Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10173 | 02 Jan 2025
Klinis : cidea pada janin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi cidea pada janin, dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Jaringan Cerebral Tidak Efektif
Definisi:
Kondisi di mana janin berisiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat menyebabkan cedera otak permanen atau kematian.
Penyebab Utama:
1. Cidea pada janin, yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah dan oksigenasi ke otak janin.
2. Faktor risiko lain seperti preeklampsia, diabetes gestasional, atau riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital Janin
2. Pengaturan Posisi Ibu
3. Pemberian Oksigen
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Cerebral Janin
2. Kemampuan Adaptasi Janin
3. Stabilitas Hemodinamik Janin
Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SDKI):
1. Tanda dan Gejala: Penurunan Gerakan Janin, Penurunan Denyut Jantung Janin, Hipoksia
2. Faktor Risiko: Cidea, Preeklampsia, Diabetes Gestasional
3. Etiologi: Gangguan Aliran Darah dan Oksigenasi ke Otak Janin
Dalam penanganan kondisi ini, perawat berperan penting dalam pemantauan kondisi janin, pengaturan posisi ibu, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi dan memastikan perfusi jaringan cerebral janin yang optimal. -
Article No. 10174 | 02 Jan 2025
Klinis : cidera pada janin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakstabilan Kondisi Janin (00249)
Definisi:
Kerentanan terhadap gangguan pada fungsi vital janin yang dapat mengganggu kesejahteraan janin, yang dapat dimanifestasikan secara tidak konsisten.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakstabilan Kondisi Janin (00249) adalah diagnosis keperawatan yang mengidentifikasi potensi gangguan pada fungsi vital janin, yang dapat mengganggu kesejahteraan janin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah janin dalam kondisi stabil, dengan tanda-tanda vital yang normal dan tidak ada tanda-tanda distres janin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan kondisi janin, manajemen nyeri, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola kondisi yang menyebabkan risiko ketidakstabilan kondisi janin.
Sebagai perawat, kita harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter obstetri, untuk mengelola kondisi ini secara komprehensif dan memastikan kesejahteraan janin. -
Article No. 10175 | 02 Jan 2025
Klinis : cidera pada ibu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi cedera pada ibu, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI)
Definisi:
Risiko penurunan atau kerusakan pada epidermis dan/atau dermis yang dapat mengganggu fungsi kulit.
Faktor Risiko:
- Mobilitas fisik terbatas
- Tekanan pada area lokal
- Peningkatan kelembaban kulit
- Perubahan sensasi
- Malnutrisi
Tujuan Keperawatan (SLKI):
- Integritas kulit tetap utuh
- Tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Perawatan Kulit
- Manajemen Posisi
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Rasa Nyeri
Penjelasan:
Cedera pada ibu dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan integritas kulit, seperti luka, lecet, atau bahkan dekubitus. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor risiko, seperti mobilitas fisik yang terbatas, tekanan pada area lokal, peningkatan kelembaban kulit, perubahan sensasi, dan malnutrisi. Tujuan keperawatan adalah untuk menjaga integritas kulit tetap utuh dan mencegah kerusakan kulit lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah manajemen perawatan kulit, manajemen posisi, manajemen nutrisi, dan manajemen rasa nyeri. -
Article No. 10177 | 02 Jan 2025
Klinis : Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, rekan sejawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan untuk Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif adalah:
a. Pasien menunjukkan perfusi serebral yang adekuat.
b. Pasien menunjukkan status neurologis yang stabil.
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif meliputi:
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
b. Pemantauan status neurologis pasien.
c. Pengaturan posisi kepala dan badan untuk memfasilitasi aliran darah ke otak.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai, seperti oksigenasi, manajemen cairan, dan lain-lain.
e. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya pemeliharaan perfusi serebral yang adekuat.
Sebagai perawat, kita harus senantiasa waspada terhadap tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan adanya risiko perfusi serebral yang tidak efektif. Melalui pengkajian yang komprehensif, perencanaan asuhan keperawatan yang tepat, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain, diharapkan kita dapat membantu pasien mencapai luaran yang optimal.
Wassalamualaikum. -
Article No. 10178 | 02 Jan 2025
Klinis : Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi:
Risiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Faktor Risiko:
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskular
3. Diabetes melitus
4. Penyakit serebrovaskular
5. Gangguan hemodinamik
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien dapat mempertahankan perfusi serebral yang efektif.
2. Pasien dapat mencegah komplikasi yang terkait dengan penurunan perfusi serebral.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Hipertensi
3. Manajemen Disfungsi Serebrovaskular
4. Edukasi Kesehatan
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Status Perfusi Serebral
2. Tekanan Darah
3. Pengetahuan tentang Penyakit dan Pengobatan
4. Kepatuhan Terhadap Pengobatan
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" menggambarkan adanya risiko penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. Faktor risiko dapat berupa hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, penyakit serebrovaskular, dan gangguan hemodinamik. Tujuan keperawatan adalah mempertahankan perfusi serebral yang efektif dan mencegah komplikasi terkait penurunan perfusi serebral. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen hipertensi, manajemen disfungsi serebrovaskular, dan edukasi kesehatan. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah status perfusi serebral yang optimal, kontrol tekanan darah, peningkatan pengetahuan pasien, dan kepatuhan terhadap pengobatan. -
Article No. 10179 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan diagnosis campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus campak yang ditandai dengan demam tinggi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat proses infeksi virus campak.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat infeksi virus campak.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal, sebagai respon fisiologis terhadap proses infeksi virus campak.
2. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat kelemahan fisik yang disebabkan oleh infeksi virus campak.
3. Risiko infeksi: Peningkatan kemungkinan tertular atau mengalami infeksi sekunder akibat penurunan daya tahan tubuh karena infeksi virus campak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Intoleransi aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
3. Risiko infeksi: Tidak terjadi infeksi sekunder selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Manajemen demam, pemantauan tanda-tanda vital, terapi antipiretik.
2. Intoleransi aktivitas: Manajemen energi, perawatan diri, latihan fisik.
3. Risiko infeksi: Pencegahan infeksi, edukasi mengenai cara pencegahan infeksi, pemantauan tanda-tanda infeksi.
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada penatalaksanaan masalah keperawatan tersebut sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 10180 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci terkait kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami kemungkinan campak.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan paparan virus campak, ditandai dengan demam tinggi, ruam merah, bintik Koplik di mulut, dan mata merah.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bebas infeksi: Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi virus campak, seperti demam, ruam, bintik Koplik, dan mata merah.
2. Pengetahuan: Pasien dan keluarga akan menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan infeksi virus campak.
3. Partisipasi keluarga: Keluarga akan berpartisipasi aktif dalam perawatan pasien dan mencegah penyebaran infeksi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Memantau suhu tubuh, nadi, dan pernapasan pasien secara teratur untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi.
2. Perawatan luka/kulit: Melakukan perawatan kulit dan mencegah komplikasi akibat ruam merah.
3. Edukasi kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, cara penularan, dan penanganan infeksi virus campak.
4. Manajemen lingkungan: Memastikan lingkungan perawatan bersih, aman, dan mencegah penyebaran infeksi.
5. Dukungan emosional: Memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga untuk mengurangi kecemasan dan stres.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain untuk memberikan pengobatan yang tepat dan memantau perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Risiko infeksi berhubungan dengan paparan virus campak merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai karena pasien menunjukkan tanda-tanda khas infeksi virus campak, seperti demam tinggi, ruam merah, bintik Koplik di mulut, dan mata merah. Risiko infeksi perlu diidentifikasi dan ditangani secara tepat untuk mencegah komplikasi dan penyebaran infeksi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bebas infeksi: Tujuan utama adalah mencapai kondisi bebas infeksi, di mana pasien tidak lagi menunjukkan tanda-tanda infeksi virus campak.
2. Pengetahuan: Edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga penting untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit, cara penularan, dan penanganan yang tepat.
3. Partisipasi keluarga: Keterlibatan aktif keluarga dalam perawatan pasien dan pencegahan penyebaran infeksi akan mendukung proses pemulihan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Memantau tanda-tanda vital secara teratur untuk mendeteksi perkembangan kondisi pasien dan respons terhadap pengobatan.
2. Perawatan luka/kulit: Perawatan kulit yang tepat diperlukan untuk mengelola ruam merah dan mencegah komplikasi.
3. Edukasi kesehatan: Memberikan edukasi yang komprehensif kepada pasien dan keluarga akan meningkatkan pemahaman dan partisipasi mereka dalam perawatan.
4. Manajemen lingkungan: Menjaga lingkungan perawatan yang bersih dan aman akan membantu mencegah penyebaran infeksi.
5. Dukungan emosional: Memberikan dukungan emosional penting untuk mengurangi kecemasan dan stres pasien dan keluarga.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Koordinasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain diperlukan untuk menentukan pengobatan yang tepat dan memantau perkembangan pasien.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu bebas dari infeksi virus campak, memiliki pengetahuan yang baik, dan mendapat dukungan aktif dari keluarga. -
Article No. 10181 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan diagnosis campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit campak.
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap masuknya dan berkembangnya suatu agen patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan normal.
- Faktor yang berkontribusi dalam risiko infeksi pada pasien dengan campak antara lain sistem imun yang lemah, paparan agen infeksius, dan perubahan integritas kulit/mukosa.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien bebas dari infeksi sekunder, dengan indikator seperti tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, peningkatan jumlah leukosit, dll), tidak ada komplikasi infeksi, dan pemulihan berlangsung sesuai harapan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, manajemen demam, perawatan kulit/mukosa, edukasi kepada pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk terapi antibiotik atau antiviral jika diperlukan.
Sebagai perawat, saya akan memastikan implementasi intervensi keperawatan yang tepat untuk mengelola risiko infeksi pada pasien anak dengan kemungkinan diagnosis campak ini, sehingga dapat mencegah komplikasi dan mendukung proses pemulihan yang optimal. -
Article No. 10182 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah dengan kemungkinan diagnosis campak, maka dapat diberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berhubungan dengan paparan agen infeksius (virus campak)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu fungsi pernapasan.
- Faktor risiko: Paparan agen infeksius, sistem imun yang terganggu, dan lingkungan yang tidak sehat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan: Tidak terjadi komplikasi ISPA, gejala ISPA berkurang, dan fungsi pernapasan membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan lingkungan, edukasi perawatan ISPA, dan pemberian terapi sesuai indikasi.
Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 10183 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosis yang paling sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak tanpa komplikasi
Penjelasan:
Kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah menunjukkan adanya kemungkinan diagnosis campak. Kode ICD-10 B05.9 mencakup diagnosis campak tanpa komplikasi, yang sesuai dengan kasus yang dijelaskan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.23
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak
Penjelasan:
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, dalam penatalaksanaan kasus campak, pemberian vaksin campak (kode ICD-9-CM 99.23) merupakan tindakan medis yang umum dilakukan untuk mencegah atau menangani kondisi ini.