Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7872 | 04 Dec 2024
Klinis : Ibu D, seorang wanita berusia 45 tahun, datang ke ruang gawat darurat dengan keluhan utama sesak napas yang semakin berat sejak dua hari yang lalu. Pasien mengeluhkan cepat lelah meskipun hanya melakukan aktivitas ringan dan merasa dada terasa sesak, terutama saat berbaring. Sesak napas yang dirasakannya semakin parah setiap hari, dan pasien mengaku tidak bisa tidur nyenyak karena kesulitan bernapas. Ibu D memiliki riwayat hipertensi yang sudah berlangsung selama 5 tahun dan telah didiagnosis dengan gagal jantung kongestif (GJK) sekitar satu tahun yang lalu. Selain itu, Ibu D juga sering merasa cemas karena kondisinya yang semakin memburuk.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ibu D.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kelebihan cairan, ditandai dengan sesak napas, cepat lelah saat beraktivitas, dan kesulitan tidur.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan energi, ditandai dengan cepat lelah saat melakukan aktivitas ringan.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ditandai dengan perasaan cemas karena kondisi yang semakin memburuk.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mendokumentasikan diagnosa keperawatan.
- Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah kesehatan, penyebab, dan tanda gejala.
- Diagnosa keperawatan pada kasus Ibu D sesuai dengan SDKI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mendokumentasikan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Luaran keperawatan terdiri dari kriteria hasil yang dapat diukur dan diamati.
- Luaran keperawatan yang sesuai untuk kasus Ibu D dapat mencakup peningkatan pola napas yang efektif, peningkatan toleransi aktivitas, dan penurunan tingkat kecemasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mendokumentasikan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan.
- Intervensi keperawatan terdiri dari aktivitas spesifik yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus Ibu D dapat mencakup manajemen cairan, latihan aktivitas bertahap, dan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. -
Article No. 7873 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh, tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka, dan adanya tanda-tanda peradangan seperti kemerahan dan pembengkakan.
2. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan atau lebih dari waktu penyembuhan normal.
Penyebab: Luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh dan menyebabkan rasa sakit yang terus-menerus.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Penyebab: Mudah merasa lelah, sesak napas saat berjalan terlalu jauh, dan semakin memberat.
4. Defisit Volume Cairan
Definisi: Kurang cairan tubuh yang disebabkan asupan yang tidak adekuat dan/atau kehilangan cairan yang berlebihan.
Penyebab: Sering merasa haus dan sering buang air kecil, yang dapat mengindikasikan adanya defisit volume cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
- Luka membaik dan menunjukkan proses penyembuhan
2. Nyeri Kronis:
- Pasien melaporkan penurunan nyeri pada kaki kiri
- Pasien dapat beraktivitas dengan nyaman tanpa hambatan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan kelelahan atau sesak napas
- Pasien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
4. Defisit Volume Cairan:
- Pasien tidak lagi mengeluh rasa haus yang berlebihan
- Frekuensi buang air kecil menjadi normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Perawatan luka secara optimal
- Pemberian antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi
2. Nyeri Kronis:
- Manajemen nyeri (pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, relaksasi)
- Terapi aktivitas untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Monitoring tanda-tanda vital saat aktivitas
- Berkolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan aktivitas yang bertahap
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
4. Defisit Volume Cairan:
- Pemantauan intake dan output cairan
- Pemberian cairan intravena atau oral jika diperlukan
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
Penerapan intervensi tersebut secara komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan dan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. -
Article No. 7874 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi Bapak Heru.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada kulit dan/atau jaringan yang melekat.
- Faktor yang Berhubungan: Infeksi, gangguan peredaran darah, dan penyakit kronis (diabetes melitus).
- Karakteristik Definisi: Luka terbuka, bengkak, dan perubahan warna kulit.
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang nyata atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Faktor yang Berhubungan: Cedera fisik, penyakit kronis, dan perubahan fisiologis.
- Karakteristik Definisi: Laporan rasa sakit yang terus-menerus, perilaku yang menunjukkan rasa sakit, dan ekspresi wajah yang menunjukkan kesakitan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit kronis, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, dan penurunan fungsi kardiovaskular.
- Karakteristik Definisi: Laporan perasaan lelah yang berlebihan, dispnea saat beraktivitas, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau rongga tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit ginjal kronis, intake cairan yang berlebihan, dan penurunan ekskresi cairan.
- Karakteristik Definisi: Edema, poliuria, dan polidipsia.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka segera sembuh
- Kriteria Hasil: Luka tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada eksudat.
2. Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, dapat melakukan aktivitas sehari-hari, dan dapat beristirahat dengan nyaman.
3. Toleransi Aktivitas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa rasa lelah berlebihan, tidak ada keluhan dispnea, dan kapasitas fungsional meningkat.
4. Keseimbangan Cairan
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda kelebihan volume cairan, intake dan output cairan seimbang, dan tidak ada edema.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Identifikasi penyebab luka dan faktor-faktor yang memperlambat penyembuhan
- Bersihkan luka secara lembut dan berikan perawatan luka sesuai standar
- Pantau tanda-tanda infeksi dan berikan terapi antibiotik jika perlu
2. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri, penyebab, dan faktor yang memperberat
- Berikan analgesik sesuai resep, lakukan teknik nonfarmakologis (kompres hangat, distraksi, dsb.)
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri mandiri
3. Peningkatan Aktivitas
- Kaji kapasitas fungsional, batasi aktivitas sesuai toleransi pasien
- Berikan latihan fisik bertahap dan pengaturan aktivitas
- Edukasi pasien tentang pentingnya aktivitas dan manajemen energi
4. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan, berat badan, dan tanda-tanda kelebihan cairan
- Batasi asupan cairan dan garam sesuai kebutuhan
- Berikan diuretik sesuai resep dan edukasi pasien tentang manajemen cairan
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi Bapak Heru secara rinci dan terperinci. Diharapkan informasi ini dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 7875 | 04 Dec 2024
Klinis : Ibu D, seorang wanita berusia 45 tahun, datang ke ruang gawat darurat dengan keluhan utama sesak napas yang semakin berat sejak dua hari yang lalu. Pasien mengeluhkan cepat lelah meskipun hanya melakukan aktivitas ringan dan merasa dada terasa sesak, terutama saat berbaring. Sesak napas yang dirasakannya semakin parah setiap hari, dan pasien mengaku tidak bisa tidur nyenyak karena kesulitan bernapas. Ibu D memiliki riwayat hipertensi yang sudah berlangsung selama 5 tahun dan telah didiagnosis dengan gagal jantung kongestif (GJK) sekitar satu tahun yang lalu. Selain itu, Ibu D juga sering merasa cemas karena kondisinya yang semakin memburuk.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ibu D:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Karakteristik Definisi:
- Sesak napas
- Kesulitan bernapas
- Napas dangkal
- Perubahan frekuensi napas
2. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan akumulasi cairan interstisial dan/atau intravaskular.
Karakteristik Definisi:
- Edema
- Peningkatan berat badan
- Batuk produktif
- Dispnea
3. Ansietas
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
Karakteristik Definisi:
- Gelisah
- Khawatir
- Sulit tidur
- Perasaan tidak berdaya
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
- Mampu melakukan aktivitas tanpa sesak napas
2. Keseimbangan Cairan
Definisi: Keseimbangan antara intake dan output cairan tubuh.
Kriteria Hasil:
- Edema minimal atau tidak ada
- Berat badan stabil
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
3. Tingkat Kecemasan Menurun
Definisi: Perasaan tenang, santai, dan tidak cemas.
Kriteria Hasil:
- Ekspresi wajah tenang
- Melaporkan perasaan lebih rileks
- Mampu tidur dengan nyenyak
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Monitor status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan dalam
2. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda kelebihan cairan
- Berikan obat-obatan sesuai resep
3. Manajemen Ansietas
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Berikan dukungan emosional
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi Ibu D, tiga diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Napas, Kelebihan Volume Cairan, dan Ansietas. Pasien mengalami sesak napas yang semakin berat, cepat lelah, dan kesulitan tidur akibat kesulitan bernapas, sehingga pola napasnya tidak efektif. Adanya riwayat gagal jantung kongestif juga menyebabkan kelebihan cairan yang ditandai dengan gejala edema dan perubahan berat badan. Selain itu, pasien juga merasa cemas dengan kondisinya yang semakin memburuk.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Pola Napas Efektif, Keseimbangan Cairan, dan Tingkat Kecemasan Menurun. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas untuk mempertahankan pola napas yang memadai, manajemen cairan untuk mengontrol kelebihan cairan, dan manajemen ansietas untuk menurunkan kecemasan pasien. Intervensi-intervensi ini perlu dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7876 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan kode terkait untuk kondisi Bapak Heru adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L97.409
- Deskripsi: Ulkus kronik pada ekstremitas bawah, tidak diklasifikasikan di tempat lain, kaki kiri, tanpa gangren
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, luas
Penjelasan:
Kode ICD-10 L97.409 menggambarkan kondisi Bapak Heru yang mengalami ulkus kronik pada kaki kiri, tanpa adanya gangren. Ulkus kronik adalah luka yang tidak membaik dalam waktu yang diharapkan dan berlangsung selama beberapa minggu. Pada kasus ini, luka tampak luas dengan eksudat purulen (nanah) di sekitar luka, serta disertai dengan kemerahan dan pembengkakan.
Selain itu, Bapak Heru juga mengeluhkan gejala-gejala lain seperti rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, mudah merasa lelah, sering haus dan sering buang air kecil, serta sesak napas saat berjalan terlalu jauh. Gejala-gejala ini mungkin terkait dengan komplikasi diabetes atau penyakit lainnya yang mempengaruhi penyembuhan luka.
Terkait dengan tindakan medis, kode ICD-9-CM 86.22 menggambarkan prosedur debridemen luka yang luas. Debridemen merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyingkirkan jaringan mati atau nekrotik pada luka, sehingga membantu proses penyembuhan.
Dalam penanganan kasus ini, dokter atau perekam medis harus melakukan evaluasi komprehensif terhadap kondisi Bapak Heru, termasuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya, untuk mengidentifikasi penyebab utama dan rencana perawatan yang tepat. -
Article No. 7877 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait kondisi pasien Bapak Heru dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
2. Nyeri Kronis
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4. Intoleransi Aktivitas
5. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan singkat:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Ditandai dengan: Luka pada kaki kiri yang luas dengan eksudat purulen, kemerahan, dan pembengkakan.
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Ditandai dengan: Keluhan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Ditandai dengan: Mudah merasa lelah.
4. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan toleransi untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Ditandai dengan: Sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan semakin memberat.
5. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Akumulasi cairan yang berlebihan dalam tubuh.
- Ditandai dengan: Sering merasa haus dan sering buang air kecil.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendukung praktik keperawatan berbasis bukti dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan di Indonesia. -
Article No. 7878 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. KA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada kulit dan/atau jaringan yang disebabkan oleh faktor intrinsik dan/atau ekstrinsik.
- Penyebab: Infeksi, luka yang tidak kunjung sembuh.
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, berpotensi merusak, atau aktual, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Penyebab: Luka yang tidak kunjung sembuh pada kaki kiri.
3. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman fisik dan mental yang tidak menyenangkan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis dan psikologis, yang memengaruhi fungsi dan aktivitas seseorang.
- Penyebab: Infeksi pada luka dan nyeri kronis.
4. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis.
- Penyebab: Sesak napas saat berjalan terlalu jauh.
5. Kadar Glukosa Darah Tidak Stabil
- Definisi: Perubahan kadar glukosa dalam darah di luar rentang normal.
- Penyebab: Rasa haus dan sering buang air kecil.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
- Kriteria hasil: Luka tampak mulai menutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan perdarahan berkurang.
2. Nyeri Terkontrol
- Kriteria hasil: Pasien dapat mengendalikan nyeri, skala nyeri menurun, dan aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan baik.
3. Tingkat Kelelahan Menurun
- Kriteria hasil: Pasien merasa lebih segar dan bertenaga, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
4. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan sesak napas.
5. Kadar Glukosa Darah Terkendali
- Kriteria hasil: Kadar glukosa darah pasien stabil dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Integritas Kulit Terganggu
- Perawatan Luka: Membersihkan luka, menerapkan balutan yang sesuai, memantau perkembangan luka.
- Manajemen Infeksi: Memantau tanda-tanda infeksi, memberikan antibiotik sesuai indikasi, mengatur lingkungan yang bersih.
2. Nyeri Kronis
- Manajemen Nyeri: Mengkaji intensitas, karakteristik, dan faktor yang memengaruhi nyeri, memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Edukasi Manajemen Nyeri: Mengajarkan pasien teknik-teknik untuk mengelola nyeri.
3. Kelelahan
- Manajemen Kelelahan: Mengkaji penyebab dan faktor yang memengaruhi kelelahan, merencanakan aktivitas dan istirahat yang seimbang, memberikan dukungan emosional.
- Edukasi Manajemen Energi: Mengajarkan pasien untuk mengatur energi dan melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
4. Intoleransi Aktivitas
- Peningkatan Toleransi Aktivitas: Memantau respons fisiologis terhadap aktivitas, meningkatkan aktivitas secara bertahap, memfasilitasi latihan fisik.
- Edukasi Manajemen Aktivitas: Mengajarkan pasien teknik-teknik mengatur aktivitas sehari-hari.
5. Kadar Glukosa Darah Tidak Stabil
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah: Mengkaji kadar glukosa darah secara teratur, mengelola kadar glukosa darah sesuai indikasi.
- Edukasi Manajemen Diabetes: Mengajarkan pasien untuk mengelola diabetes mellitus, termasuk diet, obat, dan aktivitas.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi kondisi Bapak Heru. -
Article No. 7879 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Bapak Heru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi (NANDA-I) berhubungan dengan luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh dan adanya eksudat purulen.
2. Nyeri kronis (NANDA-I) berhubungan dengan luka pada kaki kiri.
3. Intoleransi aktivitas (NANDA-I) berhubungan dengan mudah merasa lelah dan sesak napas saat berjalan.
4. Potensi peningkatan kadar glukosa darah (NANDA-I) berhubungan dengan gejala sering merasa haus dan sering buang air kecil.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi: Adanya peningkatan risiko masuknya patogen ke dalam tubuh atau jaringan.
- Nyeri kronis: Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Potensi peningkatan kadar glukosa darah: Peningkatan potensi kadar glukosa dalam darah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi: Bebas infeksi, pemulihan luka, dan tanda-tanda infeksi menurun.
- Nyeri kronis: Nyeri terkontrol, meningkatnya kemampuan beraktivitas, dan penurunan stres.
- Intoleransi aktivitas: Peningkatan toleransi aktivitas, peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas, dan peningkatan kebugaran.
- Potensi peningkatan kadar glukosa darah: Kadar glukosa darah terkendali, bebas komplikasi, dan pemahaman tentang pengelolaan diabetes.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi: Perawatan luka, pemberian antibiotik, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
- Nyeri kronis: Manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan terapi modalitas.
- Intoleransi aktivitas: Latihan fisik, perawatan energi, dan manajemen kelelahan.
- Potensi peningkatan kadar glukosa darah: Edukasi manajemen diabetes, pemantauan kadar glukosa darah, dan pemberian obat antidiabetes.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, berpusat pada pasien, dan terintegrasi untuk membantu Bapak Heru mencapai hasil kesehatan yang optimal. -
Article No. 7880 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. KA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.6
- Deskripsi: Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi vaskuler perifer
- Kode: L97.4
- Deskripsi: Ulkus kulit ekstremitas bawah, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, ekstremitas bawah
- Kode: 86.28
- Deskripsi: Perawatan luka lainnya, ekstremitas bawah
Penjelasan:
Pasien Tuan Heru, yang berusia 55 tahun, datang dengan keluhan luka pada kaki kiri yang belum sembuh selama beberapa minggu. Luka tampak luas dengan eksudat purulen, disertai kemerahan dan pembengkakan di sekitar luka. Pasien juga mengeluhkan nyeri yang terus-menerus pada kaki kiri, mudah lelah, sering haus dan sering berkemih, serta sesak napas saat berjalan jauh.
Berdasarkan gejala yang disampaikan, kemungkinan diagnosis yang sesuai adalah:
1. Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi vaskuler perifer (E11.6): Pasien memiliki gejala polidipsia, poliuria, dan sesak napas, yang dapat mengarah pada diabetes melitus tipe 2 dengan gangguan vaskular perifer pada ekstremitas bawah.
2. Ulkus kulit ekstremitas bawah (L97.4): Luka pada kaki kiri yang tidak sembuh-sembuh, disertai tanda-tanda infeksi seperti eksudat purulen, kemerahan, dan pembengkakan.
Untuk penatalaksanaan medis, kemungkinan tindakan yang dilakukan adalah:
1. Debridemen luka, ekstremitas bawah (86.22): Untuk membersihkan dan merawat luka pada kaki kiri.
2. Perawatan luka lainnya, ekstremitas bawah (86.28): Untuk melakukan perawatan lanjutan pada luka, seperti aplikasi obat-obatan, perban, dan pemantauan penyembuhan.
Evaluasi dan perawatan lanjutan akan diperlukan untuk memastikan penyembuhan luka, kontrol gula darah, serta penatalaksanaan komplikasi diabetes melitus yang mungkin muncul. -
Article No. 7881 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. KA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kasus Bapak Heru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infeksi sekunder dan gangguan sirkulasi
- SDKI: Kerusakan integritas kulit adalah ketidakutuhan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh agen internal atau eksternal.
- SLKI: Pemulihan integritas kulit, Kontrol infeksi, Perbaikan sirkulasi perifer
- SIKI: Perawatan luka, Manajemen infeksi, Terapi oksigen
2. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan dan gangguan sirkulasi
- SDKI: Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Kontrol nyeri, Peningkatan kenyamanan, Ketahanan terhadap nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri, Distraksi, Terapi relaksasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, sesak napas, dan kelelahan
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, Peningkatan mobilitas, Perbaikan respons kardiovaskular
- SIKI: Manajemen aktivitas, Terapi latihan, Edukasi aktivitas dan latihan
4. Risiko kadar glukosa darah tidak stabil berhubungan dengan polifagia dan poliuria
- SDKI: Risiko kadar glukosa darah tidak stabil adalah peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah melebihi batas normal.
- SLKI: Kontrol kadar glukosa darah, Pencegahan komplikasi diabetes, Peningkatan pengetahuan tentang diabetes
- SIKI: Manajemen diabetes, Terapi nutrisi, Edukasi manajemen diabetes
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan di atas dirumuskan berdasarkan gejala dan kondisi yang dialami oleh Bapak Heru, yaitu luka di kaki kiri dengan infeksi, nyeri kronis, intoleransi aktivitas, serta risiko kadar glukosa darah tidak stabil. Setiap diagnosa keperawatan memiliki standar luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai hasil yang diharapkan.