Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7765 | 03 Dec 2024
Klinis : Pasien diabetes, pola makan mengurangi asupan lemak, rutin olahraga namun gampang lelah, pasien punya riwayat katarak, kolestrol tinggi, sering buang air kecil malam hari karena pembesaran prostat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan ulasan rinci terkait kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat riwayat diabetes, kolesterol tinggi, dan pembesaran prostat.
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan pola makan yang mengurangi asupan lemak.
3. Risiko Komplikasi Diabetes berhubungan dengan riwayat diabetes yang tidak terkontrol.
4. Risiko Gangguan Penglihatan berhubungan dengan riwayat katarak.
5. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan frekuensi berkemih di malam hari akibat pembesaran prostat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan efisien tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Status Nutrisi Membaik: Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya sesuai rekomendasi diet.
3. Komplikasi Diabetes Terkendali: Tidak terjadi komplikasi diabetes yang lebih lanjut.
4. Penglihatan Membaik: Tidak ada penurunan tajam penglihatan akibat katarak.
5. Pola Tidur Membaik: Pasien dapat tidur nyenyak tanpa terbangun sering untuk berkemih.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi kapasitas fungsional pasien
- Berikan latihan aktivitas bertahap sesuai kondisi pasien
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi fisik
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Kaji status nutrisi pasien
- Buat rencana diet sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien tentang diet yang sehat
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengaturan diet
3. Risiko Komplikasi Diabetes:
- Lakukan pemantauan kadar gula darah rutin
- Berikan edukasi tentang pengelolaan diabetes
- Kolaborasi dengan dokter untuk strategi pengobatan
- Pantau tanda-tanda komplikasi diabetes
4. Risiko Gangguan Penglihatan:
- Evaluasi fungsi penglihatan pasien
- Berikan edukasi tentang perawatan mata
- Kolaborasi dengan dokter spesialis mata untuk pemeriksaan dan terapi
5. Gangguan Pola Tidur:
- Kaji pola tidur pasien
- Berikan intervensi untuk mengurangi frekuensi berkemih di malam hari
- Ajarkan teknik relaksasi untuk membantu tidur
- Kolaborasi dengan dokter urologi untuk penanganan pembesaran prostat
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi pasien dapat membaik sesuai luaran yang diinginkan. Peran perawat sangat penting dalam memantau, mengevaluasi, dan menyesuaikan rencana asuhan keperawatan demi mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7766 | 03 Dec 2024
Klinis : seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat dijuang bedah dengan pasca operasi appendectomi Hari bez. Pasien mengeluh nyeri pada bekas luka OPCION skala nyeri 6, wajah tampak meninggis, pasien susah Hdur dan mengeluhkay mual serra nafsu maka berturas TD 130/80 Nm Hg, Frekuensi hadi HR 98xmay FR 29x menil yang+T 37,5°C, Tampak lemah dan gelisah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka pasca operasi appendektomi) ditandai dengan skala nyeri 6, wajah tampak meringis, pasien sulit tidur, dan mengeluhkan mual.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan nyeri berkurang dengan skala nyeri ≤ 4 dalam 2x24 jam.
2. Pasien dapat beristirahat dengan cukup tanpa gangguan nyeri dalam 2x24 jam.
3. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, HR 80-100x/menit, RR 16-20x/menit, suhu 36,5-37,5°C) dalam 2x24 jam.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nyeri:
a. Kaji karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan kualitas nyeri yang dirasakan pasien.
b. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi dokter.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, terapi es/panas, dan distraksi.
d. Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen lingkungan:
a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk memfasilitasi istirahat pasien.
b. Atur posisi pasien yang nyaman dan sesuai dengan kondisi luka operasi.
c. Batasi aktivitas dan kunjungan yang dapat mengganggu istirahat pasien.
3. Pemantauan tanda-tanda vital:
a. Ukur dan catat tanda-tanda vital pasien secara regular.
b. Kaji adanya perubahan tanda-tanda vital yang dapat menjadi indikator komplikasi.
c. Laporkan segera perubahan tanda-tanda vital yang signifikan kepada dokter.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut" karena pasien mengeluhkan nyeri pada bekas luka operasi appendektomi dengan skala nyeri 6. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, dapat beristirahat dengan cukup, dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, manajemen lingkungan, dan pemantauan tanda-tanda vital untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 7767 | 03 Dec 2024
Klinis : sdki obs febris h7, susp leptospirosis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI: Febris)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons fisiologis terhadap proses patologis.
Penyebab: Infeksi, dehidrasi, kondisi medis lainnya.
Tanda dan Gejala: Suhu tubuh di atas 38°C, kulit terasa panas, menggigil, sakit kepala, kelelahan.
2. Risiko Infeksi (SDKI: Suspek Leptospirosis)
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan jaringan.
Penyebab: Paparan agen patogen, penurunan sistem imun, prosedur invasif.
Tanda dan Gejala: Demam, sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot, konjungtivitis.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Memuat definisi, penyebab, tanda dan gejala dari berbagai diagnosis keperawatan.
- Digunakan sebagai acuan bagi perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Memuat berbagai kriteria hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Digunakan sebagai acuan bagi perawat dalam menetapkan tujuan dan evaluasi asuhan keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Memuat berbagai tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan.
- Digunakan sebagai acuan bagi perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan.
Semoga penjelasan di atas dapat membantu Anda dalam memahami dan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7768 | 03 Dec 2024
Klinis : anemia hemoroid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anemia hemoroid dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan anemia hemoroid.
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang biasa dilakukan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan, kelemahan, atau kurangnya energi. Pada kasus anemia hemoroid, kondisi ini dapat terjadi karena penurunan kadar hemoglobin dalam darah, yang dapat menyebabkan kelelahan, pusing, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang biasa dilakukan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan, kelemahan, atau kurangnya energi.
Faktor Berhubungan: Anemia, Hemoroid.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Hasil yang Diharapkan:
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
2. Pasien dapat beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas.
3. Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji aktivitas sehari-hari pasien.
2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas.
3. Bantu pasien menyusun rencana aktivitas yang realistis.
4. Ajarkan teknik-teknik manajemen energi.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab intoleransi aktivitas.
Dengan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi anemia hemoroid dan penanganan keperawatannya. -
Article No. 7769 | 03 Dec 2024
Klinis : anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anemia.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan, ditandai dengan mudah lelah, palpitasi, dan sesak napas.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan dan dibutuhkan, akibat keterbatasan energi.
- Etiologi: Penurunan suplai oksigen, anemia, malnutrisi, penyakit kronis.
- Tanda dan Gejala: Mudah lelah, palpitasi, sesak napas, perubahan irama jantung.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang memadai.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fisik, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan saat beraktivitas, dan tidak mengalami gangguan pernapasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Energi, Perawatan Anemia, Manajemen Nutrisi.
- Tindakan Keperawatan: Mengevaluasi status fisik dan kapasitas fungsional, mengatur aktivitas sesuai toleransi, memantau tanda-tanda vital, memberikan nutrisi yang sesuai, dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat sangat penting untuk memastikan perawatan yang efektif dan terpusat pada pasien. Dengan mengikuti standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan anemia. -
Article No. 7770 | 03 Dec 2024
Klinis : diagnosa yang melakukan tranfusi darah akibat anemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk diagnosis dan prosedur terkait transfusi darah akibat anemia:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D64.9
- Deskripsi: Anemia, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi anemia yang memerlukan transfusi darah sebagai intervensi terapeutik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Transfusi darah total. Kode ini digunakan untuk mencatat prosedur transfusi darah yang dilakukan sebagai tindakan untuk mengatasi anemia.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 D64.9 digunakan untuk mengkodekan kondisi anemia yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Anemia ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti defisiensi nutrisi, kehilangan darah, atau kondisi medis lainnya. Dalam kasus ini, anemia telah menyebabkan kebutuhan akan transfusi darah sebagai intervensi terapeutik.
- Kode ICD-9-CM 99.04 adalah kode prosedur yang digunakan untuk mencatat transfusi darah total yang dilakukan sebagai tindakan medis untuk mengatasi anemia. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan memperbaiki kondisi pasien.
Pengkodean yang tepat berdasarkan sistem ICD-10 dan ICD-9-CM ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, dan memastikan kualitas perawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 7771 | 03 Dec 2024
Klinis : diagnosa yang melakukan tranfusi darah akibat anemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang melakukan transfusi darah akibat anemia, dari sudut pandang perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang melakukan transfusi darah akibat anemia adalah "Defisiensi volume cairan" (Fluid Volume Deficit). Diagnosa ini menggambarkan penurunan volume cairan sirkulasi yang disebabkan oleh penurunan volume darah, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara input dan output cairan dalam tubuh.
Penjelasan:
Pasien dengan anemia mengalami penurunan volume darah dan eritrosit, yang menyebabkan penurunan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, pusing, sesak napas, dan membutuhkan transfusi darah untuk mengembalikan volume darah dan kadar hemoglobin yang adekuat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan saturasi oksigen yang dalam rentang normal.
2. Peningkatan volume cairan: Pasien menunjukkan peningkatan volume cairan dan perfusi jaringan yang adekuat, ditandai dengan warna kulit yang membaik, pengisian kapiler yang cepat, dan diuresis yang memadai.
3. Tidak terjadi komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi selama proses transfusi darah, seperti reaksi alergi, demam, atau gejala lainnya.
4. Peningkatan pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami pentingnya transfusi darah, proses, dan tindakan yang harus dilakukan selama serta setelah prosedur.
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien mencapai stabilitas hemodinamik, peningkatan volume cairan dan perfusi jaringan yang adekuat, tidak terjadi komplikasi selama transfusi darah, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga tentang pentingnya transfusi darah dan perawatan yang diperlukan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitoring hemodinamik: Memantau tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan output urin secara berkala.
2. Manajemen cairan: Memberikan cairan infus sesuai kebutuhan, memantau masukan dan pengeluaran cairan, serta mengevaluasi respons pasien terhadap terapi cairan.
3. Manajemen transfusi darah: Mempersiapkan dan melakukan transfusi darah sesuai prosedur, memantau reaksi pasien selama transfusi, serta melakukan dokumentasi yang lengkap.
4. Edukasi pasien dan keluarga: Memberikan informasi tentang proses dan pentingnya transfusi darah, serta anjuran untuk perawatan selanjutnya.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesi kesehatan lainnya untuk perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan meliputi pemantauan hemodinamik, manajemen cairan dan transfusi darah, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Semua tindakan ini dilakukan secara komprehensif untuk memastikan stabilitas kondisi pasien, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pemahaman pasien serta keluarga. -
Article No. 7772 | 03 Dec 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki bernama Tn. SY berusia 72 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Sakinah dengan keluhan utama rasa nyeri dan berat di dada dan sesak napas, yang semakin memburuk dalam seminggu terakhir. Pasien melaporkan sering merasa lelah dan kehabisan tenaga, bahkan hanya dengan berjalan sebentar di dalam rumah. la juga merasakan jantung berdebar-debar dan kakinya bengkak hingga ke pergelangan. Riwayat penyakit pasien menunjukkan bahwa ia memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Saat pemeriksaan fisik, nyeri semakin bertambah, skala nyeri 9/10, tampak gelisah, tampak meringis, TD 150/90 mmHg, HR 120 kali per menit, dan terdapat distensi vena jugularis. Pemeriksaan paru-paru menunjukkan adanya bunyi crackles basal. Tungkai bawah terlihat bengkak, dengan edema pitting (+2), dan kulit tampak pucat serta dingin.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, yaitu:
1. Ketidakefektifan pola napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Penyebab: Perubahan mekanik pernapasan, kelelahan otot pernapasan, dan peningkatan kerja pernapasan.
2. Ketidakseimbangan volume cairan
Definisi: Kelebihan dan/atau kekurangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler.
Penyebab: Penurunan intake cairan, peningkatan kehilangan cairan, dan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Agen cedera fisik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakefektifan pola napas:
- Pasien dapat bernapas dengan pola yang efektif.
- Pasien dapat mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat.
- Pasien dapat mengenali dan melaporkan perbaikan pola napas.
2. Ketidakseimbangan volume cairan:
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang memadai.
- Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Pasien dapat melaporkan perbaikan gejala kelebihan atau kekurangan cairan.
3. Nyeri akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan melaporkan perbaikan nyeri.
- Pasien dapat menerapkan strategi manajemen nyeri yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakefektifan pola napas:
- Monitor pola napas dan tanda-tanda vital
- Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan yang tepat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai
2. Ketidakseimbangan volume cairan:
- Monitor intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
- Berikan intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai
3. Nyeri akut:
- Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang komprehensif. -
Article No. 7773 | 03 Dec 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki bernama Tn. SY berusia 72 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Sakinah dengan keluhan utama rasa nyeri dan berat di dada dan sesak napas, yang semakin memburuk dalam seminggu terakhir. Pasien melaporkan sering merasa lelah dan kehabisan tenaga, bahkan hanya dengan berjalan sebentar di dalam rumah. la juga merasakan jantung berdebar-debar dan kakinya bengkak hingga ke pergelangan. Riwayat penyakit pasien menunjukkan bahwa ia memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Saat pemeriksaan fisik, nyeri semakin bertambah, skala nyeri 9/10, tampak gelisah, tampak meringis, TD 150/90 mmHg, HR 120 kali per menit, dan terdapat distensi vena jugularis. Pemeriksaan paru-paru menunjukkan adanya bunyi crackles basal. Tungkai bawah terlihat bengkak, dengan edema pitting (+2), dan kulit tampak pucat serta dingin.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.9
- Deskripsi: Gagal jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.07
- Deskripsi: Pemberian penyekat beta
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien Tn. SY, yaitu rasa nyeri dan berat di dada, sesak napas yang semakin memburuk, sering merasa lelah dan kehabisan tenaga, jantung berdebar-debar, serta pembengkakan pada kaki hingga pergelangan, diduga pasien mengalami kondisi gagal jantung (heart failure). Hal ini didukung oleh temuan pemeriksaan fisik seperti peningkatan tekanan darah, denyut jantung yang cepat, distensi vena jugularis, adanya crackles basal pada pemeriksaan paru-paru, serta edema pitting pada tungkai bawah.
Berdasarkan klasifikasi ICD-10, kode diagnosis yang sesuai adalah I50.9 (Gagal jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain). Kode ini mencakup gejala umum dari gagal jantung, seperti sesak napas, edema, dan intoleransi latihan.
Sementara itu, dalam penatalaksanaan gagal jantung, salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian obat penyekat beta (beta-blocker). Pada ICD-9-CM, kode prosedur yang sesuai untuk tindakan ini adalah 99.07 (Pemberian penyekat beta). -
Article No. 7775 | 03 Dec 2024
Klinis : Diare 6 kali air ada ampas , mual, badan panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare Akut
2. Mual
3. Hipertermia
Penjelasan singkat:
1. Diare Akut
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Peningkatan frekuensi dan keenceran eliminasi feses, yang dapat disertai dengan nyeri abdomen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan pola eliminasi feses normal, Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen diare, Pemantauan tanda vital, Edukasi perawatan diare.
2. Mual
- SDKI: Sensasi tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
- SLKI: Tidak ada mual, Tidak ada muntah.
- SIKI: Manajemen mual dan muntah, Pemantauan tanda vital, Edukasi manajemen mual dan muntah.
3. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- SLKI: Suhu tubuh kembali normal.
- SIKI: Manajemen hipertermia, Pemantauan tanda vital, Edukasi manajemen hipertermia.
Dalam konteks ini, perawat berperan untuk melakukan pengkajian menyeluruh, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai, serta melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan kondisi pasien.