Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8265 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 48 tahun mengalami batuk berdarah karena kanker paru. Pada pemeriksaan laboratoriun dijumpai kadar Hb: 9 gram%. Pasien terlihat lemah, letih, lesu dan konjungtiva pucat. Masalah keperawatan utama pada wanita ini adalah….
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya sebagai perawat profesional akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda kemukakan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdarah karena kanker paru, serta ditemukannya kadar Hb yang rendah (9 gram%) dan keluhan lemah, letih, lesu serta konjungtiva yang pucat, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Risiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan Hb dan faktor terkait kanker paru.
b. Kelelahan berhubungan dengan anemia dan faktor terkait kanker paru.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Intoleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
b. Kelelahan
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebih.
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan motivasi.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Monitor tanda-tanda vital saat aktivitas.
- Berikan latihan aktivitas bertingkat sesuai toleransi pasien.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi penggantian darah (transfusi) jika diindikasikan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas.
b. Kelelahan
- Kaji tingkat kelelahan pasien dan faktor penyebabnya.
- Monitoring tanda-tanda vital dan parameter laboratorium (Hb).
- Berikan intervensi untuk meningkatkan energi, seperti manajemen aktivitas, istirahat yang cukup, dan bantuan perawatan diri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen nutrisi dan terapi penggantian darah jika diindikasikan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
Penjelasan di atas didasarkan pada pendekatan keperawatan berbasis bukti dan standar praktik keperawatan yang berlaku. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 8266 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 51 tahun dirawat dengan Ca paru awalnya dating dengan keluhan sesak dan saat ini sudah berkurang. Hasil pengkajian kesadaran somnolent, tampak terpasang NGT, skala morse : risiko tinggi jatuh, masih nampak sesak dan saat ini terpasang oksigen nasal. Hasil laboratorium GDS: 322 mg/dl, albumin 2,19 g/dl, bilirubin direk 0,43 mg/ Apakah masalah keperawatan utama kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Pasien mengalami sesak napas, yang merupakan tanda dari bersihan jalan napas tidak efektif. Pasien dirawat dengan diagnosis Ca paru dan saat ini tampak terpasang oksigen nasal, menunjukkan adanya gangguan pada sistem pernapasan.
SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SLKI: Pemeliharaan Jalan Napas
SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Risiko Jatuh
Penjelasan:
Hasil pengkajian menunjukkan pasien memiliki skor risiko jatuh tinggi berdasarkan Skala Morse. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus dalam rencana asuhan keperawatan untuk mencegah terjadinya jatuh dan cedera yang dapat memperburuk kondisi pasien.
SDKI: Risiko Jatuh
SLKI: Keamanan Lingkungan
SIKI: Pencegahan Jatuh
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
Hasil laboratorium menunjukkan nilai albumin yang rendah (2,19 g/dl), mengindikasikan adanya masalah nutrisi pada pasien. Kondisi ini dapat berdampak pada pemulihan dan perkembangan penyakit.
SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SLKI: Manajemen Nutrisi
SIKI: Asuhan Gizi
Dengan mengidentifikasi diagnosa keperawatan utama berdasarkan data yang ada, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Pendekatan ini akan membantu dalam memberikan perawatan yang optimal dan meningkatkan outcome pasien. -
Article No. 8267 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan TB paru. Hasil pengkajian keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi dinding dad. TD: 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menitfrekuensi napas 27x/menit, suhu 38 derajat celsius, PH7,47, PaCO2 32 mmHg, PaO2 90 mmHg, saturasi oksigen 92%. HCO3- 22 mEq/dl, BE +3 Apakah masalah keperawatan utama pada pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, dapat diidentifikasi diagnosis keperawatan utama dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan Utama:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk memelihara pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi paru-paru yang optimal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat memperbaiki bersihan jalan napas, tidak terjadi komplikasi, dan pasien dapat kembali ke status kesehatan yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen batuk.
Berdasarkan kondisi pasien, ditemukan keluhan sesak napas, retraksi dinding dada, serta hasil pemeriksaan gas darah yang menunjukkan hipoksemia (PaO2 90 mmHg, saturasi oksigen 92%). Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas, sehingga diagnosis keperawatan utama yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. -
Article No. 8268 | 09 Dec 2024
Klinis : Laki-laki usia 62 tahun di rawat di ruang penyakit dengan keluhan sesak napas. Hasil pengkajian: batuk sejak 3 bulan yang lalu, lemah dan tidak nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik: pernapasan cuping hidung, purse lip breathing, barrel chest, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, TD:130/90 mmHg, frekuensi napas 30 x/menit dan frekuensi nadi 88 x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (00032). Hal ini didasarkan pada gejala yang ditunjukkan oleh pasien, yaitu sesak napas, batuk sejak 3 bulan, pernapasan cuping hidung, purse lip breathing, dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan. Pola napas tidak efektif menggambarkan ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah, yang dapat menyebabkan pertukaran gas yang tidak adekuat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas: Tercapainya pola napas yang efektif, yang ditandai dengan:
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 x/menit)
- Irama napas teratur
- Tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan
- Pasien mampu bernapas dengan mudah
2. Status Oksigenasi: Tercapainya status oksigenasi yang optimal, yang ditandai dengan:
- Saturasi oksigen dalam rentang normal (≥ 95%)
- Tidak ada tanda-tanda sianosis
- Tidak ada keluhan sesak napas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas:
- Posisikan pasien dalam posisi yang memudahkan pernapasan (fowler atau semi-fowler)
- Bantu dan ajarkan pasien teknik pernapasan efektif (pernapasan diafragma)
- Lakukan suction pada jalan napas jika diperlukan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
2. Manajemen Ventilasi:
- Pantau status pernapasan dan tanda-tanda vital secara berkala
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif dan senam napas
- Berikan obat-obatan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk terapi oksigen, ventilasi mekanik, atau tindakan lain yang diperlukan
3. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi dan kurangi faktor-faktor yang dapat memperburuk rasa sesak
- Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi rasa sesak dan nyeri dada
Dengan menerapkan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas yang efektif dan status oksigenasi yang optimal, sehingga dapat mengurangi gejala sesak napas dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 8269 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan TB paru. Hasil pengkajian keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi dinding dad. TD: 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menitfrekuensi napas 27x/menit, suhu 38 derajat celsius, PH7,47, PaCO2 32 mmHg, PaO2 90 mmHg, saturasi oksigen 92%. HCO3- 22 mEq/dl, BE +3 Apakah masalah keperawatan utama pada pasien?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Hal ini didasarkan pada temuan-temuan berikut:
1. Sesak napas
2. Batuk berdahak
3. Retraksi dinding dada
4. Frekuensi napas yang meningkat (27x/menit)
5. Saturasi oksigen yang menurun (92%)
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Terbebas dari sekret/sputum
- Kriteria hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20x/menit)
- Tidak ada retraksi atau penggunaan otot-otot bantu pernapasan
- Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronki)
- Saturasi oksigen dalam batas normal (>95%)
2. Tingkat Kecemasan: Terkontrol
- Kriteria hasil:
- Pasien dapat mengungkapkan rasa cemas yang berkurang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD, nadi, respirasi)
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret/dahak
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk meningkatkan saturasi oksigen
- Latih pasien batuk efektif dan teknik pernapasan dalam
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernapasan
2. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab kecemasan pada pasien
- Berikan informasi dan edukasi terkait kondisi penyakitnya
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam dan distraksi
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena adanya gejala sesak napas, batuk berdahak, retraksi dinding dada, dan penurunan saturasi oksigen yang mengindikasikan adanya masalah dalam bersihan jalan napas. Luaran/output yang diharapkan adalah tercapainya bersihan jalan napas yang efektif dan terkontrolnya tingkat kecemasan pasien. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah manajemen jalan napas dan manajemen kecemasan, bertujuan untuk mengeluarkan sekret, meningkatkan oksigenasi, serta menurunkan kecemasan pasien. -
Article No. 8270 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 70 tahun mengalami nyeri dada berat selama 30 menit pada 4 jam yang lalu. Hasil pengkajian: Adanya ST depresi pada EKG, nyeri tidak hilang dengan istirahat, skala nyeri 8 (skala 1-10), palpitasi, mual dan muntah, suara napas ronchi, sesak, berkeringat, gelisah, TD 100/70 mmHg, Nadi 93 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, SaO2 95%. Apakah pemeriksaan laboratorium selanjutnya yang perlu di pantau?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang diuraikan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi: Pernyataan pasien tentang nyeri dada, skala nyeri tinggi (8 dari 10), nyeri tidak hilang dengan istirahat, adanya tanda-tanda fisiologis seperti palpitasi, mual, muntah, berkeringat, dan gelisah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil:
1) Melaporkan nyeri terkontrol (skala nyeri 1-3)
2) Mendemonstrasikan strategi untuk mengurangi nyeri
3) Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
4) Melaporkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas
- Indikator:
1) Melaporkan berkurangnya nyeri dada
2) Mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi napas dalam)
3) Menunjukkan tanda-tanda vital stabil (TD, nadi, napas, SaO2)
4) Melaporkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi atau menghilangkan nyeri dada
- Intervensi:
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri
2) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis sesuai indikasi (misalnya analgesik, antianginal)
3) Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan teknik pernapasan
4) Monitor tanda-tanda vital dan gejala vital lainnya secara berkala
5) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri (misalnya abnormalitas pada EKG)
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dipantau:
1. Enzim Jantung (Troponin I/T, CK-MB)
- Untuk mendeteksi kerusakan otot jantung dan membantu menegakkan diagnosis infark miokard akut.
2. Profil Lipid
- Untuk mengetahui kadar kolesterol, trigliserida, LDL, dan HDL yang dapat menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner.
3. Elektrolit (Natrium, Kalium, Klorida)
- Untuk mendeteksi adanya gangguan keseimbangan elektrolit yang dapat mempengaruhi fungsi jantung.
4. Fungsi Ginjal (Ureum, Kreatinin)
- Untuk mengetahui fungsi ginjal yang dapat terpengaruh akibat kondisi jantung.
Pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut penting untuk mengidentifikasi penyebab nyeri dada, menentukan penatalaksanaan yang tepat, dan memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 8271 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 60 tahun dirawat di ruang rawat jantung dengan diagnosa medis: gagal jantung. Hasil pemeriksaan fisik: pitting oedema, oliguria, urine pekat, akral dingin, TD 100/80 mmHg, frekuensi nadi 85 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu 380C. Pasien mendapat terapi diuretik. Apakah data laboratorium yang harus di pantau pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder akibat gagal jantung, seperti yang ditandai dengan pitting edema, oliguria, urine pekat, akral dingin, dan peningkatan frekuensi napas.
2. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan retensi cairan sekunder akibat gagal jantung, seperti yang ditandai dengan pitting edema, oliguria, dan urine pekat.
Data laboratorium yang perlu dipantau:
- Elektrolit (natrium, kalium, klorida)
- Ureum dan kreatinin
- Profil ginjal (laju filtrasi glomerulus, albumin urin)
- Hemoglobin dan hematokrit
- Nilai BNP (Brain Natriuretic Peptide) atau NT-proBNP
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, seperti terlihat dari penurunan tanda-tanda intoleransi aktivitas (frekuensi napas, edema, oliguria) sesuai target yang ditetapkan.
2. Pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan yang membaik, seperti terlihat dari penurunan edema, peningkatan output urin, dan perbaikan profil elektrolit sesuai target yang ditetapkan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi pasien
- Atur aktivitas dan istirahat yang tepat
- Pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas
- Ajarkan pasien teknik bernapas dalam dan relaksasi
2. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda retensi cairan (edema, oliguria)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pemberian diuretik
3. Pemantauan Laboratorium
- Pantau nilai elektrolit, fungsi ginjal, dan profil hematologi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait hasil pemeriksaan
4. Manajemen Gejala
- Identifikasi dan pantau gejala gagal jantung yang muncul
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait penanganan gejala
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas dan Ketidakseimbangan Cairan, karena kondisi pasien menunjukkan gejala-gejala yang terkait dengan penurunan fungsi jantung dan retensi cairan. Pemantauan data laboratorium yang relevan seperti elektrolit, profil ginjal, dan biomarker jantung akan membantu dalam mengevaluasi kondisi pasien dan respons terhadap terapi. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas dan perbaikan keseimbangan cairan, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan seperti manajemen aktivitas, manajemen cairan, pemantauan laboratorium, dan manajemen gejala. Kolaborasi yang erat dengan tenaga kesehatan lain, terutama dokter, sangat penting dalam pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan gagal jantung. -
Article No. 8272 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun menderita pneumonia. Hasil pengkajian pasien batuk disertai dahak, bernafas dengan otot bantu pernafasan, pernafasan cubing hidung terdengar ronchi di lobus bagian bawah, frekuensi nafas 38 derajat celcius dan frekuensi naf as 35 x/menit apakah tindakan mandiri perawat pada pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu seorang laki-laki berusia 35 tahun menderita pneumonia dengan gejala batuk disertai dahak, bernafas dengan otot bantu pernapasan, suara nafas ronchi di lobus bawah, demam 38°C, dan frekuensi napas 35x/menit, maka dapat ditentukan diagnosis keperawatan dan rencana tindakan mandiri perawat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif (SDKI)
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat menganggu ventilasi.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran pernapasan.
3. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Rencana Tindakan Mandiri Perawat:
1. Pola napas tidak efektif:
- Monitor tanda-tanda vital (frekuensi napas, saturasi oksigen)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Posisikan pasien untuk memudahkan pernapasan
- Latih napas dalam dan batuk efektif
2. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
- Berikan postural drainage dan perkusi dada
- Berikan bronkodilator dan ekspektoran sesuai instruksi dokter
3. Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres dingin untuk menurunkan suhu
- Berikan antipiretik sesuai instruksi dokter
- Anjurkan pasien minum cairan hangat
Standar Diagnosis dan Intervensi Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) merupakan referensi utama bagi perawat dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosis, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Tindakan mandiri perawat tersebut ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 8273 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang Laki-laki usia 72 tahun di rawat karena sesak napas sejak 3 hari yang lalu. Hasil pengkajian: anoreksia, mual dan muntah, bunyi nafas ronchi, frekuensi napas 38x/menit, suhu: 38,20C, saturasi oksigen: 85%, Rontgen: pneumonia, pemeriksaan swab nasofaring: Covid-19. Apa intervensi utama yang tepat berdasarkan kasus…?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan solusi yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah "Bersihan jalan napas tidak efektif" yang ditandai dengan adanya sesak napas, ronchi pada suara napas, serta penurunan saturasi oksigen. Diagnosa ini mencerminkan masalah utama pasien terkait dengan ketidakmampuan dalam mempertahankan bersihan jalan napas secara efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang ditandai dengan:
a. Frekuensi napas kembali normal (12-20x/menit)
b. Tidak ada suara napas tambahan (ronchi)
c. Saturasi oksigen kembali normal (>95%)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Posisikan pasien senyaman mungkin untuk memfasilitasi ventilasi
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen
c. Lakukan suction jika ada sekret yang mengganggu
d. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan diafragma
2. Manajemen Demam
a. Pantau tanda-tanda vital secara rutin
b. Berikan antipiretik sesuai resep untuk menurunkan suhu tubuh
c. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi sesuai kebutuhan
3. Edukasi Pencegahan Infeksi
a. Jelaskan pentingnya cuci tangan dan penggunaan masker
b. Anjurkan pembatasan pengunjung untuk mencegah penularan
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan Covid-19
Penjelasan:
Intervensi utama yang diperlukan adalah manajemen jalan napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif. Hal ini dilakukan dengan memberikan oksigen, melakukan suction, dan mengajarkan teknik napas yang benar. Selain itu, manajemen demam dan edukasi pencegahan infeksi juga diperlukan untuk mengendalikan gejala dan mencegah penularan Covid-19.
Luaran yang diharapkan setelah intervensi keperawatan adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, dengan frekuensi napas normal, tidak ada suara napas tambahan, dan saturasi oksigen yang memadai. Pencapaian luaran ini akan menandakan keberhasilan asuhan keperawatan dalam mengatasi masalah utama pasien. -
Article No. 8274 | 09 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala pusing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri kepala adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri kepala berkurang, mengelola nyeri kepala secara efektif, dan mempertahankan fungsi sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, manajemen aktivitas, terapi relaksasi, edukasi mengenai penyebab dan pengelolaan nyeri kepala.
Tone : Akademis
Persona: Pakar, Nurse
Dalam menjelaskan diagnosa dan standar keperawatan tersebut, saya menggunakan bahasa yang informatif dan komprehensif, sesuai dengan latar belakang akademis dan keahlian sebagai perawat profesional.