Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7779 | 03 Dec 2024
Klinis : leukemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi leukemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Leukemia:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi leukemia adalah:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh
- Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
- Penyebab: Gangguan fungsi hematopoietik, penurunan asupan cairan, dan peningkatan kehilangan cairan.
- Tanda dan Gejala: Penurunan turgor kulit, kekeringan membran mukosa, oliguria, dan hipotensi.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Prosedur diagnostik dan terapeutik, infiltrasi sel ganas, dan komplikasi penyakit.
- Tanda dan Gejala: Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit, keluhan verbal tentang rasa sakit, dan perubahan tanda-tanda vital.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- Penyebab: Anemia, penurunan fungsi hematopoietik, dan kelelahan.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan yang tidak hilang setelah istirahat, dispnea saat aktivitas, dan peningkatan nadi dan pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Volume Cairan Tubuh
- Definisi: Tercapainya volume cairan tubuh yang optimal.
- Kriteria Hasil:
- Turgor kulit membaik
- Membran mukosa lembab
- Produksi urin adekuat
- Tanda-tanda vital stabil
2. Pengurangan Nyeri
- Definisi: Tercapainya pengurangan rasa sakit hingga batas yang dapat diterima pasien.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan pengurangan rasa sakit
- Ekspresi wajah menunjukkan penurunan rasa sakit
- Tanda-tanda vital stabil
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Definisi: Tercapainya kemampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada peningkatan tanda-tanda vital saat aktivitas
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan kapasitas fisik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Peningkatan Volume Cairan Tubuh:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian cairan intravena sesuai indikasi
- Pemberian makanan dan minuman yang kaya cairan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya peningkatan asupan cairan
2. Intervensi untuk Pengurangan Nyeri:
- Pemberian analgesik sesuai resep dokter
- Penerapan teknik relaksasi dan distraksi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen nyeri yang komprehensif
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
3. Intervensi untuk Peningkatan Toleransi Aktivitas:
- Pemberian terapi fisik dan latihan aktivitas sesuai toleransi
- Manajemen kelelahan dengan teknik konservasi energi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk intervensi terkait anemia
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas dan manajemen kelelahan
Dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukemia, penting untuk melakukan penilaian komprehensif, mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7780 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit. BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah, ditandai dengan penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan terakhir.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi: Intake Nutrisi
a. Klien akan menunjukkan peningkatan berat badan sesuai tujuan yang ditetapkan.
b. Klien akan melaporkan peningkatan nafsu makan.
c. Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Nutrisi
a. Kaji riwayat makan, berat badan, dan tren penurunan berat badan.
b. Monitor asupan nutrisi dan intake cairan.
c. Timbang berat badan secara teratur.
2. Manajemen Mual dan Muntah
a. Kaji penyebab dan faktor yang memengaruhi mual dan muntah.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk memberikan antiemetik sesuai resep.
c. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual.
3. Edukasi Gizi
a. Jelaskan pentingnya asupan nutrisi yang adekuat untuk mencapai berat badan yang sehat.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
c. Dorong klien untuk meningkatkan asupan makanan dan cairan yang bergizi.
Penjelasan:
Kondisi klien menunjukkan adanya defisit nutrisi yang disebabkan oleh anoreksia, mual, dan muntah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Defisit Nutrisi. Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mencapai keseimbangan nutrisi dengan peningkatan berat badan, peningkatan nafsu makan, dan tanda-tanda vital yang normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan nutrisi, manajemen mual dan muntah, serta edukasi gizi untuk mendukung pemulihan kondisi klien. -
Article No. 7781 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit. BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala-gejala yang dialami oleh klien, serta hasil tanda vital yang diperoleh, maka dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Tanda dan Gejala:
- Penurunan berat badan (10 kg dalam 3 bulan terakhir)
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Volume Cairan
Definisi: Ketidakseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh.
Tanda dan Gejala:
- Kulit berwarna kuning (tanda dehidrasi)
- Tanda vital: TD 140/90 mmHg, Nadi 102 x/menit
Selanjutnya, dalam konteks standar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), terdapat tiga komponen utama, yaitu:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
SDKI merupakan pedoman dalam menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan gejala dan tanda yang ditemukan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
SLKI adalah standar yang menggambarkan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
SIKI adalah pedoman dalam melaksanakan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil atau luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, perawat dapat merujuk pada SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 7782 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit. BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan energi yang ditandai dengan keluhan klien tidak nafsu makan, mual dan muntah, serta penurunan berat badan yang signifikan.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat yang ditandai dengan penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan terakhir, kulit berwarna kuning, dan tanda-tanda vital yang memburuk (TD 140/90 mmHg, N 102x/mnt, RR 20x/mnt).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Klien dapat mempertahankan/meningkatkan status fisiologis yang stabil.
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
2. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Klien dapat mempertahankan/meningkatkan berat badan sesuai target.
- Klien dapat mempertahankan/meningkatkan parameter laboratorium yang normal.
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital secara rutin.
- Atur aktivitas sesuai toleransi klien.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memfasilitasi pemulihan.
2. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Lakukan skrining/pemeriksaan nutrisi secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Fasilitasi asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan klien.
- Pantau parameter laboratorium terkait status nutrisi.
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang seimbang.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi klien yang mengalami keluhan tidak nafsu makan, mual dan muntah, penurunan berat badan yang signifikan, serta tanda-tanda vital yang memburuk, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah intoleransi aktivitas dan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Intoleransi aktivitas disebabkan oleh keterbatasan energi yang dimiliki klien akibat penurunan asupan nutrisi, sehingga menyebabkan klien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal. Tujuan asuhan keperawatan adalah memfasilitasi klien untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiri, mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat, yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan, perubahan warna kulit, serta adanya perburukan tanda-tanda vital. Tujuan asuhan keperawatan adalah memfasilitasi klien untuk mempertahankan atau meningkatkan berat badan sesuai target, mempertahankan parameter laboratorium yang normal, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan aktivitas sesuai toleransi, identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas dan asupan nutrisi, kolaborasi dengan tim kesehatan, serta edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang seimbang. -
Article No. 7783 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien (Ny. D) Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit. BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Nafsu makan menurun, mual dan muntah, penurunan berat badan, kulit berwarna kuning.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator:
- Berat badan stabil atau meningkat
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Asupan nutrisi adekuat
- Target:
- Klien mencapai berat badan ideal dalam 3-6 bulan
- Klien menunjukkan peningkatan nafsu makan dan menghilangnya mual dan muntah dalam 1 minggu
- Kulit klien kembali berwarna normal dalam 2 minggu
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Monitor asupan dan output nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan nutrisi
- Berikan makanan bergizi dengan frekuensi kecil namun sering
- Identifikasi dan atasi faktor-faktor yang menghambat asupan nutrisi
- Berikan antiemetik sesuai resep dokter untuk mengurangi mual dan muntah
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
2. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan sesuai kebutuhan untuk menghindari dehidrasi
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
3. Manajemen Aktivitas
- Batasi aktivitas sesuai toleransi klien untuk meminimalkan pengeluaran energi
- Anjurkan istirahat yang cukup
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi klien Ny. D yang menunjukkan gejala-gejala seperti tidak nafsu makan, mual dan muntah, penurunan berat badan yang signifikan, serta kulit berwarna kuning, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah Keseimbangan Nutrisi, di mana klien mencapai berat badan ideal, tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan asupan nutrisinya adekuat. Indikator keberhasilan tercapainya luaran ini adalah klien mencapai berat badan ideal dalam 3-6 bulan, menunjukkan peningkatan nafsu makan dan menghilangnya mual dan muntah dalam 1 minggu, serta kulit klien kembali berwarna normal dalam 2 minggu.
Untuk mencapai luaran tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nutrisi, Manajemen Cairan, dan Manajemen Aktivitas. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk memantau dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan klien, serta mengatur aktivitas klien sesuai toleransinya untuk meminimalkan pengeluaran energi. -
Article No. 7785 | 03 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh badan panas, tenggorokan sakit, lemas dan tidak nafsu makan serta merasakan linu pada tulang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.03
- Deskripsi: Pengukuran suhu tubuh
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu badan panas, tenggorokan sakit, lemas, tidak nafsu makan, dan linu pada tulang, diagnosis yang paling sesuai adalah faringitis akut, tidak spesifik (kode ICD-10: J02.9). Faringitis akut merupakan infeksi pada tenggorokan yang menyebabkan rasa sakit pada saat menelan, demam, dan gejala umum lainnya seperti yang Anda deskripsikan.
Sementara itu, kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai adalah pengukuran suhu tubuh (kode 99.03). Pengukuran suhu tubuh merupakan tindakan medis yang akan dilakukan untuk memastikan adanya demam dan memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 7786 | 03 Dec 2024
Klinis : LP dan askep leukimia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Leukimia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi terkait kondisi Leukimia.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun terkait kondisi Leukimia.
3. Nyeri akut berhubungan dengan efek samping pengobatan terkait kondisi Leukimia.
4. Kelelahan berhubungan dengan anemia dan penurunan energi terkait kondisi Leukimia.
5. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan efek samping pengobatan terkait kondisi Leukimia.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan. Standar ini dikembangkan oleh PPNI untuk memastikan keseragaman dalam praktik keperawatan di Indonesia.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi luaran keperawatan yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Standar ini membantu perawat dalam menetapkan tujuan dan evaluasi hasil asuhan keperawatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Standar ini membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan pada pasien Leukimia membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan berkualitas. -
Article No. 7787 | 03 Dec 2024
Klinis : ct scan kontras
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "CT Scan Kontras":
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi "CT Scan Kontras" adalah "Intoleransi Aktivitas". Hal ini dikarenakan prosedur CT Scan Kontras dapat menyebabkan klien mengalami intoleransi terhadap aktivitas selama dan setelah prosedur dilakukan.
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada tingkat seluler". Klien yang menjalani CT Scan Kontras dapat mengalami kelelahan, kelemahan, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat efek samping dari penggunaan kontras.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang cukup.
- Klien dapat mempertahankan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Klien dapat beradaptasi dengan perubahan tingkat aktivitas.
2. Manajemen Energi Efektif
- Klien dapat mengatur energi untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- Klien dapat mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan banyak energi dan menyesuaikannya.
- Klien dapat menggunakan teknik konservasi energi dengan tepat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan klien dan yang membutuhkan bantuan.
- Bantu klien merencanakan dan menjadwalkan aktivitas sehari-hari.
- Ajarkan klien teknik konservasi energi, seperti menjadwalkan waktu istirahat yang cukup, mengatur pola aktivitas, dan menggunakan alat bantu jika diperlukan.
- Monitor tanda-tanda vital dan respon klien terhadap aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menyesuaikan aktivitas klien.
2. Manajemen Energi
- Identifikasi kebutuhan energi klien berdasarkan hasil pemeriksaan.
- Bantu klien menyusun rencana manajemen energi yang sesuai dengan kondisinya.
- Ajarkan klien teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas, penggunaan alat bantu, dan teknik relaksasi.
- Monitor penggunaan energi klien selama aktivitas dan istirahat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan klien mendapatkan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.
Dengan penerapan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi yang tepat, diharapkan klien yang menjalani prosedur CT Scan Kontras dapat mempertahankan toleransi aktivitas dan manajemen energi yang efektif, sehingga dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal. -
Article No. 7788 | 03 Dec 2024
Klinis : anafilatik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Anafilaktik
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi anafilaktik adalah "Respon Alergi" (SDKI, 2017). Respon Alergi didefinisikan sebagai "Reaksi abnormal terhadap substansi yang umumnya tidak berbahaya, yang dipicu oleh paparan atau kontak dengan agen spesifik". Kondisi anafilaktik merupakan bentuk reaksi alergi yang parah, yang ditandai dengan gejala seperti sulit bernapas, pembengkakan, dan penurunan tekanan darah yang dapat mengancam nyawa.
Luaran/Hasil yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan kondisi anafilaktik dapat mencapai luaran/hasil sebagai berikut:
1. Bebas gejala anafilaksis: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada pembengkakan, dan dapat bernapas dengan baik.
2. Pengetahuan tentang anafilaksis meningkat: Pasien dapat menjelaskan penyebab, gejala, dan penanganan anafilaksis dengan benar.
3. Kemampuan mengelola anafilaksis meningkat: Pasien dapat mengidentifikasi dan menghindari pemicu anafilaksis, serta melakukan tindakan pertolongan pertama yang tepat jika terjadi serangan.
4. Kepatuhan terhadap pengobatan meningkat: Pasien rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk mencegah dan mengatasi serangan anafilaksis.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/hasil yang diharapkan pada pasien dengan kondisi anafilaktik, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Lakukan pemantauan yang ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
2. Pemberian oksigen: Berikan oksigen melalui kanula nasal atau masker oksigen untuk membantu pasien bernapas dengan lebih baik.
3. Pemberian epinefrin: Berikan injeksi epinefrin (adrenalin) sesuai dengan dosis yang direkomendasikan untuk mengatasi gejala anafilaksis.
4. Pengelolaan edema: Lakukan tindakan untuk mengurangi pembengkakan, seperti elevasi ekstremitas dan penggunaan kompres dingin.
5. Edukasi tentang anafilaksis: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan tindakan penanganan anafilaksis.
6. Pelatihan manajemen anafilaksis: Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara menggunakan alat injeksi epinefrin dan langkah-langkah pertolongan pertama jika terjadi serangan.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan: Berkoordinasi dengan dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan pengobatan yang tepat dan pemantauan yang efektif.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan kondisi anafilaktik dapat mencapai luaran/hasil yang diharapkan, yaitu bebas gejala anafilaksis, meningkatnya pengetahuan dan kemampuan mengelola kondisi, serta kepatuhan terhadap pengobatan. -
Article No. 7789 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien datang ke Igd tanggal 01/12/2024 diantar keluarga dengan keluhan nyeri dada seperti tertindih beban berat, sesak napas dan badan terasa lemah, pusing sejak satu hari lalu setelah konsumsi bisiprolol 2 tab sekali minum. Klien mengatakan sejak 3 hari lalu bila jalan beberapa langkah mudah lelah, demam dan menggigil. Di Igd dilakukan pemasangan infus NS 0, 9 % 14 tetes permenit, O2 nasal kanul 4 liter per menit. Saat pengkajian klien mengatakan sesak napas, badan menggigil, demam badan terasa lemah, rasa berdebar, nyeri dada hilang timbul, sesekali batuk, mual dan kurang nafsu makan.TTV: TD: 110/90 mmHg, HR: 120 x/m, RR; 25 x/m, S: 38℃, SpO2: 96 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dada dan sesak napas.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
3. Risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital berhubungan dengan penggunaan obat (bisoprolol).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan pola napas: Pola pernapasan yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
2. Intoleransi aktivitas: Tidak dapat bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital: Ancaman terhadap stabilitas tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas efektif: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai.
2. Toleransi aktivitas meningkat: Kemampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Stabilitas tanda-tanda vital: Kemampuan untuk mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang efektif.
2. Manajemen energi: Tindakan untuk mengatur penggunaan energi individu.
3. Pemantauan tanda-tanda vital: Tindakan untuk memantau tanda-tanda vital.
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi klien, diagnosa keperawatan yang muncul adalah ketidakefektifan pola napas, intoleransi aktivitas, dan risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai.