Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20900 | 20 Aug 2025
Klinis : hipovolemik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi hipovolemik yang Anda tanyakan.
Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Volume Cairan (00027)
Definisi: Kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang melebihi asupan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang melebihi asupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS - 00027
Definisi: Individu mencapai keseimbangan cairan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: NI - 00027
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan dan mempertahankan volume cairan tubuh yang sesuai.
Penjelasan singkat:
Kondisi hipovolemik menggambarkan kekurangan volume cairan dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, dehidrasi, atau kehilangan cairan yang berlebihan. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Kekurangan Volume Cairan", yang bertujuan untuk memulihkan keseimbangan cairan tubuh yang adekuat melalui intervensi keperawatan yang sesuai, seperti pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital, dan evaluasi status cairan.
Diharapkan penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar keperawatan terkait kondisi hipovolemik. Sebagai perawat, saya akan bekerja dengan tim kesehatan lain untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal. -
Article No. 20901 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut menyesak kedada sejak 7 jam smrs ,nyeri rasa terhimpit dan menjalar sampai ke punggung dan lengan kiri,keringat dingin (+)sesak (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang dialami pasien, yaitu nyeri perut menyesak ke dada, nyeri rasa terhimpit dan menjalar sampai ke punggung dan lengan kiri, serta disertai keringat dingin dan sesak, maka diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Nyeri akut (Acute Pain)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Agen cedera fisik (misal: inflamasi, iskemia, trauma).
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Nyeri (Pain Management)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencapai tingkat rasa nyaman yang diterima oleh individu.
Kriteria Hasil:
1) Melaporkan nyeri terkontrol
2) Menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
3) Mengenali dan mengungkapkan faktor pencetus nyeri
4) Mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri (Pain Management)
Definisi: Tindakan untuk memperbaiki dan mengurangi nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
Aktivitas Keperawatan:
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri pasien dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
3) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis yang tepat.
4) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan teknik lainnya.
5) Pantau efektivitas intervensi dan respon pasien terhadap intervensi yang diberikan.
6) Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien terkait manajemen nyeri.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Nyeri akut" dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri yang menyesak ke dada, nyeri rasa terhimpit dan menjalar sampai ke punggung dan lengan kiri, serta disertai keringat dingin dan sesak, yang merupakan gejala-gejala khas dari nyeri akut. Penyebabnya dapat berasal dari agen cedera fisik, seperti inflamasi atau iskemia.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Kontrol Nyeri", di mana pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, mengenali dan mengungkapkan faktor pencetus nyeri, serta mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Nyeri", di mana perawat akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mengidentifikasi skala nyeri, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis yang tepat, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, memantau efektivitas intervensi, serta memberikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien terkait manajemen nyeri. -
Article No. 20902 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan post op sinusitis 2 minggu lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan post op sinusitis 2 minggu lalu.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Nyeri Akut" (SDKI 2017). Pasien dengan post op sinusitis 2 minggu lalu dapat mengalami nyeri akut pada area sinusnya akibat proses penyembuhan yang masih berlangsung.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan pada area sinusnya.
2. Pemulihan Luka: Luka operasi pada sinus pasien dapat sembuh dengan baik tanpa komplikasi.
3. Pengetahuan: Pasien memahami proses penyembuhan dan perawatan luka operasi sinus yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor yang mempengaruhi).
b. Memberikan analgesik sesuai indikasi dan evaluasi efektivitasnya.
c. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dan distraksi.
d. Memantau efektivitas intervensi dalam menurunkan nyeri.
2. Perawatan Luka:
a. Melakukan observasi luka operasi pada sinus untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi atau komplikasi.
b. Melakukan perawatan luka secara aseptik sesuai prosedur.
c. Mengajarkan pasien dan keluarga cara perawatan luka yang benar.
d. Memantau proses penyembuhan luka.
3. Edukasi Kesehatan:
a. Memberikan informasi terkait proses penyembuhan dan perawatan luka operasi sinus.
b. Mengajarkan pasien dan keluarga tindakan pencegahan komplikasi, seperti menjaga kebersihan luka, menghindari aktivitas berat, dan mematuhi terapi.
c. Memastikan pasien dan keluarga memahami informasi yang diberikan dan dapat melakukan perawatan dengan benar.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien dengan post op sinusitis 2 minggu lalu kemungkinan masih mengalami nyeri pada area sinusnya akibat proses penyembuhan yang sedang berlangsung. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, perawatan luka, dan edukasi kesehatan. Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengontrol nyeri, luka operasi dapat sembuh dengan baik, dan pasien serta keluarga memahami proses penyembuhan dan perawatan luka yang tepat. -
Article No. 20903 | 20 Aug 2025
Klinis : mata kabur sejak 1 tahun yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi mata kabur sejak 1 tahun yang lalu.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan" (Impaired Vision). Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai penurunan kemampuan visual yang mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah melakukan asuhan keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
2. Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan penglihatan.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan mandiri.
4. Pasien dapat mengelola gejala dan komplikasi yang terkait dengan gangguan penglihatan.
5. Pasien dapat meningkatkan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemeriksaan Fisik:
a. Melakukan pemeriksaan mata secara komprehensif, termasuk visus, lapang pandang, dan fungsi mata lainnya.
b. Mengidentifikasi penyebab atau faktor yang berkontribusi terhadap gangguan penglihatan.
2. Manajemen Gejala:
a. Memberikan edukasi kepada pasien tentang gangguan penglihatan yang dialami dan cara pengelolaannya.
b. Mengajarkan teknik kompensasi dan adaptasi untuk mengatasi keterbatasan penglihatan.
c. Membantu pasien dalam menggunakan alat bantu penglihatan, jika diperlukan.
3. Promosi Kesehatan:
a. Memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat dan pencegahan komplikasi yang dapat mempengaruhi penglihatan.
b. Mendorong pasien untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin.
c. Menghubungkan pasien dengan sumber daya dan layanan pendukung yang tersedia.
4. Perawatan Kolaboratif:
a. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter spesialis mata, untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
b. Memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah untuk membantu pasien dengan kondisi mata kabur sejak 1 tahun yang lalu. -
Article No. 20904 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dnegan keluhan pusing, tremor, kesemutan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan pusing, tremor, dan kesemutan adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan.
Penyebab yang mungkin: Kelemahan, kelelahan, dan perubahan fungsi kognitif.
Tanda dan Gejala: Pusing, tremor, dan kesemutan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Kemampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan.
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas harian tanpa rasa pusing, tremor, atau kesemutan.
b. Pasien dapat mempertahankan aktivitas harian selama periode yang diharapkan.
c. Pasien dapat meningkatkan jenis dan/atau durasi aktivitas yang dapat dilakukan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi
Definisi: Membantu pasien untuk mengatur dan menggunakan energi secara efektif.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengidentifikasi pola aktivitas dan istirahat pasien.
b. Membantu pasien menyusun jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
c. Mengajarkan teknik penghematan energi pada pasien.
d. Memantau tanda-tanda kelelahan pasien selama aktivitas.
2. Manajemen Gejala
Definisi: Membantu pasien untuk mengenali, mencegah, dan mengelola gejala yang dialami.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengkaji tanda dan gejala pusing, tremor, dan kesemutan yang dialami pasien.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gejala pasien.
c. Mengajarkan teknik manajemen gejala, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, dan penggunaan obat-obatan sesuai resep.
d. Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi gejala pasien.
3. Peningkatan Mobilitas
Definisi: Membantu pasien untuk meningkatkan kemampuan bergerak secara mandiri.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengevaluasi kemampuan mobilitas pasien.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas pasien.
c. Memberikan latihan dan bantuan untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi.
d. Mengajarkan penggunaan alat bantu mobilitas yang sesuai.
e. Memantau kemajuan pasien dalam meningkatkan mobilitas.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, mengelola gejala yang dialami, dan meningkatkan mobilitas, sehingga dapat kembali beraktivitas harian secara optimal. -
Article No. 20905 | 20 Aug 2025
Klinis : Tolong buat kan laporan penyuluhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan, Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan Laporan Penyuluhan untuk Kondisi Berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1102
Judul: Status Gizi
Definisi: Keadaan kesehatan yang dipengaruhi oleh konsumsi dan penggunaan zat gizi dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1804
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan pemberian nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Laporan Penyuluhan:
Judul: Pentingnya Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Tubuh
Pendahuluan:
Sebagai seorang pakar di bidang keperawatan, saya akan menyampaikan informasi penting tentang pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Kondisi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai dan dapat berdampak serius jika tidak ditangani dengan baik.
Isi:
1. Definisi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah kondisi di mana asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola makan yang tidak seimbang, keterbatasan akses terhadap makanan bergizi, atau kondisi medis tertentu yang menghambat penyerapan nutrisi.
2. Dampak Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti penurunan berat badan, kelelahan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan sistem imun, hingga komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi dengan baik.
3. Strategi Meningkatkan Asupan Nutrisi
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan asupan nutrisi antara lain:
a. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, seperti sayuran, buah-buahan, protein, karbohidrat, dan lemak sehat.
b. Mengatur pola makan secara teratur dan menjaga porsi yang sesuai.
c. Mengonsumsi suplemen gizi jika diperlukan, atas saran tenaga kesehatan.
d. Memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi penyerapan nutrisi, seperti kondisi kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi.
Kesimpulan:
Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai masalah kesehatan. Sebagai pakar keperawatan, saya sangat menekankan pentingnya memperhatikan asupan nutrisi dan menerapkan strategi yang tepat untuk memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik. -
Article No. 20906 | 20 Aug 2025
Klinis : - nyeri dada tengah dan ulu hati sejak 5 hari yang lalu, hari ini terasa begah di perut tiap makan - ngongsrong dan sesak saat aktivitas dirasakan sejak 4 hari yang lalu, 2 hari terakhir tidur posisi miring disangga bantal - muntah muntah kemarin - keringat dingin (-) - riwayat kaki bengkak (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung, ditandai dengan nyeri dada tengah dan ulu hati sejak 5 hari yang lalu.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penyakit jantung, ditandai dengan ngongsrong dan sesak saat aktivitas yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu.
3. Mual berhubungan dengan penyakit gastro-intestinal, ditandai dengan muntah-muntah kemarin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri dada tengah dan ulu hati berkurang secara bertahap, dengan skor nyeri tidak melebihi 3 pada skala 0-10.
2. Toleransi aktivitas meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami ngongsrong dan sesak napas.
3. Tidak ada mual/muntah: Pasien tidak lagi mengalami mual atau muntah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, intensitas)
b. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
c. Anjurkan posisi tidur yang nyaman
d. Ajarkan teknik non-farmakologis mengatasi nyeri (relaksasi, kompres hangat)
2. Manajemen Aktivitas:
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
b. Tetapkan rencana aktivitas bertahap sesuai kemampuan
c. Anjurkan istirahat yang cukup
d. Ajarkan teknik pengaturan energi saat beraktivitas
3. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Identifikasi penyebab mual/muntah
b. Kolaborasi pemberian antiemetik sesuai indikasi
c. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan sering
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
Penjelasan tambahan:
Berdasarkan gejala yang disampaikan, kemungkinan besar pasien mengalami gangguan kardiovaskular dan gastrointestinal. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan gejala utama yang dialami pasien. Luaran/output yang diharapkan mencerminkan target atau hasil yang ingin dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan dirancang untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, dengan mempertimbangkan pendekatan farmakologis dan non-farmakologis. -
Article No. 20907 | 20 Aug 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi nyeri akut:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Nyeri akut (00132) didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut. Nyeri akut dicirikan oleh timbulnya secara tiba-tiba atau bertahap, intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam waktu yang terbatas, kurang dari 3 bulan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan penurunan nyeri dalam skala 0-10 (misalnya dari 8 menjadi 4) setelah intervensi keperawatan.
2. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal (misalnya tekanan darah, nadi, pernapasan) setelah nyeri terkontrol.
3. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan nyeri.
4. Pasien akan menunjukkan ekspresi wajah yang lebih rileks dan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri) untuk memperoleh data dasar.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk menentukan strategi penanganan nyeri yang tepat.
3. Berikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri.
4. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis seperti relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin.
5. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi nyeri.
6. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional dan membantu pasien mengatasi nyeri.
7. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri akut" dipilih karena sesuai dengan kondisi yang dipaparkan, yaitu pasien mengalami nyeri yang timbul secara tiba-tiba atau bertahap, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan. Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan tanda-tanda vital normal, peningkatan kemampuan melakukan aktivitas, dan ekspresi wajah yang lebih rileks. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan meliputi pengkajian nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pemberian analgesik, pengajaran teknik manajemen nyeri non-farmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, pelibatan keluarga, serta evaluasi dan modifikasi intervensi. Semua intervensi ini bertujuan untuk mengatasi nyeri akut yang dialami pasien secara komprehensif. -
Article No. 20908 | 20 Aug 2025
Klinis : berdebar + nyeri dada mengeluh berdebar dan nyeri dada sejak pagi ini minum isdn 5mg dirumah 3x, SL 2x, oral 1x muntah (-) demam (-) batuk (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan keluhan berdebar dan nyeri dada.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Intoleransi Aktivitas" (00092). Pasien mengalami keluhan berdebar dan nyeri dada, yang menandakan adanya ketidakmampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik. Diagnosa ini mencerminkan masalah kesehatan yang dialami pasien terkait keterbatasan aktivitas karena gejala yang dirasakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat (0005)
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami keluhan berdebar dan nyeri dada.
- Indikator: Frekuensi denyut jantung dalam batas normal selama aktivitas, pasien tidak mengalami nyeri dada selama aktivitas, pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Kontrol Nyeri (1605)
- Kriteria hasil: Pasien dapat mengontrol nyeri dada yang dirasakan.
- Indikator: Pasien dapat mengenali tanda dan gejala nyeri dada, pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, pasien dapat melaporkan pengurangan intensitas nyeri dada.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas (0200)
- Kaji aktivitas dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari yang sesuai dengan kapasitas fisiknya.
- Ajarkan teknik-teknik aktivitas yang dapat membantu mengurangi kelelahan, seperti pengaturan irama dan istirahat yang cukup.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala yang muncul selama aktivitas.
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji karakteristik nyeri dada yang dirasakan pasien, seperti lokasi, durasi, intensitas, dan kualitas.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat memicu atau memperberat nyeri dada.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis yang sesuai, seperti pemberian ISDN.
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat.
- Motivasi pasien untuk secara aktif terlibat dalam manajemen nyeri.
Penjelasan yang rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan berdebar dan nyeri dada. Pendekatan yang digunakan bersifat akademis dan berdasarkan perspektif seorang pakar perawat. -
Article No. 20909 | 20 Aug 2025
Klinis : hiperglikemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi hiperglikemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hiperglikemia adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik Definisi:
- Kadar glukosa darah meningkat
- Poliuria
- Polidipsia
- Polifagia
- Kelelahan
- Perubahan berat badan
Faktor Berhubungan:
- Kurangnya pengetahuan tentang diet yang sesuai
- Pola makan yang tidak tepat
- Penyakit kronik (diabetes melitus)
- Stres
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kadar glukosa darah membaik
Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal
- Tidak ada gejala hiperglikemia (poliuria, polidipsia, polifagia)
- Tidak ada perubahan berat badan yang signifikan
2. Pengetahuan Manajemen Penyakit Meningkat
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia
- Pasien dapat menjelaskan diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya pemantauan glukosa darah secara teratur
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hiperglikemia
Aktivitas:
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengobatan yang sesuai
- Ajarkan pasien tentang diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Berikan edukasi tentang pentingnya pemantauan glukosa darah
- Bantu pasien mengembangkan strategi untuk mengelola hiperglikemia
2. Edukasi Kesehatan
Aktivitas:
- Identifikasi kebutuhan belajar pasien terkait hiperglikemia
- Berikan informasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Motivasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh" dipilih karena kondisi hiperglikemia ditandai dengan asupan nutrisi, terutama karbohidrat, yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, yang kemudian dapat memicu gejala-gejala hiperglikemia seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan perubahan berat badan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain kurangnya pengetahuan tentang diet yang sesuai, pola makan yang tidak tepat, dan penyakit kronik seperti diabetes melitus.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kadar glukosa darah membaik: Tujuan utama dari asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperglikemia adalah untuk menormalkan kadar glukosa darah, menghilangkan gejala hiperglikemia, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
2. Pengetahuan Manajemen Penyakit Meningkat: Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia sangat penting agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan mencegah terjadinya episode hiperglikemia di masa mendatang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hiperglikemia: Intervensi ini bertujuan untuk memantau dan mengelola kadar glukosa darah pasien, serta membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengelola hiperglikemia.
2. Edukasi Kesehatan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang hiperglikemia, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan mengelola kondisi tersebut dengan baik.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan pasien dengan hiperglikemia dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal.