Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8177 | 07 Dec 2024
Klinis : DS: • “Saya tidak ingat tanggal hari ini”. • DO: • Berdasarkan pengkajian kognitif (MMSE) berada pada skor 19 yakni kemungkinan mengalami gangguan kognitif. • Ekspresi pasien terlihat berusaha mengingat pertanyaan yang sedang ditanyakan pada saat dilakukan pengkajian. buatkan intervensi dan evaluasi dari diagnosa Gangguan memori berhubungan dengan Proses penuaan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Memori berhubungan dengan Proses Penuaan
Definisi:
Gangguan dalam kemampuan untuk menerima, menyimpan, mengingat, dan memanggil kembali informasi.
Data Subjektif:
"Saya tidak ingat tanggal hari ini."
Data Objektif:
- Berdasarkan pengkajian kognitif (MMSE) berada pada skor 19, menunjukkan kemungkinan adanya gangguan kognitif.
- Ekspresi pasien terlihat berusaha mengingat pertanyaan yang sedang ditanyakan saat dilakukan pengkajian.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mempertahankan fungsi memori jangka pendek
2. Mempertahankan fungsi memori jangka panjang
3. Pasien dapat menyebutkan tanggal saat ini
4. Pasien dapat mengingat informasi yang baru diberikan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Stimulasi Memori
a. Melakukan reminiscence (mengingat kembali pengalaman masa lalu yang positif)
b. Menanyakan tanggal, hari, bulan, dan tahun saat ini
c. Memberikan stimulasi kognitif (teka-teki, permainan kartu, dll.)
2. Manajemen Lingkungan
a. Menyediakan lingkungan yang aman dan kondusif untuk membantu daya ingat pasien
b. Membuat jadwal harian yang terstruktur dan menyediakan isyarat visual
3. Edukasi Kesehatan
a. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan fungsi memori
b. Mengajarkan teknik mnemonic (sistem untuk membantu mengingat informasi)
4. Dukungan Psikososial
a. Melibatkan keluarga dalam perawatan untuk memberikan dukungan emosional
b. Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi fungsi memori
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah "Gangguan Memori berhubungan dengan Proses Penuaan". Hal ini didasarkan pada data subjektif pasien yang menyatakan tidak ingat tanggal hari ini, serta data objektif yang menunjukkan skor MMSE 19, yang mengindikasikan kemungkinan adanya gangguan kognitif.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah mempertahankan fungsi memori jangka pendek dan jangka panjang, pasien dapat menyebutkan tanggal saat ini, dan pasien dapat mengingat informasi yang baru diberikan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup stimulasi memori, manajemen lingkungan, edukasi kesehatan, dan dukungan psikososial. Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk membantu pasien mempertahankan dan meningkatkan fungsi memorinya. -
Article No. 8178 | 07 Dec 2024
Klinis : DS: • “Saya tidak ingat tanggal hari ini”. • DO: • Berdasarkan pengkajian kognitif (MMSE) berada pada skor 19 yakni kemungkinan mengalami gangguan kognitif. • Ekspresi pasien terlihat berusaha mengingat pertanyaan yang sedang ditanyakan pada saat dilakukan pengkajian. buatkan intervensi dan evaluasi dari diagnosa Gangguan memori berhubungan dengan Proses penuaan dari analisa data diatas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Memori berhubungan dengan Proses Penuaan
Data Subjektif:
- "Saya tidak ingat tanggal hari ini"
Data Objektif:
- Berdasarkan pengkajian kognitif (MMSE) berada pada skor 19 yakni kemungkinan mengalami gangguan kognitif.
- Ekspresi pasien terlihat berusaha mengingat pertanyaan yang sedang ditanyakan pada saat dilakukan pengkajian.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Observasi
a. Kaji riwayat kesehatan dan fungsi kognitif pasien
b. Pantau tanda-tanda vital pasien
c. Catat pola tidur dan aktivitas pasien
2. Terapeutik
a. Berikan lingkungan yang aman dan mendukung untuk meningkatkan fungsi kognitif
b. Berikan stimulasi mental yang sesuai dengan kemampuan pasien, seperti latihan memori, puzzle, dan aktivitas yang merangsang kognitif
c. Libatkan keluarga dalam perawatan pasien untuk membantu memperkuat memori dan fungsi kognitif
3. Edukasi
a. Edukasi pasien dan keluarga tentang proses penuaan dan perubahan fungsi kognitif
b. Ajarkan teknik-teknik memperkuat memori, seperti menggunakan alat bantu memori, membuat catatan harian, dan mengingat hal-hal penting
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan terapis, untuk evaluasi dan penanganan komprehensif
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Mempertahankan Fungsi Kognitif
a. Pasien menunjukkan kemampuan memori jangka pendek yang memadai
b. Pasien menunjukkan kemampuan untuk merespon pertanyaan dengan wajar
c. Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengikuti instruksi sederhana
2. Peningkatan Kesejahteraan
a. Pasien menunjukkan perubahan positif dalam mood dan perasaan
b. Pasien menunjukkan peningkatan dalam partisipasi sosial dan kegiatan sehari-hari
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Memori berhubungan dengan Proses Penuaan" didasarkan pada data subjektif pasien yang menyatakan "Saya tidak ingat tanggal hari ini" dan data objektif yang menunjukkan skor MMSE 19, yang mengindikasikan adanya gangguan kognitif kemungkinan akibat proses penuaan.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan mencakup observasi terhadap riwayat kesehatan, fungsi kognitif, dan tanda-tanda vital pasien, serta pemberian intervensi terapeutik berupa lingkungan yang aman dan stimulasi mental yang sesuai. Edukasi juga diberikan kepada pasien dan keluarga tentang proses penuaan dan teknik-teknik memperkuat memori. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga diperlukan untuk evaluasi dan penanganan yang komprehensif.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI) setelah asuhan keperawatan adalah pemeliharaan fungsi kognitif, seperti kemampuan memori jangka pendek, kemampuan merespon pertanyaan, dan kemampuan mengikuti instruksi sederhana, serta peningkatan kesejahteraan pasien, seperti perubahan positif dalam mood dan peningkatan partisipasi sosial dan kegiatan sehari-hari. -
Article No. 8179 | 07 Dec 2024
Klinis : DS: • “Saya tidak ingat tanggal hari ini”. • DO: • Berdasarkan pengkajian kognitif (MMSE) berada pada skor 19 yakni kemungkinan mengalami gangguan kognitif. • Ekspresi pasien terlihat berusaha mengingat pertanyaan yang sedang ditanyakan pada saat dilakukan pengkajian. buatkan evaluasi dari diagnosa Gangguan memori berhubungan dengan Proses penuaan dari analisa data diatas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Memori berhubungan dengan Proses Penuaan
Evaluasi Diagnosa:
Berdasarkan data subjektif "Saya tidak ingat tanggal hari ini" dan data objektif berupa skor MMSE 19 yang mengindikasikan kemungkinan adanya gangguan kognitif, serta ekspresi pasien yang terlihat berusaha mengingat pertanyaan, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Memori yang berhubungan dengan Proses Penuaan. Proses penuaan dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional otak yang dapat mempengaruhi fungsi memori.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Memori Terpelihara: Pasien mampu mengingat informasi penting dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2. Orientasi Terpelihara: Pasien mampu mengenali waktu, tempat, dan orang di sekitarnya.
3. Fungsi Kognitif Terpelihara: Pasien mampu menjalankan proses berpikir, persepsi, dan penalaran dengan baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Memori
a. Kaji kemampuan memori pasien
b. Terapkan teknik-teknik yang dapat meningkatkan memori, seperti pengulangan, asosiasi, dan visualisasi
c. Libatkan keluarga dalam menyediakan informasi yang membantu pasien mengingat
d. Sediakan benda-benda atau alat bantu yang dapat membantu pasien mengingat
2. Stimulasi Kognitif
a. Lakukan aktivitas yang merangsang fungsi kognitif, seperti permainan, teka-teki, atau membaca
b. Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sosial dan hobi yang menyenangkan
c. Berikan umpan balik positif saat pasien berhasil menyelesaikan tugas
3. Manajemen Orientasi
a. Sediakan petunjuk orientasi, seperti kalender, jam, dan informasi tempat
b. Bantu pasien mengenali lingkungan sekitar dengan memperkenalkan orang-orang di sekitarnya
c. Lakukan orientasi ulang secara teratur dan berikan pengingat verbal saat diperlukan
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mempertahankan memori, orientasi, dan fungsi kognitif yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemandiriannya dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 8180 | 07 Dec 2024
Klinis : DS: • “Saya tidak ingat tanggal hari ini”. • DO: • Berdasarkan pengkajian kognitif (MMSE) berada pada skor 19 yakni kemungkinan mengalami gangguan kognitif. • Ekspresi pasien terlihat berusaha mengingat pertanyaan yang sedang ditanyakan pada saat dilakukan pengkajian. diagnosa pada analisa data diatas adalah gangguan memori dengan etiologi proses penuaan. dengan intervensi: 1. Observasi a. Kaji riwayat kesehatan dan fungsi kognitif pasien b. Pantau tanda-tanda vital pasien c. Catat pola tidur dan aktivitas pasien 2. Terapeutik a. Berikan lingkungan yang aman dan mendukung untuk meningkatkan fungsi kognitif b. Berikan stimulasi mental yang sesuai dengan kemampuan pasien, seperti latihan memori, puzzle, dan aktivitas yang merangsang kognitif c. Libatkan keluarga dalam perawatan pasien untuk membantu memperkuat memori dan fungsi kognitif 3. Edukasi a. Edukasi pasien dan keluarga tentang proses penuaan dan perubahan fungsi kognitif b. Ajarkan teknik-teknik memperkuat memori, seperti menggunakan alat bantu memori, membuat catatan harian, dan mengingat hal-hal penting 4. Kolaborasi a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan terapis, untuk evaluasi dan penanganan komprehensif maka buatlah evaluasinya atau SOAP dari analisa diatas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Memori
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengingat atau mempelajari informasi atau keterampilan baru.
Etiologi: Proses penuaan
Data Subjektif:
- "Saya tidak ingat tanggal hari ini"
Data Objektif:
- Skor MMSE 19, mengindikasikan kemungkinan adanya gangguan kognitif
- Ekspresi pasien menunjukkan usaha untuk mengingat pertanyaan yang ditanyakan saat pengkajian
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Intervensi Observasi:
a. Kaji riwayat kesehatan dan fungsi kognitif pasien
b. Pantau tanda-tanda vital pasien
c. Catat pola tidur dan aktivitas pasien
2. Intervensi Terapeutik:
a. Berikan lingkungan yang aman dan mendukung untuk meningkatkan fungsi kognitif
b. Berikan stimulasi mental yang sesuai dengan kemampuan pasien, seperti latihan memori, puzzle, dan aktivitas yang merangsang kognitif
c. Libatkan keluarga dalam perawatan pasien untuk membantu memperkuat memori dan fungsi kognitif
3. Intervensi Edukasi:
a. Edukasi pasien dan keluarga tentang proses penuaan dan perubahan fungsi kognitif
b. Ajarkan teknik-teknik memperkuat memori, seperti menggunakan alat bantu memori, membuat catatan harian, dan mengingat hal-penting
4. Intervensi Kolaborasi:
a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan terapis, untuk evaluasi dan penanganan komprehensif
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Memori Meningkat: Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengingat informasi baru dan peristiwa sehari-hari.
2. Fungsi Kognitif Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir, memahami, dan menyelesaikan masalah.
3. Mandiri dalam Aktivitas Sehari-hari: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Stimulasi Memori
2. Latihan Kognitif
3. Manajemen Lingkungan
4. Dukungan Keluarga
5. Edukasi Pasien dan Keluarga
6. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosis keperawatan "Gangguan Memori" didasarkan pada data subjektif dan objektif yang diberikan. Pasien menunjukkan gejala lupa terhadap tanggal hari ini, yang merupakan salah satu indikasi gangguan memori. Hasil skrining kognitif MMSE dengan skor 19 juga mengindikasikan kemungkinan adanya gangguan kognitif. Ekspresi pasien yang berusaha untuk mengingat pertanyaan saat pengkajian menunjukkan adanya upaya untuk mengaktifkan fungsi memorinya.
Intervensi observasi ditujukan untuk mengkaji lebih lanjut riwayat kesehatan dan fungsi kognitif pasien, memantau tanda-tanda vital, serta mencatat pola tidur dan aktivitas pasien. Hal ini penting untuk memahami kondisi pasien secara komprehensif.
Intervensi terapeutik bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung peningkatan fungsi kognitif, memberikan stimulasi mental yang sesuai dengan kemampuan pasien, serta melibatkan keluarga dalam proses perawatan. Hal ini dapat membantu memperkuat memori dan fungsi kognitif pasien.
Intervensi edukasi meliputi pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga tentang proses penuaan dan perubahan fungsi kognitif, serta pengajaran teknik-teknik memperkuat memori, seperti penggunaan alat bantu memori, pembuatan catatan harian, dan pengingatan hal-hal penting. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pasien serta keluarga dalam mengelola gangguan memori.
Intervensi kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan terapis, diperlukan untuk evaluasi dan penanganan komprehensif. Kolaborasi ini dapat memberikan pendekatan multidisipliner dalam mengelola gangguan memori yang dialami pasien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan meliputi peningkatan memori, perbaikan fungsi kognitif, dan kemandirian pasien dalam aktivitas sehari-hari. Pencapaian luaran ini akan menjadi indikator keberhasilan intervensi keperawatan yang diberikan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut mencakup stimulasi memori, latihan kognitif, manajemen lingkungan, dukungan keluarga, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan. Melalui pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi gangguan memori yang dialaminya. -
Article No. 8037 | 06 Dec 2024
Klinis : Nyeri b.d Proses kanker yang menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru atau struktur di sekitarnya Gejala dan tanda mayor : - Pasien melaporkan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang di area dada atau sekitar paru-paru. - Tingkat nyeri dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada stadium kanker dan area yang terkena. Gejala dan tanda minor : - Keterbatasan aktivitas fisik karena rasa sakit yang kuat. - Meningkatkan rasa nyeri saat batuk, bernapas dalam, atau saat bergerak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Nyeri Kronis berhubungan dengan Proses Penyakit Kanker yang Menyebabkan Kerusakan pada Jaringan Paru-Paru atau Struktur di Sekitarnya
Gejala dan Tanda Mayor:
- Pasien melaporkan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang di area dada atau sekitar paru-paru.
- Tingkat nyeri dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada stadium kanker dan area yang terkena.
Gejala dan Tanda Minor:
- Keterbatasan aktivitas fisik karena rasa sakit yang kuat.
- Meningkatkan rasa nyeri saat batuk, bernapas dalam, atau saat bergerak.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Pasien melaporkan pengurangan pada intensitas, frekuensi, dan durasi nyeri.
- Pasien mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien menyatakan rasa nyaman dan dapat beristirahat dengan baik.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fisik dan daya tahan.
- Pasien melaporkan adanya peningkatan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan intensitas)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Monitoring efektivitas intervensi nyeri dan evaluasi respon pasien
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Kaji kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas
- Lakukan perencanaan aktivitas secara bertahap dan sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi dan manajemen aktivitas
- Libatkan pasien dan keluarga dalam program peningkatan aktivitas
- Monitoring dan evaluasi peningkatan toleransi aktivitas pasien
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan kontrol nyeri dan toleransi aktivitas pada pasien, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 8038 | 06 Dec 2024
Klinis : Nyeri b.d Proses kanker yang menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru atau struktur di sekitarnya Gejala dan tanda mayor : - Pasien melaporkan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang di area dada atau sekitar paru-paru. - Tingkat nyeri dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada stadium kanker dan area yang terkena. Gejala dan tanda minor : - Keterbatasan aktivitas fisik karena rasa sakit yang kuat. - Meningkatkan rasa nyeri saat batuk, bernapas dalam, atau saat bergerak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis b.d Proses Kanker yang Menyebabkan Kerusakan pada Jaringan Paru-Paru atau Struktur di Sekitarnya
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu, yang disebabkan oleh proses kanker yang menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru atau struktur di sekitarnya.
- Faktor Yang Berhubungan: Proses kanker yang menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru atau struktur di sekitarnya.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri, pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa hambatan nyeri yang signifikan, dan pasien dapat menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, Distraksi, Terapi Musik, Pemberian Analgesik, Konseling Nyeri, Edukasi Manajemen Nyeri.
Dalam pendekatan ini, perawat akan fokus pada upaya mengurangi intensitas nyeri, meningkatkan kemampuan pasien untuk beraktivitas, dan mengajarkan manajemen nyeri yang efektif kepada pasien. Intervensi keperawatan yang komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mengatasi nyeri kronis yang disebabkan oleh proses kanker. -
Article No. 8039 | 06 Dec 2024
Klinis : Gejala dan tanda mayor : - Pasien melaporkan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang di area dada atau sekitar paru-paru. - Tingkat nyeri dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada stadium kanker dan area yang terkena. Gejala dan tanda minor : - Keterbatasan aktivitas fisik karena rasa sakit yang kuat. - Meningkatkan rasa nyeri saat batuk, bernapas dalam, atau saat bergerak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Nyeri Kronis berhubungan dengan penyakit neoplastik (kanker) ditandai dengan gejala dan tanda mayor: pasien melaporkan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang di area dada atau sekitar paru-paru, dengan tingkat nyeri yang bervariasi dari ringan hingga berat, serta gejala dan tanda minor: keterbatasan aktivitas fisik karena rasa sakit yang kuat, dan meningkatnya rasa nyeri saat batuk, bernapas dalam, atau saat bergerak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Terkuranginya Nyeri: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan dan mampu mengelola nyeri secara efektif.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas: Pasien akan mampu meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik tanpa mengalami peningkatan nyeri yang signifikan.
3. Peningkatan Koping: Pasien akan menunjukkan kemampuan koping yang efektif dalam menghadapi nyeri kronik yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, intensitas, durasi, faktor yang memperberat dan meringankan nyeri).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli farmasi, fisioterapis) untuk memperoleh terapi farmakologis dan non-farmakologis yang tepat.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri mandiri (relaksasi, distraksi, terapi musik, kompres hangat/dingin).
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas:
- Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik pengaturan energi dan energi konservasi saat melakukan aktivitas.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap.
3. Peningkatan Koping:
- Kaji strategi koping yang sudah dilakukan pasien dalam menghadapi nyeri kronik.
- Identifikasi sumber daya internal dan eksternal yang dapat membantu pasien dalam beradaptasi.
- Ajarkan teknik koping efektif (relaksasi, visualisasi, latihan spiritual).
- Libatkan keluarga dalam mendukung proses adaptasi pasien terhadap nyeri.
- Berikan konseling dan dukungan psikologis secara berkala.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu terkuranginya nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan kemampuan koping dalam menghadapi nyeri kronik akibat penyakit neoplastik (kanker). -
Article No. 8040 | 06 Dec 2024
Klinis : Penurunan kesadaran, lemah, tidak dapat berbicara, nafsu makan berkurang, gelisah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Penurunan Kesadaran
Definisi: Kemampuan individu untuk merespon secara adekuat terhadap stimulus internal dan eksternal yang menurun.
Faktor yang Berhubungan: Cedera otak, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, perubahan metabolik, gangguan oksigenasi.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Definisi: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jaringan perifer.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan curah jantung, vasokonstriksi perifer, hipovolemia.
3. Gangguan Komunikasi Verbal
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, memproses, membentuk, dan/atau mengekspresikan bahasa secara lisan.
Faktor yang Berhubungan: Cedera otak, gangguan neurologis, kelemahan otot.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan: Anoreksia, depresi, disfagia, mual, muntah.
5. Kecemasan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau ancaman yang disebabkan oleh persepsi sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak spesifik.
Faktor yang Berhubungan: Perubahan status kesehatan, perubahan lingkungan, ketidakpastian.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tingkat Kesadaran Membaik
- Indikator: Respon terhadap stimulus verbal dan sentuhan membaik, skor GCS meningkat.
2. Perfusi Jaringan Membaik
- Indikator: Tanda-tanda vital stabil, warna kulit membaik, kapiler refill <3 detik.
3. Komunikasi Verbal Membaik
- Indikator: Pasien dapat mengekspresikan kebutuhan dasar, memahami percakapan sederhana.
4. Intake Nutrisi Membaik
- Indikator: Asupan kalori dan protein sesuai kebutuhan, tidak ada penurunan berat badan.
5. Kecemasan Menurun
- Indikator: Ekspresi wajah rileks, menunjukkan perilaku kooperatif, tidak ada gejala kecemasan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Monitor tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran secara berkala.
- Pertahankan jalan napas yang efektif dan berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Lakukan stimulasi taktil dan verbal untuk mempertahankan/meningkatkan kesadaran.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk identifikasi dan penanganan penyebab penurunan kesadaran.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan:
- Monitor tanda-tanda vital, intake-output cairan, dan status hidrasi.
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi untuk mempertahankan perfusi jaringan.
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi aliran darah.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan penyebab gangguan perfusi.
3. Gangguan Komunikasi Verbal:
- Identifikasi kemampuan komunikasi verbal pasien dan gaya belajarnya.
- Gunakan komunikasi non-verbal (isyarat, tulisan, gambar) untuk memfasilitasi komunikasi.
- Libatkan keluarga dalam proses komunikasi.
- Kolaborasi dengan terapis wicara untuk intervensi spesifik.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Assess kebutuhan nutrisi pasien dan monitor asupan oral.
- Berikan makanan/nutrisi enteral sesuai indikasi untuk memenuhi kebutuhan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya nutrisi.
5. Kecemasan:
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan pasien.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan mental jika diperlukan.
Harapan saya, penjelasan yang saya berikan dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 8041 | 06 Dec 2024
Klinis : ckd on hd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi chronic kidney disease (CKD) yang menjalani hemodialisis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Akumulasi cairan dan elektrolit yang berlebihan akibat gagal ginjal.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Penyebab: Peningkatan kehilangan cairan melalui dialisis dan/atau penurunan intake cairan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Penurunan fungsi ginjal dan anemia yang terkait dengan CKD.
4. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengintegrasikan pengobatan dengan gaya hidup yang diinginkan.
- Penyebab: Kompleksitas regimen terapeutik pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan terminologi yang standar dan terstruktur untuk diagnosa keperawatan yang dapat digunakan dalam praktik keperawatan. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan terminologi yang standar dan terstruktur untuk hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan terminologi yang standar dan terstruktur untuk intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan secara sistematis dan terstandar, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 8042 | 06 Dec 2024
Klinis : meriang, demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona sebagai pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi meriang dan demam:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan singkat:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal (36,5-37,5°C) yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh. Pasien dengan keluhan meriang dan demam dapat mengalami hipertermia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat gangguan termoregulasi.
- Karakteristik Mayor: Suhu tubuh meningkat, merinding, kulit hangat, dan wajah kemerahan.
- Faktor Terkait: Infeksi, trauma, lingkungan panas, dan gangguan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh kembali normal, sensasi merinding hilang, dan kulit terasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen hipertermia, pemberian antipiretik, dan pengaturan lingkungan.
Jadi, pasien dengan keluhan meriang dan demam dapat didiagnosis dengan Hipertermia, dan perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.