Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8157 | 07 Dec 2024
Klinis : Mohon buatkan data subyektif dan data obyektif pada pasien pneumonia dengan masalah keperawatan gangguan ploa tidur dan ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien pneumonia dengan masalah keperawatan gangguan pola tidur dan ansietas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan tidur yang memuaskan.
- Faktor yang Berhubungan: Gejala penyakit (pneumonia), stres, kecemasan, nyeri.
- Karakteristik Mayor: Sulit memulai atau mempertahankan tidur, bangun terlalu cepat, tidak puas dengan kualitas tidur.
2. Ansietas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi akan bahaya atau masalah di masa depan.
- Faktor yang Berhubungan: Masalah kesehatan (pneumonia), perubahan status kesehatan, ketidakberdayaan.
- Karakteristik Mayor: Gelisah, tegang, khawatir, sulit berkonsentrasi.
Data Subyektif:
1. Pasien mengeluh sulit memulai dan mempertahankan tidur, sering terbangun di malam hari, dan tidak puas dengan kualitas tidurnya.
2. Pasien merasa khawatir dan cemas dengan kondisi kesehatannya saat ini, takut komplikasi akan terjadi.
3. Pasien mengeluh sulit berkonsentrasi dan merasa tegang.
Data Obyektif:
1. Pasien tampak gelisah dan sering mengubah posisi di tempat tidur.
2. Pasien menunjukkan ekspresi wajah tegang dan sering menggigit bibir.
3. Pasien terlihat sulit fokus saat diberikan penjelasan terkait kondisinya.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Ketiga sistem ini digunakan sebagai acuan bagi perawat dalam melakukan proses asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif. -
Article No. 8158 | 07 Dec 2024
Klinis : Ny. Simas, 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit kepala yang masih sering dirasakan, haid yang belum teratur, dan peningkatan berat badan sebanyak 4 kg dalam 4 bulan terakhir. Ny. Simas mengatakan bahwa sebelumnya ia menggunakan suntik KB 3 bulan sekali selama 1 tahun, tetapi memutuskan untuk berhenti KB 3 bulan yang lalu karena tidak nyaman dengan efek sampingnya. Saat ini, ia tidak menggunakan metode kontrasepsi lain karena ingin menormalkan kembali siklus haidnya. Ny. Simas merasa khawatir karena meskipun sudah berhenti menggunakan KB, haidnya belum teratur, sakit kepala masih sering muncul, dan ia kesulitan mengendalikan nafsu makan. Berat badan naik dari 58 kg menjadi 62 kg , Tekanan darah: 120/80 mmHg ,Nadi: 76 x/menit , Pernapasan: 20 x/menit. diagnosa medisnya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, berdasarkan data yang diberikan, saya dapat menyimpulkan bahwa Ny. Simas mengalami kondisi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kelebihan berat badan berhubungan dengan perubahan pola makan dan aktivitas, ditandai dengan peningkatan berat badan sebanyak 4 kg dalam 4 bulan terakhir.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (sakit kepala) dan psikologis (kecemasan) yang ditandai dengan keluhan sakit kepala yang sering dirasakan.
3. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan perubahan pola hormonal, ditandai dengan ketidakteraturan siklus menstruasi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan merumuskan diagnosa keperawatan. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi adalah ketidakseimbangan nutrisi, gangguan pola tidur, dan gangguan pola eliminasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Untuk kasus ini, beberapa luaran yang dapat ditetapkan antara lain: pemeliharaan berat badan ideal, peningkatan kualitas tidur, dan pemulihan pola eliminasi yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang mungkin dilakukan antara lain: edukasi gizi dan perencanaan makan, manajemen nyeri, dan intervensi untuk mengembalikan siklus menstruasi yang teratur.
Diagnosa Medis:
Berdasarkan data yang ada, diagnosa medis yang mungkin sesuai adalah gangguan hormonal, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi, peningkatan berat badan, dan gejala sakit kepala. Diagnosa medis yang spesifik hanya dapat ditegakkan setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif guna membantu Ny. Simas mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 8159 | 07 Dec 2024
Klinis : Ny. Simas, 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit kepala yang masih sering dirasakan, haid yang belum teratur, dan peningkatan berat badan sebanyak 4 kg dalam 4 bulan terakhir. Ny. Simas mengatakan bahwa sebelumnya ia menggunakan suntik KB 3 bulan sekali selama 1 tahun, tetapi memutuskan untuk berhenti KB 3 bulan yang lalu karena tidak nyaman dengan efek sampingnya. Saat ini, ia tidak menggunakan metode kontrasepsi lain karena ingin menormalkan kembali siklus haidnya. Ny. Simas merasa khawatir karena meskipun sudah berhenti menggunakan KB, haidnya belum teratur, sakit kepala masih sering muncul, dan ia kesulitan mengendalikan nafsu makan. Berat badan naik dari 58 kg menjadi 62 kg , Tekanan darah: 120/80 mmHg ,Nadi: 76 x/menit , Pernapasan: 20 x/menit. diagnosa medisnya?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis medis untuk kasus Ny. Simas adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N92.6
- Deskripsi: Perdarahan haid tidak teratur, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada prosedur medis yang disebutkan dalam kasus ini.
Penjelasan:
Ny. Simas, usia 40 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala yang masih sering dirasakan, haid yang belum teratur, dan peningkatan berat badan sebanyak 4 kg dalam 4 bulan terakhir. Berdasarkan riwayat penggunaan kontrasepsi suntik KB selama 1 tahun yang kemudian dihentikan 3 bulan yang lalu, serta gejala yang dialami saat ini, diagnosis yang paling sesuai adalah Perdarahan haid tidak teratur, tidak diklasifikasikan di tempat lain (N92.6).
Gejala-gejala yang dialami Ny. Simas, seperti sakit kepala, ketidakteraturan siklus haid, dan peningkatan berat badan, seringkali terkait dengan penghentian penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang, seperti suntik KB. Setelah penghentian, tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dan mengembalikan fungsi reproduksi ke kondisi normal. Oleh karena itu, diagnosis N92.6 yang mencakup perdarahan haid tidak teratur merupakan diagnosis yang paling sesuai dalam kasus ini.
Tidak ada prosedur medis yang disebutkan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM yang perlu dilaporkan. -
Article No. 8160 | 07 Dec 2024
Klinis : LEUKEMIA Tn. E, 28 tahun, dirawat diruangan penyakit dalam dengan keluhan badan terasa lemas dan demam. Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh badanya terasa menjadi mudah lelah dan demam, demam naik turun. Pasien juga merasa linu-linu pada kaki dan tangan kanan maupun kiri. Linu-linu sering terasa pada pagi hari. Pasien sering merasa demam sumer-sumer sepanjang hari. Sejak 1 bulan SMRS pasien mengeluh sakit gigi dan gusi membengkak. Sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit muncul bintik-bintik merah pada wajah pasien kemudian timbul pada tangan dan kaki, bintik-bintik yang timbul pada wajah pasien dirasakan perih dan panas, awalnya sebelum muncul bintik merah wajah pasien bengkak dan berwarna biru-biru. Pasien juga mengeluh kedua matanya merah. Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang hingga badanya terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Status gizi kurang (BB saat ini 46 kg, tinggi badan 155 cm, indeks massa tubuh 19,1 kg/m2) Saat rawatan hari-1 mata pasien kemerahan tampak berdarah dan gusi pasien membengkak. Kemudian pasien pilek dan batuk, tidak berdahak. Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Pasien pernah periksa ke puskesmas dan diberi obat penurun panas. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gejala penyakit seperti yang dialami oleh pasien saat ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD : 100/60 mmHg, HR: 100x/menit, RR 20x/menit dan suhu 39.50 C. Pemeriksaan kepala pada konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan umum didapatkan purpura pada wajah, tangan dan kaki. Selain itu didapatkan edema palpebra pada kedua mata serta terdapat pembengkakan gusi. Tidak tampak pembesaran dan tidak teraba KGB leher. Pemeriksaan jantung; inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, palpasi : iktus kordis tidak teraba, perkusi: dalam batas normal, auskultasi : bunyi jantung regular S1 = S2. Pemeriksaan paru; inspeksi: simetris, tidak terdapat retraksi, palpasi: fremitus kiri = kanan, perkusi: sonor di seluruh lapang paru, auskultasi: suara nafas vesikuler, suara nafas tambahan tidak ada. Pemeriksaan abdomen; inspeksi: cembung, ausklutasi : bising usus normal, palpasi : hepar tidak teraba, perkusi: timpani Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan hemoglobin 6,6 gr/dl, leukositosis 231.600/mm3, trombositopenia 24.000/mm3. Hasil evaluasi apusan darah tepi didapatkan: • Eritrosit : Hipokrom normositter, anisositosis, sel polikromasia (+), normoblast + 1 -2% • Leukosit : kesan jumlah meningkat, didominasi sel-sel mononuclear, bentuk inti irregular dan berlekuk, nucleolus (+), blast (+) +/- 10% • Trombosit : kesan jumlah menurun, anisotosis. Kesan leukimia akut (AML M5-M6). Hasil pemeriksaan urinalisa didapatkan hasil pH 6,0, protein (+), sedimen leukosit negatif, sedimen eritrosit positif, dan terdapat kristal oksalat. Terapi : Infus RL 20 tpm Cefotaxime 3 x 1 gr (IV) Kalnex 3 x 1 amp (IV) Sotatik 3 x 1 amp (IV) Aspar 3 x 1 tab (PO) Tranfusi PRC 1 kolf/hr Pasien direncanakan untuk mendapatkan regimen kemoterapi dengan Daunorubisin dan Sitarabin. carikan diagnosa dan etiologi masing masing diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Tn. E yang menderita leukemia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inefikasi Perfusi Jaringan Berhubungan Dengan Penurunan Produksi Sel Darah
Etiologi: Leukemia adalah penyakit kanker yang berasal dari sumsum tulang, di mana terjadi produksi sel darah abnormal yang mengganggu fungsi normal sel darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, sehingga menyebabkan gangguan perfusi jaringan.
2. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses Penyakit
Etiologi: Pasien mengalami keluhan linu-linu pada kaki dan tangan, yang sering terjadi pada pagi hari. Hal ini dapat disebabkan oleh infiltrasi sel leukemia ke dalam jaringan atau organ, sehingga menyebabkan rasa nyeri.
3. Resiko Infeksi Berhubungan Dengan Penurunan Fungsi Sistem Imun
Etiologi: Pasien mengalami leukositosis dengan jumlah sel darah putih yang meningkat, namun fungsi sistem imun yang terganggu akibat proses penyakit. Hal ini meningkatkan risiko infeksi.
4. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Anoreksia
Etiologi: Pasien mengalami penurunan nafsu makan sehingga terjadi penurunan berat badan, yang dapat disebabkan oleh efek samping pengobatan atau proses penyakit.
5. Resiko Pendarahan Berhubungan Dengan Trombositopenia
Etiologi: Pasien mengalami trombositopenia, yaitu penurunan jumlah trombosit, yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA-I (North American Nursing Diagnosis Association International). SDKI memberikan definisi, karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan masing-masing diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. SLKI membantu perawat dalam menetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam pengelolaan masalah kesehatan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. SIKI memberikan panduan bagi perawat dalam menentukan rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan dan luaran yang ingin dicapai.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 8161 | 07 Dec 2024
Klinis : Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan, dengan tone akademis dan persona seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian" adalah "Ansietas".
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Kondisi ini dapat berhubungan dengan ancaman terhadap kematian, yang dapat menyebabkan perasaan cemas, takut, dan khawatir pada pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
a. Kontrol Kecemasan: Pasien mampu mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan terkait ancaman terhadap kematian.
b. Relaksasi: Pasien mampu melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi tingkat kecemasan.
c. Ekspresi Emosi: Pasien mampu mengungkapkan emosi dan perasaan terkait kecemasan dan ancaman terhadap kematian.
d. Manajemen Stres: Pasien mampu mengidentifikasi dan menerapkan strategi manajemen stres yang efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Kecemasan:
- Identifikasi faktor-faktor penyebab kecemasan pada pasien
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi tanda dan gejala kecemasan yang dialami
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, visualisasi, dan distraksi
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien
b. Terapi Perilaku:
- Ajarkan teknik manajemen stres, seperti manajemen waktu, aktivitas fisik, dan teknik pengelolaan emosi
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan emosi terkait ancaman terhadap kematian
- Berikan edukasi tentang koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan
c. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, untuk memberikan intervensi yang komprehensif
- Kolaborasi dengan keluarga pasien untuk memberikan dukungan dan edukasi terkait kondisi pasien
Dengan diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengelola kecemasan terkait ancaman terhadap kematian dan mencapai tingkat kesejahteraan yang optimal. -
Article No. 8162 | 07 Dec 2024
Klinis : Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian intervensi Observasi : Terapeutik : Edukasi : Kolaborasi : -
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI: Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian
Observasi:
1. Tanda dan gejala ansietas, seperti gelisah, tegang, takut, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar, nafas cepat.
2. Faktor penyebab ansietas, seperti adanya ancaman terhadap kematian.
3. Respon psikologis, fisiologis, dan perilaku akibat ansietas.
Terapeutik:
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien.
2. Berikan teknik relaksasi, seperti teknik napas dalam, visualisasi, dan distraksi.
3. Berikan dukungan emosional dan empati untuk menurunkan kecemasan.
4. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya.
Edukasi:
1. Jelaskan tentang ansietas dan penyebabnya.
2. Ajarkan teknik manajemen ansietas, seperti relaksasi dan distraksi.
3. Beri edukasi tentang pentingnya istirahat dan kebutuhan spiritual.
4. Libatkan keluarga dalam proses edukasi dan dukungan.
Kolaborasi:
- Konsultasi dengan tim kesehatan lain, seperti psikolog atau psikiater, jika diperlukan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat mengidentifikasi dan mengungkapkan penyebab ansietas.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi dan manajemen ansietas secara efektif.
3. Pasien menunjukkan penurunan tanda dan gejala ansietas.
4. Pasien dan keluarga menunjukkan kemampuan dalam mengatasi ansietas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk mengurangi ansietas.
2. Berikan terapi relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, dan distraksi.
3. Lakukan terapi keperawatan, seperti terapi bermain, terapi musik, dan terapi spiritual.
4. Libatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain jika diperlukan, seperti psikolog atau psikiater.
6. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang ansietas dan manajemennya.
7. Monitor tanda dan gejala ansietas serta efektivitas intervensi yang diberikan.
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian. -
Article No. 8163 | 07 Dec 2024
Klinis : Luaran utama pada curah jantung intervensi Observasi : Terapeutik : Edukasi : Kolaborasi : -
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya sebagai perawat akan memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi curah jantung.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa yang sesuai untuk kondisi curah jantung adalah Penurunan Curah Jantung. Penurunan Curah Jantung didefinisikan sebagai penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per menit, sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di jaringan.
Luaran Utama SLKI:
Luaran utama yang diharapkan adalah Peningkatan Curah Jantung. Peningkatan Curah Jantung didefinisikan sebagai peningkatan volume darah yang dipompa oleh jantung per menit, sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen di jaringan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Observasi:
a. Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
b. Observasi balans cairan (intake dan output)
c. Observasi edema dan tanda-tanda kelebihan cairan
d. Observasi perubahan pada EKG
2. Terapeutik:
a. Atur posisi pasien untuk memfasilitasi perfusi jantung
b. Berikan oksigen sesuai indikasi
c. Berikan obat-obatan sesuai resep (misal: diuretik, vasodilator, inotropik)
d. Lakukan manajemen cairan (pemberian cairan intravena, pembatasan cairan)
3. Edukasi:
a. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya mematuhi pengobatan
b. Edukasi gaya hidup yang sehat (diet rendah garam, aktivitas fisik, manajemen stres)
c. Edukasi tanda dan gejala penurunan curah jantung serta kapan harus segera menghubungi petugas kesehatan
4. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tim medis (dokter, ahli gizi, ahli rehabilitasi) untuk optimalisasi penanganan pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 8164 | 07 Dec 2024
Klinis : Pasie. Mengeluh kesulitan berbicara
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan kesulitan berbicara.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan keterbatasan fungsi bicara.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengekspresikan atau menerima pesan verbal yang disebabkan oleh faktor-faktor fisik, psikologis, lingkungan, atau situasional.
- Penyebab: Gangguan fungsi motorik, sensorik, atau kognitif; kecemasan; kondisi medis; atau faktor lingkungan.
- Karakteristik: Pasien mengeluh kesulitan berbicara, artikulasi tidak jelas, gangguan pemahaman bahasa lisan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat berkomunikasi secara efektif.
- Kriteria Hasil: Pasien mendemonstrasikan komunikasi verbal yang jelas dan efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Terapi wicara, latihan artikulasi, latihan berbahasa, komunikasi alternatif, modifikasi lingkungan.
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan pasien dalam berkomunikasi verbal.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab gangguan komunikasi verbal pada pasien. Kemudian, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada intervensi untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan komunikasi verbal, seperti terapi wicara dan latihan artikulasi. Tujuannya adalah agar pasien dapat berkomunikasi secara efektif dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 8165 | 07 Dec 2024
Klinis : Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard intervensi Observasi : Terapeutik : Edukasi : Kolaborasi : -
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Sebagai perawat, saya akan memberikan pendekatan komprehensif untuk menangani kondisi nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard pada intervensi, sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard intervensi
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang timbul secara mendadak atau meningkat dalam intensitas dalam kaitannya dengan intervensi medis.
Karakteristik Definisi:
1. Keluhan nyeri dada, terkadang menjalar ke bahu, lengan, atau punggung
2. Ekspresi wajah meringis
3. Gelisah, cemas
4. Nadi cepat, tekanan darah meningkat
5. Verbal mengungkapkan nyeri
Faktor Berhubungan:
1. Iskemia miokard akibat intervensi medis (seperti prosedur angiografi, angioplasti, atau operasi jantung)
Observasi:
1. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu) secara berkala
2. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, faktor pencetus, dan faktor yang memperbaiki/memperburuk)
3. Amati ekspresi wajah dan perilaku yang mengindikasikan nyeri
4. Identifikasi faktor-faktor yang dapat memicu atau memperburuk nyeri
Terapeutik:
1. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi dokter untuk meredakan nyeri
2. Lakukan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin
3. Pertahankan posisi yang nyaman untuk pasien
4. Kontrol lingkungan untuk meminimalkan stimulus nyeri (seperti mengurangi kebisingan, menjaga ruangan tetap tenang)
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab dan karakteristik nyeri yang dialami pasien
2. Ajarkan teknik-teknik nonfarmakologis yang dapat dilakukan pasien untuk mengatasi nyeri
3. Dorong pasien untuk melaporkan segera jika nyeri muncul atau memburuk
4. Informasikan rencana analgesik dan efek samping yang mungkin timbul
Kolaborasi:
- Koordinasi dengan tim medis (dokter, apoteker) untuk evaluasi terapi analgesik yang diberikan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan, dengan kriteria hasil:
a. Melaporkan nyeri terkontrol (skor nyeri menurun)
b. Mendemonstrasikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
c. Mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas)
b. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep dokter
c. Lakukan intervensi nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
d. Pantau respons pasien terhadap intervensi
2. Manajemen Lingkungan: Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk mengurangi nyeri
3. Edukasi Kesehatan: Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab, manajemen, dan pencegahan nyeri
Demikian penjelasan rinci mengenai diagnosa, observasi, terapeutik, edukasi, kolaborasi, luaran, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kasus nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard intervensi. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 8166 | 07 Dec 2024
Klinis : luaran utama Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard". Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain). Iskemia miokard adalah penurunan aliran darah ke otot jantung yang menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi, yang dapat memicu rasa nyeri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Kontrol Nyeri
- Pasien menunjukkan pengurangan nyeri sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
- Pasien menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
- Pasien melaporkan rasa nyaman yang meningkat.
2. Stabilitas Hemodinamik
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat.
- Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda gagal jantung.
3. Manajemen Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan mandiri.
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien menunjukkan keinginan untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi).
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi dingin/hangat.
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang optimal.
2. Pemantauan Hemodinamik
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Pantau tanda-tanda perfusi jaringan, seperti warna kulit, nadi perifer, dan pengisian kapiler.
- Pantau tanda-tanda gagal jantung, seperti dispnea, edema, dan berat badan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi medis yang diperlukan.
3. Manajemen Aktivitas
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Berikan edukasi tentang pentingnya aktivitas yang terkontrol untuk pemulihan.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap sesuai toleransi.
- Ajarkan teknik penghemat energi dan pengaturan aktivitas.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang aman dan progresif.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri, stabilitas hemodinamik, dan peningkatan toleransi aktivitas. Kolaborasi yang baik dengan tim kesehatan lain juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.