Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7998 | 05 Dec 2024
Klinis : berat badan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi berat badan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi berat badan adalah "Risiko Gangguan Nutrisi". Diagnosis ini mengacu pada status gizi yang berada di luar rentang normal, baik kelebihan maupun kekurangan berat badan, yang dapat berdampak pada kesehatan klien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Intake Nutrisi: Klien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan.
2. Status Gizi: Klien dapat mencapai dan mempertahankan status gizi dalam rentang normal.
3. Manajemen Berat Badan: Klien dapat melakukan upaya-upaya untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) meliputi:
1. Pengkajian Nutrisi:
- Mengkaji status nutrisi, riwayat makan, dan pola makan klien.
- Mengevaluasi faktor-faktor yang memengaruhi status nutrisi klien.
2. Edukasi Nutrisi:
- Memberikan edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kondisi klien.
- Mengajarkan klien dan keluarga tentang pemilihan dan penyiapan makanan yang sehat.
3. Manajemen Berat Badan:
- Memantau berat badan klien secara berkala dan mencatat perubahan yang terjadi.
- Menyusun rencana intervensi untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal.
- Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas fisik yang sesuai.
4. Kolaborasi dengan Ahli Gizi:
- Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang spesifik bagi klien.
- Mengikuti saran dan rekomendasi dari ahli gizi dalam pemberian asuhan keperawatan.
Penjelasan rinci di atas memberikan pemahaman komprehensif mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi berat badan klien. Sebagai perawat, saya akan menerapkan pendekatan holistik dan berpusat pada klien dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 7999 | 05 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan tidurnya terganggu karena sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan gangguan tidur terkait sesak.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan tidur terganggu karena sesak adalah "Gangguan Pola Tidur" (SDKI, 2018). Diagnosa ini mencerminkan adanya masalah dalam pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat pasien yang disebabkan oleh gejala sesak yang dialami.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tidur yang Adekuat: Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat selama malam hari, dengan durasi tidur yang cukup dan kualitas tidur yang baik.
2. Pemulihan Energi: Pasien menunjukkan peningkatan energi dan stamina setelah tidur yang cukup.
3. Penurunan Gejala Sesak: Pasien menunjukkan penurunan gejala sesak yang mengganggu tidur.
4. Manajemen Nyeri: Pasien dapat mengelola nyeri atau ketidaknyamanan yang terkait dengan sesak sehingga tidak mengganggu tidur.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur:
- Kaji pola tidur pasien, termasuk durasi, kualitas, dan gangguan tidur.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur pasien, seperti gejala sesak.
- Berikan edukasi dan strategi untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat, seperti teknik relaksasi, pengaturan lingkungan tidur, dan manajemen gejala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat mengganggu tidur, misalnya penanganan sesak.
2. Manajemen Sesak:
- Kaji intensitas, durasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi sesak.
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan pasien untuk mengurangi sesak.
- Ajarkan teknik pernapasan dan relaksasi untuk mengelola sesak.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan farmakologis dan non-farmakologis sesak.
3. Manajemen Nyeri:
- Kaji nyeri atau ketidaknyamanan yang dialami pasien terkait sesak.
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengelola nyeri, sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif nyeri.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat, mengelola gejala sesak, dan mengurangi nyeri atau ketidaknyamanan sehingga dapat memulihkan energi dan mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 8000 | 05 Dec 2024
Klinis : 1-3 Laki2 58th post op CABG, tek darah 160/90, nadi 95, napas 22x, oksigen 90%, oksigen Nrfm 12l/m, suhu 38. Pasien mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Nyeri, meliputi identifikasi karakteristik nyeri, pemberian analgesik, dan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Aktivitas, meliputi identifikasi kemampuan pasien, penyusunan rencana aktivitas, dan supervisi dalam melakukan aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat gagalnya mekanisme termoregulasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh pasien kembali normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Demam, meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian obat penurun demam, dan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh.
Harap diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi pasien secara individual dan dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 8001 | 05 Dec 2024
Klinis : Laki2 58th post op CABG, tek darah 160/90, nadi 95, napas 22x, oksigen 90%, oksigen Nrfm 12l/m, suhu 38. Pasien mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
2. Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994).
- Karakteristik Utama: Laporan pasien tentang pengalaman nyeri yang dirasakan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkendali.
- Kriteria Hasil:
1) Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2) Pasien tampak tenang.
3) Tanda-tanda vital stabil.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang Direkomendasikan:
1) Manajemen Nyeri
2) Terapi Relaksasi
3) Terapi Aktivitas
Penjelasan singkat:
Pasien laki-laki berusia 58 tahun, status post operasi CABG, dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil, seperti tekanan darah tinggi, nadi cepat, dan suhu tinggi. Pasien juga mengeluh nyeri. Berdasarkan kondisi ini, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut. Tujuan keperawatan adalah agar pasien dapat melaporkan nyeri terkendali, dengan kriteria hasil seperti pasien melaporkan nyeri berkurang, tampak tenang, dan tanda-tanda vital stabil. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan terapi aktivitas. -
Article No. 8002 | 05 Dec 2024
Klinis : Laki2 58th post op CABG, tek darah 160/90, nadi 95, napas 22x, oksigen 90%, oksigen Nrfm 12l/m, suhu 38. Pasien mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979).
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pengelolaan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa menimbulkan nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgetik, pemberian terapi non-farmakologis (seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin), dan edukasi pasien serta keluarga mengenai manajemen nyeri.
Dalam kasus ini, pasien laki-laki berusia 58 tahun yang baru menjalani prosedur CABG (Coronary Artery Bypass Grafting) mengalami nyeri akut yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil (tekanan darah tinggi, nadi cepat, dan napas cepat), oksigenasi yang menurun, serta keluhan nyeri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian analgetik sesuai resep, pemberian terapi non-farmakologis, serta edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri. -
Article No. 8003 | 05 Dec 2024
Klinis : perawatan sirkulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Saya adalah perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi perawatan sirkulasi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Ketidakcukupan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
2. Risiko Perubahan Perfusi Jaringan
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke jaringan.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Faktor yang berhubungan: Penyakit vaskuler, diabetes mellitus, cedera trauma.
- Karakteristik klinis: Penurunan suhu ekstremitas, perubahan warna kulit, rasa kesemutan, pulsasi yang menurun.
2. Risiko Perubahan Perfusi Jaringan
- Faktor risiko: Penyakit vaskuler, diabetes mellitus, hipertensi, obesitas.
- Gejala dan tanda: Penurunan suhu ekstremitas, perubahan warna kulit, perubahan sensasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan: Sirkulasi oksigen dan nutrisi ke jaringan yang adekuat.
2. Pencegahan Komplikasi: Upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat gangguan perfusi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Sirkulasi
- Tujuan: Mengidentifikasi adanya gangguan perfusi jaringan.
- Aktivitas: Mengkaji tanda-tanda vital, karakteristik ekstremitas, dan status sirkulasi.
2. Terapi Oksigen
- Tujuan: Meningkatkan oksigenasi jaringan.
- Aktivitas: Memberikan terapi oksigen sesuai indikasi.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI untuk kondisi perawatan sirkulasi. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih. -
Article No. 8004 | 05 Dec 2024
Klinis : Gonore
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gonore:
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penyebaran Patogen
Penjelasan:
Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penyebaran Patogen adalah suatu kondisi di mana individu mengalami peningkatan kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Dalam kasus Gonore, pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi karena Neisseria gonorrhoeae, bakteri penyebab Gonore, dapat menyebar melalui kontak seksual. Intervensi keperawatan diperlukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengendalikan infeksi.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Tidak Terjadi Infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
2. Edukasi Kesehatan
3. Pencegahan Penularan Infeksi
Penjelasan Singkat:
Manajemen Risiko Infeksi bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan infeksi. Edukasi Kesehatan diberikan untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang Gonore, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan. Pencegahan Penularan Infeksi meliputi tindakan-tindakan untuk memutus rantai penularan, seperti penggunaan kondom, kebersihan pribadi, dan pemeriksaan/pengobatan pasangan seksual. -
Article No. 8005 | 05 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan penyakit paru.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Kerusakan struktural atau fungsional pada sistem pernapasan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan energi.
- Penyebab: Penyakit pernapasan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen dan energi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang disusun oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). SDKI berisi daftar diagnosis keperawatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang disusun oleh PPNI untuk mengukur hasil atau luaran dari asuhan keperawatan yang diberikan. SLKI memberikan kriteria hasil yang diharapkan dari setiap diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang disusun oleh PPNI untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. SIKI memberikan daftar intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan yang baik. -
Article No. 8006 | 05 Dec 2024
Klinis : Gonore
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi Gonore:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A54
- Deskripsi: Infeksi gonokokus
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.53
- Deskripsi: Kultur untuk mendeteksi infeksi gonokokus
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 A54 adalah kode yang digunakan untuk mendiagnosis infeksi gonokokus, yang merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Infeksi ini dapat menyerang berbagai organ, termasuk uretra, serviks, rektum, dan tenggorokan.
2. Kode ICD-9-CM 87.53 adalah kode yang digunakan untuk prosedur pengambilan dan pemeriksaan kultur spesimen klinis untuk mendeteksi adanya infeksi gonokokus. Prosedur ini dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menentukan jenis pengobatan yang tepat.
Sebagai dokter atau perekam medis, kita harus memastikan pengodean yang tepat untuk kondisi ini agar dapat memfasilitasi proses perawatan, dokumentasi, dan pelaporan yang akurat. -
Article No. 8007 | 05 Dec 2024
Klinis : Isk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Isk:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih, lokasi tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.8
- Deskripsi: Prosedur diagnostik pada saluran kemih, lain-lain
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 N39.0 (Infeksi saluran kemih, lokasi tidak dispesifikasi):
- Ini adalah kode yang digunakan untuk menggambarkan infeksi pada saluran kemih, seperti sistitis atau pielonefritis, di mana lokasi spesifik dari infeksi tidak dijelaskan.
- Kode ini mencakup semua infeksi saluran kemih yang tidak dispesifikasi, termasuk infeksi saluran kemih yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM 59.8 (Prosedur diagnostik pada saluran kemih, lain-lain):
- Kode ini mencakup berbagai prosedur diagnostik yang dilakukan pada saluran kemih, seperti urinalisis, uroflowmetri, atau uretroscopi.
- Prosedur ini dapat digunakan untuk mengevaluasi atau mendiagnosis kondisi infeksi saluran kemih (ISK) atau kondisi lain yang terkait dengan saluran kemih.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 digunakan untuk menggambarkan diagnosis medis, sedangkan kode ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Ini membantu dalam dokumentasi yang akurat dan penagihan yang tepat untuk layanan kesehatan yang diberikan.