Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8429 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan bintik- bintik bernanah di badan kiri dan kanan sejak 3 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan bintik-bintik bernanah di badan kiri dan kanan sejak 3 hari, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Kerusakan integritas kulit, paparan terhadap lingkungan, prosedur invasif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi
- Ciri-ciri: Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada peningkatan suhu tubuh, dan luka dalam proses penyembuhan.
- Kriteria Hasil:
a. Tanda-tanda infeksi tidak muncul.
b. Suhu tubuh dalam rentang normal.
c. Luka menunjukkan perbaikan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Tujuan: Mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi infeksi.
- Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian luka secara komprehensif (lokasi, ukuran, warna, eksudat, dll.).
b. Bersihkan luka dengan larutan saline steril atau antiseptik sesuai indikasi.
c. Aplikasikan balutan luka yang sesuai untuk mempertahankan kelembaban dan mencegah infeksi.
d. Monitor tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, pembengkakan, dll.).
e. Edukasikan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang tepat.
2. Manajemen Infeksi
- Tujuan: Mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Aktivitas:
a. Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien.
b. Lakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan dan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, farmasis, dll.) untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral yang sesuai.
d. Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi secara teratur.
e. Edukasikan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi dan tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosis keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien datang dengan keluhan bintik-bintik bernanah di badan, yang mengindikasikan adanya gangguan integritas kulit yang dapat menjadi pintu masuk bagi organisme patogen. Risiko infeksi perlu segera diatasi untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Kontrol Infeksi", yang ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi, suhu tubuh dalam rentang normal, dan luka menunjukkan perbaikan. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan efektif dalam mengatasi risiko infeksi pada pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup perawatan luka dan manajemen infeksi. Perawatan luka bertujuan untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi infeksi, sementara manajemen infeksi bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi secara keseluruhan. Aktivitas-aktivitas dalam intervensi ini mencakup pengkajian luka, pembersihan dan perawatan luka, monitor tanda-tanda infeksi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta edukasi pasien dan keluarga.
Dengan pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan risiko infeksi pada pasien dapat dikendalikan, sehingga luka dapat sembuh dengan baik dan tidak terjadi komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 8430 | 10 Dec 2024
Klinis : Meningoensephalitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Meningoensephalitis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Penjelasan:
Kondisi meningoensephalitis dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, yang dapat mengakibatkan penurunan perfusi darah ke otak dan jaringan serebral. Hal ini dapat menimbulkan risiko terjadinya penurunan aliran darah ke otak dan kerusakan jaringan.
SLKI:
1. Perfusi Jaringan Serebral Membaik
2. Tekanan Intrakranial Terkendali
SIKI:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pemantauan Tanda-Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
3. Manajemen Tekanan Intrakranial
Sebagai perawat, saya akan fokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, dan manajemen tekanan intrakranial untuk mencegah penurunan perfusi jaringan serebral dan mempertahankan fungsi otak yang optimal. -
Article No. 8431 | 10 Dec 2024
Klinis : S: pasien mengatakan badan meriang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluhkan badan meriang.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluhkan badan meriang adalah "Hipertermia" (SDKI, 2017). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal, biasanya disertai dengan peningkatan denyut nadi, pernapasan, dan keringat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau reaksi terhadap obat-obatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Suhu tubuh kembali normal (36,5-37,5°C) (SLKI, 2019).
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal, seperti denyut nadi 60-100 kali per menit, frekuensi napas 12-20 kali per menit (SLKI, 2019).
3. Pasien tidak merasa kedinginan atau menggigil (SLKI, 2019).
4. Pasien mampu mengidentifikasi faktor penyebab hipertermia (SLKI, 2019).
5. Pasien berpartisipasi aktif dalam upaya penurunan suhu tubuh (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin, terutama suhu tubuh (SIKI, 2018).
2. Manajemen demam, seperti pemberian kompres dingin, obat penurun demam, dan menjaga intake cairan yang cukup (SIKI, 2018).
3. Identifikasi dan pengelolaan penyebab hipertermia, misalnya infeksi, dehidrasi, atau reaksi obat (SIKI, 2018).
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan dan penanganan hipertermia (SIKI, 2018).
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk penatalaksanaan medis yang tepat (SIKI, 2018).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan prinsip-prinsip keperawatan, seperti berpusat pada pasien, mempertahankan keamanan, dan menjaga komunikasi yang efektif dengan pasien dan keluarga. Perawat juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kondisi pasien, seperti usia, riwayat medis, dan status nutrisi. -
Article No. 8432 | 10 Dec 2024
Klinis : Sebuah keluarga besar terdiri dari suami, istri, 3 orang anak, dan nenek. Nenek menderita stroke selama 2 tahun, sehingga keluarga harus membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari nenek. Keluarga mengeluh bingung, khawatir tidak mempu merawat nenek dan takut kalau nenek kembali dirawat di rumah sakit karena terkendala biaya perawatan, serta keluarga mengeluh tidak bisa pergi kemana-mana karena harus menjaga nenek di rumah. Diagnosis keperawatan yang utama pada kasus tersebut? Select one: a. Penurunan koping keluarga b. Perilaku cenderung berisiko c. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga d. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan e. Ketegangan peran pemberi perawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan utama yang sesuai adalah:
e. Ketegangan peran pemberi perawatan
Penjelasan:
Ketegangan peran pemberi perawatan adalah suatu diagnosa keperawatan yang didefinisikan sebagai kesulitan dalam melaksanakan peran perawatan yang biasanya disebabkan oleh perubahan kondisi kesehatan anggota keluarga yang membutuhkan perawatan, beban berlebih, kurangnya dukungan, dan perubahan dalam hubungan keluarga.
Dalam kasus ini, keluarga harus membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari nenek yang menderita stroke. Keluarga mengeluh bingung, khawatir tidak mampu merawat nenek, takut jika nenek harus kembali dirawat di rumah sakit karena terkendala biaya perawatan, serta tidak dapat pergi kemana-mana karena harus menjaga nenek di rumah. Hal ini menunjukkan adanya ketegangan yang dialami keluarga dalam menjalankan peran sebagai pemberi perawatan.
Diagnosa ini sesuai dengan standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 8433 | 10 Dec 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yang menunjukkan gejala-gejala khas campak pada seorang anak perempuan berusia 5 tahun, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
Pada kasus ini, kode B05.9 dalam ICD-10 tepat digunakan untuk mendiagnosis penyakit campak tanpa adanya komplikasi yang terjadi pada pasien anak perempuan berusia 5 tahun tersebut. Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Measles (Morbillivirus) dengan gejala utama berupa demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang secara spesifik diperlukan dalam kasus ini.
Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis khusus yang memerlukan kode ICD-9-CM. Penatalaksanaan utama pada pasien anak dengan dugaan campak umumnya bersifat suportif, yaitu memberikan perawatan simptomatik untuk meredakan gejala-gejala yang muncul, serta memantau perkembangan kondisi pasien secara ketat. -
Article No. 8434 | 10 Dec 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan rincian yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang menunjukkan gejala-gejala campak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus campak, ditandai dengan demam tinggi selama 3 hari.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ditandai dengan pasien tampak lemah.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh, ditandai dengan gejala-gejala klinis campak (ruam merah, bintik Koplik, dan konjungtivitis).
4. Gangguan pola nafas berhubungan dengan peradangan saluran pernapasan, ditandai dengan batuk kering.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi, ditandai dengan suhu tubuh kembali normal.
2. Toleransi aktivitas meningkat, ditandai dengan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
3. Tidak terjadi komplikasi infeksi, ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi baru.
4. Pola napas kembali normal, ditandai dengan pasien dapat bernapas dengan mudah tanpa batuk kering.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh pasien secara teratur.
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter.
- Lakukan tindakan pendinginan tubuh (kompres hangat, kipas angin).
- Anjurkan pasien banyak minum air putih.
2. Manajemen Aktivitas dan Latihan:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Rencanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien.
- Ajarkan teknik istirahat dan konservasi energi.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas ringan secara bertahap.
3. Manajemen Risiko Infeksi:
- Lakukan isolasi untuk mencegah penularan.
- Lakukan perawatan kulit dan mukosa yang baik.
- Berikan obat antivirus sesuai instruksi dokter.
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi.
4. Manajemen Pola Napas:
- Monitor pola napas dan bunyi pernafasan.
- Berikan pengobatan untuk meredakan gejala batuk.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan cara bernafas dalam.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan respiratory support.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat pulih dengan baik dari kondisi campak dan tidak mengalami komplikasi yang serius. -
Article No. 8435 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka di tangan karena kecelakaan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi pasien dengan keluhan luka di tangan karena kecelakaan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Penjelasan: Pasien dengan luka di tangan akibat kecelakaan memiliki risiko tinggi terkena infeksi. Hal ini dikarenakan luka terbuka dapat menjadi portal masuknya mikroorganisme penyebab infeksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Luaran: Pemulihan Luka
Penjelasan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran pemulihan luka. Ini berarti luka pasien dapat sembuh secara progresif, tanpa adanya komplikasi seperti infeksi, dan memiliki proses penyembuhan yang optimal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Luka
- Tindakan: Melakukan perawatan luka secara teratur dan sesuai prosedur, termasuk pembersihan, debridemen, dan aplikasi balutan yang sesuai.
- Tujuan: Mencegah infeksi, mempercepat proses penyembuhan, dan meminimalkan komplikasi.
b. Edukasi Kesehatan
- Tindakan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka, tanda-tanda infeksi, dan pentingnya menjaga kebersihan luka.
- Tujuan: Meningkatkan pemahaman dan partisipasi pasien dalam perawatan luka, sehingga dapat mempercepat proses pemulihan.
c. Manajemen Nyeri
- Tindakan: Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif dan memberikan intervensi farmakologis maupun non-farmakologis untuk mengelola nyeri yang dialami pasien.
- Tujuan: Membantu pasien mencapai tingkat kenyamanan yang optimal dan mendukung proses pemulihan luka.
d. Pencegahan Komplikasi
- Tindakan: Melakukan pengkajian dan intervensi untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi, seperti infeksi, gangguan mobilitas, dan risiko lainnya.
- Tujuan: Meminimalkan komplikasi yang dapat menghambat proses pemulihan luka.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran pemulihan luka yang optimal. -
Article No. 8436 | 10 Dec 2024
Klinis : nyeri perut disertai muntah 3 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri perut disertai muntah 3 kali.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis (diagnosa SDKI)
Penjelasan:
- Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (definisi SDKI).
- Kondisi nyeri perut disertai muntah 3 kali menunjukkan adanya proses patologis di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan nyeri akut.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengkajian nyeri:
- Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala nyeri
- Faktor pencetus dan yang memperburuk/membaik
- Dampak nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
2. Manajemen nyeri:
- Observasi tanda-tanda vital
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian analgesik
- Intervensi nonfarmakologis (misalnya relaksasi, distraksi)
3. Pemantauan respons pasien terhadap manajemen nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pengkajian nyeri
2. Manajemen nyeri
3. Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen nyeri
Kesimpulan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis, dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada pengkajian, manajemen, dan edukasi terkait nyeri. -
Article No. 8437 | 10 Dec 2024
Klinis : S: pasien mengatakan nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kasus yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri dada adalah "Nyeri Akut" (00132) menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut. Tanda dan gejala utamanya adalah pasien mengeluhkan rasa nyeri di dada.
Luaran/Output yang diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat nyeri menurun, dengan kriteria hasil:
- Pasien dapat mendeskripsikan faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
2. Toleransi aktivitas meningkat, dengan kriteria hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami nyeri dada.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi jantung.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan toleransinya.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (Kode: 1400)
- Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi farmakologis yang sesuai.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, guided imagery, dan terapi musik.
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Aktivitas (Kode: 0200)
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Rencakan program aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti mobilisasi bertahap dan program rehabilitasi jantung.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas yang aman.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam program aktivitas yang direncanakan.
- Monitor respons pasien terhadap aktivitas dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan rinci di atas mencakup Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan untuk menangani kondisi nyeri dada pada pasien. Sebagai perawat, saya akan menerapkan pendekatan ini untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 8438 | 10 Dec 2024
Klinis : DM tipe 2,gangren grade 1,Luka fi kakiitidak pernah dirawat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu Diabetes Melitus (DM) tipe 2, gangren grade 1, dan luka di kaki yang tidak pernah dirawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Terkait Gangren Grade 1
2. Kerusakan Integritas Kulit Terkait Luka di Kaki yang Tidak Pernah Dirawat
3. Manajemen Diri Diabetes Tidak Efektif Terkait Diabetes Melitus Tipe 2
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Infeksi Terkait Gangren Grade 1
- SDKI: Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Faktor Risiko: Gangren grade 1 yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan memudahkan masuknya mikroorganisme patogen.
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik sesuai indikasi, edukasi tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi.
2. Kerusakan Integritas Kulit Terkait Luka di Kaki yang Tidak Pernah Dirawat
- SDKI: Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan membran epidermis dan/atau dermis.
- Faktor Penyebab: Luka di kaki yang tidak pernah dirawat, sehingga menyebabkan kerusakan pada integritas kulit.
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, pembersihan luka, aplikasi balutan, edukasi tentang perawatan luka.
3. Manajemen Diri Diabetes Tidak Efektif Terkait Diabetes Melitus Tipe 2
- SDKI: Manajemen Diri Diabetes Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mengatur penyakit diabetes secara mandiri.
- Faktor Penyebab: Diabetes Melitus tipe 2 yang memerlukan perawatan diri yang adekuat untuk mencegah komplikasi.
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang manajemen diabetes, pemantauan glukosa darah, perencanaan diet, aktivitas fisik, dan pengobatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh PPNI.