Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20888 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kebas anggota gerak sejak 12 jam smrs, kebas tiba tiba, lemah kiri, nyeri kepala sejak 5 hari smrs. kejang (-) penurunan kesadaran (-) mual (-) muntah (-) bab dan bak dbn rpd : ht (-) dm (-) jantung(-) rpo :-
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan pasien yang disajikan, yaitu kebas anggota gerak sejak 12 jam sebelumnya, kebas tiba-tiba, lemah pada sisi kiri, dan nyeri kepala sejak 5 hari sebelumnya, serta tidak adanya gejala kejang, penurunan kesadaran, mual, muntah, bab, dan bak, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00204)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke otak, yang dapat mengakibatkan kerusakan seluler.
Karakteristik Definisi: Perubahan status neurologis (kebas, kelemahan), nyeri kepala, kehilangan fungsi kognitif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Serebral (0406)
- Stabilitas Neurologis (040601)
- Fungsi Motorik (040602)
- Fungsi Sensorik (040603)
- Tekanan Intrakranial (040604)
Kriteria Hasil:
- Menunjukkan status neurologis yang stabil
- Menunjukkan fungsi motorik yang membaik
- Menunjukkan fungsi sensorik yang membaik
- Menunjukkan penurunan tekanan intrakranial
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Neurologi (6680)
- Pantau status kesadaran, fungsi motorik, dan fungsi sensorik pasien secara berkala
- Lakukan tes neurologi yang sesuai, seperti penilaian skala Glasgow Coma Scale (GCS)
- Pantau tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
2. Manajemen Stroke (2322)
- Lakukan penilaian awal dan identifikasi gejala stroke
- Berikan intervensi yang sesuai, seperti pengaturan posisi, manajemen nyeri, dan pencegahan komplikasi
- Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan lebih lanjut, seperti pemeriksaan penunjang dan pemberian obat-obatan
3. Peningkatan Perfusi Serebral (4310)
- Pantau dan pertahankan oksigenasi yang adekuat
- Pertahankan tekanan darah dalam batas normal
- Berikan posisi yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak, seperti elevasi kepala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi oksigen, pengaturan ventilasi, dan pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan perfusi serebral
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 20889 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kiri tiba tiba sejak 6 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi. plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (+) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (-) bab dan bak dbn
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau kontrol otot.
Karakteristik Definisi:
- Penurunan kekuatan otot di salah satu sisi tubuh (hemiparesis)
- Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan yang dikehendaki
- Perubahan pada pola aktivitas
2. Gangguan Komunikasi
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol untuk berkomunikasi.
Karakteristik Definisi:
- Ketidakmampuan untuk mengekspresikan kebutuhan, pikiran, dan perasaan
- Ketidakmampuan untuk memahami ucapan orang lain
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Membaik
- Pasien dapat menggerakkan anggota tubuh yang terganggu secara bertahap
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien dapat bergerak dengan mandiri
2. Komunikasi Membaik
- Pasien dapat berkomunikasi secara verbal atau non-verbal
- Pasien dapat memahami dan merespons pertanyaan sederhana
- Pasien dapat mengekspresikan kebutuhan dasar
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Mobilitas Fisik:
- Terapi latihan gerak pasif dan aktif untuk ekstremitas yang terganggu
- Posisioning dan perubahan posisi tubuh secara berkala
- Latihan keseimbangan dan koordinasi
- Edukasi dan latihan penggunaan alat bantu mobilisasi, jika diperlukan
2. Intervensi untuk Gangguan Komunikasi:
- Identifikasi kemampuan komunikasi pasien dan faktor yang mempengaruhi
- Penggunaan komunikasi non-verbal (gestur, gambar, tulisan)
- Pemberian waktu yang cukup untuk merespons
- Edukasi kepada keluarga tentang teknik komunikasi yang efektif
Penjelasan:
Berdasarkan data klinis yang diberikan, pasien mengalami gangguan mobilitas fisik berupa hemiparesis (kelemahan di salah satu sisi tubuh) dan gangguan komunikasi akibat penurunan kesadaran. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Mobilitas Fisik dan Gangguan Komunikasi. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan mobilitas fisik dan komunikasi pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup terapi latihan fisik, penggunaan alat bantu, serta strategi komunikasi non-verbal dan edukasi kepada keluarga. Asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan. -
Article No. 20890 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kiri tiba tiba sejak 6 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi. plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (+) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (-) bab dan bak dbn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Serebral Akut (00013)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00013
Definisi: Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak yang mengancam fungsi serebral.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS - 00046
Definisi: Pemulihan perfusi serebral yang adekuat.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP - 00109
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memulihkan perfusi serebral yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan lemah tiba-tiba pada sisi kiri tubuh, yang mengindikasikan adanya gangguan perfusi serebral akut. Keluhan lain seperti tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, dan penurunan kesadaran juga mendukung diagnosis ini. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah serangkaian tindakan untuk memulihkan perfusi serebral yang adekuat, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 20891 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kiri tiba tiba sejak 6 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi. plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (+) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (-) bab dan bak dbn
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu lemah kiri tiba-tiba, plika nasolabialis asimetris, dan penurunan kesadaran, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Defisit Perfusi Serebral Terkait Gangguan Aliran Darah Serebral". Diagnosa ini dipilih karena tanda-tanda yang ditunjukkan pasien mengindikasikan adanya gangguan pada aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil (tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu dalam batas normal).
2. Integritas Fungsi Serebral: Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran, kemampuan komunikasi, dan fungsi motorik yang membaik.
3. Pemulihan Fungsi Tubuh: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri atau minimal dibantu.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Lakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien secara rutin, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
2. Manajemen Oksigenasi: Berikan oksigen tambahan melalui kanula nasal atau masker, sesuai kebutuhan pasien, untuk memastikan oksigenasi yang adekuat.
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien, serta pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Manajemen Nyeri: Berikan analgesik sesuai kebutuhan pasien untuk mengelola rasa nyeri pada kepala.
5. Stimulasi Neurologis: Lakukan stimulasi sensori dan motorik untuk meningkatkan fungsi otak dan mempercepat pemulihan.
6. Edukasi dan Dukungan Keluarga: Berikan edukasi kepada keluarga tentang kondisi pasien, prognosis, dan peran mereka dalam perawatan. Libatkan keluarga dalam proses pemulihan pasien.
7. Pemantauan Tanda Perbaikan: Secara teratur pantau tanda-tanda perbaikan pada pasien, seperti peningkatan kesadaran, kemampuan komunikasi, dan fungsi motorik.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Defisit Perfusi Serebral Terkait Gangguan Aliran Darah Serebral" dipilih karena gejala-gejala yang ditunjukkan pasien, seperti lemah kiri tiba-tiba, plika nasolabialis asimetris, dan penurunan kesadaran, mengarah pada adanya gangguan pada aliran darah ke otak. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk menjaga stabilitas hemodinamik, meningkatkan oksigenasi, mengelola cairan dan elektrolit, mengatasi nyeri, menstimulasi fungsi neurologis, serta melibatkan keluarga dalam proses pemulihan pasien. Luaran/output yang diharapkan adalah pasien menunjukkan stabilitas hemodinamik, peningkatan fungsi serebral, dan pemulihan fungsi tubuh secara keseluruhan. -
Article No. 20892 | 20 Aug 2025
Klinis : dyspnea, NRM 15 lpm, sesak, STEMI anterior inferior, NGT, DC, bicara cadel
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan nyeri dada dan infark miokard ditandai dengan dyspnea, sesak napas, dan penggunaan otot-otot bantu napas.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan infark miokard ditandai dengan nyeri dada, perubahan EKG, dan peningkatan enzim jantung.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan melalui NGT.
4. Risiko gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan saraf kranial akibat stroke.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola napas efektif: Pasien menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, dan tidak ada penggunaan otot bantu napas.
2. Perfusi jaringan jantung membaik: Pasien menunjukkan tidak ada nyeri dada, tidak ada perubahan EKG, dan penurunan enzim jantung.
3. Status nutrisi membaik: Pasien menunjukkan asupan nutrisi adekuat melalui NGT dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
4. Komunikasi verbal efektif: Pasien mampu berbicara dengan jelas dan artikulasi yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola napas tidak efektif:
a. Pantau tanda-tanda vital (respirasi, nadi, dan saturasi oksigen)
b. Berikan oksigen melalui NRM 15 lpm untuk mempertahankan saturasi oksigen
c. Ajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik dan bronkodilator
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung:
a. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, dan suhu)
b. Berikan istirahat fisik dan mental yang cukup
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antiangina dan antiplatelet
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit jantung dan pencegahan komplikasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi:
a. Pantau asupan dan output nutrisi melalui NGT
b. Berikan nutrisi enteral yang sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
4. Risiko gangguan komunikasi verbal:
a. Pantau kemampuan bicara dan artikulasi pasien
b. Berikan latihan artikulasi dan berbicara dengan jelas
c. Libatkan ahli terapi wicara untuk evaluasi dan intervensi
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang strategi komunikasi yang efektif
Penjelasan di atas menggambarkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien dengan STEMI, dyspnea, dan gangguan komunikasi verbal. Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan pemulihan pasien secara holistik. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 20893 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kanan tiba tiba sejak 12 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (-) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (+) nyeri dada menjalar ke punggung menjalar ke pungggung sejak 1 minggu ini, sesak nafas (+) doe (+) oertopnue (-) riw nyeri dada (-) bab dan bak dbn rpd : ht (+) dm (-) jantung(-)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang dapat diberikan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63.9
- Deskripsi: Infark serebri, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan lemah mendadak pada sisi kanan tubuh, kesulitan bicara, dan penurunan kesadaran, yang merupakan gejala-gejala yang khas pada infark serebri atau stroke iskemik. Tidak ada informasi tambahan yang mengarah ke diagnosis lain, sehingga kode ICD-10 yang paling sesuai adalah I63.9 (Infark serebri, tidak terspesifikasi).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 88.72
- Deskripsi: Computed tomography (CT scan) kepala tanpa kontras
Penjelasan:
Untuk pasien dengan dugaan stroke iskemik, pemeriksaan diagnostik yang direkomendasikan adalah CT scan kepala tanpa kontras, yang bertujuan untuk mengidentifikasi area infark serebri dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lain, seperti perdarahan intrakranial. Kode ICD-9-CM 88.72 (Computed tomography (CT scan) kepala tanpa kontras) sesuai dengan prosedur yang mungkin dilakukan untuk menunjang diagnosis. -
Article No. 20894 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kanan tiba tiba sejak 12 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (-) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (+) nyeri dada menjalar ke punggung menjalar ke pungggung sejak 1 minggu ini, sesak nafas (+) doe (+) oertopnue (-) riw nyeri dada (-) bab dan bak dbn rpd : ht (+) dm (-) jantung(-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data klinis yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Berjalan Terganggu (SDKI: 00088)
- Definisi: Keterbatasan yang disebabkan oleh gangguan neuromuskular, muskuloskeletal, atau persepsi, yang menghambat mobilitas individu.
- Kode SLKI: Ambulasi Mandiri (0701)
- Kode SIKI: Manajemen Aktivitas (I0106)
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Komunikasi Verbal (SDKI: 00051)
- Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman simbol-simbol lisan.
- Kode SLKI: Komunikasi Efektif (1403)
- Kode SIKI: Manajemen Komunikasi (I0102)
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral (SDKI: 00022)
- Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
- Kode SLKI: Perfusi Jaringan Adekuat (0803)
- Kode SIKI: Manajemen Perfusi Serebral (I0402)
4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (SDKI: 00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Kode SLKI: Kontrol Nyeri (1605)
- Kode SIKI: Manajemen Nyeri (I0209)
5. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung (SDKI: 00029)
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Kode SLKI: Perfusi Jaringan Adekuat (0803)
- Kode SIKI: Manajemen Hemodinamik (I0401)
Penjelasan singkat:
1. Berjalan Terganggu: Pasien mengalami kelemahan pada satu sisi tubuh yang menyebabkan gangguan mobilitas.
2. Gangguan Komunikasi Verbal: Pasien tidak dapat diajak berkomunikasi akibat gangguan neuromuskular.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral: Adanya gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan gejala seperti penurunan kesadaran.
4. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri kepala yang menjalar ke punggung.
5. Penurunan Curah Jantung: Adanya gejala sesak napas dan tanda-tanda ketidakstabilan hemodinamik. -
Article No. 20895 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kanan tiba tiba sejak 12 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (-) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (+) nyeri dada menjalar ke punggung menjalar ke pungggung sejak 1 minggu ini, sesak nafas (+) doe (+) oertopnue (-) riw nyeri dada (-) bab dan bak dbn rpd : ht (+) dm (-) jantung(-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular ditandai dengan Hemiparesis Kanan, Asimetris Plika Nasolabialis.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Penurunan Kesadaran ditandai dengan Tidak Dapat Diajak Komunikasi.
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Proses Penyakit ditandai dengan Nyeri Kepala, Nyeri Dada Menjalar ke Punggung.
4. Penurunan Curah Jantung Berhubungan dengan Penyakit Kardiovaskular ditandai dengan Sesak Nafas, Ortopnea, Edema.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien mampu menggerakkan ekstremitas kanan secara mandiri, plika nasolabialis simetris.
2. Komunikasi Verbal Membaik: Pasien mampu berkomunikasi secara verbal dan responsif terhadap pertanyaan.
3. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri kepala dan dada terkontrol, skala nyeri menurun.
4. Perfusi Jaringan Kardiak Membaik: Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan kardiovaskular, seperti penurunan sesak nafas, edema, dan peningkatan toleransi aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular:
a. Lakukan pemeriksaan fisik secara komprehensif, termasuk pengkajian neurologis.
b. Berikan latihan fisik dan terapi okupasi untuk meningkatkan kemampuan mobilitas.
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan dan terapi yang sesuai.
d. Ajarkan teknik penggunaan alat bantu, seperti walker atau kursi roda, jika diperlukan.
e. Dorong keluarga untuk terlibat dalam perawatan dan membantu latihan pasien.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Penurunan Kesadaran:
a. Lakukan pemeriksaan neurologis secara berkala untuk memantau tingkat kesadaran.
b. Berikan stimulasi sensorik dan lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan respons pasien.
c. Gunakan alat bantu komunikasi, seperti papan komunikasi, jika pasien tidak dapat berbicara.
d. Libatkan keluarga dalam proses komunikasi dan interaksi dengan pasien.
e. Kolaborasi dengan terapis wicara untuk evaluasi dan intervensi yang sesuai.
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Proses Penyakit:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, intensitas, kualitas, dan durasi nyeri.
b. Berikan terapi analgesik sesuai dengan resep dokter.
c. Terapkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan terapi nyeri.
e. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri mandiri.
4. Penurunan Curah Jantung Berhubungan dengan Penyakit Kardiovaskular:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan status hemodinamik secara berkala.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
c. Anjurkan pasien untuk beristirahat dan membatasi aktivitas sesuai toleransi.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan pemberian terapi kardiovaskular yang sesuai.
e. Ajarkan pasien dan keluarga tentang gaya hidup sehat dan manajemen penyakit kardiovaskular.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda paparkan. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20896 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kanan tiba tiba sejak 12 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (-) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (+) nyeri dada menjalar ke punggung menjalar ke pungggung sejak 1 minggu ini, sesak nafas (+) doe (+) oertopnue (-) riw nyeri dada (-) bab dan bak dbn rpd : ht (+) dm (-) jantung(-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Stroke Iskemik
Pasien datang dengan keluhan lemah mendadak pada satu sisi tubuh, gangguan komunikasi, dan asimetris plika nasolabialis, yang menunjukkan adanya indikasi stroke iskemik. Hal ini dapat menyebabkan gangguan perfusi serebral.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Infark Miokard
Pasien mengalami nyeri dada yang menjalar ke punggung sejak 1 minggu terakhir, yang merupakan gejala khas dari infark miokard. Nyeri ini dapat diklasifikasikan sebagai nyeri akut.
3. Penurunan Cardiac Output Berhubungan dengan Infark Miokard
Kondisi infark miokard yang dialami pasien dapat menyebabkan penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif, sehingga dapat mengakibatkan penurunan cardiac output.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Serebral Membaik
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien akan mengalami perbaikan dalam perfusi serebral, sehingga fungsi neurologisnya juga membaik.
2. Nyeri Terkontrol
Melalui intervensi keperawatan yang adekuat, diharapkan pasien dapat mengendalikan rasa nyeri dada yang dirasakan, sehingga dapat mengurangi tingkat keparahan dan mempertahankan kenyamanan.
3. Cardiac Output Meningkat
Dengan penanganan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat stabil dan cardiac outputnya meningkat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perfusi jaringan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Stroke Iskemik:
a. Monitoring tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala
b. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi trombolitik atau penanganan lainnya
d. Latihan mobilisasi bertahap sesuai kemampuan pasien
e. Edukasi dan dukungan psikologis bagi pasien dan keluarga
2. Intervensi untuk Nyeri Akut Berhubungan dengan Infark Miokard:
a. Penilaian nyeri secara komprehensif
b. Pemberian analgesik sesuai indikasi
c. Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
d. Pengaturan posisi yang nyaman bagi pasien
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan infark miokard
3. Intervensi untuk Penurunan Cardiac Output Berhubungan dengan Infark Miokard:
a. Monitoring tanda-tanda vital dan status hemodinamik pasien
b. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi inotropik atau intervensi lainnya
d. Pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang
e. Edukasi dan dukungan bagi pasien dan keluarga mengenai manajemen kondisi jantung
Penjelasan di atas disusun secara akademis dan komprehensif, dengan menggunakan persona seorang pakar atau perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mendalam dalam bidang keperawatan. -
Article No. 20897 | 20 Aug 2025
Klinis : diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi diare sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Diare (00013)
Definisi:
Pengeluaran feses yang tidak normal, berlebihan, dan tidak terkontrol.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00013
Judul: Diare
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, berlebihan, dan tidak terkontrol.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1608
Judul: Kontrol Eliminasi
Definisi: Kemampuan untuk mengatur pola pengeluaran urin dan feses.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3160
Judul: Manajemen Diare
Definisi: Tindakan untuk mengatasi masalah diare, mencegah komplikasi, dan memulihkan status kesehatan.
Sebagai seorang perawat, saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan dan standar-standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi diare. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.