Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8043 | 06 Dec 2024
Klinis : nyeri akses cdl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat, yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku dalam mengatasi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain:
1. Manajemen nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
2. Edukasi: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, manajemen, dan prognosis nyeri.
3. Kolaborasi: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan nyeri yang efektif.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terstuktur dalam mengatasi masalah nyeri akut pada pasien. -
Article No. 8044 | 06 Dec 2024
Klinis : sudah cuci darah 8 tahun, tidak pernah BAK, makan setengah porsi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Penjelasan Singkat, serta Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Eliminasi Urine (Retensi Urin)
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Kelelahan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Eliminasi Urine (Retensi Urin)
- Klien tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap, sehingga terjadi penumpukan urin di dalam kandung kemih.
- Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, obstruksi pada saluran kemih, atau gangguan saraf pada kandung kemih.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Klien mengonsumsi makanan dalam jumlah yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya.
3. Kelelahan
- Klien mengalami penurunan energi, kapasitas, dan kemampuan untuk beraktivitas.
- Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit kronis, malnutrisi, atau masalah psikologis.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
- Gangguan Eliminasi Urine (Kode: 00016)
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Kode: 00002)
- Kelelahan (Kode: 00093)
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran Keperawatan yang sesuai adalah:
- Pengendalian Eliminasi
- Keseimbangan Nutrisi
- Pemulihan Energi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan yang sesuai adalah:
- Manajemen Retensi Urin
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Kelelahan
Penting untuk diingat bahwa diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi klien yang spesifik dan dievaluasi secara berkala oleh perawat. -
Article No. 8045 | 06 Dec 2024
Klinis : tidak mau makan 2 hari, BAB encer kehitaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, yaitu: tidak mau makan selama 2 hari, BAB encer kehitaman, maka dapat ditentukan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan yang berhubungan dengan diare.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Defisit Volume Cairan: keadaan di mana individu mengalami kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
- Penyebab: Kehilangan cairan yang berlebihan melalui diare.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Indikator: Tanda-tanda vital dalam rentang normal, intake dan output cairan seimbang, turgor kulit baik, mukosa lembab.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pantau tanda-tanda vital, catat intake dan output cairan, berikan cairan iv sesuai indikasi, berikan nutrisi sesuai kebutuhan, edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga hidrasi dan nutrisi.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, menetapkan diagnosis keperawatan, dan merencanakan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien untuk membantu pemulihan kondisi pasien. -
Article No. 8046 | 06 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan (40 tahun) masuk rumah sakit dengan diagnosa anemia. Pasien mengeluh pusing. Hasil pemeriksaan fisik wajah tampak pucat, mukosa bibir pucat, CRT > 3 detik. Hasil laboratorium Hb 6 gr/dL. Pasien akan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf / 8 jam.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan hasil analisis untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Penurunan Volume Cairan" (00027). Pasien mengalami penurunan volume cairan akibat anemia yang ditunjukkan dengan tanda-tanda seperti wajah pucat, mukosa bibir pucat, dan capillary refill time (CRT) > 3 detik. Selain itu, hasil laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin (Hb) yang rendah yaitu 6 gr/dL, yang mengindikasikan kondisi anemia yang memerlukan transfusi produk darah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan yang memadai (0601)
- Indikator:
a. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Mempertahankan intake dan output cairan sesuai kebutuhan
c. Mempertahankan nilai laboratorium dalam batas normal
2. Perfusi Jaringan Memadai (0400)
- Indikator:
a. Mempertahankan warna kulit dan membran mukosa yang normal
b. Mempertahankan pengisian kapiler dalam batas normal
c. Mempertahankan tingkat energi yang memadai
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan (6580)
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda vital
- Pantau hasil laboratorium
2. Manajemen Anemia (3040)
- Berikan transfusi produk darah (PRC) sesuai dengan kebutuhan
- Pantau respon pasien terhadap transfusi
- Edukasi pasien tentang anemia dan pentingnya manajemen anemia
3. Peningkatan Nutrisi (1100)
- Evaluasi status nutrisi pasien
- Berikan diet yang sesuai untuk meningkatkan kadar hemoglobin
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat
4. Manajemen Nyeri (1400)
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi nyeri (misalnya pusing)
- Berikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Penurunan Volume Cairan" dipilih karena pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan volume cairan akibat anemia, seperti wajah pucat, mukosa bibir pucat, dan CRT yang memanjang. Selain itu, hasil laboratorium menunjukkan kadar Hb yang sangat rendah, sehingga pasien memerlukan transfusi produk darah untuk mengatasi kondisi anemisnya.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah keseimbangan cairan yang memadai dan perfusi jaringan yang memadai. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengevaluasi pencapaian luaran tersebut mencakup stabilitas tanda-tanda vital, keseimbangan intake-output cairan, hasil laboratorium yang normal, serta kondisi kulit dan membran mukosa yang normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemantauan cairan, manajemen anemia, peningkatan nutrisi, dan manajemen nyeri. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan, meningkatkan status hematologi, menjaga asupan nutrisi yang adekuat, serta mengatasi gejala pusing yang dialami oleh pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan yang memadai dan perfusi jaringan yang memadai, sehingga dapat mengatasi kondisi anemisnya dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 8047 | 06 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan (40 tahun) masuk rumah sakit dengan diagnosa anemia. Pasien mengeluh pusing. Hasil pemeriksaan fisik wajah tampak pucat, mukosa bibir pucat, CRT > 3 detik. Hasil laboratorium Hb 6 gr/dL. Pasien akan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf / 8 jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah akibat anemia.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami pengurangan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan Hb, peningkatan CRT, dan penurunan keluhan pusing.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian transfusi PRC, pengkajian tanda-tanda vital, pemantauan asupan dan pengeluaran cairan, serta edukasi tentang pentingnya transfusi dan pemantauan nutrisi.
Kesimpulan:
Pasien perempuan usia 40 tahun dengan diagnosa anemia memerlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi penurunan volume cairan yang terjadi. Pemberian transfusi PRC, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi merupakan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola kondisi pasien. -
Article No. 8048 | 06 Dec 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan cepat lelah, lemah, dan sesak saat aktivitas ringan. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala ringan dan merasa pusing terutama saat berdiri lama. Tekanan darah: 100/70 mmHg. Frekuensi nadi: 92 kali/menit. Frekuensi napas: 20 kali/menit. Hb: 7,5 gr/dL (dari hasil pemeriksaan sebelumnya). Konjungtiva mata pucat. Mukosa bibir tampak pucat. Pasien akan dilakukan pemeriksaan Hb, hematokrit, dan retikulosit untuk penegakan diagnosa anemia dan evaluasi respons terapi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh" yang ditandai dengan adanya penurunan hemoglobin (Hb), konjungtiva mata yang pucat, serta mukosa bibir yang tampak pucat. Kondisi ini mencerminkan adanya anemia pada pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Pengetahuan tentang Anemia: Pasien dapat menjelaskan tentang anemia, penyebab, tanda, dan gejala serta pentingnya menjalani pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
2. Peningkatan Intake Nutrisi: Pasien dapat memenuhi kebutuhan intake nutrisi, khususnya sumber zat besi, sesuai dengan rekomendasi petugas kesehatan.
3. Peningkatan Aktivitas Fisik Toleransi: Pasien dapat melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan tanpa mengalami peningkatan gejala seperti cepat lelah, lemah, dan sesak napas.
4. Penurunan Nyeri Kepala: Pasien dapat melaporkan penurunan atau tidak adanya keluhan nyeri kepala dan pusing.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Identifikasi kebutuhan nutrisi pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan.
- Berikan edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi, terutama sumber zat besi, untuk mengatasi anemia.
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menyusun rencana diet yang sesuai.
- Pantau asupan nutrisi pasien dan evaluasi perkembangannya secara berkala.
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi tingkat aktivitas fisik pasien dan identifikasi faktor-faktor yang membatasi.
- Berikan edukasi tentang pentingnya aktivitas fisik yang sesuai dengan toleransi pasien.
- Bantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas fisik yang aman dan bertahap.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala selama aktivitas fisik.
3. Manajemen Nyeri
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri kepala dan pusing pada pasien.
- Berikan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, atau terapi musik.
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian terapi farmakologis yang sesuai, jika diperlukan.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri kepala dan pusing.
4. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang anemia, penyebab, tanda, dan gejala serta pentingnya pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
- Jelaskan tentang pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan pemantauan kesehatan.
- Fasilitasi pasien dalam mengembangkan rencana perawatan diri yang efektif.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam perawatan.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lainnya, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan dan mengatasi kondisi anemia yang dialaminya. -
Article No. 8049 | 06 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita, Ny. S, 52 tahun, datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan kedua kakinya bengkak sejak seminggu terakhir. Pasien juga merasa lemas dan sering sesak napas saat berbaring. Riwayat penyakit pasien meliputi hipertensi selama 5 tahun, yang tidak terkontrol dengan baik. ekanan darah: 170/100 mmHg. Frekuensi napas: 24 kali/menit Saturasi oksigen: 94%. CRT: > 3 detik. Edema pitting pada kedua tungkai derajat +2. Berat badan meningkat 3 kg dalam 2 minggu terakhir.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan yang ditandai dengan edema pitting pada tungkai, peningkatan berat badan, dan sesak napas.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), diagnosa ini terkait dengan domain cairan dan elektrolit, dengan kode diagnosis D.0039. Kelebihan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami retensi cairan, yang dapat disebabkan oleh gangguan dalam mekanisme regulasi cairan, seperti gagal jantung atau penyakit ginjal.
Menurut SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang sesuai dengan diagnosa ini adalah:
- Keseimbangan Cairan (L.0008)
- Perfusi Jaringan Perifer (L.0019)
- Pola Napas (L.0020)
Sedangkan menurut SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemantauan Cairan (I.0038)
- Manajemen Edema (I.0023)
- Manajemen Sesak Napas (I.0024)
Secara keseluruhan, diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kelebihan cairan, yang ditandai dengan edema, peningkatan berat badan, dan sesak napas. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan berfokus pada pemantauan dan manajemen cairan, serta pengelolaan gejala-gejala yang muncul. -
Article No. 8050 | 06 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan nyeri berkurang, dan kapan bisa pindah ruangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Nyeri Akut ditandai dengan keluhan nyeri pada pasien, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera, penyakit, atau prosedur medis.
- SLKI: Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Akut adalah pasien melaporkan nyeri berkurang dan dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi komplementer, edukasi tentang nyeri, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Terkait pertanyaan kapan pasien dapat pindah ruangan, hal ini perlu didiskusikan lebih lanjut dengan dokter dan tim kesehatan lainnya, dengan mempertimbangkan kondisi klinis, kemampuan fungsional, dan rencana perawatan pasca pemindahan ruangan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Terima kasih. -
Article No. 8051 | 06 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan kapan bisa pindah ruangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengatakan kapan bisa pindah ruangan. Saya akan menjawab dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan untuk Pindah Ruangan yang Meningkat
Penjelasan:
Berdasarkan pernyataan pasien tentang kapan ia dapat pindah ruangan, dapat diidentifikasi diagnosa keperawatan "Kesiapan untuk Pindah Ruangan yang Meningkat". Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang sudah siap untuk dipindahkan ke ruangan yang lebih sesuai dengan kondisinya saat ini.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kesiapan untuk Pindah Ruangan yang Meningkat didefinisikan sebagai "Suatu keadaan di mana individu/keluarga/komunitas menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk pindah ke lingkungan yang lebih sesuai dengan kondisi kesehatannya saat ini".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat berpindah ke ruangan yang lebih sesuai dengan kondisinya saat ini, serta pasien dan keluarga merasa siap dan mampu untuk melakukan perpindahan tersebut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Mengevaluasi kesiapan pasien dan keluarga untuk pindah ruangan, Mengkoordinasikan rencana pindah ruangan bersama tim kesehatan, Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait proses dan persiapan pindah ruangan, serta Memfasilitasi proses perpindahan ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pasien.
Harapannya, dengan diagnosa dan rencana tindakan keperawatan yang tepat, pasien dapat berpindah ke ruangan yang lebih sesuai dengan kondisinya saat ini dan merasa siap serta didukung oleh tenaga kesehatan dan keluarganya. -
Article No. 8052 | 06 Dec 2024
Klinis : sesak, batuk berdahak susah keluar, suara berbunyi ronchi, jika sesak pasien melakukan terapi nebu mandiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien akan mempertahankan jalan napas yang terbuka, bebas dari sekret, dan mampu mengeluarkan sekret dengan efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring status pernapasan
2. Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
3. Melakukan latihan batuk efektif
4. Memberikan nebulizer untuk membantu mengeluarkan sekret
5. Memberikan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi drainase sekret
6. Memberikan edukasi tentang teknik batuk efektif dan perawatan mandiri.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami sesak napas, batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, dan suara ronchi yang terdengar. Pasien juga telah melakukan terapi nebulizer secara mandiri untuk membantu mengatasi masalah pernapasannya. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada mempertahankan jalan napas yang terbuka dan memfasilitasi pengeluaran sekret.