Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8109 | 06 Dec 2024
Klinis : Peningkatan Kualitas Hidup
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Peningkatan Kualitas Hidup
Definisi:
Peningkatan Kualitas Hidup adalah kemampuan individu untuk merasakan dan menikmati kehidupannya secara penuh, termasuk dimensi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Kualitas Hidup dicirikan oleh adanya peningkatan kemampuan individu dalam menjalani aktivitas sehari-hari, perasaan sejahtera, dan kepuasan terhadap kehidupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Peningkatan Kualitas Hidup adalah:
1. Meningkatnya kemampuan individu dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
2. Meningkatnya perasaan sejahtera.
3. Meningkatnya kepuasan terhadap kehidupan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Peningkatan Kualitas Hidup meliputi:
1. Promosi gaya hidup sehat
2. Manajemen stres
3. Dukungan psikososial
4. Peningkatan spiritualitas
5. Optimalisasi fungsi fisik
Dengan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 8110 | 06 Dec 2024
Klinis : kekurangan volume cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kekurangan volume cairan.
Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Volume Cairan
Definisi:
Kekurangan volume cairan adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan volume cairan di dalam tubuh.
Penyebab:
1. Kehilangan cairan yang berlebihan melalui saluran pencernaan, kulit, atau ginjal.
2. Asupan cairan yang tidak cukup.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Tanda dan Gejala:
1. Penurunan turgor kulit.
2. Membran mukosa kering.
3. Peningkatan denyut nadi.
4. Penurunan volume urin.
5. Rasa haus yang berlebihan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Untuk diagnosa kekurangan volume cairan, SDKI mencakup definisi, penyebab, dan karakteristik definisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Untuk kondisi kekurangan volume cairan, SLKI mencakup hasil yang diharapkan, seperti pemeliharaan keseimbangan cairan, pemulihan status hidrasi, dan pemantauan tanda-tanda vital.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Untuk kondisi kekurangan volume cairan, SIKI mencakup intervensi keperawatan, seperti pemberian cairan intravena, pengaturan asupan dan output cairan, serta edukasi terkait manajemen cairan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam menangani kasus kekurangan volume cairan. -
Article No. 8111 | 06 Dec 2024
Klinis : kekurangan volume cairan karena gastreonteritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan Cairan Aktif sekunder akibat Gastroenteritis.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan volume cairan intra- dan/atau ekstraseluler.
- Karakteristik Definitif: Mukosa kering, turgor kulit buruk, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, dan kelelahan.
- Faktor Berhubungan: Kehilangan cairan aktif, intake cairan tidak adekuat, dan/atau gangguan mekanisme pengaturan cairan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Indikator Luaran: Intake dan output cairan seimbang, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan turgor kulit membaik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Utama: Manajemen Cairan, Manajemen Muntah, dan Manajemen Diare.
- Aktivitas Keperawatan: Memantau intake dan output cairan, mengatur pemberian cairan intravena, memberikan antiemetik dan antidiare sesuai instruksi, serta memfasilitasi istirahat dan nutrisi yang adekuat.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, menetapkan tujuan perawatan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kekurangan volume cairan akibat gastroenteritis. -
Article No. 8112 | 06 Dec 2024
Klinis : Ibu Ani, seorang wanita berusia 50 tahun, menikah dan memiliki dua anak. Ia bekerja sebagai guru di sekolah dasar. Ibu Ani tidak memiliki riwayat penyakit kronis, tidak merokok, dan tidak ada riwayat penyakit jantung atau diabetes dalam keluarganya. Menstruasi terakhirnya terjadi pada usia 49 tahun, dan sejak saat itu ia tidak mengalami menstruasi lagi. Ibu Ani datang ke klinik dengan keluhan utama berupa hot flashes (sensasi panas yang mendalam), berkeringat banyak pada malam hari, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Ia juga merasa cemas dan khawatir tentang perubahan fisik dan emosional yang dialaminya. Gejala-gejala ini sudah dirasakannya sejak enam bulan yang lalu dan semakin mengganggu kenyamanannya, terutama karena ia merasa lelah dan mudah tersinggung. Selain itu, gejala tersebut juga mempengaruhi kualitas hidupnya, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ibu Ani adalah:
1. Perubahan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Karakteristik Definisi: Ibu Ani mengalami gangguan tidur, seperti sulit memulai dan mempertahankan tidur.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- Karakteristik Definisi: Ibu Ani merasa lelah dan mudah tersinggung, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Ketidakseimbangan Emosi
- Definisi: Kerentanan terhadap perubahan suasana hati yang tidak stabil atau tidak proporsional dengan stimulus yang ada.
- Karakteristik Definisi: Ibu Ani mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan tidak terkontrol.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Membaik
- Kriteria Hasil: Ibu Ani dapat memulai dan mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Indikator: Jumlah waktu tidur, kualitas tidur, dan fungsi sehari-hari yang meningkat.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria Hasil: Ibu Ani dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan minimal kelelahan.
- Indikator: Tingkat kelelahan, durasi aktivitas, dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.
3. Keseimbangan Emosi Meningkat
- Kriteria Hasil: Ibu Ani dapat mengelola perubahan suasana hati dengan lebih baik.
- Indikator: Frekuensi dan intensitas perubahan suasana hati, kemampuan untuk mengatasi emosi, dan kualitas interaksi sosial.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur
- Intervensi: Identifikasi pola tidur Ibu Ani, modifikasi lingkungan tidur, dan edukasi tentang hygiene tidur.
- Aktivitas: Mengkaji pola tidur, memberikan lingkungan yang nyaman untuk tidur, dan mengajarkan teknik relaksasi.
2. Manajemen Kelelahan
- Intervensi: Identifikasi penyebab kelelahan, pengaturan aktivitas, dan promosi istirahat.
- Aktivitas: Mengevaluasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan, menyusun jadwal aktivitas, dan memberikan intervensi untuk meningkatkan istirahat.
3. Terapi Suportif
- Intervensi: Identifikasi emosi Ibu Ani, pemberian dukungan emosional, dan latihan manajemen stres.
- Aktivitas: Menggali emosi Ibu Ani, memberikan empati dan validasi, serta mengajarkan teknik manajemen stres.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas. Tone akademis, persona pakar, nurse. -
Article No. 8113 | 06 Dec 2024
Klinis : Ibu Ani, seorang wanita berusia 50 tahun, menikah dan memiliki dua anak. Ia bekerja sebagai guru di sekolah dasar. Ibu Ani tidak memiliki riwayat penyakit kronis, tidak merokok, dan tidak ada riwayat penyakit jantung atau diabetes dalam keluarganya. Menstruasi terakhirnya terjadi pada usia 49 tahun, dan sejak saat itu ia tidak mengalami menstruasi lagi. Ibu Ani datang ke klinik dengan keluhan utama berupa hot flashes (sensasi panas yang mendalam), berkeringat banyak pada malam hari, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Ia juga merasa cemas dan khawatir tentang perubahan fisik dan emosional yang dialaminya. Gejala-gejala ini sudah dirasakannya sejak enam bulan yang lalu dan semakin mengganggu kenyamanannya, terutama karena ia merasa lelah dan mudah tersinggung. Selain itu, gejala tersebut juga mempengaruhi kualitas hidupnya, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi Ibu Ani.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan suhu tubuh (00005): Peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh perubahan hormonal pada masa menopause, ditandai dengan sensasi panas yang mendalam (hot flashes) dan berkeringat banyak pada malam hari.
2. Gangguan pola tidur (00198): Kesulitan memulai dan mempertahankan tidur, yang disebabkan oleh gejala menopause seperti hot flashes dan perubahan suasana hati.
3. Kecemasan (00146): Perasaan cemas dan khawatir yang dialami Ibu Ani terkait perubahan fisik dan emosional yang dirasakan selama masa menopause.
Luaran/Output SLKI:
1. Keseimbangan Suhu Tubuh (0800):
- Indikator: Suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada sensasi panas yang berlebihan, dan tidak terjadi keringat berlebihan pada malam hari.
- Target: Suhu tubuh Ibu Ani stabil pada rentang normal dan tidak terjadi sensasi panas atau keringat berlebihan.
2. Kualitas Tidur (0004):
- Indikator: Ibu Ani dapat tidur dengan nyenyak, tidak terbangun di malam hari, dan merasa segar saat bangun tidur.
- Target: Ibu Ani dapat tidur selama 6-8 jam per malam tanpa gangguan.
3. Kontrol Kecemasan (1402):
- Indikator: Ibu Ani dapat mengidentifikasi dan mengelola kecemasan yang dirasakan, serta mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama masa menopause.
- Target: Ibu Ani dapat mengelola kecemasan dan merasa tenang dalam menghadapi perubahan fisik dan emosional selama masa menopause.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pengelolaan Suhu Tubuh (3900):
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi suhu tubuh.
- Pantau suhu tubur secara berkala.
- Berikan kompres dingin pada area yang mengalami sensasi panas.
- Anjurkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat.
- Edukasi tentang manajemen suhu tubuh selama masa menopause.
2. Peningkatan Kualitas Tidur (1850):
- Kaji pola tidur Ibu Ani dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu tidur.
- Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk tidur.
- Anjurkan pengaturan jadwal tidur yang konsisten.
- Berikan edukasi tentang pola tidur yang sehat selama masa menopause.
3. Manajemen Kecemasan (5820):
- Kaji tingkat kecemasan Ibu Ani dan identifikasi faktor pemicunya.
- Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan Ibu Ani.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk mengelola kecemasan.
- Dorong Ibu Ani untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan.
- Berikan edukasi tentang perubahan fisik dan emosional selama masa menopause.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan suhu tubuh (00005): Kondisi Ibu Ani menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh perubahan hormonal selama masa menopause. Hot flashes dan keringat berlebih pada malam hari merupakan gejala khas yang terjadi pada wanita menopause. Diagnosa ini dipilih untuk mengatasi permasalahan Ibu Ani terkait ketidakstabilan suhu tubuhnya.
2. Gangguan pola tidur (00198): Ibu Ani mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan tidur, yang disebabkan oleh gejala-gejala menopause seperti hot flashes dan perubahan suasana hati. Diagnosa ini dipilih untuk mengatasi masalah gangguan tidur yang dialami Ibu Ani.
3. Kecemasan (00146): Ibu Ani merasa cemas dan khawatir terkait perubahan fisik dan emosional yang dialaminya selama masa menopause. Diagnosa ini dipilih untuk menangani kecemasan yang dirasakan Ibu Ani dalam menghadapi fase transisi ini.
Luaran/Output SLKI:
1. Keseimbangan Suhu Tubuh (0800): Luaran ini dipilih untuk mengembalikan keseimbangan suhu tubuh Ibu Ani, sehingga tidak lagi mengalami sensasi panas yang berlebihan dan keringat yang tidak terkontrol, terutama pada malam hari.
2. Kualitas Tidur (0004): Luaran ini dipilih untuk membantu Ibu Ani memperoleh tidur yang berkualitas, sehingga dapat beristirahat dengan baik dan merasa segar saat bangun tidur.
3. Kontrol Kecemasan (1402): Luaran ini dipilih untuk membantu Ibu Ani mengelola kecemasan yang dirasakan terkait perubahan fisik dan emosional selama masa menopause, sehingga ia dapat beradaptasi dengan baik.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pengelolaan Suhu Tubuh (3900): Intervensi ini dipilih untuk membantu Ibu Ani mengatasi gejala hot flashes dan keringat berlebih, serta menjaga keseimbangan suhu tubuhnya. Intervensi ini mencakup identifikasi faktor penyebab, pemantauan suhu, pemberian kompres dingin, dan edukasi terkait manajemen suhu tubuh.
2. Peningkatan Kualitas Tidur (1850): Intervensi ini dipilih untuk membantu Ibu Ani memperoleh tidur yang berkualitas. Intervensi ini mencakup pengkajian pola tidur, pemberian teknik relaksasi, penciptaan lingkungan tidur yang nyaman, dan edukasi tentang pola tidur yang sehat.
3. Manajemen Kecemasan (5820): Intervensi ini dipilih untuk membantu Ibu Ani mengelola kecemasan yang dirasakan terkait perubahan yang terjadi selama masa menopause. Intervensi ini mencakup pengkajian tingkat kecemasan, pemberian dukungan emosional, pembelajaran teknik relaksasi, dan edukasi tentang perubahan fisik dan emosional pada masa menopause.
Dengan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Ibu Ani dapat memperoleh asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya selama masa menopause, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 8114 | 06 Dec 2024
Klinis : Ibu Ani datang ke klinik dengan keluhan utama berupa hot flashes (sensasi panas yang mendalam), berkeringat banyak pada malam hari, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Ia juga merasa cemas dan khawatir tentang perubahan fisik dan emosional yang dialaminya. Gejala-gejala ini sudah dirasakannya sejak enam bulan yang lalu dan semakin mengganggu kenyamanannya, terutama karena ia merasa lelah dan mudah tersinggung. Selain itu, gejala tersebut juga mempengaruhi kualitas hidupnya, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang dialami Ibu Ani.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan perubahan hormonal akibat menopausal.
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan fisik dan emosional akibat menopausal.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan perubahan suasana hati akibat menopausal.
Penjelasan Singkat Menggunakan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang dapat mengganggu kualitas hidup.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Tidur, yaitu pengaturan dan pemeliharaan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan adalah Atur lingkungan untuk tidur, Ajarkan teknik relaksasi, dan Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Ansietas
- SDKI: Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terhadap suatu masalah.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Ansietas, yaitu pengurangan rasa cemas, takut, dan kekhawatiran yang berlebihan.
- SIKI: Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan adalah Identifikasi penyebab ansietas, Ajarkan teknik relaksasi, dan Berikan dukungan emosional.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Energi, yaitu pengaturan dan pemeliharaan energi untuk melakukan aktivitas.
- SIKI: Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan adalah Identifikasi faktor penyebab, Atur aktivitas sesuai kemampuan, dan Libatkan keluarga dalam perawatan.
Dalam menangani kondisi Ibu Ani, pendekatan holistik dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain (seperti dokter dan ahli gizi) diperlukan untuk mengatasi perubahan fisik, emosional, dan kualitas hidup yang dialaminya akibat masa menopausal. -
Article No. 8115 | 06 Dec 2024
Klinis : Seorang pasien Bernama Ny. H berusia 39 Tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaaan Ibu rumah tangga,Pendidikan terakhir smp,bertempat tinggal di Pontianak Jl. H. Rais Arahman Gg.sebukit datang ke pukesmas Pal 3 pada tanggal 24 november 2024 dengan keluhan terlambat haid selama 11 bulan serta sakit perut tidak seperti biasanya, pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah KB, dan pasien sering mengalami sakit perut, sakit kepala, berat badan nya tiba-tiba naik dan kesulitan untuk tidur sehari-hari , untuk durasi haidnya kurang lebih mencapai 3 minggu .Setelah dilakukan pemeriksaan fisik pasien tampak lemas, pasien meringgis sambil memengang perut ,cemas akibat kurang tidur,TD 120/100, N 65x/menit, Suhu 39°∁ , RR 17x/menit dan dengan berat badan saat ini 80 kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ansietas
- SDKI: Ansietas adalah respon individu terhadap sumber stresor atau ancaman yang dianggap mengganggu yang ditandai dengan kekhawatiran atau ketakutan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan.
- SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah pasien dapat mengatasi ansietas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi ansietas
b. Kaji tingkat ansietas pasien
c. Berikan informasi yang dapat mengurangi ansietas
d. Berikan teknik relaksasi
e. Libatkan keluarga dalam mengatasi ansietas
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah pasien dapat mengatasi nyeri akut.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Identifikasi penyebab nyeri
b. Kaji intensitas nyeri
c. Berikan analgetik sesuai indikasi
d. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi.
- SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Identifikasi faktor penyebab gangguan tidur
b. Kaji pola tidur pasien
c. Berikan lingkungan yang nyaman untuk tidur
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan gangguan tidur
Penjelasan singkat: Berdasarkan kondisi pasien Ny. H yang mengalami terlambat haid, sakit perut, sakit kepala, berat badan naik, dan kesulitan tidur, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami ansietas, nyeri akut, dan gangguan pola tidur. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengatasi ansietas, menangani nyeri akut, dan memfasilitasi pola tidur yang adekuat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 8116 | 06 Dec 2024
Klinis : Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Kelebihan volume cairan". Hipervolemia atau kelebihan volume cairan merupakan suatu kondisi di mana terjadi akumulasi cairan dalam ruang intravaskular, interstisial, atau keduanya, yang disebabkan oleh gangguan mekanisme regulasi cairan dan elektrolit.
Definisi Diagnosa Keperawatan SDKI "Kelebihan volume cairan" adalah ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan, yang ditandai dengan akumulasi cairan dalam ruang intravaskular, interstisial, atau keduanya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Beberapa Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi "Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi" adalah:
a. Keseimbangan Cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
b. Tanda-Tanda Vital: Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Manajemen Cairan: Pasien dapat mengelola asupan dan pengeluaran cairan secara efektif.
d. Fungsi Ginjal: Pasien dapat mempertahankan fungsi ginjal yang optimal.
e. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik.
Penjelasan rinci untuk setiap Luaran/Output:
a. Keseimbangan Cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan intake dan output cairan yang seimbang, tidak ada edema, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
b. Tanda-Tanda Vital: Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal, seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh.
c. Manajemen Cairan: Pasien dapat mengelola asupan dan pengeluaran cairan secara efektif, sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.
d. Fungsi Ginjal: Pasien dapat mempertahankan fungsi ginjal yang optimal, ditandai dengan produksi urin yang adekuat, kadar elektrolit dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda gagal ginjal.
e. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik, ditandai dengan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau sesak napas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Beberapa Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) pada kondisi "Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi" adalah:
a. Pemantauan Cairan
b. Manajemen Cairan
c. Manajemen Elektrolit
d. Manajemen Nutrisi
e. Manajemen Aktivitas
Penjelasan rinci untuk setiap Intervensi Keperawatan:
a. Pemantauan Cairan:
- Memantau input dan output cairan
- Mengukur berat badan harian
- Memantau tanda-tanda kelebihan cairan, seperti edema, distensi vena leher, dan ronki di paru-paru
- Memantau fungsi ginjal, seperti kadar elektrolit dan produksi urin
b. Manajemen Cairan:
- Mengatur pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan pasien
- Mempertimbangkan penggunaan diuretik untuk mengeluarkan kelebihan cairan
- Memfasilitasi peningkatan intake cairan oral, jika memungkinkan
- Memantau perubahan status cairan pasien secara ketat
c. Manajemen Elektrolit:
- Memantau kadar elektrolit dalam darah, seperti natrium, kalium, dan klorida
- Mengatur pemberian elektrolit sesuai kebutuhan pasien
- Mengedukasi pasien tentang pentingnya menjaga keseimbangan elektrolit
d. Manajemen Nutrisi:
- Mengevaluasi kebutuhan nutrisi pasien
- Mengatur asupan cairan dan natrium dalam diet
- Memantau status gizi pasien
e. Manajemen Aktivitas:
- Mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Memfasilitasi latihan fisik yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien
- Memantau tanda-tanda kelelahan atau sesak napas selama aktivitas
Penerapan Intervensi Keperawatan yang komprehensif dan terpadu akan membantu pasien mencapai Luaran/Output yang diharapkan dan mengatasi kondisi Hipervolemia yang disebabkan oleh gangguan mekanisme regulasi. -
Article No. 8117 | 06 Dec 2024
Klinis : ketidaknyamanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi ketidaknyamanan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketidaknyamanan adalah "Ketidaknyamanan Fisik" (Physical Discomfort). Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Pengalaman subjektif dan tidak menyenangkan dari ketidaknyamanan atau rasa sakit yang dilaporkan atau diobservasi" (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien melaporkan penurunan tingkat ketidaknyamanan.
2. Pasien mendemonstrasikan perilaku untuk mengelola ketidaknyamanan.
3. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas.
4. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen rasa tidak nyaman:
a. Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi ketidaknyamanan.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengelola penyebab ketidaknyamanan.
c. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi ketidaknyamanan.
d. Ajarkan teknik manajemen rasa tidak nyaman kepada pasien.
2. Manajemen aktivitas:
a. Evaluasi kemampuan fisik pasien dan batasi aktivitas sesuai toleransi.
b. Berikan bantuan dan alat bantu yang diperlukan untuk memfasilitasi aktivitas.
c. Ajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas kepada pasien.
3. Pemantauan tanda-tanda vital:
a. Ukur tanda-tanda vital secara berkala.
b. Identifikasi perubahan tanda-tanda vital yang perlu ditindaklanjuti.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengelola perubahan tanda-tanda vital.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu penurunan tingkat ketidaknyamanan, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan stabilitas tanda-tanda vital. Hal ini akan mendukung proses pemulihan dan peningkatan kualitas hidup pasien. -
Article No. 8118 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluhkan sesak napas yang dirasakan sejak sekitar satu bulan terakhir. Keluhan ini dirasakan semakin berat sehingga pasien memutuskan untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit Ansal. Setelah dilakukan pemeriksaan rawat jalan dan pemeriksaan radiologi, ditemukan adanya benjolan yang dicurigai sebagai tumor (+). Berdasarkan hasil tersebut, pasien kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Ulin untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Pasien juga mengungkapkan batuk kadang kadang • P: pasien mengatakan nyeri tiba tiba • Q: Pasien menggambarkan nyeri seperti tertusuk. • R: Nyeri dirasakan di seluruh dada dan lebih nyeri lagi di sebelah kanan. • S: 5/10 • T: Nyeri bersifat hilang-timbul sepanjang hari, tanpa pola waktu tertentu.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C34.9
- Deskripsi: Tumor ganas pada bronkus atau paru, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.29
- Deskripsi: Prosedur diagnostik lainnya pada bronkus dan paru
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin berat sejak satu bulan terakhir. Setelah pemeriksaan rawat jalan dan radiologi, ditemukan adanya benjolan yang dicurigai sebagai tumor pada paru-paru. Oleh karena itu, diagnosis yang sesuai adalah Tumor ganas pada bronkus atau paru, tidak dispesifikasi (kode ICD-10 C34.9).
Terkait tindakan medis, pasien kemudian dirujuk ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Salah satu prosedur yang mungkin dilakukan adalah Prosedur diagnostik lainnya pada bronkus dan paru (kode ICD-9-CM 33.29), yang dapat mencakup pemeriksaan lebih lanjut seperti bronkoskopi atau biopsi untuk konfirmasi diagnosis.