
---
**4. Gangguan Pola Tidur (SDKI: B.8.1)**
**Penjelasan:** Pola tidur terganggu akibat nyeri dan ketidaknyamanan.
- **SLKI:**
- **B.8.1.1:** Pola tidur membaik (Kode: L.08001).
- **Intervensi (SIKI):**
- **B.8.1.1.2:** Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman (Kode: I.08002).
---
**5. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: B.5.1)**
**Penjelasan:** Nafsu makan menurun dan kebiasaan jarang sarapan berisiko menyebabkan defisit nutrisi.
- **SLKI:**
- **B.5.1.1:** Kebutuhan nutrisi terpenuhi (Kode: L.05001).
- **Intervensi (SIKI):**
- **B.5.1.1.1:** Memantau asupan nutrisi (Kode: I.05001).
- **B.5.1.1.4:** Memberikan edukasi gizi seimbang (Kode: I.05004).
---
**6. Ansietas (SDKI: B.11.1)**
**Penjelasan:** Kondisi menstruasi berkepanjangan dan hospitalisasi dapat memicu kecemasan.
- **SLKI:**
- **B.11.1.1:** Ansietas terkontrol (Kode: L.11001).
- **Intervensi (SIKI):**
- **B.11.1.1.1:** Mengkaji tingkat ansietas (Kode: I.11001).
- **B.11.1.1.3:** Memberikan dukungan emosional (Kode: I.11003).
---
**Catatan:**
- **SDKI (Edisi I Cetakan III Revisi)** digunakan untuk diagnosa.
- **SLKI (Edisi I Cetakan III)** menentukan luaran.
- **SIKI (Edisi I Cetakan II)** menjadi panduan intervensi.
- Kode dan terminologi mengacu standar PPNI untuk dokumentasi keperawatan yang akurat.
**Rekomendasi:** Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi penyebab menorrhagia (misalnya gangguan koagulasi atau hormonal) dan tatalaksana lebih lanjut.