Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7938 | 04 Dec 2024
Klinis : Pasien dengan resiko infeksi dibuktikan dengan tindakan prosedur invasif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan risiko infeksi yang dibuktikan dengan tindakan prosedur invasif adalah "Risiko Infeksi" (00004). Risiko Infeksi didefinisikan sebagai rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor risiko yang mendukung diagnosa ini antara lain:
1. Tindakan prosedur invasif, seperti pemasangan kateter intravena, pemasangan selang nasogastrik, atau tindakan pembedahan.
2. Penurunan fungsi sistem imun, seperti akibat penyakit atau pengobatan imunosupresan.
3. Paparan dengan organisme patogen, misalnya di lingkungan rumah sakit atau komunitas.
4. Malnutrisi atau defisiensi nutrisi.
5. Usia ekstrem (bayi, anak-anak, lansia).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bebas Infeksi: Pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi selama menjalani perawatan.
2. Kesembuhan Luka: Luka yang berkaitan dengan tindakan prosedur invasif menunjukkan proses penyembuhan yang adekuat tanpa komplikasi infeksi.
3. Pengetahuan Manajemen Infeksi: Pasien dan keluarga memahami upaya pencegahan dan pengelolaan infeksi terkait tindakan prosedur invasif.
4. Perilaku Pencegahan Infeksi: Pasien dan keluarga berpartisipasi aktif dalam melakukan upaya pencegahan infeksi, seperti cuci tangan yang benar.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pengkajian Risiko Infeksi
- Identifikasi faktor-faktor risiko infeksi pada pasien
- Pemantauan tanda dan gejala infeksi secara berkala
2. Manajemen Prosedur Aseptik
- Memastikan kepatuhan terhadap protokol aseptik saat melakukan tindakan prosedur invasif
- Melakukan disinfeksi dan sterilisasi alat-alat yang digunakan
3. Edukasi Manajemen Infeksi
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Mengajarkan teknik cuci tangan yang benar
4. Pemantauan Tanda Infeksi
- Melakukan pemantauan tanda dan gejala infeksi secara rutin
- Kolaborasi dengan tim medis untuk intervensi lanjutan jika terjadi infeksi
5. Perawatan Luka
- Melakukan perawatan luka dengan prosedur aseptik yang benar
- Memantau proses penyembuhan luka secara berkala
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bebas infeksi, kesembuhan luka yang adekuat, serta peningkatan pengetahuan dan perilaku pencegahan infeksi pada pasien dan keluarga. -
Article No. 7939 | 04 Dec 2024
Klinis : pasien laki-laki dengan kasus ileus obstruktif parsial. keluhan utama muntah darah dan nyeri skala 7. data pemeriksaan berupa fisik perut bengkak, drain di bagian perut kiri dan kanan, luka dibagian perut post op laparatomi. data pendukung laboratorium hasil elektrolit menurun, HB menurun.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut
Pasien mengeluhkan nyeri skala 7 pada perut, yang merupakan salah satu gejala khas dari kasus ileus obstruktif parsial.
2. Gangguan integritas kulit
Pasien memiliki luka post operasi laparatomi di perut, serta drainase di bagian kiri dan kanan perut, yang mengindikasikan adanya gangguan integritas kulit.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan elektrolit dan hemoglobin, yang mengindikasikan adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Risiko infeksi
Pasien memiliki luka post operasi laparatomi di perut, serta drainase di bagian kiri dan kanan perut, yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
5. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Adanya kondisi ileus obstruktif parsial dan muntah darah dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol
Pasien dapat mengelola nyeri dengan skala nyeri ≤ 4.
2. Integritas kulit membaik
Luka post operasi laparatomi di perut dan drainase di bagian kiri dan kanan perut mulai membaik dan menunjukkan tanda-tanda penyembuhan.
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit membaik
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan perbaikan elektrolit dan hemoglobin.
4. Tidak terjadi infeksi
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi pada luka post operasi laparatomi di perut dan drainase di bagian kiri dan kanan perut.
5. Nutrisi adekuat
Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan asupan yang cukup.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengelolaan Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan pengelolaan nyeri
2. Perawatan Luka
a. Lakukan perawatan luka post operasi laparatomi di perut dan drainase di bagian kiri dan kanan perut secara aseptik
b. Pantau tanda-tanda infeksi dan lakukan penanganan yang sesuai
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi perkembangan luka
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit
a. Lakukan pemantauan keseimbangan cairan dan elektrolit secara berkala
b. Berikan intervensi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan pasien
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan manajemen cairan dan elektrolit
4. Pencegahan Infeksi
a. Lakukan tindakan pencegahan infeksi sesuai protokol
b. Pantau tanda-tanda infeksi dan lakukan penanganan yang sesuai
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk mencegah dan menangani infeksi
5. Manajemen Nutrisi
a. Lakukan penilaian status nutrisi pasien
b. Berikan intervensi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan asupan nutrisi pasien
Penjelasan yang rinci di atas menggambarkan analisis kasus dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani pasien dengan ileus obstruktif parsial. Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan optimal bagi pasien. -
Article No. 7940 | 04 Dec 2024
Klinis : pasien laki-laki dengan kasus ileus obstruktif parsial. keluhan utama muntah darah dan nyeri skala 7. data pemeriksaan berupa fisik perut bengkak, drain di bagian perut kiri dan kanan, luka dibagian perut post op laparatomi. data pendukung laboratorium hasil elektrolit menurun, HB menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien laki-laki dengan kasus ileus obstruktif parsial dengan keluhan utama muntah darah dan nyeri skala 7, serta data pemeriksaan fisik berupa perut bengkak, drain di bagian perut kiri dan kanan, luka di bagian perut post op laparatomi, dan data pendukung laboratorium berupa elektrolit dan Hb yang menurun.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Integritas Kulit
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
4. Gangguan Eliminasi Gastrointestinal
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu
- SLKI: Menurunkan tingkat nyeri, Mengendalikan nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Modalitas Nyeri
2. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis
- SLKI: Penyembuhan luka, Perawatan luka
- SIKI: Perawatan Luka, Debridemen
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan
- SLKI: Meningkatkan perfusi jaringan, Memulihkan perfusi jaringan
- SIKI: Manajemen Sirkulasi, Terapi Vaskuler
4. Gangguan Eliminasi Gastrointestinal
- SDKI: Gangguan dalam pengeluaran feses dan/atau gas dari usus
- SLKI: Memperbaiki eliminasi, Mempertahankan eliminasi
- SIKI: Manajemen Eliminasi Gastrointestinal, Dekompresi Gastrointestinal
Harap diperhatikan bahwa ini adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Proses keperawatan selanjutnya akan melibatkan penilaian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang lebih rinci untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7941 | 04 Dec 2024
Klinis : pasien laki-laki dengan kasus ileus obstruktif parsial. keluhan utama muntah darah dan nyeri skala 7. data pemeriksaan berupa fisik perut bengkak, drain di bagian perut kiri dan kanan, luka dibagian perut post op laparatomi. data pendukung laboratorium hasil elektrolit menurun, HB menurun.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan kondisi pasien laki-laki dengan kasus ileus obstruktif parsial, keluhan utama muntah darah dan nyeri skala 7, serta data pemeriksaan yang menunjukkan perut bengkak, drain di bagian perut kiri dan kanan, dan luka post operasi laparatomi, serta data pendukung laboratorium hasil elektrolit menurun dan Hb menurun, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Gangguan Eliminasi Urine (00016)
Karakteristik Definisi: Berkurangnya kemampuan untuk mengeluarkan urin secara efektif.
b. Nyeri Akut (00132)
Karakteristik Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
c. Risiko Perdarahan (00206)
Karakteristik Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang dapat mengancam jiwa.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Eliminasi Urine Membaik (0503)
Tujuan: Pasien dapat melakukan eliminasi urin secara efektif.
Indikator:
- Frekuensi berkemih dalam kisaran normal
- Jumlah urin dalam kisaran normal
- Warna urin dalam kisaran normal
b. Kontrol Nyeri (1605)
Tujuan: Pasien dapat mengontrol rasa nyeri.
Indikator:
- Melaporkan rasa nyeri berkurang
- Menggunakan tindakan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Menggunakan analgesik secara efektif
c. Tidak Terjadi Perdarahan (0413)
Tujuan: Pasien tidak mengalami perdarahan.
Indikator:
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif
- Tidak ada kehilangan darah yang signifikan
- Kadar Hb dalam batas normal
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Gangguan Eliminasi Urine (00016)
Intervensi:
- Monitor input dan output cairan
- Bantu pasien untuk menyuarai keinginan berkemih
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan dan elektrolit
b. Nyeri Akut (00132)
Intervensi:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi)
c. Risiko Perdarahan (00206)
Intervensi:
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan laboratorium dan pemberian terapi
- Berikan perawatan luka operasi dengan teknik aseptik
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang perlu dilakukan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan merumuskan intervensi yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. Perawat juga harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7942 | 04 Dec 2024
Klinis : Subjektif: - Keluarga menyatakan kesulitan menyediakan makanan yang sesuai untuk penderita hipertensi dan diabetes. - Keluarga merasa sulit untuk memotivasi Ibu Eroh berolahraga. Objektif: - Aktivitas fisik minim; Ibu Eroh cenderung lebih banyak duduk. - Konsumsi makanan sering tidak sesuai anjuran (makanan manis dan asin).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Saya akan memberikan penjelasan dalam tone akademis dari perspektif seorang perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (SDKI)
Penjelasan: Keluarga Ibu Eroh mengalami kesulitan dalam menyediakan makanan yang sesuai untuk mengelola hipertensi dan diabetes, serta kesulitan dalam memotivasi Ibu Eroh untuk melakukan aktivitas fisik. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen kesehatan Ibu Eroh belum efektif.
2. Kurang Aktivitas Fisik (SDKI)
Penjelasan: Ibu Eroh cenderung lebih banyak duduk dan aktivitas fisiknya minim, yang menunjukkan adanya kekurangan dalam aktivitas fisik.
3. Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik (SDKI)
Penjelasan: Ibu Eroh sering mengonsumsi makanan manis dan asin yang tidak sesuai dengan anjuran, menunjukkan ketidakpatuhan terhadap regimen terapeutik yang dianjurkan untuk mengelola hipertensi dan diabetes.
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan
- Edukasi kepada keluarga mengenai diet dan aktivitas fisik yang sesuai untuk hipertensi dan diabetes.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyusun rencana terapeutik yang realistis.
- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana terapeutik.
2. Aktivitas Fisik
- Memberikan motivasi dan edukasi kepada Ibu Eroh untuk meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap.
- Membuat rencana aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi Ibu Eroh.
- Memberikan dukungan sosial dari keluarga untuk melakukan aktivitas fisik.
3. Kepatuhan Regimen Terapeutik
- Edukasi kepada Ibu Eroh dan keluarga mengenai pentingnya kepatuhan terhadap regimen terapeutik.
- Membantu Ibu Eroh dan keluarga untuk mengidentifikasi hambatan dalam kepatuhan.
- Memberikan dukungan dan strategi untuk meningkatkan kepatuhan Ibu Eroh.
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Keluarga mampu menyediakan makanan yang sesuai untuk pengelolaan hipertensi dan diabetes.
2. Ibu Eroh meningkatkan aktivitas fisik sesuai dengan kondisinya.
3. Ibu Eroh patuh terhadap regimen terapeutik yang dianjurkan untuk mengelola hipertensi dan diabetes.
Saya harap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang diagnosa keperawatan dan rencana intervensi yang sesuai dengan kondisi Ibu Eroh. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7943 | 04 Dec 2024
Klinis : Subjektif: - Keluarga menyatakan kesulitan menyediakan makanan yang sesuai untuk penderita hipertensi dan diabetes. - Keluarga merasa sulit untuk memotivasi Ibu Eroh berolahraga. Objektif: - Aktivitas fisik minim; Ibu Eroh cenderung lebih banyak duduk. - Konsumsi makanan sering tidak sesuai anjuran (makanan manis dan asin).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik
Definisi: Pola perilaku dan/atau tindakan yang tidak memadai untuk memenuhi persyaratan pengobatan mandiri atau program kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perilaku Kesehatan: Manajemen Diri
- Pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi status kesehatannya.
- Pasien mampu memodifikasi perilaku untuk meningkatkan status kesehatannya.
- Pasien mampu mengikuti regimen terapeutik yang direkomendasikan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Dukungan Sistem Keluarga
- Mengidentifikasi anggota keluarga yang dapat terlibat dalam perawatan pasien.
- Mendorong keluarga untuk membantu pasien dalam menjalankan regimen terapeutik.
- Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya dukungan dan keterlibatan dalam perawatan pasien.
2. Manajemen Nutrisi
- Memberikan edukasi tentang diet yang sesuai untuk pasien dengan hipertensi dan diabetes.
- Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan menyiapkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan.
- Memantau asupan nutrisi pasien dan memberikan umpan balik.
3. Manajemen Aktivitas
- Mendorong pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap.
- Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan melaksanakan aktivitas fisik yang sesuai.
- Memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik. Hal ini didasarkan pada:
- Keluarga menyatakan kesulitan menyediakan makanan yang sesuai dan kesulitan memotivasi Ibu Eroh berolahraga, menunjukkan adanya kesulitan dalam menjalankan regimen terapeutik.
- Aktivitas fisik yang minim dan konsumsi makanan yang sering tidak sesuai anjuran juga mengindikasikan ketidakefektifan dalam manajemen regimen terapeutik.
Luaran/output yang diharapkan adalah perilaku kesehatan: manajemen diri, di mana pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi status kesehatannya, memodifikasi perilaku, dan mengikuti regimen terapeutik yang direkomendasikan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup dukungan sistem keluarga, manajemen nutrisi, dan manajemen aktivitas. Tujuannya adalah untuk membantu pasien dan keluarga dalam menjalankan regimen terapeutik secara efektif, baik dalam hal pola makan yang sesuai maupun aktivitas fisik yang tepat. -
Article No. 7944 | 04 Dec 2024
Klinis : ibu pasien mengatakan perut anak kembung. tidak muntah, bab cair kemarin 2x, warna kuning dan ada lendir, tidak ada darah. hari ini tidak bab cair, kentut tidak tau. anak masih mau minum dan BAK banyak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Diare Akut
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare Akut: Pengeluaran feses yang encer dan frekuen (>3 kali/hari) dengan onset tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pemulihan Cairan dan Elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
Manajemen Gejala: Gejala dan komplikasi yang terkait dengan diare dapat dikelola dengan baik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Diare:
- Lakukan pengkajian terkait onset, durasi, frekuensi, konsistensi, dan warna feses.
- Pantau asupan dan output cairan.
- Berikan terapi rehidrasi oral atau intravena, sesuai dengan kondisi pasien.
- Lakukan intervensi untuk mengatasi penyebab diare, seperti pemberian probiotik atau antidiare.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare, pencegahan komplikasi, dan pengenalan tanda bahaya.
Dalam kasus ini, pasien mengalami diare akut dengan gejala perut kembung, feses cair dengan warna kuning dan lendir, serta tidak ada muntah atau darah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau asupan dan output cairan, memberikan terapi rehidrasi oral, serta mengedukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen diare dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 7819 | 04 Dec 2024
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermia dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi (SDKI):
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal (36,5°C - 37,5°C) akibat ketidakmampuan termoregulasi.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Peningkatan produksi panas
2. Penurunan mekanisme pendinginan
3. Gangguan sistem termoregulasi
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Suhu tubuh di atas 37,5°C
2. Kulit hangat dan kemerahan
3. Denyut nadi cepat
4. Berkeringat
5. Gelisah atau agitasi
Luaran Hasil (SLKI):
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda komplikasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau suhu tubuh secara berkala
2. Berikan cairan dingin melalui oral atau parenteral
3. Berikan kompres dingin pada area aksila, leher, dan lipat paha
4. Kurangi aktivitas fisik dan lingkungan panas
5. Monitoring tanda-tanda vital dan tanda komplikasi
Kesimpulan, hipertermia adalah kondisi peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat gangguan termoregulasi. Diagnosis, intervensi, dan luaran hasil keperawatan harus sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 7820 | 04 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 60 tahun, dirawat di Bangsal Medikal Bedah RSU Bhamada Slawi dengan Dx medis TB Paru. Saat dilakukan pengkajian Tn. A mengatakan napas sesak, batuk terus menerus, klien mengatakan dahak tidak bisa dikeluarkan. Hasil pemeriksaan fisik terdapat retraksi dinding dada. terdengar ronchi, TTV (T. 38°C, HR: 100 x/menit, TD: 120/85 mmHg, dan RR: 26 x/menit). Hasil pemeriksaan laboratorium darah: Hb 9.5 gr/dL, Leukosit: 11.000/uL, BTA (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki usia 60 tahun dengan diagnosa medis TB Paru menunjukkan gejala seperti napas sesak, batuk terus menerus, dahak tidak bisa dikeluarkan, dan terdapat retraksi dinding dada serta ronchi saat pemeriksaan fisik. Selain itu, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9.5 gr/dL, Leukosit 11.000/uL, dan BTA (+).
Dengan mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Definisi Karakteristik: Adanya sumbatan jalan napas, penggunaan otot bantu napas, dan perubahan pola napas.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI: Risiko Hipoventilasi
Definisi: Risiko mengalami penurunan ventilasi yang dapat menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia.
Definisi Karakteristik: Adanya retraksi dinding dada, frekuensi napas meningkat, dan adanya dahak yang sulit dikeluarkan.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI: Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di alveolus.
Definisi Karakteristik: Adanya perubahan kecepatan napas, perubahan kedalaman napas, dan adanya retraksi dinding dada.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Risiko Hipoventilasi, dan Gangguan Pertukaran Gas. Masing-masing diagnosa memiliki definisi dan karakteristik yang sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien. -
Article No. 7821 | 04 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan merasa nyeri dibagian kaki yang terkena luka diabetes melitus, pasien nampak meringis, pasien mengeluh pusing di kepala
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan gejala yang dipaparkan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.62
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi serebrovaskular, tidak terkendali
2. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak diklasifikasi di tempat lain
3. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 707.10
- Deskripsi: Ulkus diabetik, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode E11.62 untuk diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi serebrovaskular, tidak terkendali, sesuai dengan gejala pusing yang dialami pasien. Komplikasi serebrovaskular dapat menyebabkan gejala pusing pada pasien dengan diabetes mellitus.
2. Kode R52 untuk nyeri, tidak diklasifikasi di tempat lain, sesuai dengan keluhan nyeri di kaki yang terkena luka diabetes melitus.
3. Kode 707.10 untuk ulkus diabetik, tidak terspesifikasi, sesuai dengan adanya luka diabetes melitus pada kaki pasien. Luka diabetes melitus memerlukan perawatan dan tindakan medis yang sesuai.
Dalam pengelolaan kasus ini, selain pemberian kode diagnosis dan prosedur, diperlukan juga evaluasi dan tindakan medis lebih lanjut untuk menangani kondisi pasien secara komprehensif, seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan pemberian terapi yang sesuai.