Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7885 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. Bapak Heru didiagnosis menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang telah dijalani selama 5 tahun, dengan riwayat hipertensi dan obesitas. Pada pemeriksaan fisik, diketahui bahwa tekanan darahnya tercatat 150/95 mmHg, suhu tubuh 37,2°C, nadi 96x/menit, dan pernapasan 22x/menit. Saturasi oksigen pasien berada pada 96% pada udara bebas. Berat badan pasien tercatat 95 kg. Luka pada kaki kiri menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan pembengkakan lokal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Faktor Risiko: Diabetes Mellitus, Luka Kronik, Obesitas.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
Definisi: Aliran darah ke jaringan perifer tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Faktor Terkait: Diabetes Mellitus, Gangguan Sirkulasi.
3. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung terus-menerus atau intermiten.
Faktor Terkait: Luka Kronis, Diabetes Mellitus.
4. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Faktor Terkait: Disfungsi Neuromuskular, Penyakit Kardiovaskular.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
- Kadar glukosa darah dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi sistemik.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
- Ekstremitas hangat, warna normal, dan ada denyut nadi.
- Tidak ada tanda-tanda iskemia atau gangren.
- Kapileritas normal.
3. Nyeri Kronis
- Tingkat nyeri berkurang.
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa rasa nyeri yang bermakna.
- Mampu beradaptasi dengan nyeri yang tidak dapat dihilangkan.
4. Intoleransi Aktivitas
- Toleransi aktivitas meningkat.
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan sesak napas.
- Tingkat kelelahan berkurang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Perawatan Luka: Membersihkan dan merawat luka secara berkala.
- Manajemen Diabetes: Memantau dan mengontrol kadar glukosa darah.
- Pencegahan Infeksi: Menjaga higiene dan kebersihan.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
- Terapi Aktivitas: Menganjurkan latihan fisik yang tepat.
- Perawatan Ekstremitas: Menjaga kesehatan dan kebersihan ekstremitas.
- Terapi Vaskuler: Pemberian obat-obatan atau intervensi medis yang sesuai.
3. Nyeri Kronis
- Manajemen Nyeri: Pemberian analgesik, terapi komplementer, dan teknik relaksasi.
- Edukasi Nyeri: Memberikan informasi tentang nyeri dan strategi penanganannya.
- Dukungan Psikososial: Memfasilitasi adaptasi pasien terhadap nyeri.
4. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas sesuai toleransi pasien.
- Terapi Oksigen: Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
- Edukasi Aktivitas: Mengajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Penjelasan yang Rinci:
Berdasarkan kondisi Bapak Heru, didapatkan beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, yaitu Risiko Infeksi, Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif, Nyeri Kronis, dan Intoleransi Aktivitas. Masing-masing diagnosa memiliki definisi dan faktor terkait yang spesifik.
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan (SLKI), perawat perlu melakukan intervensi keperawatan (SIKI) yang komprehensif. Intervensi tersebut mencakup perawatan luka, manajemen diabetes, pencegahan infeksi, terapi aktivitas, perawatan ekstremitas, terapi vaskuler, manajemen nyeri, edukasi nyeri, dukungan psikososial, manajemen aktivitas, terapi oksigen, dan edukasi aktivitas.
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mencegah infeksi, meningkatkan perfusi jaringan perifer, mengurangi nyeri, dan meningkatkan toleransi aktivitas pada Bapak Heru. Perawat perlu melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa luaran/output yang diharapkan dapat tercapai. -
Article No. 7886 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru didiagnosis menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang telah dijalani selama 5 tahun, dengan riwayat hipertensi dan obesitas. Pada pemeriksaan fisik, diketahui bahwa tekanan darahnya tercatat 150/95 mmHg, suhu tubuh 37,2°C, nadi 96x/menit, dan pernapasan 22x/menit. Saturasi oksigen pasien berada pada 96% pada udara bebas. Berat badan pasien tercatat 95 kg. Luka pada kaki kiri menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan pembengkakan lokal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Bapak Heru sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat dan aktivitas fisik yang kurang.
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan infeksi pada luka kaki kiri.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan akibat penyakit.
4. Risiko Komplikasi: Neuropati, Retinopati, Nefropati berhubungan dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 yang tidak terkontrol.
5. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan kurangnya pemahaman mengenai manajemen perawatan diri.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan perawat dalam menentukan dan merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan perawat dalam menentukan luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai pada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI pada kasus Bapak Heru dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 yang disertai komplikasi. -
Article No. 7887 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. Bapak Heru didiagnosis menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang telah dijalani selama 5 tahun, dengan riwayat hipertensi dan obesitas. Pada pemeriksaan fisik, diketahui bahwa tekanan darahnya tercatat 150/95 mmHg, suhu tubuh 37,2°C, nadi 96x/menit, dan pernapasan 22x/menit. Saturasi oksigen pasien berada pada 96% pada udara bebas. Berat badan pasien tercatat 95 kg. Luka pada kaki kiri menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan pembengkakan lokal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diuraikan, berikut diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk Bapak Heru:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis
- Penyebab: Infeksi, penyakit vaskuler perifer, dan diabetes mellitus
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan
- Penyebab: Kerusakan jaringan akibat infeksi, diabetes mellitus, dan disfungsi saraf
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin
- Penyebab: Kelelahan, disfungsi kardiovaskular, dan diabetes mellitus
4. Risiko Hipervolemia
- Definisi: Berisiko mengalami kelebihan cairan
- Penyebab: Diabetes mellitus dan pola makan/minum yang tidak tepat
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
- Kriteria hasil: Luka bersih, jumlah eksudat minimal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan penyembuhan luka progresif
2. Nyeri Terkontrol
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, mampu menggunakan teknik pengurangan nyeri, dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu
3. Toleransi Aktivitas Membaik
- Kriteria hasil: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan, tanda-tanda vital stabil saat beraktivitas, dan tidak ada keluhan sesak napas
4. Keseimbangan Cairan Terjaga
- Kriteria hasil: Intake dan output cairan seimbang, tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan, dan tidak ada keluhan dari pasien terkait perubahan cairan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Integritas Kulit Terganggu:
- Perawatan luka: Bersihkan, irigasi, dan balut luka secara rutin
- Manajemen infeksi: Pantau tanda-tanda infeksi dan berikan antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi: Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi
2. Nyeri Kronis:
- Manajemen nyeri: Berikan analgesik sesuai indikasi, gunakan modalitas non-farmakologis (kompres hangat, relaksasi, distraksi)
- Edukasi: Ajarkan pasien dan keluarga tentang strategi pengurangan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen kelelahan: Atur periode istirahat dan aktivitas secara terjadwal
- Peningkatan toleransi aktivitas: Lakukan latihan fisik yang bertahap dan disesuaikan dengan kondisi pasien
- Edukasi: Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan dan pentingnya aktivitas fisik
4. Risiko Hipervolemia:
- Pemantauan cairan: Pantau intake dan output cairan, berat badan, dan tanda-tanda kelebihan cairan
- Manajemen cairan: Atur asupan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi: Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen cairan dan pola makan/minum yang tepat
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi Bapak Heru dapat membaik, luka pada kaki kiri dapat sembuh, nyeri terkontrol, toleransi aktivitas meningkat, dan keseimbangan cairan terjaga. -
Article No. 7888 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Terkait luka kronis pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh dan tampak ada tanda-tanda infeksi seperti eksudat purulen, kemerahan, dan pembengkakan.
2. Nyeri Kronis Terkait luka pada kaki kiri yang menyebabkan rasa sakit yang terus-menerus.
3. Intoleransi Aktivitas Terkait dengan gejala sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan mudah merasa lelah, serta kemungkinan adanya gangguan sirkulasi.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh Terkait dengan gejala sering merasa haus dan sering buang air kecil, yang dapat mengindikasikan adanya gangguan metabolisme.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan pasien. Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Luaran keperawatan yang diharapkan dari diagnosa di atas antara lain penurunan tanda-tanda infeksi, penurunan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan status nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, manajemen nyeri, rehabilitasi fisik, dan edukasi tentang manajemen diabetus mellitus.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat harus mempertimbangkan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam melakukan proses keperawatan yang berpusat pada pasien. -
Article No. 7889 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan (luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh, tampak luas dengan eksudat purulen, dan kemerahan serta pembengkakan di sekitar luka).
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan (luka pada kaki kiri yang terus-menerus terasa sakit).
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan (mudah merasa lelah) dan gangguan pernafasan (sesak napas saat berjalan terlalu jauh).
4. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran cairan (sering buang air kecil) dan peningkatan kebutuhan cairan (sering merasa haus).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka
- Luka menunjukkan proses penyembuhan yang adekuat
- Tidak ada komplikasi yang timbul akibat infeksi
2. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
- Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami peningkatan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri secara mandiri
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik
4. Defisit Volume Cairan:
- Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Frekuensi buang air kecil menjadi normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Perawatan luka secara aseptik
- Pemantauan tanda-tanda infeksi
- Pemberian antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi terkait perawatan luka yang benar
2. Nyeri Akut:
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Manajemen nyeri non-farmakologi (kompres, distraksi, relaksasi)
- Evaluasi efektivitas penanganan nyeri
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pemberian oksigen sesuai indikasi
- Pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen aktivitas
4. Defisit Volume Cairan:
- Pemantauan intake dan output cairan
- Pemberian cairan intravena sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga terkait kebutuhan cairan dan pengenalan tanda dehidrasi
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang ditegakkan didasarkan pada gejala dan kondisi yang dialami oleh Bapak Heru, yaitu luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh, adanya tanda-tanda infeksi, keluhan nyeri yang terus-menerus, serta intoleransi aktivitas dan defisit volume cairan. Masing-masing diagnosa ini memiliki hubungan masalah yang sesuai, yaitu kerusakan jaringan untuk risiko infeksi dan nyeri akut, serta kelemahan dan gangguan pernafasan untuk intoleransi aktivitas, serta peningkatan pengeluaran cairan dan kebutuhan cairan untuk defisit volume cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) dirancang untuk memantau kemajuan perbaikan kondisi pasien pada masing-masing diagnosa. Untuk risiko infeksi, luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi tanda-tanda infeksi, luka menunjukkan penyembuhan yang adekuat, dan tidak ada komplikasi yang timbul. Untuk nyeri akut, luaran yang diharapkan adalah pasien melaporkan penurunan nyeri, dapat beristirahat dengan nyaman, dan dapat beraktivitas tanpa peningkatan nyeri. Untuk intoleransi aktivitas, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri, melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas, dan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik. Untuk defisit volume cairan, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan frekuensi buang air kecil menjadi normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) mencakup tindakan-tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi masing-masing diagnosa yang telah ditegakkan. Untuk risiko infeksi, intervensi mencakup perawatan luka secara aseptik, pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik sesuai indikasi, dan edukasi terkait perawatan luka. Untuk nyeri akut, intervensi mencakup pemberian analgesik, manajemen nyeri non-farmakologi, evaluasi efektivitas penanganan nyeri, dan edukasi pasien dan keluarga. Untuk intoleransi aktivitas, intervensi mencakup pemberian oksigen, pengaturan aktivitas dan istirahat, evaluasi toleransi pasien, dan edukasi pasien dan keluarga. Untuk defisit volume cairan, intervensi mencakup pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan intravena sesuai indikasi, dan edukasi pasien dan keluarga.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan dapat membantu Bapak Heru mencapai luaran yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kesembuhan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 7890 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
- Karakteristik mayor: Adanya luka pada kaki kiri yang luas, eksudat purulen, kemerahan, dan pembengkakan.
- Faktor yang berhubungan: Proses penyembuhan yang terhambat.
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Karakteristik mayor: Keluhan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri.
- Faktor yang berhubungan: Proses penyembuhan yang terhambat.
3. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman fisik dan/atau mental yang melemah dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas.
- Karakteristik mayor: Mudah merasa lelah.
- Faktor yang berhubungan: Proses penyembuhan yang terhambat, gangguan tidur.
4. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Karakteristik mayor: Sesak napas saat berjalan terlalu jauh, gejala semakin memberat.
- Faktor yang berhubungan: Kelemahan fisik akibat proses penyakit.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
- Kriteria hasil: Luka mengecil, tidak ada tanda-tanda infeksi (tidak ada eksudat purulen, kemerahan, atau pembengkakan), proses penyembuhan berjalan optimal.
2. Kontrol Nyeri
- Kriteria hasil: Pasien dapat mengendalikan rasa sakit pada kaki kiri, skala nyeri menurun, dapat beraktivitas tanpa hambatan.
3. Pemulihan Energi
- Kriteria hasil: Pasien tidak lagi merasa mudah lelah, dapat beraktivitas tanpa hambatan, tidur dan istirahat yang cukup.
4. Toleransi Aktivitas Membaik
- Kriteria hasil: Pasien dapat berjalan tanpa sesak napas, gejala semakin membaik, dapat beraktivitas tanpa hambatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Observasi dan monitor luka secara berkala
- Debridemen luka jika perlu
- Pemberian balutan luka yang sesuai
- Manajemen infeksi (pemberian antibiotik jika perlu)
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai kebutuhan
- Teknik nonfarmakologis (kompres hangat, distraksi, relaksasi)
3. Manajemen Kelelahan
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan
- Pengaturan pola aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Edukasi tentang manajemen energi
4. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas pasien
- Latihan fisik secara bertahap
- Edukasi dan konseling tentang manajemen aktivitas
Dengan pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi Bapak Heru dapat membaik secara bertahap dan ia dapat kembali beraktivitas dengan baik. -
Article No. 7891 | 04 Dec 2024
Klinis : Kolaborasi keperawatan penyakit TB paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kolaborasi keperawatan penyakit TB paru, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, penurunan refleks batuk, dan penyakit paru-paru.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan kapasitas fungsional, kelemahan, dan dispnea.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- Faktor Risiko: Penyakit paru-paru, malnutrisi, dan gangguan sistem imun.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI menyediakan definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, dan batasan karakteristik untuk setiap diagnosa keperawatan.
- Diagnosa keperawatan di atas diambil dari SDKI, yang merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI menyediakan definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
- Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosa di atas antara lain: Bersihan Jalan Napas, Toleransi Aktivitas, dan Kontrol Infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI menyediakan definisi, tujuan, aktivitas, dan kriteria hasil untuk setiap intervensi keperawatan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa di atas antara lain: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Aktivitas, dan Pencegahan Infeksi.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk pasien dengan penyakit TB paru. -
Article No. 7892 | 04 Dec 2024
Klinis : Kolaborasi keperawatan penyakit TB paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kolaborasi keperawatan penyakit TB paru, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Ketidakadekuatan nutrisi
3. Kelelahan
4. Ketidakpatuhan terhadap regimen terapeutik
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret/benda asing dari saluran napas untuk menjaga jalan napas terbuka.
- SLKI: Peningkatan kemampuan batuk efektif, pengeluaran sputum, dan mempertahankan jalan napas terbuka.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengisapan lendir, fisioterapi dada, dan pemberian bronkodilator.
2. Ketidakadekuatan nutrisi
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan berat badan, lingkar lengan atas, dan kadar albumin serum.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi nutrisi, pemberian suplemen nutrisi, dan kolaborasi dengan ahli gizi.
3. Kelelahan
- SDKI: Sensasi nyata dan menetap dari kekurangan energi fisik dan mental.
- SLKI: Peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan penurunan keluhan kelelahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen energi, pemberian istirahat yang cukup, dan pemberian terapi relaksasi.
4. Ketidakpatuhan terhadap regimen terapeutik
- SDKI: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan kesehatan.
- SLKI: Peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan, pemeriksaan, dan tindak lanjut kesehatan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi, pemberian motivasi, dan pengawasan terapi.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI terkait kolaborasi keperawatan penyakit TB paru. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 7893 | 04 Dec 2024
Klinis : Kolaborasi keperawatan penyakit TB paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi kolaborasi keperawatan penyakit TB paru, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekresi, penurunan kemampuan untuk membersihkan sekresi, dan obstruksi jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Penyebab: Kelemahan fisik, kelelahan, dan perubahan pada fungsi kardiovaskular dan pernapasan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Penurunan sistem pertahanan tubuh, paparan terhadap patogen, dan prosedur diagnostik atau terapeutik.
SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
- Definisi: Seperangkat pernyataan yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan diagnosis keperawatan.
- Contoh: Diagnosa keperawatan yang disebutkan di atas telah sesuai dengan SDKI.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
- Definisi: Seperangkat pernyataan yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan luaran keperawatan yang akan dicapai.
- Contoh: Luaran keperawatan yang sesuai dengan diagnosa di atas dapat meliputi peningkatan bersihan jalan napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan tidak terjadi infeksi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
- Definisi: Seperangkat pernyataan yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan.
- Contoh: Intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa di atas dapat meliputi manajemen jalan napas, manajemen aktivitas, dan pencegahan infeksi.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi perawat di Indonesia telah mengembangkan dan menetapkan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar dalam praktik keperawatan di Indonesia. Penggunaannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 7894 | 04 Dec 2024
Klinis : Kolaborasi keperawatan penyakit TB paru
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan menyediakan informasi kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM yang sesuai untuk kondisi kolaborasi keperawatan penyakit TB paru.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.92
- Deskripsi: Kolaborasi keperawatan
Dalam penanganan penyakit TB paru, kolaborasi keperawatan merupakan komponen penting dalam manajemen perawatan pasien. Kode ICD-10 A15.0 mengindikasikan diagnosis tuberkulosis paru yang telah dikonfirmasi secara bakteriologis dan histologis. Sementara kode ICD-9-CM 93.92 merujuk pada tindakan kolaborasi keperawatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, termasuk perawat, dalam memberikan perawatan komprehensif bagi pasien dengan TB paru.