Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8258 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 51 tahun dirawat dengan Ca paru awalnya dating dengan keluhan sesak dan saat ini sudah berkurang. Hasil pengkajian kesadaran somnolent, tampak terpasang NGT, skala morse : risiko tinggi jatuh, masih nampak sesak dan saat ini terpasang oksigen nasal. Hasil laboratorium GDS: 322 mg/dl, albumin 2,19 g/dl, bilirubin direk 0,43 mg/ Apakah masalah keperawatan utama kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan proses penyakit (Ca paru)
Penjelasan singkat:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami sesak napas yang awalnya tinggi namun saat ini sudah berkurang. Hal ini menunjukkan adanya ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan proses penyakit, yaitu Ca paru.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Faktor Berhubungan: Proses penyakit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pola napas efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi tanda-tanda vital, terutama frekuensi dan irama napas
2. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan
3. Ajarkan teknik pernapasan yang efektif
4. Mobilisasi dini sesuai kondisi
Dengan penanganan yang tepat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas yang efektif dan terbebas dari sesak napas. -
Article No. 8259 | 09 Dec 2024
Klinis : Diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi diare:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare adalah "Diare" (00013). Diare didefinisikan sebagai eliminasi feses yang tidak normal, yaitu frekuensi, konsistensi, atau jumlah yang meningkat. Karakteristik ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, intoleransi makanan, efek obat-obatan, dan gangguan struktur atau fungsi saluran cerna.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan pola eliminasi (0501): Pasien menunjukkan pola eliminasi feses yang kembali normal dalam hal frekuensi, konsistensi, dan jumlah.
2. Manajemen diare (0501): Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengelola episode diare dengan efektif.
3. Keseimbangan cairan (0601): Pasien mempertahankan volume cairan dalam rentang normal.
4. Pengendalian nyeri (1605): Pasien melaporkan nyeri saluran cerna yang terkontrol.
5. Pengetahuan: Manajemen diare (1806): Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan diare.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen diare (3420):
a. Kaji pola eliminasi pasien, termasuk frekuensi, konsistensi, dan jumlah feses.
b. Identifikasi penyebab diare, seperti infeksi, intoleransi makanan, atau efek obat-obatan.
c. Monitor intake dan output cairan, serta tanda-tanda dehidrasi.
d. Berikan cairan elektrolit yang sesuai untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
d. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna.
e. Edukasikan pasien tentang manajemen diare, termasuk penyebab, gejala, dan tindakan yang harus dilakukan.
2. Manajemen nyeri (1400):
a. Kaji intensitas, frekuensi, dan karakteristik nyeri saluran cerna yang dialami pasien.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik pengalihan rasa nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan pijatan.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Manajemen cairan (4120):
a. Monitor intake dan output cairan, serta tanda-tanda dehidrasi.
b. Berikan cairan elektrolit yang sesuai untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
c. Awasi tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan dan lakukan intervensi yang sesuai.
d. Edukasikan pasien tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat selama diare.
Dengan melaksanakan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan diare dapat pulih dengan cepat, mempertahankan keseimbangan cairan, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pengetahuannya tentang manajemen diare. -
Article No. 8260 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki -laki 50 tahun di rawat di ICU dengan Covid-19 dengan keluhan sesak napas. Di dapatkan hasil pCO2?, PO2?, pH abnormal dan takikardi Masalah keperawatan yang muncul pada pasien di atas adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan COVID-19 yang dirawat di ICU dengan keluhan sesak napas, hasil pCO2, pO2, dan pH abnormal serta takikardi, adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Berhubungan dengan penurunan fungsi paru-paru akibat infeksi COVID-19 yang ditandai dengan hasil pCO2, pO2, dan pH yang abnormal, serta sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik dan penurunan kapasitas fungsional paru-paru yang ditandai dengan takikardi.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di dalam paru-paru.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Gangguan Pertukaran Gas: Pasien menunjukkan pertukaran gas yang adekuat, dengan tanda-tanda vital yang stabil.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas atau kelelahan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Gangguan Pertukaran Gas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen oksigen, monitoring status pernapasan, dan manajemen ventilasi.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan terapi latihan.
Sebagai perawat profesional, saya akan menggunakan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk pasien ini. -
Article No. 8261 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 20 tahun dirawat diruang penyakit dalam dan mengatakan sering sekali mengalami sesak napas saat terkena serbuk kecil dan debu. Dari hasil pengkajian didapatkan data pernapasan dengan cuping hidung, terdengar suara ronkhi, batuk nonproduktif, frekuensi napas 35 x/menit, frekuensi nadi 84x/menit, suhu 37,8 derajat celcius Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi (SDKI):
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Definisi (SDKI):
- Pernapasan dengan cuping hidung
- Terdengar suara ronki
- Batuk tidak produktif
- Peningkatan frekuensi napas
Faktor Berhubungan (SDKI):
- Reaksi alergi terhadap debu dan serbuk kecil
Rencana Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Monitor status pernapasan
- Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan bronkodilator sesuai indikasi
- Lakukan suction jika diperlukan
- Edukasi mengenai pencegahan pajanan terhadap pencetus alergi
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
- Jalan napas tetap paten
- Frekuensi napas kembali normal
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
Dalam kasus ini, pasien mengalami sesak napas yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap debu dan serbuk kecil, yang menyebabkan obstruksi jalan napas. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dan rencana intervensi serta hasil yang diharapkan fokus pada peningkatan bersihan jalan napas dan manajemen respons alergi. -
Article No. 8262 | 09 Dec 2024
Klinis : Diare karena tumor
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi diare akibat tumor.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare akibat tumor adalah "Diare Kronis". Diare kronis merupakan buang air besar yang tidak normal, yaitu frekuensi lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi yang encer, yang berlangsung selama lebih dari 4 minggu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keganasan seperti tumor yang menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang memadai, seperti membran mukosa yang lembab, turgor kulit normal, dan produksi urin yang adekuat.
2. Kontrol Diare: Pasien menunjukkan frekuensi buang air besar yang berkurang hingga mencapai frekuensi normal, dengan konsistensi feses yang membaik.
3. Manajemen Nyeri: Pasien melaporkan nyeri yang terkontrol dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
4. Peningkatan Kualitas Hidup: Pasien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan:
- Memantau asupan dan output cairan, termasuk frekuensi, volume, dan karakteristik urin.
- Mempertahankan keseimbangan cairan dengan pemberian cairan intravena atau oral, sesuai kebutuhan.
- Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab kehilangan cairan, seperti diare.
2. Manajemen Diare:
- Mengevaluasi penyebab diare, termasuk investigasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi tumor.
- Memberikan terapi farmakologis, seperti antidiare dan antimotilitas, sesuai resep dokter.
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen diare, termasuk diet yang sesuai.
3. Manajemen Nyeri:
- Mengevaluasi intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri yang dialami pasien.
- Memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, sesuai kebutuhan.
- Mengajarkan teknik manajemen nyeri kepada pasien dan keluarga.
4. Peningkatan Kualitas Hidup:
- Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga.
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, dll.) untuk optimalisasi perawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan diare akibat tumor dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan yang memadai, kontrol diare yang baik, manajemen nyeri yang efektif, serta peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 8263 | 09 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Penyebab: Sekresi berlebih, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala dan Tanda: Bunyi napas tambahan, sesak napas, sianosis, dan retraksi otot pernapasan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
- Kriteria Hasil:
a. Frekuensi pernapasan dalam kisaran normal.
b. Irama pernapasan teratur.
c. Tidak ada suara napas tambahan.
d. Saturasi oksigen dalam batas normal.
e. Tidak ada tanda-tanda sianosis.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki permeabilitas jalan napas.
- Aktivitas:
a. Identifikasi pola napas dan bunyi napas tambahan.
b. Auskultasi suara napas.
c. Bantu batuk efektif dan ekspektorasi.
d. Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
e. Kolaborasi pemberian oksigen dan bronkodilator jika perlu.
f. Monitor status pernapasan secara berkala.
g. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru yang diduga tuberkulosis paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
Pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga dapat menyebabkan permeabilitas jalan napas terganggu. Hal ini ditandai dengan adanya bunyi napas tambahan, sesak napas, dan retraksi otot pernapasan.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah "Bersihan Jalan Napas", yang mencakup kemampuan pasien untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas, dengan kriteria hasil seperti frekuensi pernapasan dalam kisaran normal, irama pernapasan teratur, tidak ada suara napas tambahan, saturasi oksigen dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda sianosis.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah "Manajemen Jalan Napas", yang meliputi identifikasi pola dan bunyi napas tambahan, auskultasi suara napas, bantuan batuk efektif dan ekspektorasi, fisioterapi dada jika perlu, kolaborasi pemberian oksigen dan bronkodilator, serta monitor status pernapasan secara berkala. Selain itu, kolaborasi pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi juga diperlukan untuk mengatasi infeksi yang menjadi penyebab gangguan bersihan jalan napas.
Penerapan intervensi-intervensi tersebut diharapkan dapat membantu pasien mempertahankan permeabilitas jalan napas sehingga tercapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 8264 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 48 tahun mengalami batuk berdarah karena kanker paru. Pada pemeriksaan laboratoriun dijumpai kadar Hb: 9 gram%. Pasien terlihat lemah, letih, lesu dan konjungtiva pucat. Masalah keperawatan utama pada wanita ini adalah….
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan utama pada wanita berusia 48 tahun dengan kondisi kanker paru yang mengalami batuk berdarah dan kadar hemoglobin rendah, serta tampak lemah, letih, lesu, dan konjungtiva pucat adalah:
Diagnosa Keperawatan Utama: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan asupan makanan tidak adekuat.
Penjelasan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI:
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Anoreksia, mual, dan asupan makanan tidak adekuat.
2. SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien mendemonstrasikan peningkatan asupan nutrisi, tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan kadar hemoglobin dalam batas normal.
3. SIKI:
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Manajemen nutrisi, manajemen mual, dan pengaturan lingkungan.
Sebagai perawat profesional, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang holistik dan komprehensif untuk mengatasi masalah keperawatan utama pada pasien ini, serta memantau perkembangan kondisinya secara berkala. -
Article No. 8265 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 48 tahun mengalami batuk berdarah karena kanker paru. Pada pemeriksaan laboratoriun dijumpai kadar Hb: 9 gram%. Pasien terlihat lemah, letih, lesu dan konjungtiva pucat. Masalah keperawatan utama pada wanita ini adalah….
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya sebagai perawat profesional akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda kemukakan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdarah karena kanker paru, serta ditemukannya kadar Hb yang rendah (9 gram%) dan keluhan lemah, letih, lesu serta konjungtiva yang pucat, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Risiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan Hb dan faktor terkait kanker paru.
b. Kelelahan berhubungan dengan anemia dan faktor terkait kanker paru.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Intoleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
b. Kelelahan
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebih.
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan motivasi.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Monitor tanda-tanda vital saat aktivitas.
- Berikan latihan aktivitas bertingkat sesuai toleransi pasien.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi penggantian darah (transfusi) jika diindikasikan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas.
b. Kelelahan
- Kaji tingkat kelelahan pasien dan faktor penyebabnya.
- Monitoring tanda-tanda vital dan parameter laboratorium (Hb).
- Berikan intervensi untuk meningkatkan energi, seperti manajemen aktivitas, istirahat yang cukup, dan bantuan perawatan diri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen nutrisi dan terapi penggantian darah jika diindikasikan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
Penjelasan di atas didasarkan pada pendekatan keperawatan berbasis bukti dan standar praktik keperawatan yang berlaku. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 8266 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 51 tahun dirawat dengan Ca paru awalnya dating dengan keluhan sesak dan saat ini sudah berkurang. Hasil pengkajian kesadaran somnolent, tampak terpasang NGT, skala morse : risiko tinggi jatuh, masih nampak sesak dan saat ini terpasang oksigen nasal. Hasil laboratorium GDS: 322 mg/dl, albumin 2,19 g/dl, bilirubin direk 0,43 mg/ Apakah masalah keperawatan utama kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Pasien mengalami sesak napas, yang merupakan tanda dari bersihan jalan napas tidak efektif. Pasien dirawat dengan diagnosis Ca paru dan saat ini tampak terpasang oksigen nasal, menunjukkan adanya gangguan pada sistem pernapasan.
SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SLKI: Pemeliharaan Jalan Napas
SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Risiko Jatuh
Penjelasan:
Hasil pengkajian menunjukkan pasien memiliki skor risiko jatuh tinggi berdasarkan Skala Morse. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus dalam rencana asuhan keperawatan untuk mencegah terjadinya jatuh dan cedera yang dapat memperburuk kondisi pasien.
SDKI: Risiko Jatuh
SLKI: Keamanan Lingkungan
SIKI: Pencegahan Jatuh
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
Hasil laboratorium menunjukkan nilai albumin yang rendah (2,19 g/dl), mengindikasikan adanya masalah nutrisi pada pasien. Kondisi ini dapat berdampak pada pemulihan dan perkembangan penyakit.
SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SLKI: Manajemen Nutrisi
SIKI: Asuhan Gizi
Dengan mengidentifikasi diagnosa keperawatan utama berdasarkan data yang ada, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Pendekatan ini akan membantu dalam memberikan perawatan yang optimal dan meningkatkan outcome pasien. -
Article No. 8267 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan TB paru. Hasil pengkajian keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi dinding dad. TD: 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menitfrekuensi napas 27x/menit, suhu 38 derajat celsius, PH7,47, PaCO2 32 mmHg, PaO2 90 mmHg, saturasi oksigen 92%. HCO3- 22 mEq/dl, BE +3 Apakah masalah keperawatan utama pada pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, dapat diidentifikasi diagnosis keperawatan utama dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan Utama:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk memelihara pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi paru-paru yang optimal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat memperbaiki bersihan jalan napas, tidak terjadi komplikasi, dan pasien dapat kembali ke status kesehatan yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen batuk.
Berdasarkan kondisi pasien, ditemukan keluhan sesak napas, retraksi dinding dada, serta hasil pemeriksaan gas darah yang menunjukkan hipoksemia (PaO2 90 mmHg, saturasi oksigen 92%). Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas, sehingga diagnosis keperawatan utama yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif.