Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10161 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, ada beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang dapat ditegakkan untuk kondisi Tn. Y, antara lain:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
Kriteria diagnostik: Pasien mengalami peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, yang tidak dapat dikontrol secara tepat.
Faktor yang berkontribusi: Stres psikologis akibat masalah dengan anak yang belum bekerja.
2. Insomnia
Kriteria diagnostik: Pasien melaporkan kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, yang menyebabkan gangguan pada fungsi sehari-hari.
Faktor yang berkontribusi: Stress terkait masalah dengan anak.
3. Intoleransi Aktivitas
Kriteria diagnostik: Pasien melaporkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari karena kelelahan yang cepat.
Faktor yang berkontribusi: Hipertensi yang tidak terkontrol.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertensi Terkontrol
- Tekanan darah pasien dalam rentang normal (sistol 120-129 mmHg, diastol 80-84 mmHg)
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darahnya
- Pasien dapat menerapkan manajemen gaya hidup yang sehat untuk mengontrol tekanan darah
2. Pola Tidur Membaik
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat (7-9 jam per malam)
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kualitas tidurnya
- Pasien dapat menerapkan strategi manajemen stres yang efektif
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat mengatur ulang aktivitas harian untuk menghemat energi
- Pasien dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
- Monitoring tekanan darah secara teratur
- Edukasi tentang hipertensi, faktor risiko, dan penatalaksanaan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengobatan antihipertensi
- Konseling gaya hidup sehat (diet rendah garam, aktivitas fisik, manajemen stres)
2. Manajemen Insomnia
- Asesmen pola tidur pasien
- Edukasi tentang higiene tidur dan strategi manajemen stres
- Terapi relaksasi (terapi musik, napas dalam, meditasi)
- Penjadwalan aktivitas harian yang teratur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pengobatan insomnia, jika perlu
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Asesmen tingkat energi dan toleransi aktivitas pasien
- Edukasi tentang manajemen energi dan pengaturan aktivitas
- Pemberian latihan aktivitas bertahap yang disesuaikan dengan kondisi pasien
- Konseling tentang teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi, jika diperlukan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terencana, diharapkan pasien Tn. Y dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu hipertensi yang terkontrol, pola tidur yang membaik, dan peningkatan toleransi aktivitas, sehingga kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan. -
Article No. 10162 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan keluhan cepat lelah saat beraktivitas.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan stres psikologis, ditandai dengan keluhan sulit tidur karena masalah anak yang belum bekerja.
3. Nyeri Kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan keluhan sakit kepala di bagian belakang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang bermakna.
- Pasien dapat mengenali tanda dan gejala kelelahan serta mampu mengatasinya.
- Pasien dapat beradaptasi dengan aktivitas yang dapat dilakukan.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Pasien dapat tidur selama 6-8 jam per malam tanpa terbangun.
- Pasien dapat melaporkan bahwa kualitas tidurnya membaik.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidurnya.
3. Nyeri Kepala:
- Pasien dapat melaporkan bahwa nyeri kepalanya berkurang.
- Pasien dapat menggunakan strategi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri kepala.
- Pasien dapat mengenali tanda dan gejala peningkatan tekanan darah yang menyebabkan nyeri kepala.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian aktivitas dan kemampuan pasien.
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan teknik konservasi energi.
- Ajarkan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Pantau tanda-tanda vital sebelum dan setelah aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Lakukan pengkajian pola tidur pasien.
- Berikan edukasi tentang teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Terapkan intervensi untuk memfasilitasi tidur, seperti lingkungan yang tenang dan nyaman.
- Kolaborasi dengan ahli kesehatan mental untuk mengevaluasi kebutuhan psikologis pasien.
- Ajarkan pasien untuk menghindari stimulan sebelum tidur.
3. Nyeri Kepala:
- Lakukan pengkajian nyeri kepala, termasuk lokasi, kualitas, durasi, dan faktor pencetus.
- Berikan edukasi tentang manajemen nyeri kepala, termasuk penggunaan obat-obatan dan teknik nonfarmakologis.
- Ajarkan pasien teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri kepala.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan memodifikasi pengobatan.
- Pantau tanda-tanda vital, khususnya tekanan darah, untuk mendeteksi peningkatan yang menyebabkan nyeri kepala.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan dan menunjukkan perbaikan dalam kondisi kesehatannya. -
Article No. 10164 | 01 Jan 2025
Klinis : Tn. Y berusia 45 tahun di diagnosa darah tinggi mengatakan sering sakit kepala di bagian belakang. Ia mengatakan sering susah tidur karena masalah anaknya yang belum bekerja. Ia mengeluhkan sekarang cepat sekali lelah dalam beraktivitas. Setelah diperiksa TD 150/100 mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi Tn. Y.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Manajemen Hipertensi Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengontrol atau mengendalikan tekanan darah tinggi.
- Penyebab: Stres, kurangnya pengetahuan tentang manajemen hipertensi, dan ketidakpatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan.
- Tanda dan Gejala: Tekanan darah tinggi, sakit kepala, sulit tidur, dan mudah lelah saat beraktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Tanda-tanda Vital Terkendali
- Definisi: Tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu badan berada dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
a. Tekanan darah dalam rentang normal (120/80 mmHg ± 10 mmHg)
b. Nadi dalam rentang normal (60-100 kali/menit)
c. Respirasi dalam rentang normal (12-20 kali/menit)
d. Suhu badan dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C)
2. Pengetahuan Manajemen Hipertensi Meningkat
- Definisi: Pemahaman pasien tentang pengaturan tekanan darah dan strategi untuk mengendalikannya.
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi tekanan darah
b. Pasien dapat menjelaskan pentingnya patuh terhadap rejimen pengobatan
c. Pasien dapat menjelaskan strategi untuk mengelola stres
3. Kualitas Tidur Membaik
- Definisi: Kemampuan untuk memperoleh tidur yang cukup dan berkualitas.
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat tidur setidaknya 6-8 jam setiap malam
b. Pasien merasa istirahat dan segar setelah bangun tidur
c. Pasien merasa lebih berenergi dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
- Tujuan: Membantu pasien mencapai dan mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah pasien (gaya hidup, stres, dan kepatuhan terhadap pengobatan)
b. Edukasi pasien tentang hipertensi, faktor risiko, dan pentingnya patuh terhadap regimen pengobatan
c. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur
d. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengelola sumber stres
e. Monitor tekanan darah pasien secara berkala
2. Peningkatan Pengetahuan
- Tujuan: Meningkatkan pemahaman pasien tentang manajemen hipertensi.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Berikan informasi tentang hipertensi, penyebab, dan komplikasi yang mungkin terjadi
b. Jelaskan pentingnya patuh terhadap rejimen pengobatan dan modifikasi gaya hidup
c. Ajarkan teknik-teknik untuk mengelola stres dan meningkatkan kualitas tidur
d. Dorong pasien untuk aktif bertanya dan terlibat dalam perawatannya
3. Manajemen Tidur
- Tujuan: Membantu pasien memperoleh tidur yang cukup dan berkualitas.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji pola tidur dan faktor-faktor yang mengganggu tidur pasien
b. Berikan edukasi tentang kebersihan tidur (sleep hygiene)
c. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas relaksasi sebelum tidur
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu Tn. Y dalam mengelola hipertensinya, meningkatkan pengetahuan, dan memperbaiki kualitas tidurnya. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan pasien secara keseluruhan. -
Article No. 10092 | 31 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi Sensori: Perhatian Terganggu berhubungan dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori: Perhatian Terganggu adalah gangguan dalam kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian secara efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perhatian terfokus
2. Konsentrasi terjaga
3. Kemampuan mengalihkan perhatian
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Atur lingkungan untuk meminimalkan distraksi
2. Bantu klien mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
3. Ajarkan teknik konsentrasi dan pemusatan perhatian
4. Berikan umpan balik positif saat klien berhasil mempertahankan perhatian
Penanganan keperawatan yang komprehensif untuk kondisi ADHD ini melibatkan intervensi yang berfokus pada peningkatan perhatian, konsentrasi, dan kemampuan mengalihkan perhatian, serta penyesuaian lingkungan untuk meminimalkan distraksi. Hal ini bertujuan untuk membantu klien dengan ADHD mencapai optimal dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 10093 | 31 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Gangguan Perilaku Aktif (00153)
Definisi: Pola perilaku yang tidak teratur, berlebihan, dan tidak terkendali yang menyebabkan gangguan dalam fungsi sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
- Perilaku hiperaktif (misalnya, sulit diam, sering berlari atau memanjat secara berlebihan)
- Perilaku impulsif (misalnya, sulit menunggu giliran, sering menyelak pembicaraan orang lain)
- Kurang perhatian (misalnya, kesulitan berkonsentrasi, sering lupa, gagal menyelesaikan tugas)
- Perilaku agresif (misalnya, mudah marah, sering bertengkar)
2. Risiko Cedera (00035)
Definisi: Rentan terhadap cedera fisik yang dapat membahayakan kesehatan, yang dapat dikurangi.
Karakteristik Definisi:
- Perilaku hiperaktif yang dapat menyebabkan cedera
- Kurang kemampuan untuk mengendalikan perilaku
- Pengawasan orang tua/pengasuh yang kurang
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Terkendali (1408)
- Kriteria Hasil:
- Perilaku hiperaktif berkurang
- Perilaku impulsif berkurang
- Kemampuan berkonsentrasi meningkat
- Kemampuan menunggu giliran meningkat
- Skala Hasil:
1. Sangat terganggu
2. Cukup terganggu
3. Agak terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
2. Keselamatan Diri (1911)
- Kriteria Hasil:
- Mengidentifikasi situasi berbahaya
- Mematuhi aturan keamanan
- Mampu mengendalikan perilaku berbahaya
- Skala Hasil:
1. Sangat berisiko
2. Cukup berisiko
3. Agak berisiko
4. Sedikit berisiko
5. Tidak berisiko
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perilaku (4390)
- Definisi: Pemberian bantuan kepada pasien untuk mengidentifikasi dan memodifikasi perilaku yang tidak diinginkan.
- Aktivitas:
- Identifikasi pola perilaku yang bermasalah
- Tetapkan tujuan perilaku yang diinginkan
- Kembangkan strategi untuk mengurangi perilaku bermasalah
- Terapkan pendekatan disiplin yang konsisten
- Berikan umpan balik positif saat pasien menunjukkan perilaku yang diinginkan
- Pantau kemajuan pasien secara berkala
2. Manajemen Lingkungan: Keamanan (6486)
- Definisi: Pengaturan lingkungan untuk meminimalkan risiko cedera.
- Aktivitas:
- Identifikasi potensi bahaya di lingkungan
- Hilangkan atau beri pengamanan pada potensi bahaya
- Berikan pengawasan yang memadai
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang keamanan di lingkungan
3. Terapi Perilaku: Modifikasi Perilaku (4360)
- Definisi: Penggunaan prinsip dan teknik psikologis untuk mengubah perilaku yang tidak diinginkan menjadi perilaku yang diinginkan.
- Aktivitas:
- Identifikasi perilaku target yang akan diubah
- Tentukan penguatan positif untuk perilaku yang diinginkan
- Terapkan teknik penguatan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan
- Pantau dan catat perubahan perilaku secara berkala
- Berikan umpan balik dan penghargaan kepada pasien atas kemajuan yang dicapai
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien dengan ADHD untuk mengendalikan perilakunya, meningkatkan keselamatan diri, dan mencapai fungsi optimal dalam kehidupan sehari-hari. -
Article No. 10094 | 31 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F90.0
- Deskripsi: Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.01
- Deskripsi: Asesmen dan evaluasi gangguan perkembangan anak, termasuk ADHD
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 untuk ADHD:
- Kode F90.0 (Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas) merupakan kode diagnosis utama untuk ADHD berdasarkan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10).
- Kode ini digunakan untuk menegakkan diagnosis ADHD yang ditandai dengan kesulitan pemusatan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang menyebabkan gangguan dalam fungsi dan perkembangan anak.
2. Kode ICD-9-CM Procedure untuk ADHD:
- Kode 94.01 (Asesmen dan evaluasi gangguan perkembangan anak, termasuk ADHD) merupakan kode prosedur yang dapat digunakan untuk tindakan medis berupa asesmen dan evaluasi diagnosis ADHD pada anak.
- Kode ini mencakup pengumpulan riwayat, pemeriksaan fisik, dan penggunaan tes psikologis atau skala penilaian untuk membantu menegakkan diagnosis ADHD.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan secara bersamaan untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang dilakukan untuk mengelola pasien dengan ADHD. Hal ini penting untuk memastikan dokumentasi yang akurat dan klaim asuransi yang tepat. -
Article No. 10095 | 31 Dec 2024
Klinis : adhd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Diagnosa Keperawatan:
1. Aktivitas Fisik Tidak Seimbang
- Definisi: Ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari.
- Penyebab: Keadaan neuropsikologis yang menyebabkan hiperaktivitas.
2. Gangguan Proses Berpikir
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memfokuskan, mempertahankan, atau mengendalikan pikiran.
- Penyebab: Disfungsi neurokognitif yang menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi.
3. Gangguan Interaksi Sosial
- Definisi: Ketidakmampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
- Penyebab: Kesulitan dalam mengatur emosi dan perilaku yang sesuai dalam situasi sosial.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Aktivitas Fisik Seimbang
- Kriteria hasil: Klien dapat mengatur aktivitas fisik sesuai dengan energi yang dimiliki.
2. Proses Berpikir Lancar
- Kriteria hasil: Klien dapat memfokuskan, mempertahankan, dan mengendalikan pikiran dengan baik.
3. Interaksi Sosial Efektif
- Kriteria hasil: Klien dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Membantu klien mengatur aktivitas fisik sesuai dengan energi yang dimiliki.
2. Stimulasi Kognitif
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan klien dalam memfokuskan, mempertahankan, dan mengendalikan pikiran.
3. Pelatihan Keterampilan Sosial
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan klien dalam berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi ADHD ini secara komprehensif, dengan mempertimbangkan aspek biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan. Tujuan utamanya adalah membantu klien mencapai kemandirian dan kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 10096 | 31 Dec 2024
Klinis : attention deficit hyperactivity disorder
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perhatian Berhubungan dengan Hiperaktivitas dan Impulsivitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perhatian dicirikan dengan ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan, mudah teralihkan, dan sering melakukan tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Fokus Perhatian Meningkat: Kemampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang sedang dilakukan.
2. Impulsi Menurun: Kemampuan untuk mengendalikan dorongan untuk bertindak tanpa memikirkan konsekuensi.
3. Aktivitas Motorik Terkendali: Kemampuan untuk mengontrol gerakan motorik secara tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perilaku: Intervensi yang dilakukan untuk membantu klien dalam mengatur dan mengendalikan perilakunya.
2. Terapi Aktivitas: Intervensi yang melibatkan aktivitas fisik atau mental untuk membantu klien mencapai tujuan terapeutik.
3. Edukasi Kesehatan: Intervensi untuk meningkatkan pemahaman klien dan keluarga tentang ADHD dan penatalaksanaannya.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat membantu klien dengan ADHD untuk meningkatkan fokus perhatian, menurunkan impulsivitas, dan mengendalikan aktivitas motorik, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 10097 | 31 Dec 2024
Klinis : apa saja diagnosis untuk waham
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi waham.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi: Waham
Definisi: Keyakinan palsu yang teguh dan tidak dapat diubah, yang tidak sesuai dengan realitas dan berbeda dengan keyakinan orang lain dalam budaya yang sama.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan keyakinan yang kuat namun tidak realistis, seperti menganggap dirinya sedang diawasi atau dikendalikan oleh orang lain, atau memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang pada umumnya.
- Faktor risiko: Riwayat gangguan jiwa, stres psikologis, gangguan neurologis, atau penggunaan zat.
- Intervensi Keperawatan: Terapi realitas, terapi kognitif, pemberian obat-obatan, dukungan psikososial, dan pendidikan bagi keluarga.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Risiko munculnya perilaku yang dapat menyakiti diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, kemarahan, atau permusuhan yang dapat memicu perilaku kekerasan.
- Faktor risiko: Waham, halusinasi, gangguan realitas, gangguan emosi, atau riwayat perilaku kekerasan.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen lingkungan, terapi perilaku, obat-obatan, dan intervensi keselamatan.
3. Isolasi Sosial
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain secara bermakna.
Penjelasan:
- Tanda dan gejala: Pasien menunjukkan penarikan diri dari interaksi sosial, merasa terisolasi, dan kurang memiliki hubungan yang bermakna.
- Faktor risiko: Waham, halusinasi, gangguan kognitif, atau kurangnya dukungan sosial.
- Intervensi Keperawatan: Terapi kelompok, terapi keluarga, aktivitas sosial, dan pemberian dukungan emosional.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kondisi waham. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 10098 | 31 Dec 2024
Klinis : Sepertinya tidak ada orang lain dalam hidupnya. Sering menunjukkan ketidakpercayaan atau kecurigaan Merugikan diri sendiri, orang lain, atau perasaan cemas; Saat berkomunikasi dengan orang lain, sering terlihat panik dan berhati-hati, serta ekspresi wajah terlihat tegang dan jengkel. Pasien waham cenderung kurang menekankan kenyataan atau memiliki nilai realistis yang rendah. Merasa mempunyai kekuatan luar biasa atau menjadi sasaran konspirasi. Menghindari orang-orang yang tampak berbahaya tanpa alasan yang jelas. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Mengalami perubahan emosi yang signifikan, seperti rasa cemas atau takut yang berlebihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan Singkat:
Kondisi pasien menunjukkan gejala-gejala risiko perilaku kekerasan, seperti paranoia, waham, perubahan emosi yang signifikan, serta ketidakmampuan membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Pasien cenderung curiga, menghindari orang lain, dan memiliki perasaan tidak percaya terhadap lingkungannya. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien merugikan diri sendiri atau orang lain.
Standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu memperlihatkan perilaku atau tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- Karakteristik Utama: Perubahan persepsi realitas, perilaku agresif, dan kecenderungan menyakiti diri sendiri atau orang lain.
- Faktor yang Berhubungan: Riwayat perilaku kekerasan, gangguan mental, dan masalah psikososial.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Perilaku Kekerasan Terkontrol
- Kriteria Hasil: Kemampuan mengendalikan impuls, kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan tidak adanya bahaya terhadap diri sendiri atau orang lain.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Perilaku Kekerasan
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi faktor pencetus, pemberian terapi modalitas, dan penggunaan teknik de-eskalasi.