Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18930 | 24 Jun 2025
Klinis : bph
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N40.1
- Deskripsi: Hiperplasia prostat jinak
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 60.2
- Deskripsi: Reseksi transuretra prostat
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 N40.1 untuk Hiperplasia Prostat Jinak (BPH):
- BPH adalah kondisi di mana kelenjar prostat membesar secara jinak, menyebabkan obstruksi saluran kemih.
- Kode N40.1 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan diagnosis hiperplasia prostat jinak.
2. Kode ICD-9-CM 60.2 untuk Reseksi Transuretra Prostat:
- Prosedur ini merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala BPH.
- Reseksi transuretra prostat (TURP) adalah prosedur pembedahan minimal invasif untuk menghilangkan jaringan prostat yang berlebihan, dengan menggunakan instrumen yang dimasukkan melalui uretra.
- Kode ICD-9-CM 60.2 digunakan untuk mengkodekan tindakan reseksi transuretra prostat.
Sebagai catatan, kode ICD-9-CM hanya digunakan di beberapa negara, sedangkan kode ICD-10 saat ini merupakan sistem klasifikasi diagnosis yang lebih umum digunakan secara global. -
Article No. 18931 | 24 Jun 2025
Klinis : prostat hipertropi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: N40
- Deskripsi: Hiperplasia prostat
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 60.2
- Deskripsi: Prostatektomi suprapubik
Penjelasan:
Kode ICD-10 N40 digunakan untuk diagnosis hiperplasia prostat, yang merupakan pembesaran jinak kelenjar prostat. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala saluran kemih bawah, seperti kesulitan dalam memulai urinasi, aliran urin yang lemah, rasa tidak tuntas, dan sering buang air kecil.
Jika diperlukan tindakan medis, kode ICD-9-CM 60.2 dapat digunakan untuk prosedur prostatektomi suprapubik. Ini adalah tindakan pembedahan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh kelenjar prostat melalui insisi di atas tulang kemaluan. Prosedur ini dilakukan untuk mengatasi gejala yang disebabkan oleh hiperplasia prostat. -
Article No. 18932 | 24 Jun 2025
Klinis : bph
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, untuk kondisi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), kode ICD-10 dan ICD-9-CM adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N40.1
- Deskripsi: Hiperplasia prostat jinak
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 60.2
- Deskripsi: Transurethral prostatectomy
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N40.1 adalah kode untuk Hiperplasia Prostat Jinak (Benign Prostatic Hyperplasia atau BPH). BPH adalah kondisi di mana kelenjar prostat membengkak secara berlebihan, menyebabkan gejala seperti kesulitan dalam berkemih, berkemih lebih sering, dan rasa tidak tuntas setelah berkemih.
2. Kode ICD-9-CM 60.2 adalah kode untuk Transurethral Prostatectomy, yang merupakan prosedur bedah untuk mengatasi BPH. Dalam prosedur ini, jaringan prostat yang membengkak dibuang melalui uretra tanpa insisi di abdomen. Ini adalah salah satu pilihan pengobatan utama untuk pasien dengan BPH yang menimbulkan gejala yang mengganggu.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan oleh dokter, perekam medis, dan personel kesehatan lainnya untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur medis secara terstandar, sehingga memudahkan pencatatan, penagihan, dan analisis data kesehatan. -
Article No. 18933 | 24 Jun 2025
Klinis : Benign Prostatic Hyperplasia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Benign Prostatic Hyperplasia, dengan penjelasan yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: N40
- Deskripsi: Hyperplasia prostatae benigna
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 60.2
- Deskripsi: Prostatektomi transuretral (TUR prostat)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N40 (Hyperplasia prostatae benigna):
- Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi kondisi hiperplasia prostat jinak, yang merupakan pembesaran jinak kelenjar prostat.
- Kondisi ini sering terjadi pada pria yang lebih tua, menyebabkan gejala seperti kesulitan berkemih, berkemih berulang, dan peningkatan frekuensi berkemih.
2. Kode ICD-9-CM 60.2 (Prostatektomi transuretral (TUR prostat)):
- Kode ini digunakan untuk prosedur pembedahan pengangkatan sebagian prostat melalui uretra (saluran kencing) untuk mengatasi gejala hiperplasia prostat jinak.
- Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat bedah khusus yang dimasukkan melalui uretra untuk menghilangkan jaringan prostat yang berlebih.
- Tindakan ini sering menjadi pilihan pengobatan utama untuk mengatasi gejala hiperplasia prostat jinak yang mengganggu. -
Article No. 18934 | 24 Jun 2025
Klinis : kejang 1 x dirumah dirasakan kurang lebih 2 menit kejang tangan dan kaki kaku mata melirik ke atas sebelumnya pasien panas tinggi 1 hari batuk pilek + sesak disangkal. Pasien juga muntah 2 x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kejang
- SDKI: Risiko Kejang (10022)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan pola aktivitas listrik otak yang tiba-tiba dan tidak terkontrol.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (00008)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menoleransi aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Penatalaksanaan Kejang (I0028)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengendalikan kejang.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Hipertermia (10009)
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Pengendalian Suhu (00008)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Demam (I0024)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Aspirasi
- SDKI: Risiko Aspirasi (10023)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.
- SLKI: Peningkatan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pertukaran gas dalam rentang normal.
- SIKI: Pencegahan Aspirasi (I0025)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.
Dalam kasus ini, pasien mengalami kejang, hipertermia, dan risiko aspirasi. Diagnosa keperawatan tersebut disertai dengan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan dengan kondisi pasien. -
Article No. 18935 | 24 Jun 2025
Klinis : MASA MEDIASTINUM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "MASA MEDIASTINUM" dengan format yang terstruktur dan penjelasan yang detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: D38.2
- Deskripsi: Neoplasma tidak pasti dan tidak diketahui perihal jenis, mediastinum
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.2
- Deskripsi: Mediastinoskopi; Prosedur ini dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau organ dari mediastinum untuk tujuan diagnostik.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 D38.2 (Neoplasma tidak pasti dan tidak diketahui perihal jenis, mediastinum) digunakan untuk mengkodekan kondisi "MASA MEDIASTINUM" karena mediastinum merupakan area anatomis yang terlibat. Kode ini digunakan untuk menggambarkan suatu pertumbuhan atau massa di dalam mediastinum yang sifatnya tidak pasti atau tidak diketahui jenis neoplasma (tumor) nya.
2. Kode ICD-9-CM 34.2 (Mediastinoskopi) merupakan kode prosedur atau tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi "MASA MEDIASTINUM". Mediastinoskopi adalah suatu prosedur diagnostik yang melibatkan visualisasi dan pengambilan sampel jaringan dari area mediastinum melalui insisi di leher. Tindakan ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai sifat dan karakteristik massa atau pertumbuhan yang terdeteksi di mediastinum. -
Article No. 18936 | 24 Jun 2025
Klinis : alergi dingin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi alergi dingin:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T69.1
- Deskripsi: Alergi dingin
Alergi dingin, atau urtikaria oleh dingin, adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya ruam, gatal, dan pembengkakan kulit setelah terpapar oleh suhu dingin. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap suhu rendah, yang menyebabkan pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk alergi dingin.
- Deskripsi: Penanganan alergi dingin biasanya melibatkan terapi simptomatik, seperti penggunaan antihistamin, kortikosteroid topikal, atau menghindari paparan suhu dingin. Prosedur medis khusus untuk alergi dingin tidak tersedia dalam klasifikasi ICD-9-CM.
Dalam menangani pasien dengan alergi dingin, dokter atau perekam medis akan berfokus pada identifikasi dan pengelolaan gejala, serta upaya mencegah atau meminimalkan paparan terhadap faktor pemicu. Pengobatan simptomatik dan edukasi pasien mengenai strategi penghindaran paparan suhu dingin merupakan pendekatan utama dalam penatalaksanaan alergi dingin. -
Article No. 18937 | 24 Jun 2025
Klinis : nyeri saat haid
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi nyeri saat haid.
1. Kode ICD-10:
- Kode: N94.6
- Deskripsi: Dismenorea
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik untuk nyeri saat haid (dismenorea). Penanganan biasanya dilakukan secara konservatif dengan pemberian analgesik, terapi hormonal, atau terapi non-farmakologis seperti kompres hangat.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N94.6 (Dismenorea) merupakan kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi nyeri saat haid. Dismenorea adalah kondisi nyeri atau ketidaknyamanan yang dialami selama menstruasi.
2. Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis yang dilakukan dalam penanganan nyeri saat haid (dismenorea). Penanganan biasanya dilakukan secara konservatif dengan pemberian analgesik (obat penghilang rasa sakit), terapi hormonal, atau terapi non-farmakologis seperti kompres hangat. Pemilihan tindakan medis disesuaikan dengan penyebab, tingkat keparahan, dan preferensi pasien.
Secara umum, manajemen dismenorea meliputi:
- Penggunaan obat analgesik (misalnya ibuprofen, parasetamol)
- Terapi hormonal (misalnya kontrasepsi oral)
- Terapi non-farmakologis (misalnya kompres hangat, latihan fisik, akupunktur)
- Identifikasi dan penanganan penyebab yang mendasari (misalnya endometriosis, mioma uteri)
Penanganan yang tepat ditentukan oleh evaluasi klinis dan kondisi kesehatan individu pasien. -
Article No. 18938 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien nyeri bagian perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan nyeri perut, disajikan dalam format akademis dan persona pakar keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.1: Nyeri Akut** *(berhubungan dengan gangguan fisik/kerusakan jaringan pada abdomen)*
#### **Penjelasan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat.
- **Faktor Penyebab**:
- *Fisiologis*: Inflamasi, distensi organ abdomen, iskemia jaringan.
- *Patologis*: Gastritis, apendisitis, kolik bilier, atau obstruksi usus.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.1.1.1: Tingkat Nyeri Menurun**
- **Indikator Evaluasi**:
1. Skala nyeri (0–10) menurun dari **X** ke **Y** dalam waktu **Z** jam/hari.
2. Ekspresi wajah rileks, tidak menggeliat.
3. Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
**Kode LO.2.1.1: Koping terhadap Nyeri Meningkat**
- **Indikator**:
- Pasien mampu mendemonstrasikan teknik non-farmakologis (napas dalam, relaksasi).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode I.1.1.1: Manajemen Nyeri**
- **Intervensi**:
1. **Farmakologis**:
- Kolaborasi pemberian analgesik (contoh: parasetamol/NSAID sesuai indikasi).
2. **Non-Farmakologis**:
- Terapi distraksi (musik, guided imagery).
- Kompres hangat (jika tidak kontraindikasi).
**Kode I.1.1.2: Edukasi Manajemen Nyeri**
- **Intervensi**:
- Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam.
- Jelaskan penyebab nyeri dan tanda bahaya (misal: nyeri semakin berat, muntah terus-menerus).
---
### **Catatan Akademis**
- **Dasar Teori**: Nyeri abdomen memerlukan pendekatan holistik (biopsikososial) sesuai *Gate Control Theory* (Melzack & Wall, 1965).
- **Kriteria Evaluasi**: Gunakan skala **PQRST** (*Provocation, Quality, Region, Severity, Time*) untuk asesmen komprehensif.
Format ini memenuhi standar PPNI dan dapat diintegrasikan dalam dokumentasi keperawatan berbasis bukti (*evidence-based practice*).
**Referensi**:
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Edisi Revisi. -
Article No. 18939 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit menyebar dibagian perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\deflang1057{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan sakit menyebar di bagian perut:\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0\par
\b Kode D.0005\b0 - Nyeri Akut\par
\b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan (International Association for the Study of Pain); onset mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dan perkiraan berakhir dalam waktu 3 bulan.\par
\b SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0\par
- \b Kode D.0005\b0: Nyeri Akut\par
- \b Faktor yang Berhubungan:\b0 Agen cedera biologis, kimia, fisik, atau psikologis.\par
- \b Karakteristik Utama:\b0 Laporan nyeri verbal atau non-verbal, perubahan tanda vital, perilaku melindungi area yang nyeri, ekspresi wajah kesakitan.\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
- \b Kode L.0801\b0: Tingkat Nyeri\par
- \b Indikator:\b0 Skala nyeri menurun, pasien melaporkan nyeri berkurang, tidak ada perilaku yang menunjukkan nyeri (misalnya mengaduh, menggosok area nyeri).\par
- \b Kriteria Hasil:\b0 Nyeri terkontrol dengan skala \<4 (skala 0-10), pasien dapat beraktivitas tanpa terganggu nyeri.\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
- \b Kode I.11029\b0: Manajemen Nyeri\par
- \b Aktivitas:\b0\par
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor pencetus).\par
2. Ajarkan teknik non-farmakologis (napas dalam, distraksi, relaksasi).\par
3. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.\par
4. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri (skala nyeri, respons pasien).\par
\b Catatan Tambahan:\b0 Untuk diagnosa lebih spesifik, diperlukan pengkajian mendalam terkait etiologi nyeri abdomen (misalnya inflamasi, obstruksi, atau iskemia). Rekomendasi kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan penunjang (laboratorium/radiologi) guna menentukan penyebab dasar.\par
}