Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8193 | 08 Dec 2024
Klinis : Ny A berusia 28 tahun, P1 A0 melahirkan bayi nya 6 jam yang lalu. Ibu melahirkan dengan partus spontan dengan episiotomi medio lateral grade 2. Telah dilakukan jahitan luka episitomi, ibu mengeluh nyeri didaerah perineum, Tanda tanda REEDA belum terkaji. ibu merasa takut buang air kecil. Saat ini ibu sudah dipindahkan ke ruang rawat post partum dan dalam masa observasi. Hasil pengkajian didapatkan data: tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 37 oC, Tinggi fundus uterus 2 jari bawah pusat, diastasis rekti abdominal sekitar 4 cm kontraksi baik, lochea rubra. Ibu dan bayi belum rawat gabung. Ibu mengatakan ASI nya belum keluar dan takut jika menyusui bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus Ny. A yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan episiotomi yang dilakukan saat melahirkan.
2. Risiko cedera berhubungan dengan proses persalinan.
3. Kecemasan berhubungan dengan pengalaman persalinan yang baru saja dialami.
4. Ketidakefektifan pola menyusui berhubungan dengan ASI yang belum keluar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri akut teratasi:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang dari skala 5 menjadi skala 2.
- Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dan mobilisasi secara mandiri.
2. Tidak terjadi cedera:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka episiotomi.
- Kontraksi uterus baik, lochea normal.
3. Kecemasan berkurang:
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah lebih rileks.
- Pasien dapat menceritakan pengalamannya dengan tenang.
4. Pola menyusui efektif:
- Pasien dapat menyusui bayi dengan posisi dan teknik yang benar.
- Bayi dapat menghisap ASI dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgetik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Observasi tanda-tanda vital dan kontraksi uterus.
2. Pencegahan Cedera:
- Lakukan perawatan luka episiotomi secara aseptik.
- Ajarkan pasien untuk menjaga kebersihan daerah perineum.
- Pantau tanda-tanda infeksi dan perkembangan luka.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
3. Manajemen Kecemasan:
- Lakukan pengkajian kecemasan secara komprehensif.
- Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien.
- Berikan informasi dan edukasi terkait proses persalinan dan perawatan bayi.
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional.
4. Promosi Menyusui:
- Lakukan pengkajian terhadap pola menyusui.
- Ajarkan teknik menyusui yang benar.
- Berikan informasi dan edukasi tentang manfaat menyusui.
- Kolaborasi dengan dokter atau ahli laktasi jika diperlukan.
Diharapkan dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, pasien Ny. A dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memiliki pemulihan yang optimal setelah proses persalinan. -
Article No. 8194 | 08 Dec 2024
Klinis : Bab cair 5x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Diare
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare didefinisikan sebagai perubahan konsistensi dan frekuensi buang air besar yang tidak normal, dengan atau tanpa darah dan/atau lendir.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit terpelihara
2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
3. Tidak ada komplikasi akibat diare
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Manajemen cairan dan elektrolit
3. Manajemen nutrisi
4. Edukasi terkait diare
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif untuk menentukan penyebab diare, mengevaluasi status cairan dan elektrolit, serta memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kondisi pasien. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 8195 | 08 Dec 2024
Klinis : nyeri dada bagian tengah, makan sedikit perut terasa penuh, dada terasa terbakar, tidak minum obat maag, riwayat dm dan ht. TD : 169/119 N : 93
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (riwayat DM dan HT)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengurangan nyeri: penurunan sensasi nyeri hingga tingkat yang dapat ditoleransi oleh pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor penyebab nyeri serta mengurangi nyeri hingga ke tingkat yang dapat ditoleransi pasien.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (riwayat DM dan HT)
SDKI:
- Intoleransi aktivitas: keterbatasan pada kemampuan melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI:
- Toleransi aktivitas: kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI:
- Manajemen aktivitas: upaya untuk mengatur dan menjaga aktivitas pasien agar seimbang dengan kebutuhan energi yang tersedia.
3. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi (riwayat DM dan HT)
SDKI:
- Risiko gangguan integritas kulit: kerentanan terhadap kerusakan atau perubahan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit.
SLKI:
- Integritas kulit: keutuhan jaringan kulit.
SIKI:
- Perawatan kulit: upaya untuk mempertahankan kesehatan dan keutuhan kulit.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi (HT) yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti nyeri dada, gangguan pencernaan, dan risiko gangguan integritas kulit. Diagnosis keperawatan dan intervensi yang sesuai dapat membantu mengelola dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 8196 | 08 Dec 2024
Klinis : nyeri dada bagian tengah, makan sedikit perut terasa penuh, dada terasa terbakar, tidak minum obat maag, riwayat dm dan ht. TD : 169/119 N : 93 diagnosa dokter : GERD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patofisiologi penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) berdasarkan keluhan nyeri dada bagian tengah dan dada terasa terbakar.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan oleh individu akibat adanya kerusakan aktual atau potensial pada jaringan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dari pengkajian dan manajemen nyeri akut adalah mengurangi nyeri, mempertahankan fungsi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani nyeri akut antara lain pemberian analgesik, terapi non-farmakologi (kompres hangat, relaksasi, distraksi), serta edukasi terkait manajemen nyeri.
2. Gangguan pola makan berhubungan dengan proses patofisiologi penyakit GERD berdasarkan keluhan makan sedikit dan perut terasa penuh.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI: Gangguan pola makan adalah ketidakmampuan individu untuk makan dalam jumlah dan frekuensi yang dibutuhkan.
- SLKI: Tujuan utama dari pengkajian dan manajemen gangguan pola makan adalah mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengaturan pola makan, pemberian nutrisi enteral/parenteral, edukasi gizi, serta kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
Kesimpulan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang ditandai dengan nyeri dada bagian tengah, dada terasa terbakar, serta gangguan pola makan (makan sedikit dan perut terasa penuh). Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan adalah nyeri akut berhubungan dengan proses patofisiologi penyakit GERD dan gangguan pola makan berhubungan dengan proses patofisiologi penyakit GERD. -
Article No. 8197 | 08 Dec 2024
Klinis : demam 3 hari, batuk berdahak dahak bisa keluar, pilek, nyeri ulu hati, lemas, nafsu makan menurun. RR : 22 N : 136 S : 36.3 Diagnosa dokter : Pneumonia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, serta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan sekresi pernapasan, ditandai dengan batuk berdahak, napas cuping hidung, dan suara napas tambahan.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi pada saluran pernapasan.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekresi, penyempitan saluran napas, kelemahan otot pernapasan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Bersihan jalan napas efektif, pola napas normal, tidak ada komplikasi pernapasan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen jalan napas, pemberian oksigen, fisioterapi dada, edukasi pasien.
2. Risiko Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia, ditandai dengan penurunan nafsu makan dan berat badan.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Anoreksia, gangguan pencernaan, perubahan status kesehatan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Asupan nutrisi yang adekuat, berat badan stabil atau meningkat, tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan asupan nutrisi, pemberian makanan atau suplemen, edukasi gizi, kolaborasi dengan ahli gizi.
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar PPNI yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 8198 | 08 Dec 2024
Klinis : Buang besar encer, badan lemas, nyeri perut,muntah, demam, batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
2. Intoleransi aktivitas
3. Nyeri akut
4. Mual
5. Hipertermia
Penjelasan Singkat:
1. Diare akut
- SDKI: Diare akut adalah perubahan konsistensi dan frekuensi defekasi yang lebih sering dari normal, dengan konsistensi cair atau encer.
- SLKI: Tujuan utama adalah pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta pencegahan komplikasi.
- SIKI: Intervensi utama meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit, serta edukasi tentang manajemen diare.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Tujuan utama adalah peningkatan toleransi terhadap aktivitas dan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi utama meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan aktivitas, dan latihan fisik yang bertahap.
3. Nyeri akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tujuan utama adalah pengurangan nyeri dan peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi nyeri.
- SIKI: Intervensi utama meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, dan teknik manajemen nyeri.
4. Mual
- SDKI: Mual adalah perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Tujuan utama adalah pengurangan frekuensi dan intensitas mual.
- SIKI: Intervensi utama meliputi pengkajian mual, pemberian antiemetik, dan intervensi nonfarmakologis.
5. Hipertermia
- SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI: Tujuan utama adalah penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi utama meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian antipiretik, dan tindakan penurunan suhu.
Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu buang besar encer, badan lemas, nyeri perut, muntah, demam, dan batuk, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah diare akut, intoleransi aktivitas, nyeri akut, mual, dan hipertermia. Penjelasan singkat dari masing-masing diagnosa dan standar keperawatan terkait telah saya paparkan di atas. -
Article No. 8199 | 08 Dec 2024
Klinis : Buang besar encer, badan lemas, nyeri perut,muntah, demam, batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Diare berhubungan dengan infeksi gastrointestinal yang ditandai dengan buang besar encer, nyeri perut, dan demam.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan badan lemas.
3. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan nyeri perut dan muntah.
4. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Diare terkendali: Frekuensi dan konsistensi feses kembali normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan nyeri perut berkurang.
2. Toleransi aktivitas meningkat: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang cukup.
3. Nyeri terkontrol: Klien dapat melaporkan penurunan nyeri hingga level yang dapat ditoleransi.
4. Bersihan jalan napas efektif: Frekuensi dan intensitas batuk berkurang, serta tidak ada sputum yang tertahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intervensi untuk Diare:
- Monitor tanda-tanda vital dan catat intake-output
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Atur diet rendah serat dan mudah dicerna
- Berikan obat antidiare sesuai resep
- Edukasi klien tentang manajemen diare
2. Intervensi untuk Intoleransi Aktivitas:
- Nilai tingkat aktivitas dan toleransi klien
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Ajarkan teknik-teknik untuk menghemat energi
- Berikan waktu istirahat yang cukup
3. Intervensi untuk Nyeri Akut:
- Nilai skala, karakteristik, dan durasi nyeri
- Berikan analgesik sesuai resep
- Terapkan intervensi nonfarmakologis (misalnya kompres hangat)
- Identifikasi dan atasi faktor-faktor pemicu nyeri
4. Intervensi untuk Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan fisioterapi dada dan suction jika perlu
- Ajarkan teknik batuk efektif dan senam napas
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami proses asuhan keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 8200 | 08 Dec 2024
Klinis : kaki pengkor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kontraktur Sendi Akibat Imobilisasi
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kontraktur sendi adalah penurunan kemampuan sendi untuk bergerak secara bebas dan nyaman akibat perubahan struktural pada komponen-komponen sendi, seperti kapsul sendi, ligamen, dan otot.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat mempertahankan fungsi dan mobilitas sendi, mencegah progresivitas kontraktur, dan mempertahankan rentang gerak sendi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Mobilisasi sendi: latihan gerak sendi secara aktif dan pasif untuk mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi.
2. Perawatan kulit dan jaringan: menjaga integritas kulit dan mencegah komplikasi terkait imobilisasi, seperti luka tekan.
3. Manajemen nyeri: mengelola nyeri yang mungkin timbul akibat kontraktur sendi.
4. Edukasi dan konseling: memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya mobilisasi dan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi kontraktur.
Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk mencegah progresivitas kontraktur, mempertahankan fungsi dan mobilitas sendi, serta memaksimalkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 8201 | 08 Dec 2024
Klinis : pasien anemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien anemia, sesuai dengan format yang Anda minta. Tone yang saya gunakan adalah akademis, dan persona saya adalah pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien anemia:
a. Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
b. Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Karakteristik Definisi:
i. Gejala dan tanda biokimia: Penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan/atau jumlah sel darah merah.
ii. Gejala dan tanda klinis: Fatigue, pusing, pucat, sesak napas, dan intoleransi aktivitas.
iii. Perilaku: Nafsu makan menurun, pemilihan makanan yang tidak tepat.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Luaran: Keseimbangan Nutrisi
b. Definisi: Keadaan di mana asupan dan penggunaan nutrisi seimbang untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Kriteria Hasil:
i. Kadar hemoglobin, hematokrit, dan/atau jumlah sel darah merah berada dalam batas normal.
ii. Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi (fatigue, pusing, pucat, sesak napas, dan intoleransi aktivitas).
iii. Nafsu makan dan pola makan yang adekuat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi: Manajemen Nutrisi
b. Definisi: Pengaturan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
c. Aktivitas Keperawatan:
i. Melakukan pengkajian nutrisi yang komprehensif, termasuk asupan makanan, riwayat makan, dan preferensi makanan.
ii. Merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien, dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi, toleransi, dan preferensi.
iii. Memantau asupan nutrisi dan cairan pasien secara teratur.
iv. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat dan memfasilitasi perubahan gaya hidup yang mendukung.
v. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk memastikan intervensi nutrisi yang tepat.
vi. Mengevaluasi efektivitas intervensi nutrisi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Pasien anemia membutuhkan asuhan keperawatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat untuk mengatasi kondisi kekurangan zat besi dan penurunan kadar hemoglobin. Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh", yang menggambarkan asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Keseimbangan Nutrisi", di mana pasien dapat mencapai keadaan di mana asupan dan penggunaan nutrisi seimbang untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Nutrisi", yang melibatkan pengkajian nutrisi, perencanaan diet yang sesuai, pemantauan asupan, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan ahli gizi untuk memastikan intervensi nutrisi yang tepat. -
Article No. 8202 | 08 Dec 2024
Klinis : pasien dengan sirosis hepatis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan sirosis hepatis.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer Terkait dengan Penurunan Fungsi Hati
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang disebabkan oleh penurunan fungsi hati.
- Karakteristik Definisi: Edema pada ekstremitas, kulit dingin, akral sianosis, nyeri tungkai, penurunan pengisian kapiler.
2. Intoleransi Aktivitas Terkait dengan Kelelahan dan Penurunan Energi
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik Definisi: Kelemahan, kelelahan yang mudah timbul, penurunan kapasitas aktivitas.
3. Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Terkait dengan Penurunan Fungsi Hati
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik Definisi: Penurunan berat badan, anoreksia, riwayat intake nutrisi yang tidak adekuat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
- Kriteria Hasil: Ekstremitas hangat, pengisian kapiler normal, warna kulit normal, tidak ada edema.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria Hasil: Kemampuan melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan, tidak ada penurunan kapasitas aktivitas.
3. Status Nutrisi Membaik
- Kriteria Hasil: Berat badan stabil atau meningkat, nafsu makan baik, asupan nutrisi adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Meningkatkan Perfusi Jaringan Perifer:
- Monitor tanda-tanda vital, sirkulasi perifer, dan edema
- Pertahankan posisi ekstremitas di atas jantung
- Berikan nutrisi yang kaya protein dan vitamin K
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian diuretik dan albumin, jika perlu
2. Intervensi untuk Meningkatkan Toleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian kapasitas aktivitas dan kelelahan
- Bantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas secara bertahap
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan teknik relaksasi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang sesuai
3. Intervensi untuk Meningkatkan Status Nutrisi:
- Lakukan pengkajian status nutrisi dan kebutuhan kalori/protein
- Berikan makanan tinggi kalori dan protein sesuai toleransi pasien
- Berikan suplemen nutrisi, jika diperlukan
- Konsultasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang sesuai
Penting untuk memahami bahwa sirosis hepatis merupakan kondisi kompleks yang membutuhkan pendekatan multidisipliner. Kolaborasi yang erat antara perawat dan tim medis lainnya sangat diperlukan untuk mencapai luaran asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien.