Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10096 | 31 Dec 2024
Klinis : attention deficit hyperactivity disorder
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perhatian Berhubungan dengan Hiperaktivitas dan Impulsivitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perhatian dicirikan dengan ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan, mudah teralihkan, dan sering melakukan tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Fokus Perhatian Meningkat: Kemampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan.
2. Impulsi Menurun: Kemampuan untuk mengendalikan dorongan untuk bertindak tanpa memikirkan konsekuensi.
3. Aktivitas Motorik Terkendali: Kemampuan untuk mengontrol gerakan motorik secara tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perilaku: Intervensi yang dilakukan untuk membantu klien dalam mengatur dan mengendalikan perilakunya.
2. Terapi Aktivitas: Intervensi yang melibatkan aktivitas fisik atau mental untuk membantu klien mencapai tujuan terapeutik.
3. Edukasi Kesehatan: Intervensi untuk meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang ADHD dan penatalaksanaannya.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat membantu klien dengan ADHD untuk meningkatkan fokus perhatian, menurunkan impulsivitas, dan mengendalikan aktivitas motorik, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 10097 | 31 Dec 2024
Klinis : apa saja diagnosis untuk waham
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi waham.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi: Waham
Definisi: Keyakinan palsu yang teguh dan tidak dapat diubah, yang tidak sesuai dengan realitas dan berbeda dengan keyakinan orang lain dalam budaya yang sama.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan keyakinan yang kuat namun tidak realistis, seperti menganggap dirinya sedang diawasi atau dikendalikan oleh orang lain, atau memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang pada umumnya.
- Faktor risiko: Riwayat gangguan jiwa, stres psikologis, gangguan neurologis, atau penggunaan zat.
- Intervensi Keperawatan: Terapi realitas, terapi kognitif, pemberian obat-obatan, dukungan psikososial, dan pendidikan bagi keluarga.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Risiko munculnya perilaku yang dapat menyakiti diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, kemarahan, atau permusuhan yang dapat memicu perilaku kekerasan.
- Faktor risiko: Waham, halusinasi, gangguan realitas, gangguan emosi, atau riwayat perilaku kekerasan.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen lingkungan, terapi perilaku, obat-obatan, dan intervensi keselamatan.
3. Isolasi Sosial
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain secara bermakna.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan penarikan diri dari interaksi sosial, merasa terisolasi, dan kurang memiliki hubungan yang bermakna.
- Faktor risiko: Waham, halusinasi, gangguan kognitif, atau kurangnya dukungan sosial.
- Intervensi Keperawatan: Terapi kelompok, terapi keluarga, aktivitas sosial, dan pemberian dukungan emosional.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kondisi waham. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 10098 | 31 Dec 2024
Klinis : Sepertinya tidak ada orang lain dalam hidupnya. Sering menunjukkan ketidakpercayaan atau kecurigaan Merugikan diri sendiri, orang lain, atau perasaan cemas; Saat berkomunikasi dengan orang lain, sering terlihat panik dan berhati-hati, serta ekspresi wajah terlihat tegang dan jengkel. Pasien waham cenderung kurang menekankan kenyataan atau memiliki nilai realistis yang rendah. Merasa mempunyai kekuatan luar biasa atau menjadi sasaran konspirasi. Menghindari orang-orang yang tampak berbahaya tanpa alasan yang jelas. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Mengalami perubahan emosi yang signifikan, seperti rasa cemas atau takut yang berlebihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan Singkat:
Kondisi pasien menunjukkan gejala-gejala risiko perilaku kekerasan, seperti paranoia, waham, perubahan emosi yang signifikan, serta ketidakmampuan membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Pasien cenderung curiga, menghindari orang lain, dan memiliki perasaan tidak percaya terhadap lingkungannya. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien merugikan diri sendiri atau orang lain.
Standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu memperlihatkan perilaku atau tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- Karakteristik Utama: Perubahan persepsi realitas, perilaku agresif, dan kecenderungan menyakiti diri sendiri atau orang lain.
- Faktor yang Berhubungan: Riwayat perilaku kekerasan, gangguan mental, dan masalah psikososial.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Perilaku Kekerasan Terkontrol
- Kriteria Hasil: Kemampuan mengendalikan impuls, kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan tidak adanya bahaya terhadap diri sendiri atau orang lain.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Perilaku Kekerasan
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi faktor pencetus, pemberian terapi modalitas, dan penggunaan teknik de-eskalasi. -
Article No. 10099 | 31 Dec 2024
Klinis : Sepertinya tidak ada orang lain dalam hidupnya. Sering menunjukkan ketidakpercayaan atau kecurigaan Merugikan diri sendiri, orang lain, atau perasaan cemas; Saat berkomunikasi dengan orang lain, sering terlihat panik dan berhati-hati, serta ekspresi wajah terlihat tegang dan jengkel. Pasien waham cenderung kurang menekankan kenyataan atau memiliki nilai realistis yang rendah. Merasa mempunyai kekuatan luar biasa atau menjadi sasaran konspirasi. Menghindari orang-orang yang tampak berbahaya tanpa alasan yang jelas. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Mengalami perubahan emosi yang signifikan, seperti rasa cemas atau takut yang berlebihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Isolasi Sosial
- Definisi: Pengalaman individu yang merasa terpisah dari orang lain, baik secara emosional maupun fisik.
- Ciri-ciri: Terdiri dari merasa tidak ada orang lain dalam hidupnya, sering menunjukkan ketidakpercayaan atau kecurigaan, dan menghindari orang-orang yang tampak berbahaya tanpa alasan yang jelas.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
- Definisi: Potensi untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- Ciri-ciri: Terlihat dari merugikan diri sendiri, orang lain, atau perasaan cemas; serta merasa mempunyai kekuatan luar biasa atau menjadi sasaran konspirasi.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang tidak jelas dan subjektif.
- Ciri-ciri: Saat berkomunikasi dengan orang lain, sering terlihat panik dan berhati-hati, serta ekspresi wajah terlihat tegang dan jengkel; dan mengalami perubahan emosi yang signifikan, seperti rasa cemas atau takut yang berlebihan.
4. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
- Definisi: Pengalaman sensorik yang tampak nyata, tetapi dibangkitkan oleh pikiran sendiri.
- Ciri-ciri: Pasien waham cenderung kurang menekankan kenyataan atau memiliki nilai realistis yang rendah, dan tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan dan luaran yang diharapkan. -
Article No. 10100 | 31 Dec 2024
Klinis : NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dalam konteks tersebut, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan: Nyeri
Definisi Nyeri menurut SDKI:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Mayor SDKI:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Ekspresi wajah nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
- Pembatasan rentang gerak
Faktor Berhubungan SDKI:
- Cedera
- Inflamasi
- Penyakit
- Prosedur invasif
Luaran Keperawatan (SLKI):
- Kontrol Nyeri
- Kenyamanan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nyeri
- Terapi Modalitas untuk Nyeri
Secara singkat, diagnosa keperawatan Nyeri menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Tujuan utama penatalaksanaan adalah mencapai kontrol nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien. Perawat dapat melakukan intervensi manajemen nyeri dan terapi modalitas untuk nyeri sesuai kondisi pasien. -
Article No. 10101 | 31 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri dada. TTV TD 160/90 mmhg, RR 40x/menit, ronkhi +/+. BAB darah 3x dirumah. pusing. pingsan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
1. Nyeri akut: Pasien datang dengan keluhan nyeri dada, yang merupakan salah satu gejala utama dari nyeri akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol rasa nyeri yang dirasakan. Kriteria hasil yang diharapkan antara lain:
- Pasien dapat menyatakan tingkat nyeri yang terkontrol (skor nyeri menurun)
- Pasien dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri
- Pasien dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri pasien secara komprehensif, meliputi lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Manajemen Nyeri: Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien. Dapat dilakukan dengan pemberian analgetik, terapi non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin), dan teknik manajemen nyeri lainnya.
3. Monitoring Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, termasuk tekanan darah, laju napas, dan saturasi oksigen, untuk mendeteksi perubahan yang dapat memengaruhi nyeri.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam penanganan pasien untuk mengoptimalkan manajemen nyeri.
Penjelasan Rinci:
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada, tekanan darah tinggi (160/90 mmHg), laju napas cepat (40x/menit), adanya ronki paru, BAB berdarah 3 kali di rumah, serta keluhan pusing dan pingsan. Berdasarkan gejala-gejala yang ada, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut.
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Kontrol Nyeri, di mana pasien dapat menyatakan tingkat nyeri yang terkontrol, mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri, dan dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi:
1. Pengkajian Nyeri: Mengkaji secara komprehensif karakteristik nyeri yang dirasakan pasien, termasuk lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, baik secara farmakologis (pemberian analgetik) maupun non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
3. Monitoring Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, terutama tekanan darah, laju napas, dan saturasi oksigen, untuk mendeteksi perubahan yang dapat memengaruhi nyeri.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam penanganan pasien, untuk mengoptimalkan manajemen nyeri yang diberikan.
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mampu mengontrol nyeri yang dirasakan. -
Article No. 10102 | 31 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan dahak sulit dikeluarkan O : Kesadaran composmentis, Hemodinamik TD: 130/62 mmHg, HR: 95 x/mnt, RR: 21 x/mnt, Spo2 100%, terpasang NGT no 16 batas hidung 55 tgl 28/12/24, terpasang DC no 16 tgl 28/12/24, terpasang IV line di vena radialis sinistra no 20, terpasang IV line di vena cubiti dextra no 22 tgl 28/12/24 infus bfluid 500 cc/24 jam, drip Norepineprin 0.05 mcg/kgbb/menit. Ada ulkus decubitus di sacrum dari rumah, kemerahan di tumit kaki kanan, Skala nyeri 3.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor terkait: Sekresi jalan napas yang berlebihan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Suara napas bersih
c. Tidak ada sesak napas
d. Tidak ada sianosis
e. Tidak ada penggunaan otot bantu napas
f. Mampu mengeluarkan sekret
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Aktivitas:
a. Lakukan pengisapan sekret jika diperlukan
b. Berikan humidifikasi dan hidrasi yang adekuat
c. Ajarkan teknik batuk dan bernapas dalam
d. Berikan posisi semi-Fowler
e. Pantau tanda-tanda vital dan oksigenasi
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi oksigen, nebulizer, atau bronkodilator jika perlu
Penjelasan rinci:
Pasien mengeluhkan kesulitan mengeluarkan dahak, yang mengindikasikan adanya masalah dengan bersihan jalan napas. Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" sesuai dengan kondisi pasien. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas normal, suara napas bersih, tidak ada sesak napas atau sianosis, dan mampu mengeluarkan sekret. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, seperti pengisapan sekret, pemberian humidifikasi dan hidrasi, latihan teknik batuk dan bernapas dalam, serta posisi semi-Fowler. Pemantauan tanda-tanda vital dan oksigenasi, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi tambahan jika diperlukan, juga merupakan bagian dari intervensi yang harus dilakukan. -
Article No. 10103 | 31 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan dahak sulit dikeluarkan O : Kesadaran composmentis, Hemodinamik TD: 130/62 mmHg, HR: 95 x/mnt, RR: 21 x/mnt, Spo2 100%, terpasang NGT no 16 batas hidung 55 tgl 28/12/24, terpasang DC no 16 tgl 28/12/24, terpasang IV line di vena radialis sinistra no 20, terpasang IV line di vena cubiti dextra no 22 tgl 28/12/24 infus bfluid 500 cc/24 jam, drip Norepineprin 0.05 mcg/kgbb/menit. Ada ulkus decubitus di sacrum dari rumah, kemerahan di tumit kaki kanan, Skala nyeri 3. pasien post primary PCI.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah rincian diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas tetap bersih.
Karakteristik:
- Pasien mengeluh sulit mengeluarkan dahak
- Terdapat sekret dalam jalan napas
- Perubahan bunyi napas (mengi, ronki, dan lain-lain)
- Perubahan pola napas
- Kesulitan dalam mengeluarkan sekret
Faktor Berhubungan:
- Penyakit paru-paru
- Kelemahan otot-otot pernapasan
- Sekresi berlebih
Luaran/Outcome SLKI:
Bersihan Jalan Napas
Kriteria hasil:
1. Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
2. Pasien menunjukkan jalan napas yang paten
3. Pasien menunjukkan bunyi napas normal
4. Pasien dapat melakukan aktivitas pernapasan dengan mudah
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
- Identifikasi kemampuan batuk dan bernafas pasien
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
- Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi ekspektoran
- Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
- Monitor status respirasi (frekuensi, kedalaman, irama)
- Lakukan pemeriksaan gas darah arterial jika perlu
- Sesuaikan dan monitor parameter ventilasi mekanik, jika terpasang
3. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengeluhkan kesulitan dalam mengeluarkan dahak, yang merupakan karakteristik utama dari diagnosis ini. Faktor yang berhubungan adalah penyakit paru-paru (pasien post PCI) dan sekret yang berlebih.
Luaran/outcome yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, tercermin dari kemampuan batuk efektif, jalan napas yang paten, bunyi napas normal, dan kemudahan melakukan aktivitas pernapasan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas (suction, posisi, ajarkan teknik batuk), manajemen ventilasi (monitor status respirasi, adjust parameter ventilasi), dan manajemen nutrisi (kolaborasi pemberian nutrisi enteral/parenteral). Tujuannya adalah untuk memfasilitasi bersihan jalan napas dan mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 10104 | 31 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan nyeri dada. ada luka di sacrum O : Kesadaran composmentis, Hemodinamik TD: 130/62 mmHg, HR: 95 x/mnt, RR: 21 x/mnt, Spo2 100%, terpasang NGT no 16 batas hidung 55 tgl 28/12/24, terpasang DC no 16 tgl 28/12/24, terpasang IV line di vena radialis sinistra no 20, terpasang IV line di vena cubiti dextra no 22 tgl 28/12/24 infus bfluid 500 cc/24 jam, drip Norepineprin 0.05 mcg/kgbb/menit. Ada ulkus decubitus di sacrum dari rumah, kemerahan di tumit kaki kanan, Skala nyeri 3. pasien post primary PCI.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi di atas adalah:
1. Nyeri Akut
- S: Pasien mengatakan nyeri dada dengan skala 3.
- O: Pasien post primary PCI, terdapat tanda-tanda nyeri seperti HR 95 x/mnt, RR 21 x/mnt.
- Tujuan (SLKI): Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri sesuai dengan target yang diharapkan dalam waktu 3 hari.
- Intervensi (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
2. Berikan analgesik sesuai dengan indikasi dan instruksi dokter.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif.
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi posisi.
5. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi nyeri.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- S: Pasien memiliki luka di sacrum sejak dirumah.
- O: Terdapat ulkus dekubitus di sacrum dan kemerahan di tumit kaki kanan.
- Tujuan (SLKI): Pasien akan menunjukkan perbaikan integritas kulit yang ditandai dengan penyembuhan luka dan tidak ada tanda-tanda infeksi dalam waktu 7 hari.
- Intervensi (SIKI):
1. Lakukan pengkajian kulit secara komprehensif, meliputi lokasi, ukuran, warna, dan stadium luka.
2. Bersihkan dan rawat luka sesuai dengan prinsip perawatan luka.
3. Berikan perawatan kulit, seperti pelembab dan pencegahan kemerahan.
4. Optimalkan nutrisi dan hidrasi pasien untuk mendukung penyembuhan luka.
5. Mobilisasi pasien dan ubah posisi secara teratur untuk mencegah penekanan pada area luka.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memaksimalkan perawatan luka.
Luaran (SLKI) dan Intervensi (SIKI) yang dipaparkan di atas merupakan contoh yang sesuai dengan kondisi pasien dan dapat dijadikan acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Sebagai perawat, penting untuk melakukan pengkajian yang menyeluruh, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 10105 | 31 Dec 2024
Klinis : Pasien penurunan kesadaran 2 jam SMRS. GCS E3M4V2.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI untuk kondisi pasien dengan penurunan kesadaran 2 jam setelah SMRS dengan skor GCS E3M4V2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Penurunan Kesadaran" (00096). Penurunan kesadaran adalah kondisi ketika pasien menunjukkan respons yang menurun terhadap rangsangan internal atau eksternal, yang ditunjukkan dengan skor GCS di bawah normal. Pasien dengan skor GCS E3M4V2 mengalami penurunan kesadaran tingkat sedang, yang membutuhkan intervensi keperawatan segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mempertahankan jalan napas yang efektif (0401)
- Pasien mempertahankan patensi jalan napas yang efektif
- Pasien menunjukkan pernapasan yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
2. Meningkatkan status neurologis (0912)
- Pasien menunjukkan peningkatan skor GCS
- Pasien menunjukkan respons yang lebih baik terhadap rangsangan
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Mempertahankan patensi jalan napas
- Memantau tanda-tanda vital pernapasan
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Menyiapkan intubasi atau ventilasi mekanis jika diperlukan
2. Pemantauan Neurologi (6680)
- Memantau tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala
- Menilai tingkat kesadaran dengan menggunakan skala GCS
- Mencegah peningkatan tekanan intrakranial
- Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab penurunan kesadaran
3. Pencegahan Komplikasi (3540)
- Mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat penurunan kesadaran, seperti aspirasi, infeksi, dan dekubitus
- Mempertahankan posisi yang aman dan nyaman bagi pasien
- Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit
- Memantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Penurunan Kesadaran" dipilih karena pasien menunjukkan penurunan kesadaran dengan skor GCS E3M4V2, yang menandakan kondisi sedang. Luaran/output yang diharapkan adalah mempertahankan jalan napas yang efektif dan meningkatkan status neurologis, karena penurunan kesadaran dapat menyebabkan komplikasi pernapasan dan neurologis jika tidak segera ditangani. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, pemantauan neurologis, dan pencegahan komplikasi untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan.