Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8213 | 08 Dec 2024
Klinis : DEMAM, BADAN SAKIT-SAKIT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam dan badan sakit-sakit.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit
Hipertermia merupakan kondisi dimana suhu tubuh di atas normal, biasanya disebabkan oleh infeksi atau proses penyakit lainnya. Pasien mengalami demam dan badan terasa sakit-sakit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 00007
- Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi atau penurunan hilangnya panas tubuh.
- Karakteristik Utama: Suhu tubuh di atas rentang normal, menggigil, kulit kemerahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 00401
- Judul: Kontrol Suhu Tubuh
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal, kulit kering dan hangat, tidak ada menggigil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 3740
- Judul: Manajemen Demam
- Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
- Aktivitas Keperawatan: Pantau suhu tubuh secara berkala, berikan cairan hangat, gunakan kompres hangat, berikan obat penurun demam jika diperlukan.
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat segera pulih dari kondisi demam dan badan sakit-sakit. -
Article No. 8214 | 08 Dec 2024
Klinis : DEMAM, BADAN SAKIT-SAKIT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi DEMAM dan BADAN SAKIT-SAKIT. Saya akan memberikannya dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38°C.
2. Nyeri berhubungan dengan gejala penyakit, ditandai dengan keluhan badan sakit-sakit.
Penjelasan Singkat Terkait SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons tubuh terhadap proses infeksi atau penyakit.
- Nyeri: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
- Nyeri: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Hipertermia: Intervensi keperawatan untuk mengelola peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Manajemen Nyeri: Intervensi keperawatan untuk mengelola pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
Sebagai pakar perawat, saya berharap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran mengenai diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang berlaku di Indonesia untuk kondisi DEMAM dan BADAN SAKIT-SAKIT. -
Article No. 8215 | 08 Dec 2024
Klinis : BATUK, TENGGOROKAN GATAL, DEMAM, SESAK, NAFSU MAKAN BERKURANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sebutkan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Penyebab: Infeksi saluran pernapasan (batuk, tenggorokan gatal, sesak napas).
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Demam dan penurunan nafsu makan.
3. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
Penyebab: Infeksi (demam).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang menetapkan dan mengembangkan standar-standar tersebut. -
Article No. 8216 | 08 Dec 2024
Klinis : BATUK, TENGGOROKAN GATAL, DEMAM, SESAK, NAFSU MAKAN BERKURANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Anda yang ditandai dengan batuk, tenggorokan gatal, demam, sesak, dan nafsu makan berkurang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan: Kondisi ini ditandai dengan adanya batuk, sesak napas, dan dahak yang sulit dikeluarkan. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi atau peradangan di saluran pernapasan.
2. Nyeri Akut
Penjelasan: Gejala tenggorokan gatal dan demam dapat menimbulkan rasa nyeri pada area tersebut. Nyeri akut ini dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanan pasien.
3. Penurunan Nafsu Makan
Penjelasan: Adanya gejala demam dan gangguan pada saluran pernapasan dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, yang dapat berdampak pada status nutrisi pasien.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Standar diagnosa keperawatan yang digunakan adalah SDKI, yang merupakan acuan baku dalam menentukan diagnosa keperawatan di Indonesia.
- SDKI memberikan definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang mempengaruhi untuk setiap diagnosa keperawatan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI merupakan standar yang berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari suatu tindakan keperawatan.
- Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan meliputi peningkatan bersihan jalan napas, penurunan nyeri, dan peningkatan status nutrisi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI adalah standar yang berisi intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Beberapa intervensi yang dapat diberikan antara lain terapi inhalasi, pemberian analgesik, dan edukasi tentang nutrisi.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpedoman pada praktik keperawatan yang baku di Indonesia. -
Article No. 8217 | 08 Dec 2024
Klinis : BATUK, TENGGOROKAN GATAL, DEMAM, SESAK, NAFSU MAKAN BERKURANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, perkenankan saya sebagai perawat profesional untuk memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan gejala batuk, tenggorokan gatal, dan sesak napas yang Anda alami. Kondisi ini dapat disebabkan oleh peningkatan produksi sekret, adanya lendir atau benda asing yang menghambat aliran udara.
2. Hipertermia
Hipertermia ditandai dengan gejala demam yang Anda alami. Kondisi ini dapat disebabkan oleh proses infeksi atau peradangan di dalam tubuh.
3. Penurunan Nafsu Makan
Penurunan nafsu makan ditandai dengan berkurangnya asupan makan yang Anda alami. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gejala batuk, demam, atau rasa tidak nyaman lainnya.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia merupakan acuan bagi perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan gejala dan kondisi pasien.
SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia merupakan acuan bagi perawat dalam menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia merupakan acuan bagi perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan standar ini oleh perawat profesional bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, sistematis, dan berkualitas tinggi demi kesembuhan pasien. -
Article No. 8218 | 08 Dec 2024
Klinis : BATUK, TENGGOROKAN GATAL, DEMAM, SESAK, NAFSU MAKAN BERKURANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Sekresi jalan napas yang berlebih, peningkatan produksi sekret, dan penurunan kemampuan untuk mengeluarkan sekret.
2. Nyeri Tenggorokan
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan aktual atau potensial pada jaringan tenggorokan.
- Penyebab: Inflamasi atau iritasi pada tenggorokan.
3. Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas batas normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan disipasi panas.
- Penyebab: Infeksi atau proses inflamasi.
4. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan energi.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, penurunan energi, dan sesak napas.
5. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, penurunan nafsu makan, dan peningkatan kebutuhan nutrisi.
Penjelasan Singkat Standar:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan respons klien terhadap masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan kriteria hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang diberikan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan standar-standar ini untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi Anda. -
Article No. 8219 | 08 Dec 2024
Klinis : SAKIT KEPALA (NYUT-NYUT), DEMAM MERIANG, MUAL MUNTAH.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sakit kepala (nyut-nyut), demam meriang, dan mual muntah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala Akut
- SDKI: Nyeri Kepala Akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
- SLKI: Tingkat nyeri terkontrol, Pengetahuan perawatan diri nyeri meningkat, Koping efektif.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Manajemen Demam, Edukasi Kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena adanya keterbatasan kapasitas fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat, Energi Terpelihara, Motivasi Meningkat.
- SIKI: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, Dukungan Emosional.
3. Mual
- SDKI: Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Mual Terkontrol, Asupan Makanan Adekuat, Hidrasi Terpenuhi.
- SIKI: Manajemen Mual dan Muntah, Manajemen Cairan, Edukasi Kesehatan.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami gejala sakit kepala (nyut-nyut), demam meriang, dan mual muntah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Kepala Akut, Intoleransi Aktivitas, dan Mual. Masing-masing diagnosa memiliki tujuan luaran dan intervensi keperawatan yang terstandar berdasarkan SLKI dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 8220 | 08 Dec 2024
Klinis : LEUKEMIA Tn. E, 28 tahun, dirawat diruangan penyakit dalam dengan keluhan badan terasa lemas dan demam. Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh badanya terasa menjadi mudah lelah dan demam, demam naik turun. Pasien juga merasa linu-linu pada kaki dan tangan kanan maupun kiri. Linu-linu sering terasa pada pagi hari. Pasien sering merasa demam sumer-sumer sepanjang hari. Sejak 1 bulan SMRS pasien mengeluh sakit gigi dan gusi membengkak. Sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit muncul bintik-bintik merah pada wajah pasien kemudian timbul pada tangan dan kaki, bintik-bintik yang timbul pada wajah pasien dirasakan perih dan panas, awalnya sebelum muncul bintik merah wajah pasien bengkak dan berwarna biru-biru. Pasien juga mengeluh kedua matanya merah. Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang hingga badanya terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Status gizi kurang (BB saat ini 46 kg, tinggi badan 155 cm, indeks massa tubuh 19,1 kg/m2) Saat rawatan hari-1 mata pasien kemerahan tampak berdarah dan gusi pasien membengkak. Kemudian pasien pilek dan batuk, tidak berdahak. Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Pasien pernah periksa ke puskesmas dan diberi obat penurun panas. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gejala penyakit seperti yang dialami oleh pasien saat ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD : 100/60 mmHg, HR: 100x/menit, RR 20x/menit dan suhu 39.50 C. Pemeriksaan kepala pada konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan umum didapatkan purpura pada wajah, tangan dan kaki. Selain itu didapatkan edema palpebra pada kedua mata serta terdapat pembengkakan gusi. Tidak tampak pembesaran dan tidak teraba KGB leher. Pemeriksaan jantung; inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, palpasi : iktus kordis tidak teraba, perkusi: dalam batas normal, auskultasi : bunyi jantung regular S1 = S2. Pemeriksaan paru; inspeksi: simetris, tidak terdapat retraksi, palpasi: fremitus kiri = kanan, perkusi: sonor di seluruh lapang paru, auskultasi: suara nafas vesikuler, suara nafas tambahan tidak ada. Pemeriksaan abdomen; inspeksi: cembung, ausklutasi : bising usus normal, palpasi : hepar tidak teraba, perkusi: timpani Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan hemoglobin 6,6 gr/dl, leukositosis 231.600/mm3, trombositopenia 24.000/mm3. Hasil evaluasi apusan darah tepi didapatkan: • Eritrosit : Hipokrom normositter, anisositosis, sel polikromasia (+), normoblast + 1 -2% • Leukosit : kesan jumlah meningkat, didominasi sel-sel mononuclear, bentuk inti irregular dan berlekuk, nucleolus (+), blast (+) +/- 10% • Trombosit : kesan jumlah menurun, anisotosis. Kesan leukimia akut (AML M5-M6). Hasil pemeriksaan urinalisa didapatkan hasil pH 6,0, protein (+), sedimen leukosit negatif, sedimen eritrosit positif, dan terdapat kristal oksalat. Terapi : Infus RL 20 tpm Cefotaxime 3 x 1 gr (IV) Kalnex 3 x 1 amp (IV) Sotatik 3 x 1 amp (IV) Aspar 3 x 1 tab (PO) Tranfusi PRC 1 kolf/hr Pasien direncanakan untuk mendapatkan regimen kemoterapi dengan Daunorubisin dan Sitarabin. cari kan diagnosa beserta dengan do ds dan diagram panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kasus Tn. E yang mengalami leukemia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi dan anemia akibat leukemia.
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan purpura dan perdarahan akibat trombositopenia.
3. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia dan status gizi kurang.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi leukosit akibat leukemia.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan, kelemahan, atau kurangnya energi.
SLKI: Peningkatan kemampuan fisik, psikologis, dan sosial untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas, seperti manajemen energi, aktivitas bertahap, dan edukasi.
2. Kerusakan Integritas Kulit
SDKI: Kerusakan pada struktur dan fungsi kulit.
SLKI: Pemulihan integritas kulit dan jaringan yang rusak.
SIKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mencegah dan merawat kerusakan kulit, seperti perawatan luka, pencegahan perdarahan, dan edukasi perawatan kulit.
3. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Pemulihan status nutrisi yang optimal.
SIKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi, seperti pemberian nutrisi enteral atau parenteral, edukasi gizi, dan konsultasi ahli gizi.
4. Risiko Infeksi
SDKI: Keadaan yang rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
SLKI: Pencegahan dan pengendalian infeksi.
SIKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, seperti pencegahan transmisi mikroorganisme, pemberian terapi antibiotik, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
Diagram Panah Etiologi:
[Diagram Panah Etiologi]
Leukemia -> Penurunan Fungsi Leukosit -> Risiko Infeksi
Leukemia -> Penurunan Produksi Trombosit -> Kerusakan Integritas Kulit
Leukemia -> Penurunan Produksi Eritrosit -> Anemia -> Intoleransi Aktivitas
Leukemia -> Anoreksia -> Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh -
Article No. 8221 | 08 Dec 2024
Klinis : HEMOFILIA Tn. A, 57 tahun, dirawat di RS dengan keluhan berak hitam dan muntah darah dengan kecurigaan hemofilia. BAB hitam sejak 13 hari sebelum masuk rumah sakit dengan konsistensi lengket dan bau khas, dengan volume 3-4 gelas perhari. Muntah darah kehitaman seperti kopi dan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 3-4 kali dan volume seperempat gelas tiap kali muntah. Disertai nyeri ulu hati yang telah lama diderita sebelum timbul keluhan BAB hitam. Nyeri ulu hati dirasakan panas tidak menjalar ke bagian tubuh yang lainnya. Penderita kadang-kadang mengeluh mual. Badan terasa lemah sejak sakit, sehingga penderita terganggu aktifitas sehari-harinya. Aktifitas sehar-hari pasien dibantu oleh keluarga dan perawat. Riwayat sakit sebelumnya, penderita telah dirawat selama 13 hari di rumah sakit dan telah menerima transfusi darah sebanyak 15 kantung. Terdapat riwayat minum obat-obatan anti nyeri karena keluhan nyeri sendi lutut. Pasien pernah mengalami perdarahan yang hebat setelah cabut gigi, saat itu penderita dirawat di RS. Penderita sering mengalami perdarahan sejak usia 5 tahun terutama setelah terbentur atau terjatuh. Tidak ada riwayat penyakit kuning sebelumnya. Penderita tidak mengkonsumsi alkohol atau jamu. Riwayat penyakit keluarga, saudara kandung laki-laki penderita mengalami keluhan perdarahan yang sama dan telah meninggal dunia saat usia anak-anak. Pada pemeriksaan fisik penderita tampak lemah dengan kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, HR 120 kali/menit lemah, respirasi 28 kali/menit, nafas cepat dan dangkal dan suhu 36,70 C. Mata tampak anemis, cekung dan tidak ada ikterus. Bibir tampak pucat, dan kering, pada lidah tidak didapatkan atropi papil. Inspeksi thorak tidak didapatkan spider nevi. Batas -b atas jantung normal, auskultasi: b unyi jantung pertama dan kedua teratur, tidak ada suara tambahan. Pemeriksaan paru normal , auskultasi: s uara nafas vesicular dan tidak didapatkan suara nafas tambahan. Pemeriksaan abdomen tidak ditemukan distensi abdomen asites dan caput medus a . Bising usus normal. Hati dan limpa tidak membesa r, timpani. Tidak dijumpai adanya defence muscular dan nyeri tekan epigastrial. Ekstremitas teraba hangat, odema pada kedua tungkai inferior , turgor kulit > 2 detik . Tampak hematom pada lengan atas kiri dengan diameter 5 cm. Pemeriksaan rectal toucher didapatkan tonus sphincter ani normal, mucosa licin, tidak ada massa dan terdapat melena. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah lengkap menunjukkan leukosit 10,9 K/uL (normal: 4,5- 11 K/uL), hemoglobin 7,7 gr/dl (normal: 13.5-18.0 gr/dl), hematokrit 14,3 % (normal: 40-54%), MCV 82,4 fl (normal: 80-94 fl), MCH 28,7 pg (normal: 27- 32 pg), trombosit 66 K/ul (normal: 150440 K/uL). Hasil pemeriksaan faal hemostasis: waktu perdarahan: 2,0 menit (normal: 1-3 menit), waktu pembekuan: 14,0 menit (normal: 5-15 menit), waktu protrombin (PT) : 21 detik (normal: 12- 18 detik), APTT : 96 detik (normal: 22.6-35 detik). AST 27 mg/dl (normal: 14-50mg/dl), ALT 33 mg/dl (normal: 11-64 mg/dl), bilirubin total 0,6 mg/dl (normal :0,0-1,0 mg/dl), bilirubin direk 0,1 mg/dl (normal: 0,0-0,3 mg/dl), cholesterol 26 mg/dl (normal: 110-200 mg/dl), albumin 0,8 mg/dl (normal 4.0-5.7 mg/dl). Pemeriksaan faktor VIII dan IX tidak dikerjakan karena tidak ada fasilitas pemeriksaan. Pasien dirawat dengan observasi hematemesis melena ec suspek ulkus peptikum dengan kondisi anemia ec perdarahan akut dan observasi trombositopeni, suspek hemofilia. Terapi : • Kreosipitat 15 unit • Tranfusi PRC sampai dengan kadar Hb > 10 g/dl • Traneksamat 3 x 500 mg (IV) • Ranitidin 2 x 200 mg (IV) • Antasida 3 x 10 ml (PO) • Sukralfat 3 x 10 ml (PO)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tn. A dengan Hemofilia:
1. Risiko Perdarahan Berat
- Definisi: Risiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan melebihi kemampuan tubuh untuk mengatasinya.
- Penyebab: Gangguan mekanisme hemostasis dan koagulasi.
- Tanda dan Gejala: Perdarahan spontan, perdarahan yang sulit berhenti, perdarahan setelah cedera atau tindakan medis.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Penyebab: Anemia, kelemahan fisik, perdarahan.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, kelemahan, penurunan partisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
3. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berkelanjutan atau potensi kerusakan.
- Penyebab: Nyeri sendi, nyeri otot, dan nyeri akibat perdarahan.
- Tanda dan Gejala: Keluhan nyeri, perubahan tanda vital, perubahan ekspresi wajah, perubahan perilaku.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Perdarahan Berat:
- Kontrol Perdarahan: Darah dapat segera berhenti atau berkurang.
- Pemulihan Hemodinamik: Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Tingkat Hemoglobin: Kadar hemoglobin dalam batas normal.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Tingkat Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa keluhan kelelahan yang berlebihan.
- Kekuatan Otot: Kekuatan otot dalam batas normal.
3. Nyeri Kronis:
- Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengendalikan nyeri dengan penanganan yang efektif.
- Kenyamanan Fisik: Pasien merasa nyaman secara fisik.
- Kemampuan Beraktivitas: Pasien dapat beraktivitas tanpa terbatas oleh rasa nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Perdarahan Berat:
- Pemantauan Tanda Vital
- Pemantauan Perdarahan
- Pemberian Komponen Darah
- Pemberian Terapi Antikoagulasi
- Edukasi Pencegahan Perdarahan
2. Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen Aktifitas
- Peningkatan Mobilitas
- Peningkatan Kekuatan Otot
- Fasilitasi Aktivitas Fisik
- Edukasi Manajemen Aktivitas
3. Nyeri Kronis:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Farmakologis Nyeri
- Terapi Non-Farmakologis Nyeri
- Edukasi Pengelolaan Nyeri
- Kolaborasi Terapi Nyeri
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh Tn. A dengan hemofilia, dengan fokus pada pencegahan dan penanganan perdarahan, peningkatan toleransi aktivitas, dan pengendalian nyeri kronis. Peran perawat sangat penting dalam memantau kondisi pasien, memberikan intervensi yang sesuai, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 8222 | 08 Dec 2024
Klinis : LEUKEMIA Tn. E, 28 tahun, dirawat diruangan penyakit dalam dengan keluhan badan terasa lemas dan demam. Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh badanya terasa menjadi mudah lelah dan demam, demam naik turun. Pasien juga merasa linu-linu pada kaki dan tangan kanan maupun kiri. Linu-linu sering terasa pada pagi hari. Pasien sering merasa demam sumer-sumer sepanjang hari. Sejak 1 bulan SMRS pasien mengeluh sakit gigi dan gusi membengkak. Sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit muncul bintik-bintik merah pada wajah pasien kemudian timbul pada tangan dan kaki, bintik-bintik yang timbul pada wajah pasien dirasakan perih dan panas, awalnya sebelum muncul bintik merah wajah pasien bengkak dan berwarna biru-biru. Pasien juga mengeluh kedua matanya merah. Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang hingga badanya terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Status gizi kurang (BB saat ini 46 kg, tinggi badan 155 cm, indeks massa tubuh 19,1 kg/m2) Saat rawatan hari-1 mata pasien kemerahan tampak berdarah dan gusi pasien membengkak. Kemudian pasien pilek dan batuk, tidak berdahak. Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Pasien pernah periksa ke puskesmas dan diberi obat penurun panas. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gejala penyakit seperti yang dialami oleh pasien saat ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD : 100/60 mmHg, HR: 100x/menit, RR 20x/menit dan suhu 39.50 C. Pemeriksaan kepala pada konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan umum didapatkan purpura pada wajah, tangan dan kaki. Selain itu didapatkan edema palpebra pada kedua mata serta terdapat pembengkakan gusi. Tidak tampak pembesaran dan tidak teraba KGB leher. Pemeriksaan jantung; inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, palpasi : iktus kordis tidak teraba, perkusi: dalam batas normal, auskultasi : bunyi jantung regular S1 = S2. Pemeriksaan paru; inspeksi: simetris, tidak terdapat retraksi, palpasi: fremitus kiri = kanan, perkusi: sonor di seluruh lapang paru, auskultasi: suara nafas vesikuler, suara nafas tambahan tidak ada. Pemeriksaan abdomen; inspeksi: cembung, ausklutasi : bising usus normal, palpasi : hepar tidak teraba, perkusi: timpani Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan hemoglobin 6,6 gr/dl, leukositosis 231.600/mm3, trombositopenia 24.000/mm3. Hasil evaluasi apusan darah tepi didapatkan: • Eritrosit : Hipokrom normositter, anisositosis, sel polikromasia (+), normoblast + 1 -2% • Leukosit : kesan jumlah meningkat, didominasi sel-sel mononuclear, bentuk inti irregular dan berlekuk, nucleolus (+), blast (+) +/- 10% • Trombosit : kesan jumlah menurun, anisotosis. Kesan leukimia akut (AML M5-M6). Hasil pemeriksaan urinalisa didapatkan hasil pH 6,0, protein (+), sedimen leukosit negatif, sedimen eritrosit positif, dan terdapat kristal oksalat. Terapi : Infus RL 20 tpm Cefotaxime 3 x 1 gr (IV) Kalnex 3 x 1 amp (IV) Sotatik 3 x 1 amp (IV) Aspar 3 x 1 tab (PO) Tranfusi PRC 1 kolf/hr Pasien direncanakan untuk mendapatkan regimen kemoterapi dengan Daunorubisin dan Sitarabin. cari kan diagnosa beserta dengan data objektif data subjectif dari kasus diatas dan diagram panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Leukemia pada Tn. E.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Sistem Imun
Data Subjektif: Pasien mengeluh demam, batuk, dan hidung berlendir.
Data Objektif: Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu 39,5°C, adanya purpura pada wajah, tangan, dan kaki, serta pembengkakan gusi. Hasil laboratorium menunjukkan leukositosis dan trombositopenia.
2. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Penurunan Trombosit
Data Subjektif: Pasien mengeluh linu-linu pada kaki dan tangan, serta mata dan gusi berdarah.
Data Objektif: Hasil laboratorium menunjukkan trombositopenia 24.000/mm3.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Anoreksia
Data Subjektif: Pasien mengeluh nafsu makan berkurang dan tubuhnya terlihat lebih kurus.
Data Objektif: Status gizi kurang dengan BB 46 kg, TB 155 cm, dan IMT 19,1 kg/m2.
4. Kelelahan Berhubungan dengan Anemia
Data Subjektif: Pasien mengeluh badan terasa lemas dan mudah lelah.
Data Objektif: Hasil laboratorium menunjukkan kadar Hb 6,6 g/dL.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan daftar diagnosa keperawatan yang disusun oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) sebagai acuan bagi perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan daftar luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, sedangkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Diagram Panah Etiologi:
Leukemia
|
|
v
Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Sistem Imun
|
|
v
Demam, Batuk, Hidung Berlendir
|
|
v
Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Penurunan Trombosit
|
|
v
Linu-linu, Mata dan Gusi Berdarah
|
|
v
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Anoreksia
|
|
v
Nafsu Makan Berkurang, Tubuh Kurus
|
|
v
Kelelahan Berhubungan dengan Anemia
|
|
v
Badan Terasa Lemas, Mudah Lelah
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan utama yang teridentifikasi adalah Risiko Infeksi, Risiko Perdarahan, Ketidakseimbangan Nutrisi, dan Kelelahan, yang saling berhubungan sebagai dampak dari kondisi Leukemia pada Tn. E.