Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7912 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. A:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
2. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan kecemasan terkait kondisi kehamilan
3. Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terkait kondisi kehamilan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus:
- Klien melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Klien mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan kecemasan terkait kondisi kehamilan:
- Klien melaporkan peningkatan kualitas dan kuantitas tidur
- Klien menunjukkan peningkatan energi dan tidak mudah lelah
- Klien menunjukkan peningkatan konsentrasi dan fokus
3. Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terkait kondisi kehamilan:
- Klien melaporkan penurunan tingkat kecemasan
- Klien menunjukkan perilaku tenang dan rileks
- Klien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas)
- Berikan manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis (misalnya: kompres hangat, relaksasi, distraksi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan kecemasan terkait kondisi kehamilan:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur klien
- Berikan edukasi tentang higiene tidur yang baik (misalnya: mengurangi aktivitas stimulasi sebelum tidur, lingkungan yang tenang)
- Latih teknik relaksasi (misalnya: napas dalam, visualisasi, meditasi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis jika diperlukan
3. Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terkait kondisi kehamilan:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kecemasan klien
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang sesuai dengan kondisi klien
- Ajarkan teknik manajemen kecemasan (misalnya: latihan napas dalam, relaksasi progresif, distraksi)
- Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental jika diperlukan
Sebagai perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh Ny. A, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan hasil kehamilan yang optimal. -
Article No. 7913 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang telah Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus.
2. Risiko komplikasi terkait kehamilan berhubungan dengan usia kehamilan lanjut.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan.
- SLKI: Manajemen Nyeri untuk mengatasi nyeri akut.
- SIKI: Manajemen Nyeri, yaitu tindakan keperawatan untuk mengatasi pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Risiko komplikasi terkait kehamilan berhubungan dengan usia kehamilan lanjut:
- SDKI: Risiko komplikasi terkait kehamilan adalah kemungkinan terjadinya komplikasi pada ibu atau janin selama kehamilan.
- SLKI: Asuhan Kehamilan untuk memantau dan mengelola kehamilan yang sehat.
- SIKI: Asuhan Kehamilan, yaitu tindakan keperawatan untuk memantau dan mengelola kehamilan yang sehat.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri:
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah ketidakmampuan untuk tidur atau mempertahankan tidur sehingga mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Manajemen Pola Tidur untuk memfasilitasi tidur yang adekuat.
- SIKI: Manajemen Pola Tidur, yaitu tindakan keperawatan untuk memfasilitasi tidur yang adekuat.
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri:
- SDKI: Ketidakefektifan pola nafas adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
- SLKI: Manajemen Jalan Napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat.
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, yaitu tindakan keperawatan untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat. -
Article No. 7914 | 04 Dec 2024
Klinis : Gea
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi Gea:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Gea adalah "Gangguan Integritas Kulit". Kondisi Gea menunjukkan adanya perubahan pada integritas kulit, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelembapan, gesekan, atau tekanan. Diagnosa ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang merupakan standar acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan untuk kondisi Gea adalah "Integritas Kulit Membaik". Hal ini mengacu pada SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) yang menjelaskan bahwa integritas kulit Gea harus menunjukkan perbaikan, yang dapat dilihat dari berkurangnya kerusakan pada kulit, perbaikan sirkulasi darah, serta peningkatan sensasi dan fungsi kulit.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan Luaran "Integritas Kulit Membaik" pada kondisi Gea, diperlukan beberapa Intervensi Keperawatan, antara lain:
a. Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka secara teratur, termasuk membersihkan, merawat, dan menutup luka dengan bahan yang sesuai untuk membantu proses penyembuhan.
b. Manajemen Tekanan: Melakukan tindakan untuk mengurangi tekanan pada area kulit yang terkena, seperti menggunakan bantalan atau alat bantu yang sesuai.
c. Peningkatan Perfusi Jaringan: Melakukan tindakan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan nutrisi ke area kulit yang terkena, misalnya dengan mobilisasi atau terapi posisi.
d. Edukasi Perawatan Kulit: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara perawatan kulit yang tepat, seperti menjaga kebersihan, kelembapan, dan perlindungan kulit.
Intervensi Keperawatan ini mengacu pada SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang merupakan acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Setiap intervensi harus dilaksanakan secara komprehensif dan disesuaikan dengan kondisi pasien untuk mencapai tujuan Luaran yang diharapkan. -
Article No. 7915 | 04 Dec 2024
Klinis : Gea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Gea.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Sekresi berlebih, kelemahan otot pernapasan, infeksi saluran napas, dan perubahan struktural.
2. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman subjektif yang berbeda-beda dari keletihan yang terus-menerus dan mengurangi kapasitas untuk bekerja dan berkegiatan.
- Penyebab: Penyakit kronis, penurunan fungsi fisiologis, stres psikologis, dan pola istirahat yang tidak adekuat.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan peningkatan jumlah organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Risiko: Prosedur invasif, penurunan sistem imun, dan paparan lingkungan yang tidak terkendali.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI, yang berisi definisi, penyebab, dan batasan karakteristik dari diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar luaran atau hasil keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI, yang berisi definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran dari luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI, yang berisi definisi, aktivitas, dan rasional dari intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan sistematis, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan. -
Article No. 7916 | 04 Dec 2024
Klinis : Gea dehidrasi ringan sedang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gea dehidrasi ringan sedang.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah kondisi di mana terjadi perubahan volume dan/atau komposisi cairan intra atau ekstraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring intake dan output cairan
2. Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
3. Pemantauan tanda-tanda vital dan status hidrasi
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien, memantau status hidrasi, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Tujuan utama adalah untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 7917 | 04 Dec 2024
Klinis : Diare akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi diare akut, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi diare akut:
Diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) untuk kondisi diare akut adalah "Risiko Ketidakseimbangan Cairan" (Risk for Fluid Imbalance). Kondisi diare akut dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan, sehingga pasien berisiko mengalami ketidakseimbangan cairan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan diare akut adalah:
a. Hidrasi Adekuat: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang memadai, seperti mukosa mulut lembab, turgor kulit baik, dan frekuensi urin normal.
b. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan, serta elektrolit dalam batas normal.
c. Kontrol Gejala: Pasien menunjukkan penurunan frekuensi dan volume diare, serta gejala lain seperti mual dan muntah dapat dikelola dengan baik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diare akut adalah:
a. Manajemen Cairan:
- Pantau input dan output cairan pasien secara ketat.
- Berikan cairan pengganti elektrolit secara oral atau intravena, sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menentukan kebutuhan cairan dan elektrolit pasien.
b. Manajemen Gejala:
- Berikan antiemetik (obat anti mual/muntah) jika diperlukan untuk mengurangi gejala mual dan muntah.
- Berikan obat antidiare sesuai indikasi untuk menurunkan frekuensi dan volume diare.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala lain terkait diare, seperti nyeri abdominal.
c. Edukasi Kesehatan:
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan manajemen diare akut.
- Ajarkan teknik perawatan diri yang tepat, seperti menjaga kebersihan dan higienis.
- Berikan konseling gizi untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat selama episode diare.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu hidrasi adekuat, keseimbangan cairan yang terjaga, dan kontrol gejala yang optimal. Intervensi ini bertujuan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan dan mempercepat proses pemulihan pasien. -
Article No. 7918 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi rahim
2. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
Penjelasan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi rahim
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Ny. A mengalami nyeri akut pada area abdomen, terutama bagian bawah, dengan skala nyeri 8. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul, serta bertambah saat klien bergerak.
2. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
- SDKI: Pola Tidur Tidak Efektif
- SLKI: Manajemen Pola Tidur
- SIKI: Manajemen Pola Tidur
Ny. A mengeluh tidak dapat tidur dengan baik, hanya tidur sekitar 3-4 jam di malam hari dan tidak dapat tidur siang. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidaknyamanan fisik yang dirasakan akibat kontraksi rahim.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Ny. A terlihat sering bertanya terkait kehamilan dan kondisi janinnya, menunjukkan adanya kecemasan akan perubahan kondisi kesehatannya saat ini.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan.
Dengan menggunakan ketiga standar tersebut, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 7919 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. A yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan utama intervensi keperawatan pada masalah nyeri akut adalah untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri hingga ke tingkat yang dapat ditoleransi oleh pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen nyeri, Terapi relaksasi, Distraksi, Manajemen lingkungan, Pemberian analgetik.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai jumlah dan kualitas tidur yang diinginkan.
- SLKI: Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk memulihkan pola tidur-bangun yang sehat dan mempertahankan kualitas tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen lingkungan, Terapi relaksasi, Edukasi terkait pola tidur, Evaluasi kebutuhan tidur.
3. Diagnosa Keperawatan: Cemas
- SDKI: Cemas adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan nonspesifik.
- SLKI: Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien dan membantu pasien beradaptasi dengan situasi yang menyebabkan kecemasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Terapi relaksasi, Terapi distraksi, Konseling, Terapi kognitif.
Secara singkat, Ny. A mengalami nyeri akut pada abdomen, gangguan pola tidur, dan kecemasan terkait kondisi kehamilannya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berfokus pada manajemen nyeri, terapi relaksasi, edukasi terkait pola tidur, dan manajemen kecemasan. -
Article No. 7920 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ny. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus pada kehamilan
2. Risiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan selama kehamilan
3. Risiko tinggi kelelahan berhubungan dengan pola tidur yang tidak adekuat
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus pada kehamilan
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Manajemen nyeri
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri, seperti pemberian analgetik, kompres hangat, teknik relaksasi, dan pengaturan posisi.
2. Risiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan selama kehamilan
- SDKI: Risiko tinggi kekurangan cairan
- SLKI: Manajemen cairan
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan cairan, seperti pemberian cairan intravena, pemantauan intake dan output cairan, serta edukasi tentang asupan cairan.
3. Risiko tinggi kelelahan berhubungan dengan pola tidur yang tidak adekuat
- SDKI: Risiko tinggi kelelahan
- SLKI: Manajemen energi
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi kelelahan, seperti penyediaan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk istirahat, pengaturan pola tidur, dan pemberian dukungan psikologis.
Standar asuhan keperawatan yang digunakan adalah SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh PPNI. -
Article No. 7921 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ny. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dan ketidaknyamanan.
3. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus:
- SDKI: Nyeri akut, dengan karakteristik: klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8.
- SLKI: Manajemen nyeri, dengan tujuan klien dapat melaporkan nyeri terkendali dan dapat beristirahat dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen nyeri, Posisi yang nyaman, dan Edukasi manajemen nyeri.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dan ketidaknyamanan:
- SDKI: Gangguan pola tidur, dengan karakteristik: klien mengatakan tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur, terlihat lemas dan sering menguap.
- SLKI: Manajemen pola tidur, dengan tujuan klien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen lingkungan untuk tidur, Teknik relaksasi, dan Edukasi manajemen pola tidur.
3. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan:
- SDKI: Resiko kekurangan cairan, dengan faktor risiko: usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas.
- SLKI: Manajemen cairan, dengan tujuan klien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan tanda-tanda vital, Pemberian cairan intravena, dan Edukasi manajemen cairan.
Secara umum, diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny. A berkaitan dengan nyeri, gangguan pola tidur, dan resiko kekurangan cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI adalah manajemen nyeri, manajemen pola tidur, dan manajemen cairan.