Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20922 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Evaluasi Diagnosis Nyeri Akut:
1. Intensitas nyeri berkurang dari skala 8-10 menjadi 2-4 pada skala 0-10.
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
3. Pasien dapat menggunakan teknik pengelolaan nyeri secara efektif.
4. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
5. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Pasien dapat menggunakan teknik pengelolaan nyeri secara efektif.
2. Mobilitas Fisik
- Pasien dapat bergerak sesuai kemampuan.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan nyeri yang sesuai.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, dll.).
- Pantau efektivitas penggunaan analgesik.
2. Peningkatan Mobilitas
- Lakukan latihan range of motion (ROM) pasif dan aktif-asistif.
- Bantu pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
- Ajarkan teknik penggunaan alat bantu mobilisasi (kursi roda, kruk, dll.).
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami fraktur tertutup pada femur kiri, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Pasien mengeluhkan nyeri hebat pada paha kiri yang membatasi pergerakannya. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen nyeri dan peningkatan mobilitas fisik. Evaluasi dari diagnosis nyeri akut mencakup intensitas nyeri yang berkurang, kemampuan pasien untuk mengidentifikasi dan mengelola nyeri, stabilitas tanda vital, serta peningkatan kemampuan beraktivitas. Luaran yang diharapkan adalah kontrol nyeri yang efektif dan peningkatan mobilitas fisik pasien. -
Article No. 20923 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
Evaluasi untuk Diagnosis Nyeri Akut:
1. Intensitas nyeri berkurang dari skala 8/10 menjadi 3/10 atau nyeri terkontrol.
2. Ekspresi wajah pasien menunjukkan penurunan tingkat kecemasan dan ketegangan.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas fungsional dengan nyaman tanpa mengalami peningkatan nyeri.
4. Pasien melaporkan dapat beristirahat dan tidur dengan baik.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan teknik visualisasi.
- Monitor efektivitas intervensi manajemen nyeri dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait manajemen nyeri.
2. Peningkatan Mobilitas
- Nilai kemampuan fungsional pasien dan identifikasi keterbatasan pergerakan akibat nyeri.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun rencana latihan yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik mobilisasi yang tepat, sesuai dengan kondisi fraktur.
- Monitor respons pasien terhadap latihan dan perkembangan kemampuan mobilitas.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien selama proses rehabilitasi.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosis keperawatan "Nyeri Akut" sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami nyeri hebat pada paha kiri akibat fraktur tertutup pada femur. Evaluasi untuk diagnosis ini mencakup penurunan intensitas nyeri, perubahan ekspresi wajah, kemampuan melakukan aktivitas fungsional, dan kualitas istirahat/tidur pasien.
Luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai kontrol nyeri, yang ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan melaporkan nyeri terkontrol.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi manajemen nyeri dan peningkatan mobilitas. Manajemen nyeri mencakup pengkajian nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, edukasi dan implementasi teknik manajemen nyeri, serta pemantauan efektivitas intervensi. Peningkatan mobilitas fokus pada penilaian kemampuan fungsional, kolaborasi dengan fisioterapis, edukasi dan latihan mobilisasi, serta dukungan dan motivasi kepada pasien selama proses rehabilitasi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol nyeri yang optimal dan peningkatan kemampuan mobilitas sesuai dengan kondisi fraktur yang dialami. -
Article No. 20924 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat serta kode SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Penjelasan:
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain). Nyeri akut merupakan respon normal terhadap cedera atau penyakit yang dapat diobati.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu, dengan onset tiba-tiba atau lambat dan tingkat keparahan ringan hingga berat, yang berlangsung dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00800
Definisi: Tingkat kenyamanan sensorik dan emosional yang dirasakan pasien selama dalam proses penyembuhan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00463
Definisi: Tindakan mandiri keperawatan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.
Evaluasi untuk diagnosis nyeri akut pada kasus tersebut:
1. Keluhan nyeri pasien berkurang dari skala nyeri 9 (sangat nyeri) menjadi skala 3 (nyeri ringan).
2. Pasien dapat menggerakkan tungkai kiri dengan nyaman tanpa rasa nyeri.
3. Tanda-tanda vital pasien stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C).
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada area fraktur.
5. Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan mandiri. -
Article No. 20925 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untu diagnosis nyeri akut pada kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b \b0\fs24 \par
\pard\sa160\sl276\slmult1\fs24\lang1057 \b\f1 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah respons akademis sebagai pakar keperawatan:\b0\par
\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\b\f1 DIAGNOSIS KEPERAWATAN:\b0\par
\b\f1 Nyeri Akut\b0 b.d. \i Kerusakan Jaringan Muskuloskeletal sekunder terhadap Fraktur Femur\i0 \par
\b\f1 (Kode SDKI: 0801)\b0\par
\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\b\f1 PENJELASAN SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):\b0\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab Status nyeri yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang terjadi secara tiba-tiba atau berlangsung kurang dari 3 bulan, dengan karakteristik: nyeri dilaporkan (skala 7-10/10), perubahan tonus otot (kejang/rigid), perilaku ekspresif (merintih, gelisah), dan perlindungan pada area yang cedera.\par
\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\b\f1 SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) - \i\f1 Kode 0801:\i0\b0\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab \b Nyeri Terkontrol\b0 (Kriteria: Skala nyeri 0-3/10, ekspresi wajah rileks, mampu beristirahat dengan adequat, tidak menunjukkan perilaku melindungi area nyeri secara berlebihan)\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab \b Koping Nyeri\b0 (Kriteria: Mampu mendemonstrasikan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, melaporkan efektivitas intervensi yang diberikan)\par
\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\b\f1 SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) - \i\f1 Kode 0801:\i0\b0\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab \b Manajemen Nyeri\b0 (Meliputi: Monitor karakteristik nyeri, ajarkan teknik distraksi & relaksasi napas dalam, kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol, lakukan reposisi yang nyaman pada ekstremitas)\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab \b Manajemen Lingkungan Terapeutik\b0 (Menciptakan lingkungan yang tenang, mengurangi stimulus yang dapat memperberat nyeri)\par
\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\b\f1 EVALUASI YANG DIHARAPKAN:\b0\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab Setelah 30 menit intervensi farmakologis dan non-farmakologis, pasien melaporkan penurunan skala nyeri menjadi \'a3 3/10.\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab Ekspresi wajah pasien tampak lebih rileks dan mampu beristirahat tanpa gelisah.\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab Pasien dapat mendemonstrasikan satu teknik non-farmakologi (contoh: napas dalam) untuk mengatasi nyeri.\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\li720\fi-720\lin720\f1 \h'720'\'b7\tab Tidak ada peningkatan tanda-tanda distres akibat nyeri (seperti takikardia atau hipertensi) dari tanda vital awal.\par
\pard\sa160\sl276\slmult1\f1 \par
\pard\sa160\sl276\slmult1\i\f1 \'a9 Disusun berdasarkan PPNI (2017, 2018, 2019). Diagnosis dan intervensi dapat berkembang sesuai dinamika assessment berkelanjutan.\i0\par
} -
Article No. 20926 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untuk diagnosis nyeri akut dengan kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat nyeri menurun
- Perilaku nyeri menurun
- Pengetahuan tentang manajemen nyeri meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri (I-027)
- Kontrol Nyeri (I-028)
- Pemberian Analgesik (I-029)
Evaluasi untuk Diagnosis Nyeri Akut:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan:
1. Tingkat nyeri pasien menurun dari skala 8 (nyeri berat) menjadi skala 4 (nyeri sedang).
2. Pasien dapat melakukan aktivitas pergerakan ekstremitas bawah kiri dengan lebih baik.
3. Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang manajemen nyeri, seperti penggunaan obat analgesik, teknik relaksasi, dan mobilisasi yang tepat. -
Article No. 20927 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan tujuan dan kriteria hasil untuk diagnosis gangguan mobilitas fisik dengan kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sesuai dengan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik mandiri yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan aktivitas dan kapasitas individu.
Kode: 00085
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas (1802)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
Kode: 1802
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas (4310)
Definisi: Membantu pasien untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas fisik.
Kode: 4310
2. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pengurangan rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
Kode: 1400
3. Perawatan Patah Tulang (4062)
Definisi: Tindakan untuk mencegah komplikasi dan mempromosikan penyembuhan patah tulang.
Kode: 4062
Tujuan dan Kriteria Hasil:
1. Pasien akan meningkatkan mobilitas fisik yang ditandai dengan:
a. Pasien dapat menggerakkan ekstremitas bawah kiri dengan minimal bantuan dalam waktu 3 hari.
b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal dalam waktu 5 hari.
c. Pasien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2-3 dari skala 0-10 dalam waktu 2 hari.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kasus yang diberikan, pasien mengalami gangguan mobilitas fisik akibat fraktur tertutup pada femur kiri. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan mobilitas fisik pasien dengan mengurangi nyeri, mencegah komplikasi, dan mempromosikan penyembuhan patah tulang. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen nyeri, dan perawatan patah tulang. -
Article No. 20928 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan tujuan dan kriteria hasil untuk diagnosis gangguan mobilitas fisik dengan kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, tujuan, dan kriteria hasil untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Kode SDKI: 00085
Definisi SDKI: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang independen dan terarah, yang disebabkan oleh gangguan muskuloskeletal, neurologis, atau psikologis.
2. Nyeri Akut
Kode SDKI: 00132
Definisi SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menentukan diagnosa keperawatan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan kriteria hasil. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan intervensi keperawatan.
Tujuan dan Kriteria Hasil:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Tujuan:
- Pasien dapat melakukan pergerakan tungkai kiri secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri atau dengan bantuan minimal.
Kriteria Hasil (SLKI):
- Pasien menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi (Kode: 10001866).
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan berpindah (Kode: 10001867).
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (Kode: 10001868).
2. Nyeri Akut
Tujuan:
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif.
Kriteria Hasil (SLKI):
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri (Kode: 10001863).
- Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif (Kode: 10001864).
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal (Kode: 10001865).
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, SDKI - SLKI - SIKI, tujuan, dan kriteria hasil untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20929 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan implementasi untuk diagnosis gangguan mobilitas fisik dengan kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya jelaskan diagnosis keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan gerakan fisik yang disengaja dari satu atau lebih anggota tubuh secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 0087
Definisi: Tingkat kemampuan pasien dalam melakukan gerakan fisik yang disengaja dari satu atau lebih anggota tubuh secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 0091
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk membantu pasien meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan kemampuan dalam melakukan gerakan fisik yang disengaja dari satu atau lebih anggota tubuh secara mandiri.
Implementasi untuk Diagnosis Gangguan Mobilitas Fisik:
1. Lakukan pengkajian yang komprehensif terkait kondisi fisik pasien, seperti tingkat nyeri, kemampuan pergerakan, sirkulasi, sensorik, dan motorik.
2. Kolaborasi dengan tim medis untuk rencana tindakan operasi ORIF (Open Reduction Internal Fixation) pada fraktur femur.
3. Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi nyeri.
4. Berikan imobilisasi pada ekstremitas yang fraktur menggunakan alat bantu, seperti splint atau traksi.
5. Lakukan latihan ROM (Range of Motion) pasif pada ekstremitas yang tidak terlibat untuk mencegah kontraktur.
6. Ajarkan dan latih pasien untuk melakukan latihan isometrik dan ROM aktif terbatas pada ekstremitas yang fraktur sesuai toleransi.
7. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait proses penyembuhan, perawatan, dan pencegahan komplikasi.
8. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rencana latihan fisik yang tepat sesuai kondisi pasien.
9. Pantau tanda-tanda vital, sirkulasi, motorik, dan sensorik ekstremitas yang terlibat secara berkala.
10. Dokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 20930 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untuk diagnosis gangguan mobilitas fisik dengan kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang Anda berikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosis Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Kode: 00085 (NANDA-I)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh faktor muskuloskeletal, neurologis, atau perkembangan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah akibat jatuh dari tangga setinggi 2 meter. Hal ini menyebabkan deformitas, bengkak, dan keterbatasan pergerakan pada ekstremitas bawah kiri. Kondisi ini mengakibatkan gangguan mobilitas fisik pada pasien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 08019
Nama: Keterbatasan Mobilitas Fisik
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disebabkan oleh faktor muskuloskeletal, neurologis, atau perkembangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 08019
Nama: Mobilitas Fisik
Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan pergerakan fisik yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 08019
Nama: Peningkatan Mobilitas Fisik
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi individu dalam melakukan pergerakan fisik yang efektif.
Evaluasi:
Setelah diberikan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti manajemen nyeri, edukasi, mobilisasi bertahap, dan kolaborasi dengan tim medis, diharapkan kondisi pasien dapat membaik. Tujuan evaluasi yang dapat diterapkan adalah:
1. Pasien dapat melakukan pergerakan ekstremitas bawah kiri dengan nyeri minimal.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri atau dengan bantuan minimal.
3. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fisik dan mobilitas sesuai dengan kondisi saat ini. -
Article No. 20931 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untuk diagnosis gangguan mobilitas fisik dengan kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta evaluasi untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan fraktur femur tertutup, ditandai dengan keterbatasan pergerakan tungkai kiri.
Kode SDKI: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang bertujuan dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00085
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang bertujuan dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 1805
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan gerakan tubuh yang terkoordinasi dan terarah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 4420
- Definisi: Pemberian bantuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuan individu dalam melakukan gerakan tubuh yang terkoordinasi dan terarah.
Evaluasi:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Menunjukkan peningkatan kemampuan pergerakan tungkai kiri setelah dilakukan ORIF.
2. Menunjukkan penurunan nyeri pada tungkai kiri.
3. Menunjukkan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
Catatan:
Pasien akan membutuhkan perawatan dan rehabilitasi yang komprehensif untuk memulihkan mobilitas fisiknya setelah operasi ORIF. Evaluasi harus dilakukan secara berkala untuk memantau kemajuan pasien.