Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8063 | 06 Dec 2024
Klinis : Gangguan integritas pada kulit b.d pembekana pada kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Penyebab:
Pembekanan pada kaki
Gejala dan Tanda:
- Perubahan warna, tekstur, dan integritas kulit
- Rasa tidak nyaman atau nyeri pada area yang terkena
- Peningkatan risiko infeksi
Rencana Asuhan Keperawatan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Identifikasi area kulit yang terganggu
- Evaluasi tanda dan gejala gangguan integritas kulit
- Identifikasi faktor penyebab gangguan integritas kulit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan integritas kulit
- Pencegahan komplikasi (infeksi)
- Peningkatan kenyamanan pasien
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan luka
- Manajemen nyeri
- Edukasi perawatan kulit
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penanganan yang tepat.
Penerapan dalam Praktik Keperawatan:
Perawat akan melakukan pengkajian menyeluruh, merencanakan intervensi yang tepat, dan melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau perkembangan kondisi pasien. Tujuannya adalah pemulihan integritas kulit, pencegahan komplikasi, dan peningkatan kenyamanan pasien. -
Article No. 8064 | 06 Dec 2024
Klinis : Gangguan integritas pada kulit b.d pembekana pada kaki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Gangguan integritas pada kulit b.d pembekana pada kaki" adalah "Kerusakan integritas kulit".
Penjelasan:
Kerusakan integritas kulit merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan adanya perubahan pada struktur dan fungsi kulit yang menyebabkan terjadinya luka atau kerusakan pada kulit. Dalam kasus ini, adanya pembekana pada kaki menunjukkan terjadinya gangguan pada integritas kulit, sehingga diagnosa Kerusakan integritas kulit menjadi yang paling sesuai.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan adalah "Pemulihan integritas kulit".
Penjelasan:
Pemulihan integritas kulit merupakan luaran yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kerusakan integritas kulit. Luaran ini menggambarkan tercapainya kondisi di mana integritas kulit kembali pulih dan normal, sehingga tidak terdapat lagi gangguan atau kerusakan pada kulit.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran Pemulihan integritas kulit adalah:
a. Perawatan luka
b. Manajemen nyeri
c. Peningkatan sirkulasi
d. Edukasi perawatan kulit
Penjelasan:
a. Perawatan luka: Intervensi ini dilakukan untuk membersihkan, merawat, dan memulihkan kondisi kulit yang mengalami kerusakan akibat pembekana. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses penyembuhan dan menghindari komplikasi.
b. Manajemen nyeri: Intervensi ini dilakukan untuk mengelola dan mengurangi rasa nyeri yang mungkin dirasakan pasien akibat adanya kerusakan pada kulit. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kenyamanan dan memfasilitasi proses penyembuhan.
c. Peningkatan sirkulasi: Intervensi ini dilakukan untuk meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke area kulit yang mengalami kerusakan, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.
d. Edukasi perawatan kulit: Intervensi ini dilakukan untuk memberikan informasi dan pembelajaran kepada pasien mengenai cara merawat kulit secara optimal, termasuk menjaga kebersihan, penggunaan pelembab, dan perlindungan kulit. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan kulit di kemudian hari.
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat dicapai luaran Pemulihan integritas kulit, di mana integritas kulit kembali pulih dan normal, sehingga tujuan Asuhan Keperawatan dapat tercapai. -
Article No. 8065 | 06 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka ditangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan luka di tangan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Faktor Berhubungan: Trauma fisik (luka).
Gejala Klinik: Adanya luka di tangan.
Rencana Asuhan Keperawatan (SDKI - SLKI - SIKI PPNI):
1. Intervensi (SDKI):
- Perawatan Luka
- Manajemen Nyeri
- Peningkatan Integritas Kulit
2. Hasil yang Diharapkan (SLKI):
- Luka membaik
- Tingkat nyeri menurun
- Integritas kulit membaik
3. Kriteria Hasil (SIKI):
- Luka tertutup sempurna
- Skor nyeri berkurang
- Tidak ada tanda infeksi pada luka
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Integritas Kulit Terganggu" menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit, dalam hal ini adalah adanya luka di tangan. Faktor yang berhubungan dengan diagnosa ini adalah trauma fisik, yaitu luka.
Rencana asuhan keperawatan berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI PPNI meliputi intervensi perawatan luka, manajemen nyeri, dan peningkatan integritas kulit. Tujuan asuhan keperawatan adalah agar luka membaik, tingkat nyeri menurun, dan integritas kulit membaik, dengan kriteria hasil luka tertutup sempurna, skor nyeri berkurang, dan tidak ada tanda infeksi pada luka.
Perawat berperan penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 8066 | 06 Dec 2024
Klinis : pasien datang dnegan keluhan bisul di lengan, badan dan punggung sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan memperhatikan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Berhubungan dengan Adanya Lesi Kulit (Bisul)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Adanya lesi kulit, prosedur invasif, penurunan imunitas, malnutrisi, dan faktor lingkungan yang tidak higienis.
- Gejala dan Tanda: Peningkatan suhu tubuh, kemerahan, pembengkakan, dan drainase luka.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi, lesi kulit membaik, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Indikator: Suhu tubuh normal, lesi kulit berkurang, tidak ada eritema, edema, atau drainase.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Perawatan luka: Membersihkan luka, menerapkan balutan luka yang sesuai, dan memantau perkembangan luka.
b. Manajemen infeksi: Memantau tanda-tanda infeksi, memberikan obat antibiotik sesuai resep, dan mengajarkan pasien tentang pencegahan infeksi.
c. Edukasi kesehatan: Memberikan edukasi tentang perawatan luka, kebersihan diri, dan gaya hidup sehat.
Dalam menangani kasus ini, perawat harus fokus pada pencegahan infeksi, perawatan luka yang tepat, serta edukasi dan pengawasan terhadap pasien untuk memastikan penyembuhan lesi kulit (bisul) dan mencegah terjadinya infeksi. -
Article No. 8067 | 06 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan bisul di lengan, badan dan punggung sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Penjelasan: Adanya bisul di lengan, badan, dan punggung pasien menunjukkan adanya risiko infeksi yang perlu ditangani segera.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi
- Penjelasan: Pasien dapat mengendalikan atau mencegah terjadinya infeksi pada luka bisul.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
- Penjelasan: Intervensi keperawatan untuk membersihkan, menutup, dan mempercepat penyembuhan luka bisul.
2. Manajemen Infeksi
- Penjelasan: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada luka bisul.
3. Edukasi Kesehatan
- Penjelasan: Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien tentang perawatan dan pencegahan infeksi luka bisul.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, menyusun rencana perawatan, dan melaksanakan intervensi-intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi risiko infeksi pada luka bisul pasien. Pemantauan dan evaluasi juga akan dilakukan secara berkala untuk memastikan luka bisul dapat sembuh dengan baik dan pasien terhindar dari komplikasi. -
Article No. 8068 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan matanya merah dan sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah dan sakit:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan penglihatan
Definisi: Perubahan pada fungsi mata atau penglihatan yang menghambat aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Mata merah, nyeri mata, penglihatan kabur.
- Penyebab: Iritasi mata, peradangan mata, infeksi.
- Risiko yang mungkin terjadi: Penurunan kemampuan fungsional, gangguan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko gangguan penglihatan, pasien mendemonstrasikan perawatan mata yang tepat, pasien melaporkan perbaikan kondisi mata.
- Kriteria hasil: Keluhan mata berkurang, tidak ada tanda-tanda infeksi, kemampuan fungsional meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pengkajian mata, pemberian kompres hangat/dingin, pemberian obat tetes mata, edukasi perawatan mata, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Rasional: Untuk mengurangi iritasi, mengatasi infeksi, memperbaiki fungsi penglihatan, dan mencegah komplikasi.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah gangguan penglihatan, dengan intervensi keperawatan yang difokuskan pada pengkajian, pemberian kompres, pemberian obat tetes mata, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi kondisi mata merah dan sakit pada pasien. -
Article No. 8069 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus campak, ditandai dengan demam tinggi selama 3 hari.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan reaksi infeksi virus campak, ditandai dengan ruam merah di kulit.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat infeksi virus campak.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
2. Kerusakan integritas kulit: Kerusakan pada lapisan epidermis, dermis, atau lapisan kulit lainnya.
3. Risiko infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Anak menunjukkan penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal.
2. Kerusakan integritas kulit: Anak menunjukkan perbaikan integritas kulit.
3. Risiko infeksi: Anak tidak mengalami infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Manajemen demam, pemberian obat antipiretik, dan tindakan pendinginan.
2. Kerusakan integritas kulit: Perawatan luka, pencegahan infeksi, dan tindakan peningkatan penyembuhan.
3. Risiko infeksi: Pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik jika diperlukan, dan edukasi pencegahan infeksi.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan langkah-langkah keperawatan sesuai dengan diagnosa dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk memberikan perawatan yang optimal bagi pasien anak perempuan dengan kemungkinan infeksi virus campak. -
Article No. 8070 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien hamil Pro sc terjadi ido
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu pasien hamil Pro sc yang mengalami ido (intrapartum fetal distress), maka diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Fetus
Definisi: Penurunan suplai oksigen dan/atau nutrisi ke janin yang dapat mengancam kesejahteraan janin.
Karakteristik Definisi: Penurunan denyut jantung janin, perubahan pola napas janin, perubahan warna kulit janin.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perfusi Jaringan Fetus Membaik
Kriteria hasil:
a. Denyut jantung janin dalam batas normal
b. Pola napas janin stabil
c. Warna kulit janin membaik
d. Tidak ada tanda-tanda distress fetal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Pemantauan Kesejahteraan Janin
a. Lakukan pemantauan denyut jantung janin secara terus-menerus
b. Lakukan pemantauan pola napas janin
c. Lakukan pemantauan warna kulit janin
2. Penanganan Distress Fetal
a. Berikan oksigen pada ibu sesuai indikasi
b. Posisikan ibu dalam posisi miring kiri untuk meningkatkan aliran darah ke janin
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (bidan/dokter) untuk pemberian terapi medis yang tepat
3. Edukasi dan Dukungan Keluarga
a. Berikan edukasi kepada keluarga mengenai kondisi janin dan pentingnya pemantauan
b. Libatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan
c. Berikan dukungan emosional kepada keluarga
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Perfusi Jaringan Fetus" dipilih karena kondisi pasien yang mengalami ido (intrapartum fetal distress), yang menunjukkan adanya penurunan suplai oksigen dan/atau nutrisi ke janin. Hal ini dapat mengancam kesejahteraan janin, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Perfusi Jaringan Fetus Membaik", dengan kriteria hasil yang menunjukkan stabilitas denyut jantung janin, pola napas janin, warna kulit janin, serta tidak adanya tanda-tanda distress fetal. Pencapaian luaran ini akan menunjukkan bahwa kondisi janin telah membaik setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kesejahteraan janin, penanganan distress fetal, serta edukasi dan dukungan keluarga. Pemantauan kesejahteraan janin dilakukan untuk mendeteksi perubahan pada denyut jantung, pola napas, dan warna kulit janin. Penanganan distress fetal bertujuan untuk meningkatkan perfusi jaringan fetus, seperti pemberian oksigen dan pengaturan posisi ibu. Selain itu, edukasi dan dukungan keluarga juga penting untuk memastikan keterlibatan dan pemahaman keluarga dalam proses asuhan keperawatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga kondisi janin dapat membaik dan kesejahteraan ibu dan janin dapat terjaga. -
Article No. 8071 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien Post SC mengalami infeksi luka operasi superfisial
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien post SC yang mengalami infeksi luka operasi superfisial.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien post SC yang mengalami infeksi luka operasi superfisial, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur pembedahan, imunosupresi, malnutrisi, usia lanjut, diabetes melitus, obesitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien post SC dengan infeksi luka operasi superfisial dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tidak terjadi peningkatan tanda-tanda infeksi
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh
- Tidak ada peningkatan jumlah leukosit
- Luka operasi tampak bersih, tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau drainase purulent
2. Pengetahuan pasien tentang perawatan luka operasi meningkat
- Pasien dapat menjelaskan cara perawatan luka operasi yang benar
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda infeksi luka operasi
3. Pasien menunjukkan perilaku pencegahan infeksi yang adekuat
- Pasien menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Pasien mematuhi regimen pengobatan yang diberikan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Infeksi
- Observasi tanda-tanda infeksi secara berkala (suhu tubuh, jumlah leukosit, kondisi luka)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antibiotik atau tindakan lain yang diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya mematuhi regimen pengobatan
2. Perawatan Luka
- Bersihkan luka operasi sesuai prosedur dengan teknik aseptik
- Lakukan perawatan luka operasi secara teratur dan terjadwal
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara perawatan luka yang benar
3. Manajemen Kebersihan
- Bantu pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Dorong pasien untuk mematuhi perilaku hidup bersih dan sehat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengaturan lingkungan yang bersih dan aman
Dengan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan pasien post SC dengan infeksi luka operasi superfisial dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan terhindar dari komplikasi yang lebih berat. -
Article No. 8072 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien Pro SC cito dengan fetas distres
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi yang Anda sebutkan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan Pro SC cito dan fetas distres:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan:
Kondisi pasien pro SC cito dengan fetas distres menggambarkan adanya permasalahan pada perfusi jaringan. Fetas distres menunjukkan bahwa ada gangguan pada suplai oksigen dan nutrisi ke janin, yang dapat berdampak pada penurunan perfusi jaringan pada janin. Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer sesuai karena menggambarkan kondisi di mana tidak ada cukup oksigen dan nutrisi yang disalurkan ke jaringan, sehingga dapat membahayakan kesehatan janin.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran: Perfusi Jaringan: Kardiopulmoner
Penjelasan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran Perfusi Jaringan: Kardiopulmoner yang optimal. Ini berarti suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan, khususnya jantung dan paru-paru, dapat berjalan dengan baik, sehingga memenuhi kebutuhan metabolik janin. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari tanda-tanda vital janin yang stabil, tidak ada tanda-tanda fetas distres, dan kesejahteraan janin yang terjaga.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi:
a. Pemantauan Fisiologis
b. Manajemen Oksigen
c. Manajemen Cairan
d. Terapi Respirasi
e. Manajemen Nyeri
Penjelasan:
a. Pemantauan Fisiologis: Memantau tanda-tanda vital janin, kontraksi uterus, dan kesejahteraan janin secara berkala untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi.
b. Manajemen Oksigen: Memastikan suplai oksigen yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan janin, misalnya dengan pengaturan aliran oksigen.
c. Manajemen Cairan: Mempertahankan status cairan dan elektrolit yang optimal untuk mendukung perfusi jaringan janin.
d. Terapi Respirasi: Memberikan intervensi untuk membantu meningkatkan ventilasi dan oksigenasi, seperti latihan pernapasan dan pengaturan posisi.
e. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri atau ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh ibu, untuk mendukung relaksasi dan mengurangi stres.
Dengan melakukan intervensi-intervensi di atas, diharapkan dapat mempertahankan perfusi jaringan kardiopulmoner janin yang optimal, sehingga luaran yang diharapkan dapat tercapai.