Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8335 | 09 Dec 2024
Klinis : Laki-laki usia 50 tahun di rawat di ruang Penyakit paru dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dengan diagnosa medis: asma. Hasil anamnesa: pasien mempunyai riwayat alergi debu, cuasa dingin, serta makanan tertentu sejak kecil. Hasil pengkajian: batuk mulai berkurang, dahak masih ada, suara wheezing tidak terdengar lagi, SaO2 98%. Pasien sudah diizinkan pulang. Apakah materi pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut? * Latihan batuk efektif Latihan relaksasi nafas dalam Banyak minum air hangat Menghindari faktor pemicu asma Fisioterapi dada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Berhubungan dengan: Produksi sekret yang berlebihan, bronkospasme, kelemahan otot pernapasan.
- Ditandai dengan: Suara napas tambahan, peningkatan usaha napas, perubahan pola napas.
Materi Pendidikan Kesehatan yang Tepat:
1. Latihan batuk efektif
- Tujuan: Membantu pasien untuk membersihkan jalan napas dengan cara batuk yang efektif.
- Instruksi: Ajarkan pasien teknik batuk efektif, seperti menarik napas dalam, menahan napas sejenak, kemudian mengeluarkan napas dengan kuat dan terkontrol.
2. Latihan relaksasi napas dalam
- Tujuan: Membantu pasien untuk menurunkan usaha napas dan memperbaiki pola napas.
- Instruksi: Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam, seperti menghirup napas melalui hidung, tahan sejenak, kemudian mengeluarkan napas melalui mulut secara perlahan.
3. Banyak minum air hangat
- Tujuan: Membantu melembabkan jalan napas dan melarutkan sekret.
- Instruksi: Anjurkan pasien untuk minum air hangat secara teratur untuk membantu mengencerkan sekret.
4. Menghindari faktor pemicu asma
- Tujuan: Mencegah kekambuhan asma.
- Instruksi: Identifikasi dan hindari faktor pemicu asma seperti debu, cuaca dingin, dan makanan tertentu.
5. Fisioterapi dada
- Tujuan: Membantu memobilisasi dan mengeluarkan sekret dari jalan napas.
- Instruksi: Berikan fisioterapi dada, seperti postural drainage, chest percussion, dan vibrasi, untuk membantu mengeluarkan sekret.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas meningkat (0410)
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan dan mempertahankan saluran pernapasan yang terbuka.
- Kriteria hasil:
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Pasien tidak mengalami suara napas tambahan
- Pasien tidak mengalami peningkatan usaha napas
- Saturasi oksigen dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen jalan napas (3200)
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dari obstruksi.
- Aktivitas:
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan fisioterapi dada
- Beri minum air hangat
- Bantu pasien memposisikan tubuh untuk memfasilitasi drainase sekret
2. Manajemen ventilasi (3390)
- Definisi: Memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
- Aktivitas:
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
- Pantau pola dan kedalaman pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Edukasi kesehatan (5510)
- Definisi: Memberikan informasi yang dirancang untuk memfasilitasi perubahan perilaku.
- Aktivitas:
- Identifikasi faktor pemicu asma
- Ajarkan cara menghindari faktor pemicu asma
- Berikan informasi tentang penatalaksanaan asma
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memiliki bersihan jalan napas yang meningkat, sehingga dapat pulih dan terhindar dari komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8336 | 09 Dec 2024
Klinis : Pasien setelah operasi appendicitis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien setelah operasi apendisitis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien apendisitis.
- Gejala dan tanda: Adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh, erythema di sekitar luka operasi, nyeri, dan edema.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Prosedur pembedahan dan trauma pada operasi apendisitis.
- Gejala dan tanda: Pasien mengeluh nyeri, ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, dan peningkatan tanda-tanda vital.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
- Penyebab: Pembedahan dan rasa nyeri yang dialami pasien.
- Gejala dan tanda: Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berdiri, dan duduk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh, erythema di sekitar luka operasi, nyeri, dan edema.
- Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang pencegahan infeksi dan perawatan luka.
- Pasien dapat mempertahankan integritas kulit di area luka operasi.
2. Nyeri Akut:
- Pasien mampu mengidentifikasi dan melaporkan intensitas nyeri.
- Pasien dapat menerapkan strategi manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa nyeri.
3. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berdiri, dan duduk secara mandiri.
- Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan, ketahanan, dan fleksibilitas otot.
- Pasien dapat kembali ke tingkat mobilitas fisik yang optimal sesuai dengan kondisi sebelum operasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Observasi tanda-tanda infeksi secara berkala.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Perawatan luka operasi secara aseptik.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
2. Nyeri Akut:
- Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif.
- Berikan terapi farmakologis sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis seperti teknik relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penyesuaian regimen analgesik.
3. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Berikan latihan mobilisasi yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik ambulasi yang aman dan tepat.
- Berikan bantuan dan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
- Lakukan kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
Dengan diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, serta intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien setelah operasi apendisitis dapat mencapai pemulihan yang optimal dan kembali ke tingkat mobilitas dan aktivitas sehari-hari yang optimal. -
Article No. 8337 | 09 Dec 2024
Klinis : Laki-laki usia 45 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan batuk berdarah 2 minggu lalu. Pasien mengeluh mulut terasa pahit dan kering ketika minum obat, nafsu makan menurun, sulit tidur karena sesak dan berkeringat di malam hari. Hasil anamnesa: sudah 2 hari pasien menolak minum obat karena telinga berdengung dan urine nya berwarna merah, SaO2 96%. Apakah intervensi keperawatan utama pada kasus tersebut ? * Kolaborasi pemeriksaan lab Hb Beri makanan porsi kecil tapi sering Kolaborasi pemberian obat mual dan muntah Membaringkan pasien dengan posisi semi fowler Edukasi tentang manfaat dan efek samping obat TB Paru
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan, intervensi utama, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan sekret yang berlebihan ditandai dengan batuk berdarah, sesak napas, dan SaO2 96%.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia, penurunan nafsu makan ditandai dengan penurunan berat badan.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan sesak napas dan berkeringat di malam hari.
4. Ketidakpatuhan Pengobatan berhubungan dengan efek samping obat (tinnitus, urine merah) ditandai dengan pasien menolak minum obat.
Intervensi Keperawatan Utama:
1. Memantau tanda-tanda vital secara berkala, khususnya saturasi oksigen.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan laboratorium Hb dan tindak lanjut.
3. Pemberian makanan porsi kecil tapi sering untuk meningkatkan asupan nutrisi.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti-mual dan muntah.
5. Memposisikan pasien dalam posisi semi-fowler untuk memudahkan pernapasan.
6. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manfaat dan efek samping obat TB paru serta pentingnya kepatuhan pengobatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien mampu batuk efektif, sputum berkurang, dan SaO2 dalam batas normal.
2. Status Nutrisi Adekuat: Pasien menunjukkan peningkatan berat badan, tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3. Pola Tidur Terpelihara: Pasien tidur tanpa gangguan, merasa segar saat bangun.
4. Kepatuhan Pengobatan: Pasien minum obat sesuai instruksi tanpa mengeluhkan efek samping.
Intervensi Keperawatan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital dan oksigenasi secara berkala.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan Hb dan tindak lanjut yang diperlukan.
3. Berikan makan dan minum dalam porsi kecil tapi sering, pantau asupan dan keluaran cairan.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetik yang sesuai.
5. Posisikan pasien dalam posisi semi-fowler saat istirahat dan aktivitas.
6. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manfaat dan efek samping obat TB paru, pentingnya kepatuhan pengobatan, dan cara mengatasi efek samping.
7. Dorong pasien untuk minum obat sesuai instruksi dan pantau kepatuhannya.
Semoga penjelasan ini membantu. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain. Wassalamualaikum. -
Article No. 8338 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 48 tahun, BB 38 kg, TB 160 Kg di bawa ke poliklinik penyakit paru dengan keluhan sesak napas dan batuk berdarah sejak 2 minggu yang lalu. Hasil pengkajian: mual dan muntah, anorexia, batuk berdahak, ronchi (+), berkeringat di malam hari. Apakah pengkajian prioritas utama pada kasus tersebut * Riwayat sesak nafas dan nyeri dada Riwayat batuk berdahak yang Riwayat penurunan BB Demam di malam hari Sputum BTA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, pengkajian prioritas utama, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (D.0047) berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan penyempitan jalan napas, sebagaimana ditunjukkan oleh batuk berdahak dan ronchi.
2. Penurunan Berat Badan (D.0106) berhubungan dengan anoreksia dan mual-muntah, sebagaimana ditunjukkan oleh penurunan berat badan yang signifikan.
3. Intoleransi Aktivitas (D.0082) berhubungan dengan sesak napas dan penurunan kapasitas fungsional, sebagaimana ditunjukkan oleh keluhan sesak napas.
Pengkajian Prioritas Utama:
Pengkajian prioritas utama pada kasus ini adalah riwayat sesak napas dan nyeri dada. Hal ini penting untuk mengetahui penyebab, durasi, dan tingkat keparahan sesak napas yang dialami pasien, serta untuk mengidentifikasi adanya nyeri dada yang dapat mengindikasikan kondisi yang lebih serius, seperti embolisme paru atau infeksi paru.
Luaran yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (L.0020): Pasien menunjukkan jalan napas yang bebas dari sumbatan, dengan peningkatan kemampuan batuk dan mengeluarkan sekret.
2. Status Nutrisi Adekuat (L.0138): Pasien menunjukkan peningkatan berat badan, asupan nutrisi yang memadai, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat (L.0168): Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (I.0086):
- Monitor tanda-tanda vital, terutama frekuensi napas dan saturasi oksigen
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
- Berikan suction jika diperlukan untuk membantu pengeluaran sekret
2. Manajemen Nutrisi (I.0093):
- Kaji status nutrisi dan pola makan pasien
- Berikan makanan yang bergizi dan mudah dicerna
- Bantu pasien dalam mengonsumsi makanan jika perlu
- Monitor berat badan secara berkala
3. Manajemen Aktivitas (I.0006):
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
- Ajarkan teknik pengaturan energi dan pacing aktivitas
- Berikan bantuan atau alat bantu aktivitas jika diperlukan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang sesuai
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Ibu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 8339 | 09 Dec 2024
Klinis : Laki-laki usia 68 tahun dirawat di Ruang Penyakit Paru dengan keluhan sesak dan batuk terus-menerus. Hasil pengkajian: batuk selama 4 minggu yang disertai dengan dahak dan sulit di keluarkan, lemah, mual dan anoreksia. Hasil pemeriksaan fisik: TB 160, BB = 55 kg, adanya ronchi pada kedua lapang paru, TD 130/90 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit dan frekuensi nadi 88 x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut ? * Bersihan jalan napas tidak efektif Intoleransi aktivitas Pola napas tidak efektif Gangguan pertukaran gas Defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya selaku perawat profesional akan memberikan analisa berdasarkan kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas secara efektif.
Penyebab: Sekresi berlebih, peningkatan produksi lendir, kelemahan otot pernapasan.
Gejala: Sesak napas, produksi dahak berlebih, adanya bunyi napas tambahan (ronki).
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan, malnutrisi.
Gejala: Lemah, fatigue, napas pendek saat beraktivitas.
3. Gangguan pertukaran gas
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi darah yang adekuat.
Penyebab: Gangguan ventilasi, gangguan difusi.
Gejala: Sesak napas, takipnea, sianosis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Tidak ada bunyi napas tambahan (ronki).
- Frekuensi napas kembali normal.
2. Toleransi aktivitas meningkat
- Pasien dapat beraktivitas tanpa disertai sesak napas.
- Pasien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Pertukaran gas membaik
- Pasien memiliki saturasi oksigen yang adekuat.
- Frekuensi napas dan nadi kembali normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan humidifikasi oksigen untuk melembapkan jalan napas.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan nafas dalam.
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen.
2. Intoleransi aktivitas:
- Evaluasi kemampuan aktivitas pasien.
- Anjurkan aktivitas bertahap sesuai toleransi pasien.
- Berikan istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perbaikan status nutrisi.
3. Gangguan pertukaran gas:
- Pantau saturasi oksigen dan gas darah.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik nafas dalam dan latihan pernapasan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi medis.
Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. Semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. -
Article No. 8340 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 55 tahun dirawat karena dengan diagnosa medis pneumonia. Hasil pengkajian: Pasien batuk berdahak namun sulit dikeluarkan, terdapat ronkhi dan vesikuler menurun. Apakah materi pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut ? * Latihan batuk efektif Latihan fisik untuk rehabilitasi paru Anjurkan banyak minum terapi nonfarmakologis Fisioterapi dada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab:
- Sekresi jalan napas yang berlebihan
- Kelemahan otot pernapasan
- Iritasi saluran napas
Gejala dan Tanda:
- Pasien batuk berdahak namun sulit dikeluarkan
- Suara napas vesikuler menurun
- Adanya ronki
Materi Pendidikan Kesehatan yang Tepat:
1. Latihan batuk efektif
- Mengajarkan teknik batuk efektif untuk membantu mengeluarkan sekret
- Memberikan edukasi tentang pentingnya latihan batuk efektif dalam membersihkan jalan napas
2. Latihan fisik untuk rehabilitasi paru
- Menjelaskan manfaat latihan fisik dalam meningkatkan kekuatan dan endurance otot pernapasan
- Memberikan contoh latihan fisik yang dapat dilakukan untuk membantu rehabilitasi paru
3. Anjurkan banyak minum
- Menjelaskan pentingnya asupan cairan yang cukup untuk membantu melarutkan sekret
- Memberikan edukasi tentang jenis-jenis cairan yang direkomendasikan
4. Terapi nonfarmakologis
- Menjelaskan tentang teknik-teknik nonfarmakologis yang dapat membantu membersihkan jalan napas, seperti fisioterapi dada, penyedotan lendir, dan lain-lain.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk efektif
- Suara napas vesikuler meningkat
- Tidak ada lagi ronki di paru-paru
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Lakukan fisioterapi dada
- Pantau dan bantu pasien dalam mengeluarkan sekret
- Berikan terapi oksigen jika diperlukan
2. Manajemen Aktivitas
- Anjurkan latihan fisik untuk rehabilitasi paru
- Sesuaikan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
3. Manajemen Cairan
- Anjurkan pasien untuk banyak minum
- Pantau intake dan output cairan pasien
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas dapat diberikan dengan menggunakan nada akademis dan persona pakar perawat. -
Article No. 8341 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 60 tahun dirawat di ruang rawat jantung dengan diagnosa medis: gagal jantung. Hasil pemeriksaan fisik: pitting oedema, oliguria, urine pekat, akral dingin, TD 100/80 mmHg, frekuensi nadi 85 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu 380C. Pasien mendapat terapi diuretik. Apakah data laboratorium yang harus di pantau pada kasus tersebut ? * Darah rutin: Hb, Ht, Leukosit, trombosit SGOT dan SGPT Enzim jantung Ureum dan kreatinin Elektrolit: Na, K, Cl, Mg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah seorang perawat klinis yang akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, data laboratorium yang perlu dipantau, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan jantung dalam memompa darah yang efektif, ditandai dengan pitting edema, oliguria, dan urine pekat.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, ditandai dengan kelelahan, napas pendek, dan akral dingin.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung, ditandai dengan tekanan darah rendah dan frekuensi nadi tinggi.
Data Laboratorium yang Perlu Dipantau:
1. Darah rutin: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit - untuk mendeteksi anemia atau perubahan status hematologis.
2. SGOT dan SGPT - untuk mengevaluasi fungsi hati yang dapat terpengaruh oleh obat-obatan.
3. Enzim jantung (misalnya troponin, CK-MB) - untuk menilai kerusakan atau iskemia miokard.
4. Ureum dan kreatinin - untuk mengevaluasi fungsi ginjal yang dapat terganggu akibat gagal jantung.
5. Elektrolit: Na, K, Cl, Mg - untuk mendeteksi ketidakseimbangan elektrolit yang dapat mempengaruhi fungsi jantung.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan: Indikator vital pasien stabil, tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan volume cairan.
2. Toleransi aktivitas: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau sesak napas yang berlebihan.
3. Perfusi jaringan: Tekanan darah, frekuensi nadi, dan akral pasien dalam batas normal, menunjukkan adanya perfusi jaringan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen cairan:
- Pantau intake dan output cairan secara ketat.
- Berikan edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pembatasan cairan.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian diuretik dan pengaturan cairan.
2. Manajemen aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien.
- Berikan edukasi tentang aktivitas yang aman dan sesuai kemampuan pasien.
- Lakukan aktivitas perawatan diri bersama pasien untuk meningkatkan toleransinya.
3. Manajemen perfusi:
- Pantau tanda-tanda vital secara rutin.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi farmakologis untuk meningkatkan perfusi.
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi perfusi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang masih belum jelas. Wassalamualaikum. -
Article No. 8342 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 43 tahun dirawat dengan keluhan sesak nafas dan nyeri pada dada kiri. Hasil pengkajian: bunyi vesikuler menurun pada dada kiri, anoreksia, skala nyeri 7 (1-10) , Hb 12 gr/dl, saturasi oksigen 95 x/menit. Pasien di diagnosis tumor paru 1 tahun yang lalu. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus tersebut ? * Nyeri kronis Defisit nutrisi Ketidakefektifan perfusi jaringan Gangguan pertukaran gas Ketidakefektifan bersihan jalan napas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus pasien laki-laki berusia 43 tahun dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada kiri yang didiagnosis dengan tumor paru.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai untuk kasus ini adalah Gangguan Pertukaran Gas (00030). Hal ini didasarkan pada gejala-gejala yang dialami pasien, yaitu:
1. Bunyi vesikuler menurun pada dada kiri, yang menunjukkan adanya gangguan ventilasi paru.
2. Saturasi oksigen 95x/menit, yang menandakan adanya penurunan kemampuan paru untuk mempertahankan oksigenasi darah yang adekuat.
3. Pasien didiagnosis dengan tumor paru, yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pertukaran Gas Efektif (0402)
- Kriteria Hasil:
- Oksigenasi jaringan membaik
- Fungsi pernafasan membaik
- Tidak ada tanda-tanda gagal nafas
2. Kontrol Nyeri (1605)
- Kriteria Hasil:
- Melaporkan nyeri terkontrol
- Tampak lebih rileks dan tenang
- Mampu melakukan aktivitas tanpa peningkatan nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Monitor pola napas, irama, dan kedalaman napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi)
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri (relaksasi, distraksi)
3. Peningkatan Nutrisi (1100)
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, asupan makanan)
- Berikan makanan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang optimal
4. Manajemen Energi (0180)
- Pantau tanda-tanda vital dan tolenansi aktivitas
- Atur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan utama adalah Gangguan Pertukaran Gas karena adanya bukti gangguan ventilasi dan oksigenasi darah pada pasien. Luaran yang diharapkan adalah efektifnya pertukaran gas dan kontrol nyeri yang memadai. Intervensi keperawatan difokuskan pada manajemen jalan napas, manajemen nyeri, peningkatan nutrisi, dan manajemen energi untuk memfasilitasi perbaikan status fisiologis pasien dan mempercepat proses pemulihan. -
Article No. 8343 | 09 Dec 2024
Klinis : Pasien setelah operasi appendicitis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien setelah operasi apendisitis, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien setelah operasi apendisitis adalah:
1. Nyeri akut (SDKI: Nyeri) berhubungan dengan prosedur operatif. Pasien akan mengalami nyeri akut pada area luka operasi sebagai respons normal terhadap trauma pembedahan.
2. Risiko infeksi (SDKI: Risiko Infeksi) berhubungan dengan prosedur pembedahan. Pasien memiliki risiko tinggi mengalami infeksi pada area luka operasi akibat terbukanya kulit dan jaringan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi) berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual/muntah. Pasien mungkin mengalami penurunan intake nutrisi setelah operasi sehingga berisiko malnutrisi.
Luaran/Output SLKI:
1. Nyeri akut teratasi: Pasien melaporkan nyeri berkurang, menggunakan teknik pengurangan nyeri dengan efektif, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
2. Tidak terjadi infeksi: Luka operasi sembuh tanpa tanda-tanda infeksi, tidak ada demam, dan hasil laboratorium dalam batas normal.
3. Keseimbangan nutrisi tercapai: Pasien menunjukkan berat badan stabil, asupan nutrisi adekuat, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi panas/dingin.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika perlu.
2. Pencegahan Infeksi:
- Pertahankan teknik aseptik saat merawat luka.
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi.
3. Manajemen Nutrisi:
- Kaji status nutrisi pasien, termasuk intake makanan, berat badan, dan tanda-tanda malnutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet sesuai kebutuhan pasca operasi.
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral jika asupan oral tidak adekuat.
- Pantau dan evaluasi status nutrisi secara berkala.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi dan pentingnya asupan yang adekuat.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif ini diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga pasien dapat pulih secara optimal setelah menjalani operasi apendisitis. -
Article No. 8344 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 56 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis: Covid 19. Hasil pengkajian: keadaan umum lemah, cepat lelah, batuk berdahak, sputum kental dan sulit dikeluarkan, ronchi (+), frekuensi napas 28x/menit. Pasien telah dilatih teknik batuk efektif dan mendapat obat ekspektoran. Apakah evaluasi keperawatan utama pada kasus tersebut ? * Frekuensi napas 16-20x/menit Keadaan umum membaik Pernafasan eupnea Sputum berkurang Sesak berkurang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang Diharapkan SLKI, dan Intervensi Keperawatan yang Diperlukan SIKI untuk kasus yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran pernapasan.
- Penyebab: Sekresi pernapasan yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, dan nyeri.
- Karakteristik: Batuk tidak efektif, sputum kental dan sulit dikeluarkan, suara nafas tambahan (ronchi).
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Bersihan Jalan Napas
- Frekuensi napas 16-20x/menit
- Keadaan umum membaik
- Pernafasan eupnea
- Sputum berkurang
- Sesak berkurang
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan upaya napas
- Auskultasi suara napas, identifikasi adanya suara napas tambahan
- Beri tindakan batuk efektif dan ekspektoran
- Kolaborasi pemberian obat-obatan pernapasan
- Anjurkan teknik batuk efektif dan posisi lateral untuk drainase sekresi
- Lakukan suction jika diperlukan
2. Manajemen Energi
- Identifikasi faktor yang menyebabkan kelelahan
- Atur aktivitas dan istirahat sesuai toleransi pasien
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Pantau tanda-tanda kelelahan
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami masalah pernapasan dengan sekresi kental yang sulit dikeluarkan, batuk tidak efektif, dan adanya ronchi saat auskultasi.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI mencakup frekuensi napas 16-20x/menit, keadaan umum membaik, pernafasan eupnea, sputum berkurang, dan sesak berkurang. Hal ini menunjukkan perbaikan status pernapasan pasien.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan SIKI meliputi Manajemen Jalan Napas untuk memantau, mengatasi, dan mempertahankan fungsi jalan napas yang efektif. Selain itu, Manajemen Energi juga diberikan untuk mengatasi kelelahan pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih.
Wassalamualaikum.