Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7991 | 05 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 70 tahun diantar ke IGD RSUD Lembang dengan penurunan kesadaran akibat nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, sejak 30 menit yang lalu. Pada saat dilakukan pemeriksaan EKG ditemukan gambaran ventrikel tachycardia (VT)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko ketidakstabilan irama jantung
2. Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko munculnya irama jantung yang tidak teratur dan dapat mengancam kehidupan.
- Karakteristik utama: Adanya faktor risiko yang dapat menyebabkan ketidakstabilan irama jantung, seperti penyakit kardiovaskular, obat-obatan, dan stres.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan irama jantung yang stabil dan terkendali.
- Indikator hasil: Tekanan darah dalam batas normal, tidak terjadi episode aritmia, dan tidak ada tanda-tanda gagal jantung.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
2. Pemberian oksigen sesuai indikasi.
3. Pemberian obat-obatan antiaritmia atau antiangina sesuai resep dokter.
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, manajemen gejala, dan pentingnya mematuhi pengobatan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis yang tepat.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami penurunan kesadaran akibat nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, serta ditemukan gambaran ventrikel takikardia (VT) pada pemeriksaan EKG. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pemberian obat-obatan antiaritmia sesuai resep dokter, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis yang tepat. -
Article No. 7992 | 05 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 70 tahun diantar ke IGD RSUD Lembang dengan penurunan kesadaran akibat nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, sejak 30 menit yang lalu. Pada saat dilakukan pemeriksaan EKG ditemukan gambaran ventrikel tachycardia (VT)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis dan ditangani sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I47.2
- Deskripsi: Ventrikuler takikardia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.62
- Deskripsi: Defibrillasi jantung elektif
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I47.2 (Ventrikuler takikardia):
- Pasien mengalami penurunan kesadaran akibat nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, dan pada pemeriksaan EKG ditemukan gambaran ventrikel takikardia (VT).
- Ventrikuler takikardia adalah suatu kondisi aritmia jantung di mana terjadi aktivitas listrik yang tidak terkoordinasi pada bilik jantung (ventrikel), sehingga menyebabkan denyut jantung yang cepat dan tidak teratur.
- Ventrikuler takikardia dapat menyebabkan penurunan cardiac output dan penurunan kesadaran, sehingga memerlukan penanganan segera.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 99.62 (Defibrillasi jantung elektif):
- Pada pasien dengan ventrikuler takikardia, tindakan defibrillasi jantung elektif dapat dilakukan untuk mengembalikan irama jantung yang normal.
- Defibrillasi adalah prosedur pemberian sengatan listrik tertentu ke jantung untuk menghentikan irama jantung yang tidak normal (aritmia) dan mengembalikannya ke irama yang normal.
- Tindakan ini dilakukan secara elektif (terencana) untuk menangani kondisi ventrikuler takikardia pada pasien. -
Article No. 7993 | 05 Dec 2024
Klinis : integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, saya adalah seorang perawat profesional yang mewakili Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Integritas Kulit Terganggu adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit normal.
Faktor-faktor Penyebab:
1. Faktor intrinsik: usia, nutrisi, sirkulasi darah, sistem imun, dan gangguan metabolisme.
2. Faktor ekstrinsik: kelembaban, tekanan, gesekan, dan paparan agen kimiawi.
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan warna, tekstur, atau konsistensi kulit.
2. Kerusakan atau kerusakan pada lapisan epidermis, dermis, atau hipodermis.
3. Gangguan fungsi kulit (sensasi, proteksi, termoregulasi).
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Integritas Kulit Terganggu didefinisikan sebagai kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit normal.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Integritas Kulit Terganggu adalah:
1. Tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut.
2. Penyembuhan luka berjalan dengan baik.
3. Tidak terjadi komplikasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Integritas Kulit Terganggu antara lain:
1. Perawatan kulit
2. Perawatan luka
3. Manajemen nutrisi
4. Terapi posisi
5. Edukasi pasien dan keluarga
Semoga penjelasan singkat ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar PPNI terkait kondisi integritas kulit. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. -
Article No. 7994 | 05 Dec 2024
Klinis : asi sedikit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi "ASI sedikit" dengan menggunakan format SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi "ASI sedikit", diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakefektifan Produksi ASI" (00062). Diagnosis ini didefinisikan sebagai "Penurunan atau tidak adanya produksi air susu ibu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi". Diagnosis ini mencakup karakteristik definisi seperti volume ASI yang tidak mencukupi, produksi ASI yang tidak adekuat, dan ketidakmampuan ibu untuk memproduksi ASI yang cukup untuk bayi.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Peningkatan Produksi ASI (0008): Indikator yang dapat digunakan untuk menilai luaran ini antara lain volume ASI yang meningkat, frekuensi menyusui yang adekuat, dan kepuasan ibu terhadap produksi ASInya.
2. Kepuasan Ibu terhadap Menyusui (0909): Indikator yang dapat digunakan untuk menilai luaran ini antara lain ekspresi ibu yang positif terhadap proses menyusui, perasaan ibu yang nyaman dan puas saat menyusui, serta keyakinan ibu dalam kemampuan memproduksi ASI yang cukup.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Laktasi (6720): Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi produksi dan pengeluaran ASI. Kegiatan yang dapat dilakukan meliputi edukasi tentang teknik menyusui yang benar, pemberian obat-obatan untuk meningkatkan produksi ASI, dan pemantauan produksi ASI.
2. Konseling Menyusui (6710): Intervensi ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan edukasi kepada ibu terkait proses menyusui. Kegiatan yang dapat dilakukan meliputi asesmen kebutuhan ibu, identifikasi hambatan, dan pemberian informasi serta motivasi untuk meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam menyusui.
3. Manajemen Stres (5820): Intervensi ini bertujuan untuk membantu ibu mengelola stres yang dapat memengaruhi produksi ASI. Kegiatan yang dapat dilakukan meliputi teknik relaksasi, manajemen waktu, dan pemberian dukungan emosional.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosis keperawatan "Ketidakefektifan Produksi ASI" menggambarkan kondisi ibu yang mengalami penurunan atau tidak adanya produksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah teknik menyusui, kondisi kesehatan ibu, atau stres.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah peningkatan produksi ASI dan kepuasan ibu terhadap proses menyusui. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk menilai luaran ini mencakup aspek-aspek teknis, seperti volume ASI dan frekuensi menyusui, serta aspek psikologis, seperti ekspresi dan perasaan ibu.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan meliputi manajemen laktasi, konseling menyusui, dan manajemen stres. Manajemen laktasi bertujuan untuk memfasilitasi produksi dan pengeluaran ASI, konseling menyusui bertujuan untuk memberikan dukungan dan edukasi kepada ibu, dan manajemen stres bertujuan untuk membantu ibu mengelola stres yang dapat memengaruhi produksi ASI. Kegiatan-kegiatan spesifik dalam masing-masing intervensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu.
Dalam praktik keperawatan, diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang telah diuraikan di atas merupakan pendekatan sistematis dan komprehensif untuk mengelola kondisi "ASI sedikit" pada ibu menyusui. Penerapan asuhan keperawatan yang sesuai dengan format SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu meningkatkan produksi ASI dan kepuasan ibu terhadap proses menyusui. -
Article No. 7995 | 05 Dec 2024
Klinis : apa saja diangnosa integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas kulit
2. Gangguan integritas kulit
3. Risiko kerusakan kulit
Penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kerusakan integritas kulit: Adanya perubahan struktur dan fungsi kulit yang menyebabkan gangguan pada kulit.
Gangguan integritas kulit: Ketidakmampuan mempertahankan keutuhan dan fungsi kulit sebagai barier.
Risiko kerusakan kulit: Kerentanan terhadap perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat mengganggu keutuhan dan fungsinya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pemulihan integritas kulit, peningkatan kemampuan mempertahankan keutuhan kulit, dan pencegahan kerusakan kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, penggunaan balutan, pengaturan lingkungan, edukasi tentang perawatan kulit, dan manajemen faktor risiko.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang realistis, dan merencanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah integritas kulit pada pasien. -
Article No. 7996 | 05 Dec 2024
Klinis : apa saja diangnosa integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi integritas kulit:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal
- Faktor Risiko: Kekurangan nutrisi, inkontinensia, imobilitas, penurunan sensasi, dan faktor lingkungan yang merugikan.
2. Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal
- Penyebab: Tekanan, gesekan, kelembapan, dan faktor lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Integritas Kulit
- Definisi: Proses perbaikan struktur dan fungsi kulit yang normal
- Kriteria Hasil:
a. Kulit menunjukkan perbaikan dalam waktu yang ditentukan
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada area luka
c. Nyeri berkurang sesuai dengan yang diharapkan
d. Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan
2. Kontrol Risiko
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengenali, mencegah, dan mengelola faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat mengidentifikasi faktor risiko kerusakan integritas kulit
b. Pasien mampu melakukan tindakan pencegahan sesuai dengan kondisinya
c. Pasien menunjukkan perilaku untuk meminimalkan faktor risiko
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memulihkan struktur dan fungsi kulit yang normal
- Aktivitas:
a. Melakukan penilaian luka secara komprehensif
b. Memilih produk perawatan luka yang sesuai
c. Melakukan debridement jika diperlukan
d. Mempertahankan lingkungan luka yang optimal
e. Memantau perkembangan penyembuhan luka
2. Manajemen Risiko
- Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengelola faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit
- Aktivitas:
a. Mengidentifikasi faktor risiko kerusakan integritas kulit
b. Melakukan intervensi untuk meminimalkan faktor risiko
c. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan kulit dan pencegahan kerusakan integritas kulit
d. Melakukan evaluasi berkala terhadap efektivitas intervensi
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, perawat dapat membantu pasien dalam memulihkan dan mempertahankan integritas kulit yang optimal. -
Article No. 7997 | 05 Dec 2024
Klinis : Apa yang dilakukan jika pasien nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengalami nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Fokus: Mengidentifikasi pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Tanda dan Gejala: Keluhan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, perubahan ekspresi wajah, gelisah, dan perilaku protektif.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri, dan pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin), kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Sebagai seorang perawat, hal-hal yang perlu dilakukan dalam menangani pasien dengan nyeri adalah:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, durasi, kualitas, dan intensitas nyeri.
2. Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Menerapkan terapi non-farmakologis, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, atau terapi distraksi, untuk membantu menurunkan persepsi nyeri.
4. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter atau ahli terapi, untuk menentukan intervensi yang paling sesuai.
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri, teknik penggunaan analgesik, dan strategi pengelolaan nyeri di rumah.
Dengan mengacu pada standar SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengelola nyeri secara efektif. -
Article No. 7998 | 05 Dec 2024
Klinis : berat badan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi berat badan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi berat badan adalah "Risiko Gangguan Nutrisi". Diagnosis ini mengacu pada status gizi yang berada di luar rentang normal, baik kelebihan maupun kekurangan berat badan, yang dapat berdampak pada kesehatan klien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Intake Nutrisi: Klien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan.
2. Status Gizi: Klien dapat mencapai dan mempertahankan status gizi dalam rentang normal.
3. Manajemen Berat Badan: Klien dapat melakukan upaya-upaya untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) meliputi:
1. Pengkajian Nutrisi:
- Mengkaji status nutrisi, riwayat makan, dan pola makan klien.
- Mengevaluasi faktor-faktor yang memengaruhi status nutrisi klien.
2. Edukasi Nutrisi:
- Memberikan edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kondisi klien.
- Mengajarkan klien dan keluarga tentang pemilihan dan penyiapan makanan yang sehat.
3. Manajemen Berat Badan:
- Memantau berat badan klien secara berkala dan mencatat perubahan yang terjadi.
- Menyusun rencana intervensi untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal.
- Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas fisik yang sesuai.
4. Kolaborasi dengan Ahli Gizi:
- Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang spesifik bagi klien.
- Mengikuti saran dan rekomendasi dari ahli gizi dalam pemberian asuhan keperawatan.
Penjelasan rinci di atas memberikan pemahaman komprehensif mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi berat badan klien. Sebagai perawat, saya akan menerapkan pendekatan holistik dan berpusat pada klien dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 7999 | 05 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan tidurnya terganggu karena sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan gangguan tidur terkait sesak.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan tidur terganggu karena sesak adalah "Gangguan Pola Tidur" (SDKI, 2018). Diagnosa ini mencerminkan adanya masalah dalam pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat pasien yang disebabkan oleh gejala sesak yang dialami.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tidur yang Adekuat: Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat selama malam hari, dengan durasi tidur yang cukup dan kualitas tidur yang baik.
2. Pemulihan Energi: Pasien menunjukkan peningkatan energi dan stamina setelah tidur yang cukup.
3. Penurunan Gejala Sesak: Pasien menunjukkan penurunan gejala sesak yang mengganggu tidur.
4. Manajemen Nyeri: Pasien dapat mengelola nyeri atau ketidaknyamanan yang terkait dengan sesak sehingga tidak mengganggu tidur.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur:
- Kaji pola tidur pasien, termasuk durasi, kualitas, dan gangguan tidur.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur pasien, seperti gejala sesak.
- Berikan edukasi dan strategi untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat, seperti teknik relaksasi, pengaturan lingkungan tidur, dan manajemen gejala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat mengganggu tidur, misalnya penanganan sesak.
2. Manajemen Sesak:
- Kaji intensitas, durasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi sesak.
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan pasien untuk mengurangi sesak.
- Ajarkan teknik pernapasan dan relaksasi untuk mengelola sesak.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan farmakologis dan non-farmakologis sesak.
3. Manajemen Nyeri:
- Kaji nyeri atau ketidaknyamanan yang dialami pasien terkait sesak.
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengelola nyeri, sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif nyeri.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat, mengelola gejala sesak, dan mengurangi nyeri atau ketidaknyamanan sehingga dapat memulihkan energi dan mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 8000 | 05 Dec 2024
Klinis : 1-3 Laki2 58th post op CABG, tek darah 160/90, nadi 95, napas 22x, oksigen 90%, oksigen Nrfm 12l/m, suhu 38. Pasien mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Nyeri, meliputi identifikasi karakteristik nyeri, pemberian analgesik, dan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Aktivitas, meliputi identifikasi kemampuan pasien, penyusunan rencana aktivitas, dan supervisi dalam melakukan aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat gagalnya mekanisme termoregulasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh pasien kembali normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Demam, meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian obat penurun demam, dan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh.
Harap diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi pasien secara individual dan dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan pasien.